Pulau Laut di Natuna Utara, Kepulauan Riau (photo: indonesia-tourism.com) |
Sejumlah dokumen mencatat bahwa nelayan-nelayan China memang melaut hingga ke Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE) Indonesia di Laut China Selatan Kepulauan Natuna. Salah satu catatan menarik muncul dari kalangan wartawan di Natuna yang ditulis oleh Antara dan dikutip oleh FB KORAN FESBUK:
Kapal ikan asing ditengarai banyak menjarah kekayaan Laut Natuna. Kerugian yang diakibatkan dari penjarah tersebut ditaksir mencapai Rp. 5,2 triliun per tahun. Aksi illegal tersbut mengundang keperihatinan Wartawan Kabupaten Natuna, kepulauan Riau. “Kalau malam di wilayah Laut Nanuta gemerlap lampu dari ratusan kapal ikan asing seperti sebuah kota, mereka terus menjarah kekayaan laut dengan rata-rata satu kapal mampu meraup 40 ton ikan sekali berlayar,” kata Riky Rinovsky, Ketua Cabang PWI-Reformasi Natuna di Jakarta, Kamis (24/4).
Biasanya jika kapal asing tertangkap, maka kapal perang dari negara asal kapal tersebut, akan datang dan berupaya membebaskan dengan ancaman penyerangan seperti insiden yang terjadi 26 Maret 2013. Saat itu kapal-kapal China bernomor lambung 58081 dengan kapasitas 150 GT ditangkap kapal Patroli Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mereka dibebaskan oleh kapal patrol asal negaranya. “Satu bulan yang lalu satu kapal ikan China digiring Kapal Patroli Indonesia, tetapi di tengah jalan kapal itu dicegat kapal perang China dan diancam untuk ditembak jika tidak melepaskan kapal ikan itu, akhirnya dilepas,” ungkapnya yang dibenarkan wartawan lain Rizal Sofyan dan Budi Hermanto.
Catatan lain ditulis oleh tempo.co tanggal 29 Januari 2013. Tempo membahas perspektif militer Indonesia atas tindakan China tersebut:
Tentara Nasional Indonesia mewaspadai kemungkinan Republik Rakyat Cina mengklaim wilayah perairan Natuna. Hal ini merupakan tanggapan TNI atas pernyataan Cina yang mengklaim beberapa wilayah di kawasan Laut Cina Selatan sebagai wilayah penangkapan ikan tradisional mereka.
“Kami waspada kemungkinan klaim wilayah penangkapan ikan tradisional itu menjadi klaim teritori mereka,” kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Markas Besar TNI, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2013. “Di Natuna, ada sembilan titik yang diklaim sebagai wilayah penangkapan ikan.”
Seperti apa sebenarnya gambaran perilaku China di Laut China Selatan di sekitar Kepulauan Natuna. Ada hal menarik yang diposting oleh bongjun.com dan telah banyak dikutip oleh media online lainnya. Tidak tahu apakah cerita di bawah ini benar adanya atau hoax. Namun hingga kini tulisan yang cukup detil itu belum ada yang membantahnya:
Selasa, 26 Maret 2013 : Jam 05.18 WIB
Pada posisi 04o 48,78’ N / 110o 18,70’ E , Kapal Pengawas Hiu Macan 001 mendeteksi adanya kapal-kapal asing yang sedang beroperasi di Laut China Selatan ZEE Indonesia.
Jam 05.40 WIB
Pada posisi 04o 52,49’ N / 110o 18,08’ E, Kapal Pengawas Hiu Macan 001 melakukan pengejaran terhadap kapal asing yang sedang melakukan penangkapan ikan untuk melaksanakan proses HENRIKHAN.
Jam 06.00 WIB
Pada posisi 04o 59,52’ N / 109o 57,22’ E , Kapal Pengawas Hiu Macan 001 berhasil memberhentikan Kapal Ikan China 58081 GT.150 jumlah awak kapal 9 (Sembilan) orang dengan alat tangkap TRAWL. Kapal tersebut tertangkap tangan sedang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap TRAWL di Laut China Selatan ZEE Indonesia. Setelah dilakukan pemeriksaan kapal tersebut tidak memiliki dokumen yang sah. Para awak kapal dipindahkan ke Kapal Pengawas Hiu Macan 001. Selanjutnya saya (Nakhoda) Kapal Pengawas Hiu Macan 001 menurunkan 4 (empat) personil untuk mengamankan dan membawa kapal tersebut.
Jam 07.30 WIB
Saya (Nakhoda) telepon Bapak Direktur Kapal Pengawas dan beliau memerintahkan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 untuk membawa 1 (satu) Kapal Tangkapan China 58081 bergerak menuju Satker PSDKP Natuna untuk proses hukum lebih lanjut.
Jam 06.00 WIB
Pada posisi 04o 47,39’ N / 109o 57,80’ E , saya telepon kembali Bapak Direktur Kapal Pengawas untuk melaporkan kehadiran 1 (satu) Kapal Tangkapan China NANFENG datang mengejar iringan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan Kapal Tangkapan China terus mengikuti Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) tangkapan kapal China 58081. Kapal Pengawas Hiu Macan 001 berusaha untuk menghubungi kapal patroli China dengan menggunakan radio VHF terus menerus tapi tidak ada jawaban. Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan China 58081 tetap terus melanjutkan perjalanan.
Jam 10.25 WIB
Terlihat ada kapal dengan kecepatan tinggi dari arah timur laut mengejar iringan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan China, ternyata Kapal Patroli Cina 310 dengan bobot lebih besar dari Kapal Patroli China NANFENG yang sebelumnya.
Jam 10.40 WIB
Kapal Patroli China 310 menghubungi Kapal Pengawas Hiu Macan 001 menggunakan radio VHF di channel 16 berbahasa Inggris untuk bernegoisasi meminta kapal ikan China tersebut untuk dilepaskan dengan memberikan WARNING ke Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dengan cara :
1 (satu) Kapal Patroli China NANFENG menghambat lajunya perjalanan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan China.
1 (satu) Kapal Patroli China 310 dengan persenjataan yang lengkap membunyikan sirine 2 (dua) kali agar Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan Kapal Ikan China 58081 berhenti dan terus menghubungi Kapal Pengawas Hiu Macan 001 meminta agar Kapal Ikan China dilepaskan dengan memberikan waktu 30 menit, jika permintaan mereka tidak dipenuhi maka mereka akan tetap mengancam.
Jam 11.35 WIB
Saya (Nakhoda) menelepon Bapak Direktur Kapal Pengawas untuk berkoordinasi dan melaporkan kejadian, tetapi telepon satelit yang ada di Kapal Pengawas Hiu Macan 001 mendapat gangguan oleh Kapal Patroli China sehingga tidak berfungsi. Dengan pertimbangan demi keselamatan awak Kapal Pengawas Hiu Macan 001, Kapal Ikan China tersebut kami lepaskan pada posisi 04o 37,43’ N / 109o 46,30’ E.
Jam 12.10 WIB
Kapal Pengawas Hiu Macan 001 melanjutkan perjalanan untuk melakukan Patroli Pengawas Kembali.
Jam 12.30 WIB
Sudah menjauh dari sekitar 10 mil dari Kapal Patroli China 301 dan NANFENG, telepon satelit berfungsi kembali. Saya (Nakhoda) menelpon kembali Bapak Direktur Kapal Pengawas dan melaporkan bahwa Kapal Tangkapan China 58081 sudah lepas. Sedanau, 27 Maret 2013.
(NAKHODA KAPAL PATROLI HIU MACAN 001)
0 komentar:
Posting Komentar