55 Tahun Pengabdian Hiu Kencana
Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI Aan Kurnia memberikan ucapan selamat
kepada para sesepuh Satuan Kapal Selam yang menghadiri upacara
peringatan ke-55 Hiu Kencana tahun 2014, Jumat (12/9) di Koarmatim,
Ujung Surabaya.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim menegaskan, sejarah terbentuknya Satuan Kapal Selam RI adalah catatan perjalanan panjang yang penuh heroisme dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Selama 55 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 September 1959, ALRI (TNI AL) menerima dua buah kapal selam kapal selam Whiskey yang merupakan cikal bakal lahirnya Satuan Kapal Selam.
“22 tahun kemudian, Satuan Kapal Selam mengalami era alih teknologi dengan tergantinya kelas Whikey menjadi kelas 209/1300 buatan Jerman Barat, dan ke depan, alih teknologi merupakan salah satu tantangan bagi kita semua untuk tetap menjunjung tinggi kewajiban prajurit Sapta Marga,” tegas Pangarmatim dalam amanat tertulis yang dibacakan Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-55 Hiu Kencana di depan Gedung Candrasa Koarmatim Ujung Surabaya, Jumat (12/9).
Jajaran prajurit Hiu Kencana Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memperingati ke-55 ulang tahunnya. Upacara peringatan tersebut berlangsung khidmat yang dipimpin Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S. Sos dan dihadiri para sesepuh Korps Hiu Kencana dan seluruh jajaran prajurit Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Menurut Pangarmatim, saat ini sedang dibangun tiga unit kapal selam di Korea Selatan dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. “Kita semua berharap pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan segera tiba di tanah air guna bergabung dengan Satuan Kapal Selam Koarmatim dan memperkuat Armada RI Kawasan Timur maupun TNI AL. Dengan demikian akan mengantarkan tekad kita untuk kembali meraih kejayaan kekuatan kapal selam seperti pada jaman yang lalu dapat kita wujudkan,” ujarnya.
Guna mempersiapkan kedatangan ketiga alutsista tersebut, Pangarmatim menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmatim agar berupaya menyiapkan pangkalan dan sarana prasarana pendukung lainnya yang diperlukan mulai sekarang. Disamping itu perlu juga menyiapkan personel pengawak yang sudah dibekali dengan pelatihan-pelatihan, sehingga pada saatnya nanti telah terbentuk menjadi personel yang siap pakai dan profesional.
Berbagai peristiwa sejarah tanah air telah melibatkan Satuan Kapal Selam untuk turut berperan aktif. Beberapa operasi penting yang telah dilaksanakan antara lain; Operasi Jayawijaya I dan II yang berlangsung mulai tanggal 1 Maret 1962 – 23 Oktober 1966. Indonesia dengan kekuatan laut yang tangguh di mana Satuan Kapal Selam sebagai salah satu kekuatannya, memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembalikan Irian Barat ke pangkuan NKRI.
Begitupun di kancah internasional, melalui Operasi Gugus Tugas X di tahun 1965 – 1966, yaitu Operasi Bersama dua kapal selam RI dengan Angkatan Laut Pakistan. Operasi ini berhasil meletakkan dasar-dasar persaudaraan antara Pakistan dengan Indonesia. Presiden Ayub Khan secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X tersebut.
Pada Operasi Halilintar tahun 1979, Operasi ini berhasil memberantas penyelundupan di Selat Malaka, terutama penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura, serta mengamankan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.
Peristiwa tersebut telah membuktikan bahwa Satuan Kapal Selam Koarmatim pada masa itu, telah mampu mewujudkan dirinya menjadi kesatuan yang sangat disegani. Oleh karenanya, sebagai generasi penerus perjuangan Korps Hiu Kencana, harus merasa bangga untuk selalu memelihara dan mewarisi tekad dan semangat pengabdian para pendahulu. Satuan Kapal Selam terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme, sehingga mampu mewujudkan prajurit awak kapal selam dalam menyongsong kekuatan baru menuju World Class Navy.
Kadispenarmatim
Letkol Laut (KH) Abdul Kadir
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim menegaskan, sejarah terbentuknya Satuan Kapal Selam RI adalah catatan perjalanan panjang yang penuh heroisme dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Selama 55 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 September 1959, ALRI (TNI AL) menerima dua buah kapal selam kapal selam Whiskey yang merupakan cikal bakal lahirnya Satuan Kapal Selam.
“22 tahun kemudian, Satuan Kapal Selam mengalami era alih teknologi dengan tergantinya kelas Whikey menjadi kelas 209/1300 buatan Jerman Barat, dan ke depan, alih teknologi merupakan salah satu tantangan bagi kita semua untuk tetap menjunjung tinggi kewajiban prajurit Sapta Marga,” tegas Pangarmatim dalam amanat tertulis yang dibacakan Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-55 Hiu Kencana di depan Gedung Candrasa Koarmatim Ujung Surabaya, Jumat (12/9).
Jajaran prajurit Hiu Kencana Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memperingati ke-55 ulang tahunnya. Upacara peringatan tersebut berlangsung khidmat yang dipimpin Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S. Sos dan dihadiri para sesepuh Korps Hiu Kencana dan seluruh jajaran prajurit Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Menurut Pangarmatim, saat ini sedang dibangun tiga unit kapal selam di Korea Selatan dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. “Kita semua berharap pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan segera tiba di tanah air guna bergabung dengan Satuan Kapal Selam Koarmatim dan memperkuat Armada RI Kawasan Timur maupun TNI AL. Dengan demikian akan mengantarkan tekad kita untuk kembali meraih kejayaan kekuatan kapal selam seperti pada jaman yang lalu dapat kita wujudkan,” ujarnya.
Guna mempersiapkan kedatangan ketiga alutsista tersebut, Pangarmatim menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmatim agar berupaya menyiapkan pangkalan dan sarana prasarana pendukung lainnya yang diperlukan mulai sekarang. Disamping itu perlu juga menyiapkan personel pengawak yang sudah dibekali dengan pelatihan-pelatihan, sehingga pada saatnya nanti telah terbentuk menjadi personel yang siap pakai dan profesional.
Berbagai peristiwa sejarah tanah air telah melibatkan Satuan Kapal Selam untuk turut berperan aktif. Beberapa operasi penting yang telah dilaksanakan antara lain; Operasi Jayawijaya I dan II yang berlangsung mulai tanggal 1 Maret 1962 – 23 Oktober 1966. Indonesia dengan kekuatan laut yang tangguh di mana Satuan Kapal Selam sebagai salah satu kekuatannya, memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembalikan Irian Barat ke pangkuan NKRI.
Begitupun di kancah internasional, melalui Operasi Gugus Tugas X di tahun 1965 – 1966, yaitu Operasi Bersama dua kapal selam RI dengan Angkatan Laut Pakistan. Operasi ini berhasil meletakkan dasar-dasar persaudaraan antara Pakistan dengan Indonesia. Presiden Ayub Khan secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X tersebut.
Pada Operasi Halilintar tahun 1979, Operasi ini berhasil memberantas penyelundupan di Selat Malaka, terutama penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura, serta mengamankan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.
Peristiwa tersebut telah membuktikan bahwa Satuan Kapal Selam Koarmatim pada masa itu, telah mampu mewujudkan dirinya menjadi kesatuan yang sangat disegani. Oleh karenanya, sebagai generasi penerus perjuangan Korps Hiu Kencana, harus merasa bangga untuk selalu memelihara dan mewarisi tekad dan semangat pengabdian para pendahulu. Satuan Kapal Selam terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme, sehingga mampu mewujudkan prajurit awak kapal selam dalam menyongsong kekuatan baru menuju World Class Navy.
Kadispenarmatim
Letkol Laut (KH) Abdul Kadir
0 komentar:
Posting Komentar