Perbandingan turret Cockerill 90 mm |
Bandung – PT Pindad (Persero) mengambil langkah strategis jangka
panjang untuk pengembangan sistem persenjataan kendaraan tempur dan
tanknya. Senin (15/9/2014) Pindad resmi menggandeng perusahaan asal
Belgia, Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense (CMI), untuk
pengembangan sistem meriam atau turret. Untuk tahap awal, produsen
amunisi senapan dan kendaraan tempur asal Bandung itu akan memproduksi
turret kaliber 90 mm dan 105 mm untuk dipasang di kendaraan tempur
produksi Pindad.
Penandatangan nota kesepahaman antara kedua perusahaan diresmian di
hanggar produksi panser Anoa milik Pindad, di Kiara Condong, Bandung.
Direktur Utama Pindad Sudirman Said mengungkapkan, kesepakatan ini
membawa dampak positif bagi pengembangan Pindad sebagai perakit sistem
persenjataan. Selain itu, kerjasama sekaligus bertujuan meningkatkan
kemampuan teknologi perusahaan dan membawa Pindad masuk dalam global
supply chain industri pertahanan bersama CMI.
Pindad dan CMI akan membentuk komite untuk menyusun proses alih
teknologi dan pelatihan teknis untuk mendukung tujuan memproduksi turret
kaliber besar. “Pindad juga memperoleh kesempatan untuk mengirimkan
beberapa putra-putri terbaik kita untuk belajar masalah sistem
persenjataan di CMI,” kata Sudirman.
Cockerill CT-CV 105HP Turret |
Kesempatan ini sangat sesuai dengan tujuan manajemen untuk membangun
kapasitas perusahaan agar bisa maksimal dalam menjalankan amanah UU
Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan.
Sementara itu, Executive Vice President CMI James Caudle menyatakan,
CMI sebenarnya sudah lama hadir dan dikenal oleh Tentara Nasional
Indonesia sebagai pengguna sistem persenjataan, meski hanya berupa nama.
“Brand ‘Cockerill’ sudah akrab dikenal dan telah lama melengkapi sistem
persenjataan TNI Angkatan Darat,” katanya. “Ini akan menguntungkan
bukan saja kami tetapi juga Pindad dan Indonesia”.
CMI percaya kerjasama ini akan meningkatkan potensi besar industri
pertahanan lokal dan mendukung sistem pertahanan nasional Indonesia
lewat pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan transfer of
technology. “Kami senang bisa meneken kerjasama dengan Pindad sebagai
langkah awal jangka panjang dalam bidang perakitan dan teknologi sistem
persenjataan,” ujar Caudle.
Setelah meneken nota kesepahaman, Pindad dan CMI akan duduk bersama
merampungkan detail kerjasama yang memuat secara rinci kesepakatan dan
komitmen yang telah dijalin dalam bentuk skema kerjasama yang memuat hak
dan kewajiban kedua belah pihak. Kerjasama dengan CMI ini adalah kali
kedua Pindad meneken kerjasama dengan industri pertahanan dunia. Bulan
lalu, Pindad meneken kerjasama dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM)
untuk pengembangan amunisi kaliber besar.
Pindad memang sedang tencar mendorong tenaga ahlinya membangun
sendiri kekuatan alat utama sistem persenjataan di dalam negeri. Untuk
kendaraan tempur misalnya, sudah lahir kendaraan lapis baja Anoa dan
kendaraan taktis Komodo.
Pindad juga sudah mengantongi kepercayaan TNI Angkatan Darat untuk
melakukan retrofit tank AMX 13. Di tangan para insinyur Pindad, tank tua
ini telah mengalami perubahan total mesin, sistem transmisi, elektronik
hingga sistem senjata lewat pemasangan meriam kaliber 105 mm. (Amal
Ihsan Hadian) / (Kompas.com).
JKGR
0 komentar:
Posting Komentar