Senin, 31 Desember 2012

Wow, Film Dead Mine Sudah Laku di 8 Negara

Wow, Film Dead Mine Sudah Laku di 8 Negara


Prestasi membanggakan kembali dicatat film Indonesia. Setelah The Raid, kini kembali muncul film bergenre action thriller berjudul Dead Mine yang kabarnya, sebelum dirilis sudah laku di 8 negara.

Hal tersebut diungkapkan produser film Dead Mine, Mike Wiluan saat menggelar jumpa pers di Brewhouse, Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2012). Menurut dia, Dead Mine sudah terjual untuk ditayangkan di 8 negara.


"Afrika Selatan, Kanada, Amerika Serikat, Australia, Filipina, Singapura dan Inggris sudah membeli film Dead Mine. Nantinya akan ditayangkan di negara mereka masing-masing," jelas Mike bangga.

Sebagai produser, Mike menilai bahwa potensi perfilman Indonesia untuk dikenal luas ke negara luar begitu besar.

"Indonesia itu kaya dengan potensi perfilman, sayang industrinya nggak ada. Karena itu, saya coba bangun pelan-pelan lewat talenta-talentanya dulu, menyusul kemudian industrinya, semoga bisa cepat berkembang," harap Mike.

Film Dead Mine menceritakan tentang pencarian sisa harta karun peninggalan Perang Dunia II. Namun, pencarian harta karun tersebut berujung petaka lantaran penuh dengan teror yang mencekam.

Film yang dibintangi Mike Lewis, Joe Taslim, Ario Bayu dan artis mancanegara seperti Miki Mizuno, Sam Hazeldine, Les Loveday, Carmen Soo dan Jimmy Taenaka dijadwalkan tayang di Indonesia pada 3 Januari 2013.(ASW)

Read more »

DEAD MINE Dibintangi Aktor Indonesia Diprediksi Box Office


Dibintangi Aktor Indonesia, Dead Mine Diprediksi Box Office

Satu lagi sebuah film garapan rumah produksi internasional yang melibatkan jajaran aktor lokal segera dirilis dalam waktu dekat ini di Indonesia.
"Dead Mine", sebuah film berbahasa Inggris hasil produksi perdana HBO Asia dengan Infinite Studio, akan dirilis di Indonesia dan beberapa kawasan Asia lainnya pada pertengahan September.
Hal ini disampaikan langsung oleh Karen Lei, Director Communications HBO Asia dalam acara buka puasa bersama di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (2/8/2012).
"Setelah ditayangkan di bioskop, film ini nantinya juga akan ditayangkan secara eksklusif di HBO Asia pada akhir tahun 2012," tambahnya.
Dalam film bergenre horor laga yang disutradarai dan ditulis oleh Steven Sheil ("Mum & Dad") ini,  aktor-aktor Indonesia cukup mendominasi daftar pemeran film, sebut saja nama seperti Ario Bayu ("Rumah Dara), Bang Tigor ("Menculik Miyabi"), Joe Taslim ("The Raid") dan Mike Lewis ("Suster Ngesot").
Bukan hanya melibatkan jajaran aktor lokal saja, namun pengambilan gambar film ini pun dilakukan di Indonesia, yakni di pulau Batam, tepatnya di sebuah kawasan studio baru seluas 30.000 kaki persegi.
"Diharapkan, dengan dijadikannya Batam sebagai lokasi pembutan film akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri kami di Asia Tenggara," ujar Mike Wiluan, CEO, Infinite Studios dalam siaran persnya



sumber

Read more »

Yesus Kristus Murka Terhadap Natalan 25 Desember



Abdul Moqsith Ghazali, aktivis jaringan liberal berkedok Islam, dalam artikelnya di situs JIL menjadikan ucapan Selamat Natal dan Selamat Idul Fitri sebagai tolok ukur toleransi seorang umat beragama. Sehingga umat Islam dituding tidak toleran karena tidak mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristen. Sebaliknya, orang Kristen diberi label sangat toleran karena mau mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada umat Islam.
Logika ini tidak relevan, miring dan generalisasi yang gegabah. Menyejajarkan Idul Fitri dengan Natal adalah tindakan yang keliru, karena keduanya berbeda dan sama sekali tidak sejajar.
Tidak benar jika umat Kristen disebut sebagai orang yang sangat toleran hanya karena mengucapkan Minal Aidzin Wal Faizin kepada umat Islam yang berhari raya Idul Fitri. Karena pada hari raya umat Islam lainnya, orang Kristen pantang mengucapkan selamat, misalnya pada hari raya Idul Adha (Idul Qurban).
...Natalan memperingati hari kelahiran Yesus pada 25 Desember adalah pelecehan yang besar. Yesus pasti murka bila hari lahir dewa kafir dirayakan sebagai hari kelahiran dirinya...
Orang Kristen tidak pernah mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha kepada umat Islam, karena hari raya ini bertolak belakang dengan doktrin kristiani. Umat Islam merayakan hari raya Qurban, di mana sejarahnya diawali dengan ujian Allah Ta’ala kepada Nabi Ibrahim untuk mengurbankan (menyembelih) putra kesayangannya yaitu Nabi Ismail.
Hal ini ditentang keras oleh pihak Kristen karena mereka menganggap bahwa putra Nabi Ibrahim (Abraham) yang akan dikurbankan bukan Ismail, tapi Ishaq. Bahkan kalangan Kristen radikal tidak mengakui Ismail sebagai putra Nabi Ibrahim.
Dengan teori toleransi Moqsith Ghazali, sebagai makhluk yang toleran, seharusnya umat Kristen mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, Selamat Maulid Nabi dan Selamat Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad. Karena mereka tidak mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, seharusnya Moqsith dan para liberalis lainnya berani memvonis umat Kristen sebagai kaum yang tidak menghargai toleransi.
Tapi tanpa malu sedikit pun, para liberalis agama itu ngotot memuji umat Kristen sebagai kaum yang toleran, sembari menuding umat Islam sebagai kaum intoleran. Inilah logika miring orang-orang yang kerasukan JIL.
Jika Moqsith tetap memaksakan egonya agar umat Islam mengucapkan Selamat Natal kepada orang Kristen, maka solusinya ada dua:
Pertama, ucapkan Selamat Natal secara lengkap dengan penjelasannya sesuai dengan aqidah Islam. Misalnya: Selamat Natal atas kelahiran Yesus Kristus, nabi yang menubuatkan kenabian Muhammad SAW, bukan Tuhan, bukan inkarnasi Tuhan, bukan penebus dosa, dan bukan nabi terakhir.
Kedua, ucapkan Selamat Natal tidak pada tanggal 25 Desember, karena tanggal ini bukan hari kelahiran Yesus. Seluruh sejarawan dunia termasuk sejarawan Kristen mengakui bahwa tanggal ini adalah hari penyembahan kepada Dewa Matahari (Mitharisme) yang lazim disebut Sol Invictus (matahari yang tak terkalahkan). Tradisi paganisme (agama kafir) inilah yang diadopsi dalam perayaan Natal.
Bila umat Islam mengucapkan Selamat Natal pada 25 Desember mengikuti agama Kristen, berarti pelecehan terhadap nabi Allah. Nabi Isa AS pasti murka bila hari lahir dewa kafir dirayakan sebagai hari kelahiran dirinya. [A Ahmad Hizbullah MAG/SI]

Read more »

Jawaban Tuntas untuk Qardhawi & Quraisy Shihab Cs yang Membolehkan Natal


Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Musim Natal tahun ini muncul beberapa tokoh Muslim nyeleneh yang membolehkan ucapan Selamat Natal dan aktivitas Natal lainnya dengan berbagai dalih. Artikel ini ditulis secara khusus untuk membantah dan meluruskan segala argumen yang membolehkan umat Islam mengucapkan Selamat Natal dan aktivitas Natal lainnya.
PERTAMA: Keharaman Merayakan Hari Raya kaum Kafir dan Mengucapkan Selamat “Hari Raya”
Kaum Muslim haram mengikuti Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) merayakan Hari Natal atau hari raya mereka, serta mengucapkan ucapan “Selamat Natal”, karena ini merupakan bagian dari kegiatan khas keagamaan mereka, atau syiar agama mereka yang batil. Kita pun dilarang meniru mereka dalam hari raya mereka.
Keharaman itu dinyatakan dalam al-Kitab, as-Sunnah dan Ijma’ Sahabat.
Pertama, dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَاماً
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikankemaksiatan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Q.s. al-Furqan [25]: 72)
Mujahid, dalam menafsirkan ayat tersebut menyatakan, “az-Zûr (kemaksiatan) itu adalah hari raya kaum Musyrik. Begitu juga pendapat yang sama dikemukakan oleh ar-Rabî’ bin Anas, al-Qâdhî Abû Ya’lâ dan ad-Dhahâk.” Ibn Sirîn berkomentar, “az-Zûr adalah Sya’ânain. Sedangkan Sya’ânain adalah hari raya kaum Kristen. Mereka menyelenggarakannya pada hari Ahad sebelumnya untuk Hari Paskah. Mereka merayakannya dengan membawa pelepah kurma. Mereka mengira itu mengenang masuknya Isa al-Masih ke Baitul Maqdis.” (Ibn Taimiyyah, Iqtidha’ as-Shirath al-Mustaqim, Juz I/537; Anis, dkk, al-Mu’jam al-Wasith, Juz I/488).
Wajh ad-dalâlah (bentuk penunjukan dalil)-nya adalah, jika Allah memuji orang-orang yang tidak menyaksikan az-Zur (Hari Raya kaum Kafir), padahal hanya sekedar hadir dengan melihat atau mendengar, lalu bagaimana dengan tindakan lebih dari itu, yaitu merayakannya. Bukan sekedar menyaksikan.
Kedua, mengenai as-Sunnah, dalil yang menyatakan keharamannya adalah hadits Anas bin Malik ra, yang menyatakan:
قَدَمَ رَسُوْلُ الله [صلم] اَلْمَدِيْنَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَا اْليَوْمَانِ؟ قَالُوْا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيْهِمَا فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُوْلُ الله [صلم]: إنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْراً مِنْهُمَا: يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ [رواه أبو داود، وأحمد، والنسائي على شرط مسلم]
“Rasulullah saw. tiba di Madinah, sementara mereka (penduduk Madinah) mempunyai dua hari, dimana mereka sedang bermain pada hari-hari tersebut, seraya berkata, ‘Dua hari ini hari apa?’ Mereka menjawab, ‘Kami sejak zaman Jahiliyyah bermain pada hari-hari tersebut.’ Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan hari yang lebih baik: Hari Raya Idul Adhha dan Hari Raya Idul Fitri.” (Hr. Abu Dawud, Ahmad dan an-Nasa’i dengan syarat Muslim)
Wajh ad-dalâlah (bentuk penunjukan dalil)-nya adalah, bahwa kedua hari raya Jahiliyyah tersebut tidak diakui oleh Rasulullah saw. Nabi juga tidak membiarkan mereka bermain pada kedua hari yang menjadi tradisi mereka. Sebaliknya, Nabi bersabda, Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan hari yang lebih baik.”  Pernyataan Nabi yang menyatakan, “mengganti” mengharuskan kita untuk meninggalkan apa yang telah diganti. Karena tidak mungkin antara “pengganti” dan “yang diganti” bisa dikompromikan. Sedangkan sabda Nabi saw, “Lebih baik dari keduanya.” mengharuskan digantikannya perayaan Jahiliyah tersebut dengan apa yang disyariatkan oleh Allah kepada kita.
Ketiga, tindakan ‘Umar dengan syarat yang ditetapkannya kepada Ahli Dzimmah telah disepakati oleh para sahabat, dan para fuqaha’ setelahnya, bahwa Ahli Dzimmah tidak boleh medemonstrasikan hari raya mereka di wilayah Islam. Para sahabat sepakat, bahwa mendemonstrasikan hari raya mereka saja tidak boleh, lalu bagaimana jika kaum Muslim melakukannya, maka tentu tidak boleh lagi.
‘Umar pun berpesan: 

إِيَّاكُمْ وَرِطَانَةَ الأَعاَجِمِ، وَأَنْ تَدْخُلُوْا عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ يَوْمَ عِيْدِهِمْ فِيْ كَنَائِسِهِمْ فَإِنَّ السُّخْطَةَ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمْ [رواه أبو البيهقيإسناد صحيح].
“Tinggalkanlah bahasa kaum ajam (non-Arab). Janganlah kalian memasuki (perkumpulan) kaum Musyrik dalam hari raya mereka di gereja-gereja mereka. Karena murka Allah akan diturunkan kepada mereka.” (Hr. al-Baihaqi dengan Isnad yang Shahih)
Ibn Taimiyyah berkomentar, “Umar melarang belajar bahasa mereka, dan sekedar memasuki gereja mereka pada Hari Raya mereka. Lalu, bagaimana dengan mengerjakan perbuatan mereka? Atau mengerjakan apa yang menjadi tuntutan agama mereka. Bukankah melakukan tindakan mereka jauh lebih berat lagi? Bukanlah merayakan hari raya mereka lebih berat ketimbang hanya sekedar mengikuti mereka dalam hari raya mereka? Jika murka Allah akan diturunkan kepada mereka pada hari raya mereka, akibat tindakan mereka, maka siapa saja yang terlibat bersama mereka dalam aktivitas tersebut, atau sebagian aktivitas tersebut pasti mengundang adzab tersebut.” (Ibnu Taimiyyah, Iqtidha’ as-Shirath al-Mustaqim, Juz I/515).
Hal senada juga dikemukakan oleh Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya, Ahkam Ahl ad-Dzimmah, Juz I/161. Beliau menyatakan, para ulama’ sepakat tentang keharaman mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada mereka, tidak ada perselisihan pendapat.
KEDUA: Mereka Yang Membolehkan
Dr. Quraisy Shihab menyatakan, memberikan ucapan selamat Natal sudah diajarkandalam al-Qur’an, seperti tertuang dalam surah Maryam ayat 34.
“Itu tentang Isa putera Maryam, yang merupakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (Q.s. Maryam [19]: 34)
Ayat ini sama sekali tidak membahas tentang hukum kebolehan mengucapkan “Selamat Natal”. Menurut al-Qurthubi, ayat ini menjelaskan tentang siapa Nabi ‘Isa --‘alaihissalam. Dia adalah putra Maryam, tidak seperti yang dituduhkan orang Yahudi, sebagai putra Yûsuf an-Najjâr, atau seperti klaim orang Kristen, bahwa dia adalah Tuhan (anak), atau putra Tuhan. (Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, Juz XI/105).
Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengatakan, bahwa merayakan hari rayaagama adalah hak masing-masing agama,selama tidak merugikan agamalain. Termasuk hak tiap agama untuk memberikan ucapan selamat saatperayaan agama lain. Dia mengatakan, “Sebagai pemeluk Islam, agama kami tidak melarangkami untuk untuk memberikan ucapan selamat kepada non-Muslim warga negarakami atau tetangga kami dalam hari besar agama mereka. Bahkanperbuatan ini termasuk dalam kategori al-birr (perbuatan yangbaik).
Sebagaimana firman Allah SWT:
Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
, dan tidak mengusir
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.”
(Q.s. al-Mumtahanah: 8)
Kebolehan memberikan mengucapkan selamat ini terutama bila pemeluk agama lain itujuga telah memberikan ucapan selamat kepada kita dalam perayaan hari rayakita:
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau
balaslah penghormatan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala
sesuatu.”
(Q.s. an-Nisa: 86)
Begitu, kata Dr. Yusuf al-Qaradhawi. Padahal, Q.s. al-Mumtahanah: 8 di atas, khususnya frasa “Tabarrûhum wa tuqsithû ilaihim”(berbuat baik dan berlaku adil kepada mereka) tidak ada kaitannya dengan mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada kaum Kafir yang tidak memerangi kita. Karena bersikap baik dan adil kepada mereka dalam hal ini terkait dengan mu’amalah, bukan ibadah.Sedangkan mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada mereka bagian dari ibadah. Konteks ayat ini terkait dengan Bani Khuza’ah, dimana mereka menandatangani perjanjian damai dengan Nabi untuk tidak memerangi dan menolong siapapun untuk mengalahkan baginda saw, maka Allah perintahkan kepada baginda saw untuk berbuat baik, dan menepati janji kepada mereka hingga berakhirnya waktu perjanjian. (Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, Juz XVIII/59).
Jadi, konteks “berbuat baik” di sini sama sekali tidak ada kaitannya dengan “Selamat Hari Raya” kepada mereka, yang merupakan bagian dari “berbuat baik”.
Demikian juga dengan Q.s. an-Nisa’: 86. Ayat ini menjelaskan tentang tahiyyah (ucapan salam) yang disampaikan kepada orang Mukmin. Tahiyyah juga bisa berarti doa agar diberi kehidupan. Menurut at-Thabari, “Jika kalian didoakan orang agar diberi panjang umur, maka diperintahkan untuk mendoakannya dengan doa yang sama.” (At-Thabari, Tafsir at-Thabari, Juz V/119).
Namun, menurut al-Qurthubi, tahiyyah di sini bisa berarti ucapan salam. Jadi, “Jika kalian diberi salam, maka jawablah salamnya dengan lebih baik.” Hanya, menurut al-Qurthubi, balasan lebih baik ini dikhususkan kepada orang Islam, jika mereka yang mengucapkan salam. Jika yang mengucapkan salam orang Kafir, termasuk Ahli Dzimmah, maka tidak boleh membalas salam mereka, kecuali dengan jawaban yang diajarkan oleh Nabi, “Wa ‘alaikum.”  (Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, Juz V/297).
Jadi, menggunakan ayat ini untuk membolehkan kaum Muslim mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada kaum Kafir jelas tidak tepat. Bahkan, bertentangan dengan sejumlah dalil, baik al-Qur’an, as-Sunnah maupun Ijma’ Sahabat. Meski begitu, Dr. Yusuf al-Qaradhawi secara tegas mengatakan, bahwa tidak
halal bagi seorang Muslim untuk ikut dalam ritual dan perayaan khas agama
lain.
Adapun Dr. Mustafa Ahmad Zarqa’ menyatakan bahwa tidak ada dalil yang secarategas melarang seorang muslim mengucapkan selamat kepada orang Kafir.Beliau mengutip hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah
berdiri menghormati jenazah Yahudi. Penghormatan dengan berdiri ini
tidak ada kaitannya dengan pengakuan atas kebenaran agama yang dianut
jenazah tersebut.
Menurut beliau, ucapan “Selamat Hari Raya” kepada para pemeluk Kristiani yang sedang merayakan hari besar mereka, juga tidakterkait dengan pengakuan atas kebenaran keyakinan mereka, melainkanhanya bagian dari mujamalah (basa-basi) dan muhasanah seorang Muslimkepada teman dan koleganya yang kebetulan berbeda agama.Dia juga memfatwakan, bahwa karena ucapan selamat inidibolehkan, maka pekerjaan yang terkait dengan hal itu seperti membuatkartu ucapan selamat natal pun hukumnya ikut dengan hukum ucapannatalnya.
Namun dia juga menyatakan, bahwa ucapan selamat ini harus dibedakan
dengan ikut merayakan hari besar secara langsung, seperti dengan
menghadiri perayaan natal yang digelar di berbagai tempat.Menghadiri perayatan natal dan upacara agama lain hukumnya haram dantermasuk perbuatan mungkar.
Mengenai berdiri atau duduknya Nabi ketika jenazah Yahudi lewat, sebenarnya bukan dalil khusus, tetapi ini merupakan tindakan yang dilakukan Nabi secara umum terhadap jenazah, baik Muslim maupun non-Muslim. Karena dalam riwayat al-Hasan maupun Ibn ‘Abbas dinyatakan, bahwa Nabi terdakang berdiri dan terkadang duduk, saat ada jenazah melintas di hadapan baginda saw. Ini juga tidak ada kaitannya dengan mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada mereka. Karena konteksnya jelas-jelas berbeda.
Tentang pembuatan kartu Natal atau pernak-pernik Natal jelas haram, karena ini menyangkut madaniyyah khâshash yang terkait dengan peradaban lain, di luar Islam, yang nota bene adalah Kufur. Karena itu, hukum membuat, menjual, memanfaatkan dan mengambil harga dan keuntungan darinya juga haram.
Mengenai pernyataan Menteri agama yang menyatakan, bahwa ini hanyalah masalah mu'amalah, juga merupakan pernyataan yang tidak cermat. Karena tidak memilah mana yang ibadah dan mu’amalah. Merayakan Natal Bersama adalah bagian dari ibadah, yang haram dilakukan oleh kaum Muslim. Bahkan bisa menjerumuskannya dalam kemurtadan. Sedangkan memberi ucapan “Selamat Hari Raya” bagian dari mu’amalah yang haram dilakukan oleh kaum Muslim kepada non-Muslim, apapun alasannya. Apakah untuk mujamalah(basa-basi), yang nota bene adalah sikap nifaq, maupun tasamuh (toleransi).
Pernyataan yang juga menggelikan adalah pernyataan MUI, yang menyatakan  boleh menghadiri, asal serimonialnya bukan ritualnya. Pernyataan seperti ini juga batil, yang sama sekali tidak ada dalilnya. Sebab, siapapun yang menelaah dalil-dalil yang dikemukakan di atas, pasti paham, bahwa jangankan untuk menghadiri seremoninya, karena melihatnya saja jelas-jelas tidak boleh.
KESIMPULAN
Dari uraian tersebut bisa disimpulkan:
1. Hukum mengucapkan “Selamat Natal” atau “Selamat Hari Raya” bagi orang non-Muslim dalam hari raya mereka jelas haram. Dalam hal ini, menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama’.
2.Hukum mengikuti ritual maupun seremoni hari raya orang non-Muslim juga haram, tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama’.
3. Membuat kartu atau pernak-pernik natal atau hari raya agama lain juga diharamkan, karena ini menyangkut madaniyyah khashahyang bertentangan dengan Islam.
4. Dalil-dalil yang menyatakan keharamannya juga jelas, baik dalam al-Qur’an, as-Sunnah maupun Ijma’ Sahabat. Sedangkan dalil-dalil yang digunakan untuk menyatakan kebolehannya sama sekali tidak ada kaitannya, baik langsung maupun tidak. Karena itu, tidak layak dijadikan hujah dalam masalah ini. Wallahu a’lam.


Read more »

Hukum Qishas Pendeta HKBP Palti Panjaitan, Penganiaya Ustadz Bekasi!!

 
BEKASI_Umat Islam menuntut hukuman qishash terhadap Palti H Panjaitan STh, Pendeta HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang melakukan penganiayaan terhadap Ustadz Abdul Aziz pada malam Natal di desa Jejalen Jaya, Tambun Kabupaten Bekasi.
Hal itu disampaikan dalam Tabligh dan Pawai Akbar Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) di Masjid Islamic Center Bekasi, Ahad (30/12/2012) yang dihadiri para tokoh Bekasi dan ribuan umat Islam yang berasal dari berbagai ormas, para aktivis dan sejumlah pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Bekasi.
Dalam pengantarnya, Ketua Forum Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Abu Al Izz menyampaikan bahwa acara ini adalah ajang pembahasan masalah keumatan selama Natal dan Tahun Baru yang dijadikan sebagai sarana pemurtadan dan maksiat. Tak kalah penting, acara tersebut juga merupakan respon guna menyikapi arogansi umat Kristen, di mana Pendeta HKBP Palti Panjaitan telah melakukan penganiayaan terhadap ustadz Abdul Aziz.
“Di jejalen ada peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh seorang pendeta HKBP Philadelphia yang bernama Palti Panjaitan yang memukul seorang ustadz bernama Ustadz Abdul Aziz, putra tokoh Jejalen Bapak KH Naimun,” ujarnya mengawali acara usai shalat zuhur.
Menyikapi arogansi Pendeta HKBP itu, tokoh muda Bekasi Ustadz Syamsudin menyampaikan bahwan berdasarkan syariat Islam, maka kasus kazaliman Pendeta Palti Panjaitan harus dibalas dengan qishas.
“Bekasi ini kotanya para ulama, kotanya para asatidz. Tapi sang pendeta itu berani memukul seorang ustadz. Maka tidak ada kata lain hukumnya adalah qishas!!” tegasnya.
Sejumlah tokoh Islam yang hadir turut meramaikan Tabligh Akbar tersebut, di antaranya; KH Muhammad Al-Khaththath (Sekjen FUI), Ustadz Salimin Dani (Ketua DDII Bekasi), Ustadz Sulaiman Zachawerus (Ketua FKUB Kabupaten Bekasi), Ustadz Bernad Abdul Jabbar (Hizbud Dakwah Islam), Ustadz Insan Mokoginta (Kristolog mantan Kristen), Ustadz Maulana Al-Hamdani (Ketua Gabungan Remaja Islam/GARIS), dan para ustadz utusan berbagai kecamatan se Bekasi Raya.
Para ulama dan tokoh Islam tersebut sangat mengecam arogansi Kristen HKBP yang terus meresahkan umat Islam.
Beberapa menit sebelum ashar, orasi tabligh akbar para tokoh diakhiri. Usai shalat Ashar berjamaah, acara dilanjutkan dengan aksi pawai umat Islam keliling Kota Bekasi sebagai ekspresi penolakan atas sikap arogan Kristen HKBP.  Massa yang berpakaian putih-putih mengusung berbagai pesan pamflet, di antaranya: Hukum Pendeta Palti Panjaitan, HKBP Tak Punya Malu, HKBP Perusak Kerukunan, HKBP Tak Taat Aturan, Bekasi Menolak HKBP Ilegal, Bongkar HKBP Ilegal, dan sebagainya.
Acara berlangsung tertib dan lancar, namun umat menyayangkan ketidakhadiran Ustadz Abdul Aziz yang sudah dijadwalkan hadir memberikan testimoni seputar penganiayaan Pendeta HKBP yang dialaminya. Tiba-tiba ia membatalkan hadir dengan alasan teknis. Menurut sumber terpercaya dari aparat di Kabupaten Bekasi, beberapa jam sebelum acara, aparat kepolisian mendatangi rumah Abdul Aziz, memberikan tekanan agar ia tidak memberikan testimoni di hadapan umat Islam dalam tabligh akbar.
Menurut Muhammad Al-Khaththat, intimidasi terhadap Ustadz Abdul Aziz yang akan menghadiri acara ini adalah bentuk pelanggaran HAM. Karenanya, ia mengimbau agar KUIB mendampingi Ustadz Abdul Aziz melaporkan kasus intimidasi ini ke Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI). “Laporkan pelanggaran HAM ini kepada PUSHAMI di Tanah Abang,” imbaunya. [taz, wid]
Umat Islam menuntut hukuman qishash terhadap Palti H Panjaitan STh, Pendeta HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang melakukan penganiayaan terhadap Ustadz Abdul Aziz pada malam Natal di desa Jejalen Jaya, Tambun Kabupaten Bekasi.
Hal itu disampaikan dalam Tabligh dan Pawai Akbar Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) di Masjid Islamic Center Bekasi, Ahad (30/12/2012) yang dihadiri para tokoh Bekasi dan ribuan umat Islam yang berasal dari berbagai ormas, para aktivis dan sejumlah pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Bekasi.
Dalam pengantarnya, Ketua Forum Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) Abu Al Izz menyampaikan bahwa acara ini adalah ajang pembahasan masalah keumatan selama Natal dan Tahun Baru yang dijadikan sebagai sarana pemurtadan dan maksiat. Tak kalah penting, acara tersebut juga merupakan respon guna menyikapi arogansi umat Kristen, di mana Pendeta HKBP Palti Panjaitan telah melakukan penganiayaan terhadap ustadz Abdul Aziz.
“Di jejalen ada peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh seorang pendeta HKBP Philadelphia yang bernama Palti Panjaitan yang memukul seorang ustadz bernama Ustadz Abdul Aziz, putra tokoh Jejalen Bapak KH Naimun,” ujarnya mengawali acara usai shalat zuhur.
Menyikapi arogansi Pendeta HKBP itu, tokoh muda Bekasi Ustadz Syamsudin menyampaikan bahwan berdasarkan syariat Islam, maka kasus kazaliman Pendeta Palti Panjaitan harus dibalas dengan qishas.
“Bekasi ini kotanya para ulama, kotanya para asatidz. Tapi sang pendeta itu berani memukul seorang ustadz. Maka tidak ada kata lain hukumnya adalah qishas!!” tegasnya.
Sejumlah tokoh Islam yang hadir turut meramaikan Tabligh Akbar tersebut, di antaranya; KH Muhammad Al-Khaththath (Sekjen FUI), Ustadz Salimin Dani (Ketua DDII Bekasi), Ustadz Sulaiman Zachawerus (Ketua FKUB Kabupaten Bekasi), Ustadz Bernad Abdul Jabbar (Hizbud Dakwah Islam), Ustadz Insan Mokoginta (Kristolog mantan Kristen), Ustadz Maulana Al-Hamdani (Ketua Gabungan Remaja Islam/GARIS), dan para ustadz utusan berbagai kecamatan se Bekasi Raya.
Para ulama dan tokoh Islam tersebut sangat mengecam arogansi Kristen HKBP yang terus meresahkan umat Islam.
Beberapa menit sebelum ashar, orasi tabligh akbar para tokoh diakhiri. Usai shalat Ashar berjamaah, acara dilanjutkan dengan aksi pawai umat Islam keliling Kota Bekasi sebagai ekspresi penolakan atas sikap arogan Kristen HKBP.  Massa yang berpakaian putih-putih mengusung berbagai pesan pamflet, di antaranya: Hukum Pendeta Palti Panjaitan, HKBP Tak Punya Malu, HKBP Perusak Kerukunan, HKBP Tak Taat Aturan, Bekasi Menolak HKBP Ilegal, Bongkar HKBP Ilegal, dan sebagainya.
Acara berlangsung tertib dan lancar, namun umat menyayangkan ketidakhadiran Ustadz Abdul Aziz yang sudah dijadwalkan hadir memberikan testimoni seputar penganiayaan Pendeta HKBP yang dialaminya. Tiba-tiba ia membatalkan hadir dengan alasan teknis. Menurut sumber terpercaya dari aparat di Kabupaten Bekasi, beberapa jam sebelum acara, aparat kepolisian mendatangi rumah Abdul Aziz, memberikan tekanan agar ia tidak memberikan testimoni di hadapan umat Islam dalam tabligh akbar.
Menurut Muhammad Al-Khaththat, intimidasi terhadap Ustadz Abdul Aziz yang akan menghadiri acara ini adalah bentuk pelanggaran HAM. Karenanya, ia mengimbau agar KUIB mendampingi Ustadz Abdul Aziz melaporkan kasus intimidasi ini ke Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI). “Laporkan pelanggaran HAM ini kepada PUSHAMI di Tanah Abang,” imbaunya. [taz, wid]



Read more »

Malam "Jahannam" Tahun Baru Banyak Digunakan Remaja Berbuat Seks Bebas


Bukan rahasia umum, setiap malam pergantian tahun kerap digunakan pasangan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Pria biasanya mengawali aksinya dengan rayuan dan janji untuk bertanggung jawab agar pasangannya yakin.
Di malam tahun baru itu, ada  pria yang merayu dengan meminta pembuktian cinta dan sayang dari sang kekasih. Biasanya, remaja yang larut dalam kemeriahan malam tahun baru dan hari valentin mau saja menuruti ajakan itu.
Perbuatan itu juga tidak lepas dari lemahnya kontrol orangtua terhadap anak. Pengawasan ketat yang dilakukan sebelumnya diberikan pengecualian pulang malam di hari itu. Beberapa pria yang mengetahui peluang itu sengaja mengajak pasangannya menginap di hotel dengan alasan pulang kemalaman.
Dengan memahami sejarah munculnya perayaan tahun baru kita bisa memastikan bahwa tahun baru Masehi sejatinya termasuk bagian perayaan orang non-Muslim dan masih satu rangkaian dengan kegiatan mereka selama Natal.
Sejarah Tahun Baru
Perayaan tahun baru masehi memiliki sejarah panjang. Banyak di antara orang-orang yang ikut merayakan hari itu tidak mengetahui kapan pertama kali acara tersebut diadakan dan latar belakang mengapa hari itu dirayakan.
Kegiatan ini merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings.
Menurut kepercayaan bangsa Romawi Kuno, Janus adalah dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun. (G Capdeville “Les épithetes cultuels de Janus” in Mélanges de l’école française de Rome (Antiquité), hal. 399-400).
Fakta ini menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali tidak berasal dari budaya kaum Muslimin. Pesta tahun baru masehi, pertama kali dirayakan orang kafir, yang notabene masyarakat paganis Romawi.
Acara ini terus dirayakan oleh masyarakat modern dewasa ini, walaupun mereka tidak mengetahui spirit ibadah pagan adalah latar belakang diadakannya acara ini. Mereka menyemarakkan hari ini dengan berbagai permainan, menikmati indahnya langit dengan semarak cahaya kembang api, dan sebagainya.
Turut merayakan tahun baru statusnya sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Dan ini hukumnya terlarang. Di antara alasan statemen ini adalah:
Pertama, turut merayakan tahun baru sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniru kebiasaan orang-orang yang melakukan perbuatan mungkar dan buruk, termasuk perbuatan orang-orang kafir. Beliau bersabda: “Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut,” (Hadits shahih riwayat Abu Daud)
Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan: “Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”
Kedua, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih dan menampakkan cinta kasih kepada mereka. Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,” (QS Al-Mumtahanah: 1).
Ketiga, Hari Raya merupakan bagian dari keyakinan dan doktrin keyakinan, bukan semata perkara dunia dan hiburan. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah:
Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha,” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).
Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang Majusi, sumber asli dua perayaan ini.
Namun mengingat dua hari raya tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.
Turut bergembira dengan hari raya orang kafir, termasuk terlarang
Karena itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang terlarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.
Keempat, Allah berfirman, menceritakan keadaan ‘ibadur rahman (hamba Allah pilihan): “Dan orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan az-Zuur…
Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir, berarti dia bukan orang baik.Desastian/dbs



sumber

Read more »

Minggu, 30 Desember 2012

Percakapan Rasulullah SAW dengan Iblis Laknatullah


Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
“Siapa yang memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Orang yang dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”

Manusia yang menjadi teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

IBLIS TIDAK BERDAYA DIKALA BERTEMU ORANG IKHLAS
Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali:
“Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. "
"Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. "
"Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”

Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan.
Mudah-mudahan dengan demikian kita dapat setidak-setidaknya membuat hidup ini lebih nyaman dan membuat tempat serta lingkungan kita lebih aman.

 
 
 
 

Read more »

Rasululloh SAW Menangis Ketika Di Padang Mahsyar


Dari Utsman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra (bapak saudara Rosululloh SAW) dari Rosululloh SAW telah bersabda, yang bermaksud:
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka.

Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Alloh dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rosululloh. Inilah yang telah dijanjikan oleh Alloh Ta'ala serta dibenarkan oleh para rasul.”

Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buroq. Isrofil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. 'Izroil pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-gunungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW.”

Rosululloh SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.”
Isrofil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rosululloh SAW berdiri, baginda SAW telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda Muhammad SAW melihat kanan dan kiri. Baginda Muhammad SAW dapati, tiada lagi bangunan. Baginda Muhammad SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.

Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Alloh Ta'ala di tempat yang luas.”
Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Alloh Ta'ala.”
Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!”
Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda Muhammad SAW bersabda: “Niscaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda Muhammad SAW: “Tungganglah Buroq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhan-mu!”

Jibril as datang bersama Buroq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buroq mencoba meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buroq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Alloh Ta'ala? Sudahkah Alloh Ta'ala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buroq berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Alloh Ta'ala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buroq: “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan baginda Muhammad SAW menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buroq sejauh pandangan mata.





Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Isrofil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa.

Roh-roh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang. Urat-urat memanjang. Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke atas sebahagian tubuh tanpa roh.

Alloh Ta'ala berfirman: “Wahai Isrofil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izin-Ku akan penghuni kubur. Sebagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita.”
Malaikat Isrofil as menjerit: “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuhmu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam.”

Alloh Ta'ala berfirman:
“Demi Keagungan dan Ketinggian-Ku! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
Apabila roh-roh mendengar sumpah Alloh Ta'ala, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia, masing-masing melihat.

Nabi Muhammad SAW duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad SAW merupakan satu umat (kumpulan). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Alloh Ta'ala.”
Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.”

Apabila Nabi 'Isa as datang, Jibril as menyeru: "Tempatmu!” Maka nabi 'Isa as dan Jibril as menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis.”
Jibril as berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?”
Nabi Muhammad bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkata: “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya: “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?”
Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!”
Apabila Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan sholawat kepada baginda Muhammad SAW dengan apa yang telah Alloh Ta'ala muliakannya. Mereka gembira karena dapat bertemu dengan baginda Muhammad SAW. Baginda Muhammad SAW juga gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: “Wahai Muhammad!”

Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Alloh Ta'ala seruan yang menyeru: “Di mana Jibril?”
Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Alloh, Tuhan semesta alam.”
Alloh Ta'ala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?”
Jibril as berkata: “Mereka adalah sebaik-baik umat.”
Alloh Ta'ala berfirman: “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasih-Ku Muhammad SAW bahwa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu.”
Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Alloh Ta'ala.”
Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Alloh Ta'ala.”

Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan azab Alloh Ta'ala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka menuju di hadapan Alloh Ta'ala. Alloh Ta'ala berfirman: “Wahai hamba-Ku! Dengarkanlah kamu baik-baik kepada-Ku tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!”
Hamba-hamba Alloh Ta'ala terdiam. Alloh Ta'ala berfirman: “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaati-Ku. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang mendurhakai terhadap-Ku. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!”

Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: “Wahai Malik! Alloh Ta'ala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.”
Malik bertanya: “Apakah hari ini?”
Jibril menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.”
Malik berkata: “Wahai Jibril! Adakah Alloh Ta'ala telah mengumpulkan makhluk?”
Jibril menjawab: “Ya!”
Malik bertanya: “Di mana Muhammad dan umatnya?”
Jibril berkata: “Di hadapan Alloh Ta'ala!”
Malik bertanya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap kepanasan nyalanya Jahannam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?”
Jibril berkata: “Aku tidak tahu!”
Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis).
Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. anak-anak mulai beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk.

Rosululloh SAW Membela Umatnya
Di padang mahsyar orang yang mula-mula berusaha ialah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung dengan asap 'Arsy yang naik lalu menyeru: “Tuhan-ku dan Penguasa-ku! Aku adalah khalil-Mu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.”
Alloh Ta'ala berfirman: “Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya.”
Nabi Musa as datang. Baginda bergantung dengan asap 'Arsy yang naik lalu menyeru: “Kalam-Mu. Aku tidak meminta kepada-Mu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari kacau balau Jahannam!”
'Isa as datang di dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan 'Arsy lalu menyeru: “Tuhan-ku... Penguasa-ku.. Pencipta-ku! 'Isa "Ruhaniyatihi" Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau balau Jahannam!”

Suara jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhan-ku.. Penguasa-ku Penghulu-ku.... !Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dari-Mu!”
Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?”
Neraka pula berseru: “Wahai Tuhan-ku... Penguasa-ku dan Penghulu-ku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari siksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyiksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyiksaan.”
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri 'Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhan-nya.

Alloh Ta'ala berfirman: “Di mana matahari?” Maka, matahari dibawa mengadap Alloh Ta'ala. Ia berhenti di hadapan Alloh Ta'ala.
Alloh Ta'ala berfirman kepadanya: “Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?”
Matahari menjawab. “Tuhan-ku! Maha Suci diri-Mu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?”
Alloh Ta'ala berfirman: “Aku percaya!”
Alloh Ta'ala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali lipat. Ia telah dihampirkan dengan kepala makhluk.”

Ibnu Abbas r.a. berkata: “Peluh manusia bertiti dan sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit. Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat.
Nabi Muhammad SAW lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali, baginda SAW sujud di hadapan 'Arsy dan sekali lagi, baginda SAW ruku' untuk memberi syafaat bagi umatnya.
Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: “Maha Suci Alloh Hamba yang paling dimuliakan Alloh Ta'ala ini begitu mengambil berat, hal keadaan umatnya.

Daripada Thabit Al-Bani, daripada Utsman An Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahara’ r.a. Baginda SAW dapati, dia sedang menangis.”
Baginda Muhammad SAW bersabda: “Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?”
Fatimah menjawab: “Aku teringat akan firman Alloh Ta'ala.”
“Dan, Kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi Muhammad SAW pun menangis. Baginda Muhammad SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.”
Fatimah r.a. berkata: “Wahai bapakku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?”
Baginda Muhammad SAW menjawab: “Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Alloh Ta'ala:” Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia.
( Abasa: 37)
Fatimah ra. bertanya: “Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapakku?”
Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku.”
Fatimah r.h. bertanya lagi: “Sekiranya aku mendapatimu tiada di telaga?”
Baginda SAW bersabda: “Kamu akan menjumpaiku di atas Shirot sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: “Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: “Aamiin.”
Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Alloh Ta'ala lalu berfirman: “Niscaya akan mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah.”
Setiap umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka Jahannam melebarkan 'tengkuknya' lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang.

Apabila seruan dari tengah 'Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembah-Nya datang beriring. Sebagian daripada orang yang berdiri di situ berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW!”
Alloh Ta'ala berfirman kepada mereka: “Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”
Mereka berkata: “kami tidak menyembah melainkan Tuhan kami. Dan, kami tidak menyembah selain-Nya.”
Mereka ditanya lagi: “Kami mengenali Tuhan kamu?”
Mereka menjawab: “Maha Suci diri-Nya! Tiada yang kami kenali selain-Nya.”
Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniyah mencela mereka. Mereka berkata: “Marilah kita pergi meminta syafa'at kepada Muhammad SAW!”

Manusia berpecah kepada tiga kumpulan.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.

Mimbar para Nabi didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat. Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW.
Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?”
Mereka berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami saja. Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh karena itu tolonglah kami agar memohon kepada Alloh Ta'ala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi ke syurga atau neraka.”

Nabi Adam as berkata: “Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Alloh Ta'ala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya karena lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri.
Pengikut (umat Nabi Muhammad SAW) berkata: “Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka.”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Alloh Ta'ala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!”
Nabi Musa as berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemauanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa 'Isa as!”
Mereka pergi berjumpa nabi 'Isa a.s. Nabi 'Isa a.s. berkata: “Sesungguhnya Alloh Ta'ala telah melaknat orang-orang Nasrani. Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Alloh Ta'ala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepada-Nya mengenai ibuku Maryam.”

Maryam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Maryam melihat umat Nabi Muhammad SAW dia berkata: “Ini umat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah tersesat dari Nabi mereka.”
Suara Maryam, telah didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Alloh Ta'ala.”

Nabi Muhammad SAW menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: “Marilah kepadaku, wahai umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku senantiasa memohon kepada Alloh Ta'ala untukmu!”
Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya.

Terdengar suara seruan: “Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhan-mu!” Nabi Adam as berkata: “Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta kepadaku.”
Nabi Adam as pergi menemui Alloh Ta'ala. Alloh Ta'ala berfirman kepadanya: “Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!”
Nabi Adam as bertanya: “Berapa banyak untukku kirimkan?”
Alloh Ta'ala berfirman: Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka.”
Alloh Ta'ala berfirman lagi:
“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, niscaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang mendurhakai-Ku Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahwa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
Nabi Adam as berkata: “Tuhan-ku! Penguasa-ku! Engkau lebih utama bagi menghisab berbanding aku. Hamba itu adalah hamba-Mu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!”

Umat Muhammad SAW Diseru Meniti Shirot
Alloh Ta'ala menyeru: “Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas Shirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.”
Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Sesiapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Alloh Ta'ala, maka dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!”
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan kebenaran Alloh Ta'ala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gemetar apabila melihatmu.”

Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah aku wahai umatku di atas Shirot ini!”
Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar. Kumpulan kedua melintasi seperti angin yang kencang. Kumpulan ketiga melintasi seperti kuda yang baik. Kumpulan yang keempat seperti burung yang pantas. Kumpulan yang kelima berlari. Kumpulan keenam berjalan. Kumpulan ketujuh berdiri dan duduk karena mereka haus dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka.

Nabi Muhammad SAW berhenti di atas Shirot. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Shirot, baginda Muhammad SAW akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali. Kumpulan kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!”
Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka!

Kumpulan ke sembilan dan ke sepuluh tertinggal di atas Shirot. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang. Dikatakan bahwa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Alloh Ta'ala sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada anak-anak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapak mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga bersama-sama.

Hanya tinggal, anak-anak yang belum melihat ibu dan bapak mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapak dan ibuku.”
anak-anak yang belum melihat ibu dan bapak mereka telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”
Malaikat berkata kepada mereka: “Bapak-bapak dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.”
Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: “Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Alloh Ta'ala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka.”

Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka yaitu Shirot. Ia dipanggil “Tempat Teropong.” Kaki-kaki mereka akan tergantung di Shirot.
Nabi Muhammad SAW melintasi Shirot bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas kepalanya.
Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, anak-anak akan meninggikan tangisan mereka. Rosululloh SAW bersabda:
“Apa yang berlaku pada anak-anak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis karena berpisah dengan bapak dan ibu mereka.“ Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Alloh.”

Nabi Muhammad SAW memasuki syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Alloh Ta'ala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebagian daripada mereka.

Wallohu A'lam

 
 
 

Read more »

MUI Akan Mengumumkan 11 Aliran Sesat di Sulawesi Selatan

Bukti Kesesatan
ilustrasi
  • Prof Kasim Mathar: Dari sudut pandang Islam, aliran-aliran ini memang harus dibubarkan. Pertama, ia bisa secara sistemik merusak akidah orang-orang Islam.
  • Ketua Komisi Fatwa MUI Makassar Ali Parman mengatakan, salah satu aliran yang menjadi perhatian MUI Makassar saat ini adalah aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang merupakan wajah lain dari sebuah sekte sesat Al Qiyadah Al Islamiyah.
Aliran ini, kata dia, mengajarkan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan syariat Islam.
Mulai dari tidak wajib mengerjakan salat hingga penilaian bahwa berhaji merupakan ibadah yang hanya menghamburkan uang.
  • Abu Bakar Paka: Seringkali demokrasi dijadikan tameng untuk berlindung. “Ini yang harus diwaspadai. Banyak aliran dalam Islam yang sebenarnya lahir untuk menghancurkan Islam.”
  • Aparat memegang peran paling penting. Aaparat dan lembaga-lembaga Islam seperti MUI bekerja lebih cepat dan bertindak tepat, agar masyarakat tidak mendahului mengambil tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum.
  • Abu Abdillah: Sudah banyak aliran yang sebenarnya nampak di depan mata bertentangan dengan akidah Islam. Diantaranya, sekarang ini ada aliran yang membolehkan nikah mut’ah.
Aliran ini telah berkembang pesat di kampus-kampus dan banyak melibatkan mahasiswa sebagai pengikutnya. Aliran tersebut akan semakin memperluas pengaruhnya dan sedikit demi sedikit menggerogoti tatanan beragama di masyarakat kita.
Inilah beritanya.
***
MUI Akan Rilis 11 Aliran Sesat di Sulsel
MAKASSAR, FO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Minggu (16/12) merilis 10 kriteria aliran sesat yang diharamkan untuk diikuti. Kriteria ini dirilis secara terbuka di tengah tumbuh suburnya sejumlah aliran Islam sempalan yang dipandang berpotensi merusak akidah dan memicu gejolak sosial.
Kriteria tersebut diantaranta, mengingkari salah satu rukun iman dan Islam, meyakini atau mengikuti akidah yang tak sesuai Alquran dan sunnah, meyakini turunnya wahyu sesudah Alquran dan mengingkari keaslian dan atau kebenaran Alquran.
Kriteria lainnya, menafsirkan Alquran yang tidak berdasar kaedah tafsir, mengingkari kedudukan hadits Nabi Muhammad sebagai sumber ajaran Islam, menghina, melecehkan atau merendahkan nabi-nabi dan rasul, mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi atau rasul terakhir, serta mengubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah seperti shalat fardu, puasa atau haji serta mengafirkan sesama Muslim, hanya karena bukan kelompoknya.
Hal tersebut terkuak dalam acara seminar tentang fenomena munculnya aliran sesat dalam masyarakat Muslim Indonesia, di ruang rapat Gedung Muhammadiyah Cabang Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Minggu (16/12).
Dalam acara tersebut, MUI juga merilis, terdapat 11 aliran sesat di Sulsel. Namun saja MUI belum bersedia merilis nama-nama aliran sesat tersebut. Lembaga para alim ulama ini, berjanji akan merilis 10 aliran sesat itu dalam waktu dekat.
Seminar menampilkan pemateri Prof Kasim Mathar dan Abu Bakar Paka. Keduanya, membenarkan adanya 10 kriteria aliran yang harus dijauhi. Mereka bahkan merekomendasikan pembubaran aliran yang dinilai sempalan tersebut.
“Saya kira memang harus dirilis terbuka, dan menjadi kewajiban aparat untuk membubarkannya. Karena ini bukan sekadar merusak akidah, tapi juga berpotensi memantik gejolak di masyarakat,” terang Kasim.
Menurut Kasim, dari sudut pandang Islam, aliran-aliran ini memang harus dibubarkan. Pertama, ia bisa secara sistemik merusak akidah orang-orang Islam.
Terbukti, banyak aliran sesat yang hadir di masyarakat, dengan mudah bisa menghimpun pengikut. Selanjutnya, dampak sosial adalah hal yang paling mengkhawatirkan.
Kasim menjelaskan, fenomena yang terjadi adalah ketika kelompok ini mampu menghimpun pengikut, maka yang timbul adalah kegoncangan di masyarakat. “Inilah yang sering memicu masyarakat bermain hakim sendiri. Nah, untuk mencegahnya, MUI harus bersikap bersama aparat,” katanya.
Abu Bakar Paka menambahkan, aliran sesat adalah fenomena yang telah ada sejak dulu. Aliran ini datang dari berbagai latar belakang, motif serta ajaran.
Mereka telah diperangi oleh Rasulullah dan para sahabat. Namun, tentu saja dewasa ini fenomenanya berbeda dari yang terdahulu.
Karena mereka berada di alam demokrasi, maka seringkali demokrasi dijadikan tameng untuk berlindung. “Ini yang harus diwaspadai. Banyak aliran dalam Islam yang sebenarnya lahir untuk menghancurkan Islam,” papar Abu Bakar.
Aparat kata dia memegang peran paling penting. Abu Bakar berharap, aparat dan lembaga-lembaga Islam seperti MUI bekerja lebih cepat dan bertindak tepat, agar masyarakat tidak mendahului mengambil tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum.
“Saya yakin kalau aparat kita bertindak cepat, masyarakat tidak perlu turun tangan. Yang kadang terjadi kalau aparat terlambat, masyarakat yang mengambil alih. Itu sangat berbahaya,” pintanya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi Fatwa MUI Makassar Ali Parman mengatakan, salah satu aliran yang menjadi perhatian MUI Makassar saat ini adalah aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang merupakan wajah lain dari sebuah sekte sesat Al Qiyadah Al Islamiyah.
Aliran ini, kata dia, mengajarkan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan syariat Islam.
Mulai dari tidak wajib mengerjakan salat hingga penilaian bahwa berhaji merupakan ibadah yang hanya menghamburkan uang.
“Mereka juga membolehkan Muslimah mengenakan celana pendek,” katanya.
Ali Parman menambahkan, keberadaan aliran Gafatar ini menjadi berbincangan hangat di kalangan petinggi MUI. Apa yang dilakukan oleh MUI ini demi menjaga ajaran Islam agar tetap pada kodratnya.
Selain Gafatar, ada beberapa aliran yang juga sedang dicermati sepak terjangnya. Ajaran-ajaran itu secara umum tampak sama dengan Islam umumnya. Namun pada ajaran pokok akidahnya sangat bertentangan dengan Islam.
“Bahkan menginjak-injak akidah Islam,” terang Ali.
Abu Abdillah, pemerhati Islam yang dihubungi Berita Kota malam tadi, mengatakan, MUI adalah lembaga yang dipercaya publik Islam untuk memfilter hal-hal seperti ini. Jika sudah dipastikan ke-11 aliran ini bertentangan dengan akidah Islam, maka wajib bagi MUI berkoordinasi dengan kepolisian untuk membubarkannya.
“Saya kira itu jalan paling ideal. Jangan berlama-lama karena akan memberi ruang gerak yang lebih luas kepada mereka,” katanya.
Menurut Abu Abdillah, sudah banyak aliran yang sebenarnya nampak di depan mata bertentangan dengan akidah Islam. Diantaranya, sekarang ini ada aliran yang membolehkan nikah mut’ah.
Aliran ini telah berkembang pesat di kampus-kampus dan banyak melibatkan mahasiswa sebagai pengikutnya.
“Ini sudah sangat pesat perkembangannya. Dan tidak ada gerakan konkret dari MUI untuk mencegahnya,” ketusnya.
MUI menurut dia, harus segera bersikap, karena jika tidak, bukan tidak mungkin aliran tersebut akan semakin memperluas pengaruhnya dan sedikit demi sedikit menggerogoti tatanan beragama di masyarakat kita.(bkm) Senin, 17 Desember 2012 | 15:13:47 WITA | fajar.co.id




sumber

Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *