Senin, 28 Januari 2013

Jepang Luncurkan Roket Bawa Satelit Mata-mata


Peluncuran Roket H-2A
Roket H-2A diluncurkan Jepang dari Pulau Tanegashima, 27 Januari 2013.(Foto:REUTERS/Kyodo/bb via MetroTVNews)
 
Jepang meluncurkan dua satelit mata-mata ke orbit pada hari Minggu, 27 Januari 2013 untuk memperkuat kemampuan pengawasannya, termasuk mengawasi Korea Utara lebih dekat, yang berencana lebih banyak melakukan percobaan roket jarak jauh dan nuklir. Kedua satelit pengumpul data intelijen itu ditempatkan ke orbit dengan menggunakan roket H-2A buatan dalam negeri Jepang, yang terdiri dari satelit radar operasional dan satelit optikal percobaan.
 
Peluncuran dilakukan dari Tanegashima Space Center, Pulau Tanegashima, selatan Jepang, sekitar pukul 13.40 waktu setempat (11.40 WIB) oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. "Roket itu terbang sesuai rencana dan melepaskan kedua satelit itu," kata JAXA dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.
Satelit radar operasional akan melengkapi sistem pengawasan, yang akan memungkinkan Jepang memantau setiap tempat di dunia setidaknya dalam satu kali sehari, sekalipun tertutup awan dan malam hari. Sedangkan satelit optikal percobaan adalah satelit demonstrasi untuk mengumpulkan data bagi riset dan percobaan teknologi masa depan dan berbagai perbaikan yang memungkinkan Jepang meningktakan kemampuan surveilans-nya..

Satelit radar, yang merupakan satelit pengumpulan intelijen, dilaporkan akan segera beroperasi secara penuh pada bulan April nanti. Satelit itu diletakan dengan jarak beberapa ratus kilometer di luar angkasa, dikabarkan mampu mengambil foto obyek berukuran satu meter di bumi.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang bersikap keras terhadap Korut memuji keberhasilan peluncuran satelit itu. "Pemerintah akan menggunakan sebanyak-banyaknya sistem itu untuk meningkatkan keamanan nasional dan manajemen krisis kami," kata Shinzo Abe yang dikutip stasiun radio NHK.
Peluncuran Roket H-2A
Roket H-2A sesaat setelah meninggalkan situs peluncuran.
(Foto:REUTERS/Kyodo/bb via MetroTVNews)
Sistem dalam satelit tersebut kabarnya telah digunakan untuk melakukan survei tingkat kerusakan pasca tsunami 11 Maret, dua tahun lalu. Tapi, pemerintah Jepang tidak mempublikasikan foto hasil bidikan satelit tersebut kepada masyarakat, karena khawatir dapat mengungkap kemampuan sistem tersebut. 
Peluncuran satelit yang dikabarkan menelan biaya USD 10 miliar (sekitar Rp96,5 triliun) ini menambah panjang daftar kesuksesan roket H-2A, yang sebelumnya telah berhasil mengantarkan 15 satelit Jepang ke luar angkasa. Kini negara Sakura tersebut telah mengoperasikan satu satelit radar dan tiga satelit optik.
Jepang mulai membuat rencana untuk menggunakan satelit guna mengumpulkan data intelijen setelah Korut meluncurkan rudal jarak jauh pada tahun 1998. Satelit intelijen Jepang diluncurkan pertama kalinya pada Maret 2003, sebagai tanggapan atas uji rudal Korut pada 1998.
Tahun lalu, Korut meluncurkan dua roket jarak jauh. Roket pertama diluncurkan pada April, namun gagal, namun roket kedua Unha-3 yang diluncurkan pada Desember untuk membawa satelit cuaca ke orbit, diklaim sukses oleh Korut. Roket Korut ini terbang terbang melintasi gugusan pulau Okinawa, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi Jepang. Namun misi Korut ini dikecam Amerika Serikat dan negara lainnya yang menuduh Korut menutupi program teknologi rudalnya dibalik alasan meluncurkan roket untuk membawa satelit cuaca ke orbit.
Jepang kini menjadi tempat bagi 50.000 tentara AS terutama yang prihatin dengan kondisi di Korea Utara. Jepang dalam jangkauan rudal Korea Utara. Dengan mengembangkan satelit mata-mata, dengan bekerja sama dengan AS, Jepang kini mengembangkan sistem pertahanan rudal sendiri. (FS/Berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *