Kapal perang USS Freedom (LCS-1) milik US Navy yang akan dikirim ke Singapura, Maret mendatang.
WASHINGTON DC — Kapal perang terbaru
milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dari jenis kapal tempur
pantai (LCS), USS Freedom, dijadwalkan berangkat menuju Singapura, Maret
mendatang.
Kapal itu selanjutnya menjalankan tugas penempatan
selama delapan bulan sebagai bagian dari kebijakan pivot AS untuk
memusatkan kembali fokus militernya ke kawasan Asia Pasifik.
Demikian
diungkapkan Komandan Pasukan Kapal Permukaan US Navy Laksamana Madya
Tom Coperman awal Januari lalu, seperti dikutip majalah pertahanan
IHS Jane's Defence Weekly.
Menurut
Coperman, penempatan pertama USS Freedom di Singapura ini sekaligus
menjadi ajang uji coba kapal jenis baru itu di medan sesungguhnya.
"Kami
akan mempelajari banyak hal dari penempatan ini. Apakah kami telah
memiliki strategi terbaik untuk merawat kapal ini? Apakah strategi untuk
merotasi para awak sudah benar? Logistik, perawatan, dan suku cadang:
apakah semua sudah benar?" tutur Coperman.
Perawatan kapal menjadi
fokus perhatian utama dalam misi pertama ini. Apakah kapal tersebut
bisa menjalani perawatan memadai saat berada di perjalanan dan saat
ditugaskan di garis depan.
Penempatan ini juga akan mengetes
jumlah awak yang sesuai untuk kapal berbobot 3.000 ton ini. Berdasarkan
penelitian US Navy tahun lalu, awak kapal USS Freedom akan ditambah dari
40 personel menjadi 50 personel.
USS Freedom (LCS-1) adalah LCS
pertama yang dioperasikan US Navy. Kapal dengan panjang 115 meter dan
lebar lambung 17,5 meter ini dirancang khusus untuk beroperasi di
perairan dangkal dekat pantai atau kawasan kepulauan. Kapal yang dibuat
kontraktor Lockheed Martin ini memiliki ukuran sarat air (
draft),
atau jarak dari permukaan air hingga lunas terbawah kapal hanya 3,9
meter sehingga memungkinkan untuk bermanuver di perairan dangkal.
Perairan
Laut China Selatan, dengan Kepulauan Spratly dan Paracel yang sedang
menjadi titik panas klaim tumpang tindih kedaulatan oleh enam negara di
kawasan Asia Timur/Asia Tenggara, menjadi kawasan yang pas untuk menguji
coba kapal jenis baru ini.
US Navy menginginkan LCS berfungsi
untuk mendukung operasi militer pasukan darat di kawasan pantai,
menjalankan misi penyapu ranjau dan misi antikapal selam, serta
mengumpulkan data intelijen serta pengintaian. Pada masa depan, AS
berencana menempatkan empat LCS di Singapura sebagai basis operasi.
Meski demikian, sifat pangkalan di Singapura bukan sebagai pangkalan
militer penuh milik US Navy.
Selain mampu berlayar dengan
kecepatan 45 knot, USS Freedom juga dilengkapi beragam persenjataan,
termasuk meriam BAe Systems Mk110 57 mm dan rudal permukaan ke udara
RIM-116, serta membawa helikopter MH-60S/R Seahawk.
KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar