F-22 Raptor boleh merajalela di Suriah dalam menggempur ISIS. Tetapi
China meyakini bisa melumpuhkan pesawat itu dengan mudah. Perkembangan
teknologi anti-siluman negara tersebut diyakini bisa segera membuat
kemampuan jet tempur siluman generasi kelima F-22 dan drone Neuron Eropa
akan segera menjadi usang.
Dalam laporan media pemerintah China, Global Times beberapa waktu
silam radar pasif DWLOO2 dikatakan memiliki jangkauan 500 kilometer dan
dapat menutupi seluruh ruang udara dengan nol “blind spot.” Radar
terutama akan digunakan untuk pertahanan udara dan pengawasan pesisir
dalam lingkungan elektromagnetik yang kompleks, dengan kemampuan untuk
mendeteksi, mencari dan melacak target udara, laut, dan radiasi tanah
dalam jangkauan.
Selain radar pasif, radar konvensionalpengawasan dan bimbingan udara
JY-27A China juga dikatakan sebagai radar udara state-of-the-art
gelombang 3D jarak jauh terkemuka di dunia yang mampu mendeteksi pesawat
siluman dan peluru kendali.
Laporan ini menyatakan bahwa China mencapai kemajuan yang cepat dalam
teknologi anti-stealth meninggalkan Amerika Serikat, yang menempatkan
tekanan pada militer China setelah kedutaan China di Belgrade ditarget
oleh US B-2 pembom siluman selama pemboman NATO Yugoslavia pada tahun
1999. AS kemudian menempatkan lebih B-2 pembom siluman dan F-22 jet
tempur di pangkalan angkatan laut Guam yang memaksa China untuk bereaksi
terhadap ancaman, katanya.
Tekad China semakin tinggi setelah AS berhasil menghentikan penjualan
10 VERA radiolocators pasif ke China dari produsen radar ERA pada tahun
2004. Penjualan radar senilai US$ 55.700.000 yang sudah disetujui
otoritas Ceko dibatalkan pada menit-menit erakhir setelah menteri luar
negeri AS Colin Powell mengajukan protes dengan menteri luar negeri
Republik Cyril Svoboda.
Sumber: Want China Times : Jejaktapak
0 komentar:
Posting Komentar