"Yang
memampukan seorang penguasa bijak dan jenderal yang baik untuk bisa
menyerang, menaklukkan dan mencapai hasil yang melebihi jangkauan
manusia biasa adalah informasi awal."
-- Sun Tzu - The Art of War --
-- Sun Tzu - The Art of War --
Sun Tzu, mengucapkan kalimat tersebut 2.500 tahun yang lalu, namun pesan ini sungguh masih relevan hingga saat ini.
Mengumpulkan
informasi mengenai kondisi musuh adalah salah satu kunci kemenangan
dalam peperangan dan taktik ini merupakan sebuah praktek yang lazim
dilakukan di dunia intelijen.
Namun, ketika intelijen di dunia
Timur mulai menggunakan teknologi-teknologi barat yang canggih,
Intelijen dunia barat malah kembali ke cara-cara tradisional yang
populer di kebudayaan timur. Ini tercermin dari proyek rahasia CIA yang
bocor ke publik tahun 1995, yaitu proyek Stargate.
Proyek Rahasia Stargate
Proyek ini adalah proyek rahasia
pemerintah Amerika Serikat yang dijalankan oleh CIA, bekerja sama
dengan badan intelijen dan militer lainnya seperti NSA (National
Security Agency) dan angkatan darat. Proyek ini mulai aktif sekitar
tahun 1970an hingga ditutup pada tanggal 30 Juni 1995.
Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki fenomena paranormal seperti remote viewing (kemampuan mendapatkan informasi tertentu dari jarak jauh tanpa harus berada di lokasi), Precognition (meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa datang) dan Telekinesis (memindahkan sebuah objek tanpa menyentuhnya).
Walaupun kedengarannya mengada-ngada, namun penggunaan teknik Remote Viewing misalnya, telah dipakai oleh intelijen Amerika pada beberapa black operation di masa lampau. Salah satu tokoh yang dikenal ahli dalam penggunaan teknik ini adalah Ingo Swann,
yang di kemudian hari menjadi otak dari Stargate. Ingo Swann juga
adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah Remote Viewing.
Tentu
saja, CIA tidak sekedar hanya tertarik menyelidiki fenomena ini. Mereka
juga menyelidiki kemungkinan penggunaannya di dalam dunia intelijen.
Dalam
proyek ini, para peneliti mengembangkan satu set protokol yang
dimaksudkan untuk membuat pengalaman-pengalaman paranormal seperti
remote viewing menjadi lebih scientific. Mereka juga secara aktif
berusaha menemukan metode yang bisa meminimalisir ketidakakuratannya.
Proyek ini dianggap sebagai usaha terakhir dalam komunitas intelijen Amerika dan para "viewers" ini hanya akan diberi tugas jika semua usaha lain telah dicoba dan gagal.
Pada
masa jayanya, proyek ini memiliki laboratorium penelitian hingga 14
unit di seluruh Amerika dan paling tidak ada 22 remote viewers yang
bekerja untuk menyediakan data intelijen.
Ketika proyek ini ditutup pada tahun 1995, paling tidak masih ada tiga orang remote viewer yang masih aktif di CIA.
Remote Viewing dan Intelijen
Ketika tugas diberikan, seorang viewer
akan masuk ke sebuah ruangan bersama seorang pemandu. Di ruangan ini
viewer akan memproyeksikan pikirannya sambil berusaha tetap menjaga
kesadarannya.
Sang pemandu kemudian akan menunjukkan sebuah
lokasi atau kordinat sebuah wilayah di peta, lalu meminta viewer untuk
mulai memproyeksikan pikirannya. Kemudian pemandu akan menanyakan apa
yang dilihatnya. Sang viewer kemudian membuat catatan dan sketsa untuk
menggambarkan impresi yang didapatkannya.
Salah satu aspek
penting dalam teknik ini adalah, sang viewer tidak boleh memberikan
penilaiannya sendiri atas impresi yang didapat. Jika ini diabaikan, maka
impresi yang dihasilkan akan menjadi tidak akurat.
Tidak selesai
sampai disitu, Jika viewer telah mendapatkan beberapa informasi, maka
Informasi ini masih harus diverifikasi oleh pihak lain untuk menemukan
penafsiran yang cukup tepat.
Walaupun informasi yang didapat para
viewer tidak selalu berguna, namun, para viewer di proyek Stargate
terbukti pernah menghasilkan beberapa informasi intelijen yang cukup
luar biasa.
Keith Harary adalah salah satu remote viewer yang direkrut ke dalam proyek Stargate.
Pada tahun 1979, terjadi krisis penyanderaan warga Amerika di Iran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Iran Contra.
Keith diminta untuk menyelidiki situasi di Iran dengan remote Viewing. Kemudian, Keith mulai memproyeksikan pikirannya.
Dari penglihatannya, Ia berhasil mengetahui kalau salah satu warga Amerika yang disandera di Iran "mengalami Nausea (Perasaan selalu ingin muntah) dengan satu sisi tubuhnya terluka/rusak" dan sandera itu "akan dibawa pulang dengan pesawat terbang beberapa hari kemudian".
Informasi ini cukup akurat. Seorang sandera yang bernama Richard Queen ternyata mengidap lemah otot, mata rabun, kordinasi tubuh yang kacau balau, vertigo dan multiple sclerosis
yang mempengaruhi saraf di satu sisi tubuhnya. Akibatnya, Queen dilepas
oleh para penyandera di Iran dan presiden Jimmy Carter mengirim sebuah
pesawat untuk membawanya pulang.
Lain lagi kisah Joseph McMoneagle,
juga seorang Viewer. Pada tahun 1979, ketika perang dingin masih
berlangsung antara Rusia dan Amerika, ia berhasil mengetahui informasi
mengenai jadwal peluncuran kapal selam Rusia terbaru.
Ia mengatakan kalau kapal selam itu akan diluncurkan empat bulan setelah prediksinya, yaitu sekitar bulan Januari 1980.
Foto satelit
yang didapatkan oleh intelijen Amerika menunjukkan akurasi prediksi
ini. Di antara rekan-rekannya di Stargate, McMoneagle memang dikenal
mampu memprediksi sebuah peristiwa beberapa bulan sebelum terjadi.
Jadi, kemampuan yang dimilikinya lebih kearah precognitive dibanding remote viewing.
Kemampuan ini didapatkannya ketika ia mengalami Near Death Experience
(pengalaman hampir mati) di tahun 1970an. Setelah itu, ia mulai
mendapatkan pengalaman-pengalaman paranormal yang membuatnya direkrut ke
dalam proyek Stargate.
Patrick Price
Patrick Price
adalah seorang remote viewer yang lain. Berbeda dengan viewer lainnya,
Patrick memiliki akurasi yang sangat luar biasa. Di dalam proyek
Stargate, kemampuannya boleh dibilang menyamai Ingo Swann, sang otak
dari Stargate, dan persaingan di antara keduanya telah melegenda di
kalangan CIA.
Pada tahun 1973, Patrick diberikan sebuah kordinat
di wilayah Rusia dan diminta mendeskripsikan impresi yang didapatkannya
mengenai wilayah tersebut. Hasilnya, para petinggi militer terkejut
karena ia mendeskripsikan adanya sebuah fasilitas militer super rahasia
di tempat itu.
Patrick
yang tidak memiliki latar belakang militer atau intelijen bahkan mampu
menyediakan daftar nama proyek yang berhubungan dengan aktifitas yang
sedang berlangsung, termasuk proyek yang sangat sensitif dan rahasia. Ia
bahkan bisa menyebut nama kode untuk fasilitas itu, tata letaknya dan
nama orang-orang yang terlibat dalam proyek rahasia itu secara akurat.
Salah seorang petinggi CIA pernah mendeskripsikan Patrick dengan kalimat "He was extraordinarily accurate, unbelievably accurate".
Sekarang kalian tahu mengapa Uni Sovyet bisa runtuh dan takluk dengan Amerika Serikat. Sayangnya Patrick meninggal pada tanggal 14 Juli 1975 sebelum sempat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.
Pada tanggal 17 Mei 1987, Iran meluncurkan sebuah rudal yang kemudian menghancurkan kapal fregat Stark
milik Amerika Serikat. Peristiwa ini mengejutkan dunia, namun tidak
bagi mereka yang terlibat di Stargate karena tiga hari sebelumnya, salah
seorang viewer bernama Paul H Smith telah memprediksinya.
Dalam bukunya yang berjudul "Reading the Enemy's Mind: Inside Star Gate: America's Psychic Espionage Program", Smith mengatakan kalau ada rekannya di Stargate yang bahkan bisa membengkokkan sendok dengan pikirannya.
Mengenai
ditutupnya proyek Stargate, Smith menyalahkan birokrat di pemerintahan
Amerika yang skeptis dan takut untuk mengambil risiko.
Lyn Buchanan
Lyn Buchanan adalah seorang sersan yang direkrut ke dalam proyek Stargate. Namun ia bukan seorang remote viewer.
They are still watching
Pada
tahun 1995, CIA melihat bahwa proyek ini tidak memberikan hasil yang
signifikan terhadap intelijen. Jadi, mereka memutuskan untuk menutup
proyek senilai 20 juta dolar ini untuk selamanya, walaupun banyak yang
percaya kalau mereka masih menjalankannya secara diam-diam.
Setelah
ditutup secara resmi, para veteran stargate yang masih hidup mulai
terbuka mengenai subyek remote viewing kepada publik Amerika. Salah
seorang Viewer bernama David Morehouse misalnya, mendirikan sebuah perusahaan yang khusus melayani pelatihan remote viewing untuk pengembangan diri manusia.
Paul H Smith kemudian mendirikan RVIS, juga perusahaan yang bergerak dalam bidang pelatihan remote viewing. Ia juga kepala dari IRVA (International Remote Viewing Associations), sebuah organisasi yang terdiri dari para veteran Stargate dan paranormal swasta generasi terbaru.
Lyn Buchanan, sang ahli telekinesis, bersama dengan Mel Riley, remote viewer Stargate, mendirikan PSI (Problems Solutions Innovations) yang juga menyediakan jasa Remote Viewing.
Jadi, berhati-hatilah, karena kalian tidak tahu siapa yang sedang mengintip.
0 komentar:
Posting Komentar