Rusia
menyebut penumpukan militer NATO di Eropa Timur yang dilakukan sekarang
ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dan hal ini telah memunculkan
bahaya besar sekaligus menabrak semua perjanjian yang ada.
“Penumpukan NATO di sisi Timur, atau di apa yang disebut ‘negara
garis depan,’ merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ini sangat berbahaya yang melanggar semua perjanjian, termasuk
perjanjian Rusia-NATO, yang masih berlaku,” kata juru bicara Kementerian
Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich dalam jumpa pers Kamis 2 April
2015.
Rusia dan NATO terikat dalam perjanjian The Founding Act on Mutual
Relations, Cooperation and Security yang ditandatangani di Paris, Mei
1997. Dalam perjanjian tersebut disepakati berbagai hal termasuk soal
penempatan pasukan di wilayah tertentu.
Pernyataan Kementerian Luar negeri Rusia disampaikan setelah NATO menyatakan akan mengerahkan pasukan ke Rumania.
“Jika pemerintah Rumania menerima pasukan NATO di wilayahnya ini
berarti seperti menciptakan kepalan tangan bersenjata. Mereka harus
menyadari tanggung jawab dan konsekuensi dari langkah tersebut, ” kata
Lukashevich seperti dikutip Sputnik.
Pada hari Rabu, Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi
akan melakukan menjalani penambahan pasukan terbesar sejak Perang
Dingin berakhir.
Pada bulan Februari, NATO mengatakan bahwa Response Force akan
ditempatkan dekat Rusia di Eropa Timur dengan kekuatan lebih dari dua
kali lipat dengan menyertakan 30.000 personil militer.
Konflik selama setahun di tenggara Ukraina telah dijadikan pembenaran
untuk NATO melakukan ekspansi di Eropa Timur. Rusia telah menyatakan
keprihatinan atas sikap ini karena akan memancing ketegangan dan
konflik.
Sumber : Jejaktapak
0 komentar:
Posting Komentar