Roket H-2A diluncurkan Jepang dari Pulau Tanegashima, 27 Januari 2013.(Foto:REUTERS/Kyodo/bb via MetroTVNews) |
Jepang meluncurkan dua satelit mata-mata ke orbit pada hari Minggu, 27
Januari 2013 untuk memperkuat kemampuan pengawasannya, termasuk
mengawasi Korea Utara lebih dekat, yang berencana lebih banyak melakukan
percobaan roket jarak jauh dan nuklir. Kedua satelit pengumpul data
intelijen itu ditempatkan ke orbit dengan menggunakan roket H-2A buatan
dalam negeri Jepang, yang terdiri dari satelit radar operasional dan
satelit optikal percobaan.
Peluncuran dilakukan dari Tanegashima Space Center, Pulau Tanegashima,
selatan Jepang,
sekitar pukul 13.40 waktu setempat (11.40 WIB) oleh Japan Aerospace
Exploration Agency (JAXA) dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. "Roket
itu terbang sesuai rencana dan melepaskan kedua satelit itu," kata JAXA
dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.
Satelit radar operasional akan melengkapi sistem pengawasan, yang akan
memungkinkan Jepang memantau setiap tempat di dunia setidaknya dalam
satu kali sehari, sekalipun tertutup awan dan malam hari. Sedangkan
satelit optikal percobaan adalah satelit demonstrasi untuk mengumpulkan
data bagi riset dan percobaan teknologi masa depan dan berbagai
perbaikan yang memungkinkan Jepang meningktakan kemampuan
surveilans-nya..
Satelit radar, yang merupakan satelit pengumpulan intelijen, dilaporkan akan segera beroperasi secara penuh pada bulan April nanti. Satelit itu diletakan dengan jarak beberapa ratus kilometer di luar angkasa, dikabarkan mampu mengambil foto obyek berukuran satu meter di bumi.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang bersikap keras terhadap Korut
memuji keberhasilan peluncuran satelit itu. "Pemerintah akan menggunakan
sebanyak-banyaknya sistem itu untuk meningkatkan keamanan nasional dan
manajemen krisis kami," kata Shinzo Abe yang dikutip stasiun radio NHK.
Roket H-2A sesaat setelah meninggalkan situs peluncuran. (Foto:REUTERS/Kyodo/bb via MetroTVNews) |
Sistem dalam satelit tersebut kabarnya telah
digunakan untuk melakukan survei tingkat kerusakan pasca tsunami 11
Maret, dua tahun lalu. Tapi, pemerintah Jepang tidak mempublikasikan
foto hasil bidikan satelit tersebut kepada masyarakat, karena khawatir
dapat mengungkap kemampuan sistem tersebut.
Peluncuran satelit yang dikabarkan menelan biaya USD 10 miliar (sekitar
Rp96,5 triliun) ini menambah panjang daftar kesuksesan roket H-2A,
yang sebelumnya telah berhasil mengantarkan 15 satelit Jepang ke luar
angkasa. Kini negara Sakura tersebut telah
mengoperasikan satu satelit radar dan tiga satelit optik.
Jepang mulai membuat rencana untuk menggunakan satelit guna mengumpulkan
data intelijen setelah Korut meluncurkan rudal jarak jauh pada tahun
1998. Satelit
intelijen Jepang diluncurkan pertama kalinya pada Maret 2003, sebagai
tanggapan atas uji rudal Korut pada 1998.
Tahun lalu, Korut meluncurkan dua roket jarak jauh. Roket pertama diluncurkan pada April, namun gagal, namun roket kedua Unha-3 yang diluncurkan pada Desember
untuk membawa satelit cuaca ke orbit, diklaim sukses oleh Korut. Roket
Korut ini terbang terbang melintasi
gugusan pulau Okinawa, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
Jepang. Namun misi Korut ini dikecam Amerika Serikat dan negara lainnya
yang menuduh Korut menutupi program teknologi rudalnya dibalik alasan
meluncurkan roket untuk membawa satelit cuaca ke orbit.
Jepang kini menjadi tempat bagi 50.000 tentara AS terutama yang prihatin
dengan kondisi di Korea Utara. Jepang dalam jangkauan rudal Korea
Utara. Dengan mengembangkan satelit mata-mata, dengan bekerja sama
dengan AS, Jepang kini mengembangkan sistem pertahanan rudal sendiri.
(FS/Berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar