Sabtu, 21 Desember 2013

Buntut Kekerasan & Pelecehan Seks Dalam Ospek, Hacker Hajar Situs ITN Sampai “Keok”




Nampaknya, kasus kekerasan dan pelecehan seksual dalam ospek yang berakibat meninggalnya seseorang peserta mendapatkan respons dari kalangan hacker Indonesia.

Mulai dari dugaan adanya pelecehan seksual, kekerasan fisik sampai dengan perlakuan yang tidak pantas ketika dilakukannya orientasi terhadap mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) jurusan Planologi.

Dari awal kasus tersebut terjadi di bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember ini, belum ada tanda-tanda penanganan yang lebih lanjut dengan hasil menyeret para tersangka.

Akhirnya, beberapa kali situs ITN Malang dikerjai oleh para peretas. Sempat kembali beroperasi, kali ini situs tersebut kembali jebol. Memang tidak secara keseluruhan dari website itu diretas, namun hacker yang mengatasnamakan dirinya Al3x 0wn5 ini hanya menutup akses ke salah satu laman yang mengarah ke teknik elektro ITN Malang seperti dilansir Merdeka.




Dalam pesannya, sang peretas menuliskan, “HaCkeD bY Al3x 0wn5. STOP KEKERASAN DALAM OSPEK 3n_byt3 – Newbe_043 – Dr CruZz – Hmei7 – k4L0ng666 – Onestree We’re not first but We’re the best …”

Sampai sekarang ini, kasus kekerasan, pelecehan seksual dan berujung pada meninggalnya seorang peserta di acara ospek tersebut mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.

Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) yang digelar Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, 13 Oktober 2013 lalu ternyata memaksa para Mahasiwi berzina dengan mahasiswa baru.

Hal itu disampaikan koordinator aksi, Lalu Mustaqim, kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013), yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK).

Mahasiswa baru laki-laki disuruh berhubungan seperti suami istri dengan para mahasiswi baru. “Yang tidak manusiawi juga, peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Ini kan sudah cukup bejat dan tidak manusiawi,” kata Mustaqim seperti dilansir Kompas (09/12).

Delapan saksi mengakui memang banyak perlakuan yang tidak manusiawi dalam orientasi tersebut.

Dari keterangan dan pengakuan Mustaqim, pihak mahasiswa asal Mataram sudah mengumpulkan delapan saksi yang terdiri dari mahasiswa baru (maba) yang ikut ospek bersama Fikri.

“Kita dua malam mendatangkan delapan saksi, yang dari jurusan Planologi angkatan 2013. Dari pengakuan delapan saksi itu, mahasiswa memang menerima perlakuan tidak manusiawi,” katanya.

Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan delapan para saksi, bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu. “Kasus ini harus diusut tuntas dan pihak ITN harus bertanggung jawab atas kasus ini,” pungkasnya.




0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *