Namun pagi ini British Aerospace System mengumumkan kontrak senilai
US$ 63 Juta untuk melakukan perawatan dan upgrade untuk Indonesia dan
Irak. Untuk Indonesia jelas upgrade ditujukan kepada F-16A/B Block 15
TNI-AU, serta pengadaan sistem radar pengindera jarak jauh. Sebuah
langkah yang unik, mengingat sejatinya F-16 yang akan kita terima dari
AS proses refurbishmentnya dilakukan oleh Lockheed Martin. Apalagi
Lockheed Martin dalam rilis persnya sudah menyatakan siap menggandeng PT
Dirgantara Indonesia sebagai partner lokal untuk proses integrasi
sistem dan upgrade F-16 tersebut. Apakah ini ada hubungannya dengan
kunjungan Presiden SBY ke Inggris beberapa waktu yang lalu? Terlalu jauh
untuk dapat menyimpulkan.
Yang jelas, British Aerospace adalah perusahaan profesional yang
memang menyediakan komponen upgrade F-16 secara OEM (Original Equipment
Manufacturer). Mereka memenangkan kontrak upgrade F-16 di berbagai
Negara, termasuk baru-baru ini Korea Selatan dan Turki, dan F-16 milik
ANG (Air National Guard). Komponen yang menjadi andalan salah satunya
adalah CFCC (Commercial Fire Control Computer) menggantikan sistem
bawaan MMC (Multi Mission Computer) buatan Raytheon. CFCC menawarkan
kemampuan proses data yang lebih cepat berkat prosesor yang lebih kuat
dan bandwith transfer data yang lebih lebar berkat dukungan Ethernet.
CFCC juga mampu mendukung penggunaan sistem radar AESA (Active Electronic Scanned Array) yang membutuhkan pasokan data dalam jumlah besar. Selain itu BAe juga menyediakan sistem IFF transponder, databus, dan Link 16 communication systems. Walaupun masih belum jelas seberapa komprehensif cakupan dari upgrade yang dilakukan oleh British Aerospace, kabar ini merupakan berita baik bagi armada F-16A/B TNI-AU yang membutuhkan penyegaran dalam hal avionik. Tunggu berita dan perkembangan selanjutnya.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar