DAMASKUS-(IDB) : Sekira 400 pasukan Amerika Serikat (AS) dan
Belanda yang tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO)
sudah berada di perbatasan Turki dan Suriah. Mereka mulai mempersiapkan
diri untuk menempatkan Misil Patriot.
Para pasukan itu mulai
memenuhi perbatasan usai NATO menyetujui pengerahan Misil Patriot
MIM-104 ke Turki. Misil itu merupakan senjata yang diminta Turki yang
mulai terancam dengan aktivitas militer Suriah.
"Tidak ada yang
tahu apa yang akan dilakukan rezim itu (Suriah) dan inilah yang membuat
kami melakukan hal ini," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Guido
Westerwelle, seperti dikutip UPI, Jumat (7/12/2012).
Selain
mempersiapkan diri untuk pengerahan misil itu, para pasukan juga mulai
khawatir dengan senjata kimia Suriah. Sejauh ini, Suriah diklaim sebagai
negara yang memiliki banyak senjata kimia seperti halnya gas mustard,
gas syaraf, dan sianida.
Suriah langsung mengecam sikap NATO, AS
dan pernyataan dari Westerwelle. Suriah menegaskan kembali bahwa mereka
tidak akan pernah menggunakan senjata kimia untuk warganya sendiri.
"Suriah
menegaskan sekali lagi untuk yang ke-10 dan 100 kalinya, bila kami
memiliki senjata itu, kami tidak akan menggunakannya kepada warga kami.
Kami tidak akan mencoba untuk bunuh diri," ujar Deputi Menteri Luar
Negeri Suriah Faisal Miqdad.
Miqdad mengklaim, AS dan oposisi
Suriah melakukan konspirasi dengan menciptakan opini bahwa Presiden
Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia. Konspirasi itu ditujukan agar
intervensi militer ke Suriah disetujui.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar