Salah seorang remaja muslim resah, akhir-akhir ini ia memiliki
kebiasaan aneh. Kebiasaannya itu tampak sepele bagi orang lain, namun
tidak bagi dirinya. Tanpa sadar ia kerap mendendangkan lagu cinta
terlarang versi The Virgin. Padahal ia tahu betul bahwa lagu itu
mengajarkan lesbianisme dan perselingkuhan. Kini pemuda muslim itu
berusaha untuk tidak tergoda kembali dengan lagu mesum itu. Namun
pertanyaannya, kenapa pemuda itu selama ini bisa terbuai untuk
melantuntankannya secara tidak sadar?
Lain lagi dengan kisah salah seorang remaja muslimah yang satu ini.
Kasusnya hampir serupa. Entah mengapa ia begitu mengagumi Lady Gaga
dan Rihanna, padahal ia sadar betul Rihanna dan Lady Gaga adalah dua
wanita berstatus agen Kaballah dalam jagad musik dunia. Lirik lagu
Umbrella Rihanna pun menyiratkan bahwa manusia berada dibawah sebuah
payung Illuminati. Sebuah filosofi yang kental dalam ajaran paganisme.
Lagi-lagi pertanyaannya serupa, kalau memang remaja putri tersebut
telah tahu bagian dari skenario besar yang tengah dilancarkan Rihanna,
kenapa justru ia malah mengaguminya?
Yahudi dan Simbologi: Mewaspadai Otak Reptil
Mungkin satu-satunya ras manusia di dunia ini yang begitu terpikat
dengan simbol adalah Yahudi. Bagaimana tidak, simbol-simbol perusahaan
yang saat ini ada adalah bagian dari simbol mereka. Katakanlah Adidas,
MasterCard, Vodavone, IBM, Intel, Coca-Cola, Indosat, dan sebagainya.
Tidak hanya pada perusahaan, banyak agen-agen satanisme ini
menelurkan simbol-simbolnya lewat logo Grup Band Musik, Logo Klub
Sepakbola, merchandishe Piala Dunia hingga syair-syair puitis.
Sampai pada satu titik, penulis bertanya mendalam, kenapa Simbologi
seperti “sebuah kepercayaan” dan harga mati bagi Doktrin Yahudi?
Disini penulis mencoba untuk tidak melihat dari perspektif teologi,
tapi penulis tertarik untuk mengkajinya dalam bingkai kajian
psikologis. Sebuah hal yang masih jarang kita teliti.
Simbolisme berkaitan dengan doktrin. Sebuah simbol diciptakan untuk
membawa seseorang ke alam pikiran kelompok atau orang yang membuat
simbol tersebut. Karena kita berhubungan dengan alam doktrin, berarti
kita harus menelaah fungsi otak sebagai “terdakwa” penyerap doktrin.
Menurut penelitian, otak manusia adalah suatu organ yang beratnya
sekitar 1,5 kg atau sekitar 2 % dari berat tubuh dan dioperasikan
dengan bahan bakar glukosa dan oksigen.
Saat bayi dilahirkan, otaknya telah berukuran 1/4 dari ukuran otak
dewasa. Otak menyerap sekitar 20 % suplai oksigen yang beredar di dalam
tubuh manusia. Semua manusia sejak lahir telah memiliki
100.000.000.000 (seratus miliar) sel otak aktif dan didukung oleh
900.000.000.000 (sembilan ratus miliar) sel pendukung lainnya. Jadi,
total ada 1 triliun sel otak. Manusia diberi otak yang sedemikian luar
biasa kemampuannya. Namun, ini barulah potensi. Potensi ini harus
dikembangkan. Meskipun memiliki jumlah sel otak yang sangat banyak,
bukanlah jaminan seseorang dapat menjadi makhluk yang cerdas.
Di dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang berkembang
secara bertahap. Yaitu Otak Reptil, Otak Mamalia, dan Neo Cortex. Otak
reptil bermula dari batang otak yang terletak di dasar otak dan
terhubung ke tulang belakang. Otak ini berfungsi sebagai pusat kendali,
sistem saraf otonomi, dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti
denyut jantung dan pernafasan. Selain itu, otak reptil juga berfungsi
mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman dengan
menggunakan pendekatan “lari” atau “lawan”.
Namun orang tidak menyadari, bahwa pada dasarnya otak Reptil-lah
yang menjadi bagian penting dari doktrin simbologi. Otak reptil
memiliki fungsi untuk merespon segala hal terhadap apa yang ia dengar
dan saksikan, termasuk sebuah simbol. Sifat responsif ini terjadi
karena otak reptil memiliki kesamaan dengan otak primitif. Ia tidak
mampu maksimal untuk menganalisa, berfikir, mencerna secara
intelektual apa-apa saja hal yang menghampirinya. Karena sebagian
fungsinya hanya untuk menjalankan fungsi instingtif seperti makan,
minum, tidur dan sebagainya.
Jadi ketika Ahmad Dhani banyak melakukan propaganda Simbol Mata Satu
dalam video klipnya, otak reptile-lah yang sebenarnya lebih banyak
menyerap dan menerima, tanpa banyak mengkritisi. Tujuan dari Yahudi
mungkin tidak aneh, bahwa dengan terbiasa sebuah simbol Dajjal tersaji
ke muka umum, nantinya manusia tidak akan merasa gagap jika kemudian
Dajjal turun.
Karena simbol itu telah memasyarakat lewat propaganda mereka. Oleh
karenanya, Rasulullah dengan baiknya telah mencounter propaganda itu
jauh-jauh hari, agar manusia memakai otak Neo Cortex-nya saat berbicara
tentang Dajjal “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak buta
sebelah matanya. Ketahuilah. sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta
sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang
tersembul. ” (Shahih Bukhari)
Neo Cortex sendiri adalah lawan dari otak reptile. Otak ini adalah
bagian belahan otak yang kritis, sarat pemikiran, dan tidak mudah
tersugesti karena memiliki cara kerja yang menggunakan daya analisis
tajam. Karena itu salah seorang Ulama pernah melarang umat Muslim untuk
taklid buta terhadap perkataan dari dirinya jika memang salah.
Dalam arti, menerima begitu saja suatu perkara tanpa memakai sebuah
nalar dan tuntunan wahyu untuk mencernanya. “Aku hanyalah seorang
manusia, terkadang benar dan salah. Maka, telitilah pendapatku. Setiap
pendapat yang sesuai dengan al-Quran dan sunnah nabi, maka ambillah.
Dan jika tidak sesuai dengan keduanya, maka tinggalkanlah.” (Jami’
Bayan al-’Ilmi wa Fadhlih 2/32).
Bahkan, Allah memerintahkan agar hambaNya bertanya kepada ahlu
adz-dzikr, yaitu ulama atau fihak yang lebih berkompetensi jika
menghadapi persoalan. “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
(QS. An-Nahl: 43). Inilah sebuah landasan agar kita selalu waspada
dan memakai akal kita, terlebih saat kita menyaksikan propaganda
simbolis mereka.
Doktrin Simbologi dan Back Up Gelombang Otak
Selain pengaruh otak Reptil, gelombang otak juga memberikan faktor
dominan. Dalam kajian psikologi kognisi, kita mengenal bahwa gelombang
otak terdiri dari empat gelombang bagian. Yakni Gelombang Deltha
dengan Frekuensi 0,1 - 4 Hz. Thetha dengan frekuensi 4 - 8 Hz, Alpha
dengan frekuensi 8-12 Hz , Betha dengan frekuensi 12-25 Hz dan Gamma
dengan frekuensi 25 Hz ke atas.
Insting sugestif terhadap simbol, lagu-lagu, serta tampilan visual
yang mengandung pesan simbolisme akan maksimal terserap ketika
gelombang otak manusia berada pada level kondisi alpha dan thetha.
Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan ketika kita
fokus pada suatu obyek, yaitu dalam skala 4-12 Hz.
Gelombang alpha sendiri memiliki peran sebagai penghubung pikiran
sadar dan bawah sadar. Alpha juga menandakan bahwa seseorang dalam
kondisi light trance atau kondisi hypnosis (baca: sugesti) yang ringan.
Saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi dalam, hampir tidur, atau
tidur disertai mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah
sadar. Secara alami anda memasuki kondisi alpha dan theta setiap akan
tidur dan bangun tidur.
Ketika anda sudah merasa sangat rileks, tenang, dan hampir tertidur,
tapi anda masih menyadari keberadaan anda, maka seperti itulah
kondisi dimana kita mudah tersugesti. Ketika anda terjaga dari tidur,
dan masih malas untuk beranjak dari tempat tidur karena masih ingin
melanjutkan tidur lagi, maka seperti itulah kondisi saat doktrin
simbologi masuk dengan kondusif.
Bedanya, ketika kita akan memulai tidur, kondisi otak kita mengalami
defisit Hertz. Yaitu berada pada kondisi alpha-theta dalam beberapa
menit saja, untuk kemudian gelombang otak kita turun ke pososi
gelombang delta (tanda bahwa tubuh dan pikiran anda beristirahat
total). Sedangkan dalam kondisi orang yang tersugesti, manusia bisa
mengalami kondisi trance (gelombang otak alpha-theta) dalam waktu yang
lama.
Orang yang bermeditasi, berdoa dengan khusyuk, terpana melihat
sesuatu, terhanyut membaca novel atau suatu cerita, melamun dan
semacamnya juga menghasilkan gelombang otak alpha sampai theta.
Lalu apa hubungannya antara gelombang Alpha dan Thetha dengan Simbol Yahudi?
Kenyataannya Yahudi tahu betul bahwa manusia tidak selamanya berada
pada kondisi Betha yang penuh kesadaran. Dengan sistem medis kafir
yang mereka ciptakan, manusia berkubang menjadi individu-individu
rentan stress dan mudah tersugesti. Pada saat-saat itulah, Saat
manusia letih atas segala aktifitasnya dalam Sistem Dajjal yang penuh
fitnah ini, kita telah berada pada satu titik insting sugestif.
Simbol-simbol akan masuk menyihir manusia untuk melepaskan penat yang
membelenggu diri kita. Baik dengan musik, tayangan Film Holywood,
sampai propaganda dalam pertandingan-pertandingan sepakbola.
Jika anda dulu masih jarang mendengar Istilah “Setan Merah”, namun
kini kata-kata itu acap sekali terdengar setelah MU melekatkan nama
klubnya pada identitas itu. Istilah dan simbol iblis berubah menjadi
biasa dan lumrah untuk dilekatkan dalam kehidupan kita. Tengok saja
simbol Band Ungu dan Armada Band yang secara tidak sadar telah ikut
memakai simbol satanisme dengan dua tanduk menjulang ke atas. Sekali
lagi tanpa mereka sadari. Ini baru dalam segi musik dan olahraga.
Selain itu doktrin untuk mensugesti manusia dalam alam Thetha dan
Alpha juga terjadi dalam Film Avatar. Penulis pernah memiliki
pengalaman unik ketika meriset para murid di tempat penulis mengajar.
Saat sebelum menonton, penulis sudah merinci doktrin-doktrin berbahaya
apa saja yang termuat dalam film Avatar dan para murid telah memahami
seperti konsep Reinkarnasi, Roh Suci, Alam Eywa dan sebagainya.
Uniknya setelah satu jam kami bersama-sama menonton, para murid sudah
lupa apa misi tujuan dari film ini.
Aksi memikat dan sentuhan psikologis dalam Film Animasi ini ternyata
memiliki efek kejut yang sempurna. Film Avatar berhasil membawa para
peserta didik untuk justru menjadi bagian dari Avatar dan telah lupa
pesan apa yang tersimpan rapih dalam film berdurasi tiga jam ini.
“Menakjubkan”!
Alam bawah sadar: Ini salah satu Kunci keberhasilan Simbologi Yahudi
Akhirnya muara dari itu semua akan membawa kita pada pengkajian apa
yang sangat fenomenal dalam Piskologi dengan sebutan Alam Bawah Sadar.
Sigmund Freud, misalnya, berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah
sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu
hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurotik,
atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. Namun
anehnya, menurut Freud, kita sering terdorong untuk mengingkari atau
menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh karena
itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar.
Namun sebenarnya, penulis tidak sependapat pada konten seksual dalam
alam bawah sadar versi Freud, dan sebenarnya Islam sudah menemukan
Konsep alam bawah sadar jauh sebelum Freud. Namun tempat tidak
menyediakan ruang untuk kita membahas secara detail disini. Kita hanya
cukup membahas pada substansi Alam Bawah Sadarnya.
Alam bawah Sadar memang seperti namanya adalah alam yang sangat
unik. Ia mampu mengerakkan jiwa manusia tanpa disadari manusia
tersebut.
Masih ingatkah kita dua remaja di atas tadi. Mereka memiliki
kebiasaan tanpa sadar untuk kerap menyanyikan lagu-lagu Illuminati.
Baik saat mereka sedang melamun, kosong pikiran, bengong, dan
sebagainya. Rasanya ada saja sesuatu yang mengerakkan lidah mereka
saat mereka menyanyikan lagu itu. Nah itu yang disebut dengan alam
bawah sadar. Mungkin anda juga pernah mengalami.
Cara kerja dalam pemrograman alam bawah sadar adalah dengan
didahului oleh stimulus eksternal. Stimulus ini kemudian akan melaju
untuk diserap aktif oleh panca indera. Setelah itu, panca indera akan
mentransfer ke Alam Sadar lewat perasaan dan emosi. Setelah itu ia
akan mengendap di alam bawah sadar.
Lagu The Virgin yang memang easy listening dan enak didengar adalah
kunci bagaimana sebuah lagu dapat membius seseorang. Kekuatan lirik
juga mampu menopang bagian dari misi ini. Dengarlah lirik lagu “Satu”
dalam salah satu album milik Ahmad Dhani.
Pendengar mungkin tidak mengira bahwa lagu itu sebenarnya
menyebarkan virus wahdatul wujud (Baca sejarah al Hallaj dan Lemah
Abang) berupa penyatuan manusia dengan Tuhan. Namun kekuatan lirik
yang sangat indah dapat menutupi aksi tersebut. Dan alam bawah sadar
merespon lagu itu dengan memuntahakannya dalam jiwa kita bahwa secara
tidak sadar kita mengakui kita adalah Tuhan dan Tuhan adalah kita.
Setara!
Oleh karenanya, mengapa Raihanna mau melakukan aksi teatrikal dengan
biaya mahal saat ia manggung di Amerika dengan aksi pencahayaan yang
berada pada wujud All Seeing Eye. Lalu kenapa pula Ahmad Dhani
kemudian memakai banyak kata dan simbol Mata Satu dalam lirik lagu
Sweetest Place-nya. Sebab, ini adalah bagian dari aksi psikologis
tersebut.
Penulis menduga ada beberapa alasan psikologis yang membuat mereka
memakai simbol dalam doktrin ini. Pertama, dengan adanya simbol mereka
akan mudah untuk menyebarkan misinya. Sebagai contoh Ahmad Dhani dan
Lady Gaga. Bahwa dengan simbol mata satu yang giat mereka gencarkan,
setidaknya mereka berharap orang nantinya tidak akan aneh dengan
kedatangan Dajjal, dan bisa jadi kita tergiring untuk mengikutinya.
Kedua, ini adalah doktrin.
Lewat simbol itu masyarakat akan terbiasa memakai simbol-simbol
Yahudi (Lihat logo UIN dan Indosat) dan menjadi bagian dari trend
global mewujudkan Tatanan Dunia Baru. Ini dilakukan oleh Jay Z lewat
perusahaan Rock A Fella-nya.
Oleh karenanya, umat Muslim mesti waspada untuk tidak mudah
terpengaruh dan senantiasa berfikir analitis dan kritis untuk mengenali
propaganda yang tidak sepele ini. Dengan cara selalu mengenali modus
mereka dan bertakwa kepada Allah hingga kita mampu membentengi otak
reptile, gelombak alpha dan thetha, serta alam bawah sadar kita. Karena
sekalipun Yahudi melakukan tipudaya simbologi, kita mesti ingat bahwa
sebaik-baiknya makar adalah makar Allah. Wallahua’lam.
Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Konselor Muslim, Aktif di Kajian Zionisme Internasional dan Peminat Psychology Studies (fiqhislam.com)
0 komentar:
Posting Komentar