Kamis, 05 Desember 2013

Sebar Syubhat Syiah, Mengaku Tidak Sedang Membela Syi’ah



Bagian akhir berita itu sebagai berikut :

Lebih jauh Habib Rizieq menegaskan bahwa dirinya tidak sedang membela Syi’ah. Justru ia sedang membela Ahlusunnah wal Jama’ah. “Orang yang mengkafirkan Syi’ah, berarti dia sedang menyerang (kitab shahih) Bukhari Muslim, ia menyerang periwayatan Bukhari Muslim. Ia sedang menghancurkan Ahlusunnah wal Jama’ah!”

Ceramah “Bahaya Takfiri” yang juga disiarkan secara live oleh Radio Rasil, Radio FPI Solo, dan TV Streaming FPI ini selesai tepat pukul 12.00 WIB. (satuislam.wordpress.com)

Dari judul itu orang akan bertanya-tanya. Masa’ mengkafirkan Syi’ah berarti menyerang dan menghancurkan Ahlussunnah. Memangnya syiah itu para sahabat Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam yang bila mereka dikafirkan berarti menyerang dan menghancurkan Ahlussunnah ? Bukankah justru Syiah yang mengkafirkan para sahabat Nabi ?

Syubhat apalagi ini ?

Berita di situs itu dilengkapi dengan foto, ada Habib Rizieq di sekumpulan orang (Syiah ?), dan di bawah berita ada gambar yang tendensius: tangan bersalaman bertulisan Sunni-Syiah, tapi digunting oleh gunting yang bertanda bintang david yahudi dan wahabi. Seakan sunni dan syiah itu bersatu namun digunting oleh yahudi dan wahabi.

Syubhat apalagi ini?

Untuk menguak syubhat dari pembela syiah yang mengandung bahaya ini, di bagian bawah kami kutipkan cuplikan dari sebuah buku yang insya Allah akan menguak belang syubhat syiah yang dimaksud.

Berikut ini kutipan beritanya.

***



Minggu, 1 Desember 2013, pendiri Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab (yang biasa dipanggil Habib Rizieq), mengadakan peringatan setahun wafat ibundanya, Syarifah Sidah Alatas di Markaz Syari’ah FPI, Jl. Petamburan 3/17, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Haul yang dimulai pukul 09.00 WIB dengan lantunan shalawat, marawis, pembacaan surah Yaasin, serta pembacaan tahlil bersama itu dilanjutkan acara utama berupa ceramah Habib Rizieq dengan tema “Bahaya Takfiri.”

Menurut Habib Rizieq, ceramahnya kali ini merupakan bagian pertama dari seri ceramah dengan topik yang sama, yang akan kembali berlanjut pada Januari 2014 mendatang.

Terkait meningkatnya eskalasi aksi pengkafiran oleh kelompok takfiri yang kian masif akhir-akhir ini, Habib Rizieq mengingatkan bahwa sikap gemar mengkafirkan orang atau menyesatkan kelompok lain yang berbeda pandangan sebagaimana dilakukan kelompok takfiri itu, merupakan problem besar, masalah serius dan sangat berbahaya bagi keutuhan dan ukhuwah umat Islam sehingga harus disikapi dengan ekstra hati-hati.

Habib Rizieq menyontohkan bahwa ulama-ulama besar Ahlusunnah wal Jama’ah tercatat sangat berhati-hati dalam masalah kafir-mengkafirkan ini, dan tidak semudah takfiri jaman sekarang yang dengan mudah suka mengkafirkan dan menyesatkan kelompok lain di luar kelompok mereka.

“Mudah mengkafirkan sama sekali bukanlah ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah,” tandas Habib Rizieq menekankan.

Jadi, “Jika ada sekelompok orang yang mudah mengkafirkan kelompok lain tapi memakai nama Ahlusunnah wal Jama’ah, maka Ahlusunnah wal-Jama’ah yang mana?” ujarnya mempertanyakan.

Sementara itu, menanggapi tudingan sekelompok takfiri yang mengkafirkan dirinya akhir-akhir ini hanya karena beliau tidak mau mengkafirkan semua penganut Syi’ah, Habib Rizieq menjelaskan bahwa dalam kitab-kitab hadis utama rujukan Ahlusunnah, banyak sekali perawi dari kalangan ulama Syi’ah. Karena itu jika Syi’ah dikafirkan, sama artinya akan banyak sekali hadis shahih Bukhari-Muslim yang mesti ditolak.

Lebih jauh Habib Rizieq menegaskan bahwa dirinya tidak sedang membela Syi’ah. Justru ia sedang membela Ahlusunnah wal Jama’ah. “Orang yang mengkafirkan Syi’ah, berarti dia sedang menyerang (kitab shahih) Bukhari Muslim, ia menyerang periwayatan Bukhari Muslim. Ia sedang menghancurkan Ahlusunnah wal Jama’ah!”

Ceramah “Bahaya Takfiri” yang juga disiarkan secara live oleh Radio Rasil, Radio FPI Solo, dan TV Streaming FPI ini selesai tepat pukul 12.00 WIB.




***
Masalah perawi yang disebut syiah

Untuk membantah syubhat masalah perawi yang disebut syiah dalam hadits Bukhari dan Muslim itu telah ada jawaban (kami ambil singkat) dari buku bantahan terhadap buku Dialog Sunni-Syiahnya Al-Musawi berikut ini:

Mengenai pernyataan al-Musawi, penulis Dialog Sunnah-Syi’ah bahwa 100 tokoh yang dikemukakannya itu adalah tokoh dan perawi Syi’ah, itu merupakan pernyataan yang penuh kepalsuan dan kebohongan semata. Dengan pernyataan itu, ia bermaksud untuk mengeluarkan mereka dari ikatan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sebab menurut dia, Syi’ah adalah sekelompok orang yang berlawanan dengan Ahlus Sunnah. Karena itu, ketika mengklaim 100 perawi itu sebagai perawi Syi’ah, maka menurutnya mereka secara otomatis bukanlah orang Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Padahal, sebenarnya tasyayyu’ itu tidaklah menyebabkan seseorang keluar dari ikatan Ahlus Sunnah manakala ia hanya berpihak kepada ‘Ali dalam pertikaiannya dengan Mu’awiyah, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa merendahkan para sahabat nabi yang lain, terutama Abu Bakar dan ‘Umar. Akan tetapi jika seseorang telah melewati batas ketentuan di atas dan sampai ke tingkat berlebihan dan mengecam para sahabat, termasuk Abu Bakar dan ‘Umar; maka seketika itu ia tidak lagi disebut bertasyayyu’, melainkan rafadh, dan orang yang memiliki kepercayaan seperti itu tidak lagi disebut Syi’ah, tetapi Rafidhah, yang menyimpang dari kelompok Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Adapun perawi yang 100 itu tidak ada dari mereka yang dipandang rafadh atau ekstrim. Mereka paling tinggi hanyalah disebut bertasyayyu’. Karena itu, mereka masih tergolong Ahlus Sunnah. Tidak benar jika mereka dipandang sebagai kelompok tersendiri yang berbeda dari Ahlus Sunnah walau sekedar nama untuk kelompok mereka, selama pokok-pokok kepercayaan mereka tidak berlawanan dengan Ahlus Sunnah. Tidak ada ulama yang menyebut mereka itu sebagai perawi Syi’ah, kecuali Ibn Quthaibah dan asy-Syahrastani. Dan sudah saya kemukakan secara jelas apa yang dimaksud Syi’ah oleh kedua ulama tersebut. (yakni kedua ulama itu menempatkan para perawi atas dasar memihak atau tidaknya kepada ‘Ali ibn Abi Thalib dalam pertikaiannya dengan Mu’awiyah. Untuk itu, mereka menyebut seseorang itu Syi’ah manakala ia berpihak kepada ‘Ali). (Sunni yang Sunni — Tinjauan Dialog Sunnah-Syi’ahnya al-Musawi

oleh Mahmud az-Zaby, sebagian dari keimpulan).

Ada dua macam bid’ah yang menyebabkan ahli hadits menolak riwayat yang dibawa oleh pelakunya, yaitu: 1. Bid’ah yang mengkafirkan, dan 2. Bid’ah yang dipromosikan, atau pembid’ahnya menghalalkan cara berdusta.

Kaum Rafidhah, pada umumnya tidak terbebas dari kedua bid’ah tersebut. Adapun keseratus perawi yang dikemukakan dalam buku Dialog Sunnah-Syi’ah, tak ada yang melakukan kedua macam bid’ah tersebut, atau salah satunya.

Mengenai pernyataan al-Musawi bahwa ulama Sunni berhujjah dengan perawi Syi’ah, perlu dijelaskan lebih rinci. Sesungguhnya, menurut ulama Sunni, para perawi yang dipandang Syi’ah itu tidaklah keluar dari ikatan Ahlus Sunnah, dan tidak menyimpang dari prinsip ajaran Ahlus Sunnah. Sebab, yang dimaksud dengan Syi’ah menurut ulama Sunni adalah pemihakan kepada ‘Ali dalam pertikaiannya melawan Mu’awiyah, tak lebih dari itu. (Sunni yang Sunni — Tinjauan Dialog Sunnah-Syi’ahnya al-Musawi oleh Mahmud az-Zaby, sebagian dari keimpulan).

Demikianlah duduk soalnya mengenai para perawi di hadits Bukhari dan Muslim yang disebut syiah, bukan syiah seperti yang kini ada di Iran dan juga menyusup ke Indonesia.

Ketika bicara syiah di Indonesia sekarang, maka justru jelas-jelas syiah yang mengkafirkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya berita ini.

IJABI MENGKAFIRKAN MUSLIM INDONESIA! SUPER DUSTANYA! 

Hal ini terungkap dari buletin IJABI Sulawesi Selatan yang bekerjasama dengan IJABI Jawa Barat membagi-bagikan buletin dakwah Al-Tanwir pada acara asyura Syiah 1431 H di Makassar.

Makalah pertama dalam bulletin tersebut adalah tulisan ‘KH. Jalaluddin Rakhmat yang berjudul “Bersama Al-Husein: Hidupkan Kembali Sunnah Nabawiyah (Sebuah Pengantar Asyura)”

“Mengapa Imam Husein bertekad menemui kesyahidannya? Apa yang melatarbelakangi beliau untuk tetap berangkat? Itu yang menjadi pertanyaan banyak orang. Dan sekarang saya akan menjelaskan mengapa. Latar belakang ini cukup panjang sebenarnya. Banyak hadis yang membicarakannya, tetapi di sini akan saya bacakan beberapa saja” tulis pak Jalal mengawali tulisannya.

Di antara jawaban yang dikemukakan Jalaluddin Rakhmat adalah karena para sahabat yang baru saja ditinggal oleh Nabinya itu merubah-rubah agama dan kembali murtad. Kembali menjadi orang-orang jahiliyah. Dan kembali menjadi orang kafir. Selengkapnya dapat dilihat di link ini http://www.lppimakassar.com/2013/01/jalaluddin-rakhmat-para-sahabat-itu.html.

Contoh pengkafiran pihak syiah terhadap sahabat Nabi masih banyak, di antaranya ini:
Beberapa Tulisan Jalaluddin Rakhmat Mengkafirkan Sahabat Nabi SAW

By nahimunkar.com on 26 November 2013

Terbukti ada beberapa tulisan Jalaluddin Rakhmat – tokoh IJABI, ormas aliran sesat syiah– yang mengkafirkan sahabat Nabi saw, di antaranya adalah sebagai berikut:
Para sahabat merobah-robah agama.[1]
Para sahabat murtad.[2]
Muawiyah tidak hanya fasik bahkan kafir, tidak meyakini kenabian.[3] Ia bersama dengan Abu Sufyan dan Amr bin ash telah dilaknat oleh Nabi saw.[4]

(Muis/LPPIMakassar.blogspot.com)


[1] Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3

[2] Ibid. hal. 4

[3] Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 24

[4] Ibid. hal. 73


Pidato Habib Rizieq itu perlu dipertanyakan: yang takfiri itu syiah, kenapa pidato tentang takfiri tapi bukan menyoroti syiah?

Dengan demikian, berita tentang pidato Habib Rizieq itu perlu dipertanyakan, yang takfiri itu syiah, kenapa pidato takfiri bukannya menyoroti syiah? Padahal takfirinya syiah justru luar biasa, karena yang dikafrkan adalah para sahabat, bahkan sahabat terbesar: Abu Bakar dan Umar.

Di samping itu, alasannya pun serampangan belaka, hingga akan mengecoh umat Islam terutama yang awam tentang ilmu mushtholah hadits. Dan yang akan terkecoh karena tidak faham tentang mushtholah hadts itu merupakan mayoritas dari Umat Islam.

Bila dilihat dari metode yang digunakan, cara itu adalah menjadi ciri dari kelompok sesat menurut Imam Ahmad, yaitu cara mujmal alias pukul rata alias serampangan atau gebyah uyah menurut orang Jawa, semuanya dianggap asin. Hasilnya pun sesat lagi menyesatkan dan aneh, seperti judul berita itu, yakni; Habib Rizieq Shihab : “Mengkafirkan Syi’ah Berarti Menyerang dan Menghancurkan Ahlussunnah”.

Bila itu murni kekeliruan, maka sudah jelas keliru. Dan lebih dari itu, bila itu karena ada maksud untuk membela syiah, maka perlu diingat, ada ancaman dari Allah Ta’ala.

Awas, peringatan Allah Ta’ala:
{وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا} [النساء: 105]

dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. (QS An-Nisaa’: 105)






(nahimunkar.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *