Senin, 31 Maret 2014

Tank Leopard Pilihan Tepat Untuk Memperkuat TNI


Tank Leopard 2A4 dan Marder TNI AD di Yonkav 8, Pasuruan



Jakarta, 30 Maret 2014 – Pemerintah terus mengupayakan peningkatan kekuatan Alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memodernisasi Alutsista TNI. Dalam rangka modernisasi Alutsista TNI khususnya TNI Angkatan Darat, pada tahun 2012 pemerintah dan DPR telah sepakat untuk membeli Main Battle Tank (MBT) Leopard produksi Jerman.

arc.web.id


Proses pembelian MBT Leopard telah melalui proses yang cukup panjang dengan pendekatan proses bottom up dan top down. Proses bottom up dimulai dengan kajian oleh pengguna yaitu satuan-satuan Kavaleri TNI Angkatan Darat. Kajian tersebut meliputi analisis penggunaan MBT ditinjau dari aspek teknis, taktis dan operasional.

Dari aspek teknis, MBT Leopard memiliki keunggulan dalam desain teknologi yakni besaran kaliber meriam sebesar 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system, serta dan armor protection. MBT Leopard juga memiliki keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system yang sangat akurat, serta auto ammo loader guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistik komputer.

Dari aspek taktis, MBT Leopard telah memenuhi Ketentuan Standar Umum (KSU) Materiil TNI AD dihadapkan dengan fungsi Satuan Kavaleri sebagai unsur penggempur. Jika dilihat dari taktik pertempuran darat, tank Leopard adalah tank yang terunggul di kelasnya. Keunggulan MBT Leopard adalah pada kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan daya hancurnya. Secara taktis, MBT Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup. Meskipun beratnya mencapai 60 Ton, namun tekanan gandar yang ditumpukan ke permukaan hanya sekitar 8 kg/cm2. Hal ini dimungkinkan karena permukaan tumpu relatif luas.

Selain itu, Tank ini juga tidak selalu mengandalkan jembatan yang ada, karena setiap kompi dilengkapi dengan jembatan taktis yang bersifat portabel, yang dapat digelar saat Tank harus melewati sungai kecil yang tidak ada jembatan, atau kapasitas jembatannya tidak mampu menopang berat Tank (misalnya jembatan dengan konstruksi bambu/kayu)
arc.web.id



Dari aspek operasional, antara lain MBT Leopard memiliki kemampuan mobilitas untuk melintasi medan dengan kecepatan maksimal 70 km/jam. Adanya ketersediaan dukungan logistik misalnya amunisi tidak ada masalah karena akan ada dukungan Transfer of Technologi (TOT) pembuatan munisi kal.120 mm antara Rhienmetal dengan PT. Pindad, disamping itu adanya munisi tipe baru yang dimiliki MBT Leopard yaitu DM-11(Dynamic Magnetic). Untuk suku cadang juga tersedia sampai dengan 20 tahun kedepan, dan ada jaminan sesuai dengan program TOT bersama PT. Pindad.

Selain tiga aspek diatas, aspek geografi Indonesia juga menjadi pertimbangan untuk menentukan pemilihan MBT Leopard yang beratnya 63 ton. Tank Leopard dapat bergerak dan bermanuver dengan leluasa di wilayah Indonesia dan untuk melewati jalan serta jembatan tidak menimbulkan kerusakan. Penempatan MBT di Indonesia tidak ada masalah, sebagai contoh negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Laos, dan lain-lain yang memiliki geografi relatif sama dengan Indonesia telah memiliki MBT.

Selain itu, aspek TOT juga menjadi pertimbangan dalam pembelian MBT Leopard. Rheimetal Jerman memberikan dukungan sepenuhnya berupa transfer teknologi baik berupa pemeliharaan, operasional dan pengadaan amunisinya bersama PT Pindad, Bandung. Transfer teknologi merupakan salah satu persyaratan pembelian Alutsista dari luar negeri untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

Sementara itu dalam proses top down, pengadaan MBT Leopard dilakukan melalui kajian dari aspek geopolitik, geostrategi, diplomasi dan kerja sama militer. Dalam aspek geopolitik dan geostrategi, Kementerian Pertahanan melakukan analisis keseimbangan kekuatan di kawasan, yang memperhitungkan empat komponen kuatan yaitu diplomasi, informasi, militer, ekonomi.

Ditinjau dari aspek akuntabilitas, Kementerian Pertahanan juga membentuk Tim Evaluasi Pengadaan yang bertugas mengevaluasi proses pengadaan suatu barang yang akan dibeli. Dalam tugasnya, Tim Evaluasi Pengadaan mengevaluasi apakah suatu proses pengadaan telah mematuhi peraturan yang berlaku. Selain itu, Tim ini juga bertugas memberikan pertimbangan-pertimbangan strategis kepada Menteri Pertahanan.

Setelah semua proses pengadaan selesai, tidak serta merta pembelian dapat dilakukan. Meskipun kontrak telah ditandatangani, namun tidak akan efektif sebelum mendapat persetujuan dari DPR. Artinya pengawasan itu berlapis, internal pemerintah, antar kementerian, dan pengawasan DPR.

Setiap pengadaan Alutsista juga diawasi oleh High Level Committee (HLC) yang dipimpin oleh Wamenhan. HLC bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista. Selain itu, dibentuk pula Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa yang terdiri dari Itjen Kemhan, Itjen Mabes TNI, Itjen Mabes Angkatan, BPKP dan LKPP.Dengan demikian, pengadaan MBT Leopard sudah melalui proses yang panjang dan sangat ketat, sehingga kecil kemungkinan terjadinya penyelewengan dan kebocoran anggaran. Selain itu, pengadaan Alutsista TNI, termasuk MBT Leopard dilakukan tanpa perantara. Saat ini, pengadaan Alutsista TNI menggunakan model G to G atau G to B tidak melibatkan broker atau pihak ketiga. Kementerian Pertahanan juga telah mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memantau proses pengadaan MBT Leopard



Read more »

TNI AU tunggu pesawat tempur generasi 4,5



Yogyakarta ☆ Peremajaan dan modernisasi arsenal perang TNI AU terus dilakukan, di antaranya pesawat tempur pengganti F-5E/F Tiger II yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14, yang berasal dari generasi 4,5 atau 4,5++.

Di antara kontestan yang telah masuk ke dalam daftar pasti pengajuan adalah Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), JAS-39 Gripen (Swedia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A-18E/F Super Hornet (Amerika Serikat). Pengadaan arsenal baru TNI AU itu sesuai Perencanaan Strategis Pertahanan Indonesia Tahap III.

"Kami masih menunggu evaluasi dari Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI. Jika ditanya, kami menginginkan generasi 4,5," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Yogyakarta, Minggu.

F-5E/F Tiger II didatangkan langsung dari pabriknya di Amerika Serikat pada awal dasawarsa '80-an, dengan skema pembelian foreign military sales.

TNI AU saat itu adalah pengguna perdana Tiger II di ASEAN dengan kekuatan satu skuadron udara penuh (16 unit).

Angkatan Udara Kerajaan Thailand menjadi negara kedua, yang malah membeli lebih banyak lagi Tiger II itu, dan mengembangkan kemampuan pesawat tempur kelas interseptor itu.

TNI AU sebetulnya bukan tidak mengembangkan kemampuan dan usia pakai F-5EF Tiger II itu, karena sempat ada Program MACAN yang diluncurkan pada akhir dasawarsa '90-an.

Selain Thailand, Angkatan Udara Iran secara sempurna bisa mengembangkan Tiger II mereka.

Dassault F1 Rafale merupakan pesawat terbang tempur bermesin ganda dengan rancangan unik di dunia, berkelas multi peran --Prancis menyebut ini sebagai omnirole capability-- termasuk reconnaissance dan surveillance hingga kemampuan meluncurkan bom nuklir.

Dikembangkan dalam hanya tiga varian (B, C, dan M), komonalitas dan kompatibilitas serta kemudahan perawatan plus pengoperasian menjadi nilai tambah pesawat tempur bersayap delta dengan sayap kanard di depan bawah kokpit.

Sistem avionika dan penginderaan serta persenjataannya memakai teknologi kelas paling canggih di kelasnya, di antaranya integrasi sistem dengan pusat pengendali dan sesama penempur di udara.

Adapun JAS-39 Gripen bersayap delta buatan SAAB Swedia, diketahui memiliki kemampuan tempur multiguna-interseptor berkecepatan di atas 2 Mach, dengan teknologi terkini dan menjadi salah satu arsenal andalan NATO.

JAS-39 Gripen merupakan penyempurnaan JAS-35 Vigen dan JAS-37-Drakken, dan bisa menjadi pamungkas dalam superioritas udara dari Swedia yang dikenal dengan produk-produk berkualitas tinggi itu.

Angkatan Udara Kerajaan Thailand menjadi pengguna perdana JAS-39 Gripen ini di ASEAN, sementara di dunia telah dipergunakan Angkatan Udara Kerajaan Swedia, Angkatan Udara Afrika Selatan, dan Angkatan Udara Hungaria.

Sementara Boeing F/A-18E/F Super Hornet adalah pesawat tempur bermesin ganda yang didedikasikan untuk bertempur secara multiperan.

Dia juga dipergunakan di Angkatan Udara Singapura, yang diimbuhi teknologi lebih canggih ketimbang versi ekspor lain dari pabrikannya.

Sukhoi Su-35 Flanker E buatan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association adalah pengembangan dari Su-27 Flanker yang ditingkatkan manuverabilitasnya dari kokpit berkursi tunggalnya dan bermesin jauh lebih kuat dari pendahulunya.

Pertama kali mengudara pada 1988, Angkatan Udara Rusia memakai Su-35 Flanker E (semula dikenal sebagai Su-27M) tim aerobatik mereka, Vityyasii Ruskiyii (Ksatria Rusia), menggantikan MiG-29.

TNI AU sudah sangat akrab dengan sistem Su-27 Flanker ini karena telah memiliki satu skuadron udara berisikan mereka, yaitu Skuadron Udara 11, yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makasssar.

  


Read more »

Obama: Mr Putin punya nasionalisme yang luar biasa


Keberanian Presiden Rusia, Vladimir Putin melawan hegemoni global membuat Presiden AS Barack Obama merasa frustasi./*ist


 

WASHINGTON DC – Ketegasan dan keberanian Presiden Rusia, Vladimir Putin yang tidak mau tunduk pada tekanan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, pasca penggabungan Crimea, membuat Presiden AS Barack Obama memuji penguasa Kremlin itu.

“Terus terang saya ingin mengatakan kalau ada rasa nasionalisme yang luar biasa pada diri Presiden Putin. Sikap kerasnya seolah mengatakan Barat telah mengambil keuntungan dari Rusia di masa lalu dan kini ia ingin dunia tahu bahwa Mr Putin akan membalik semua itu,” ujar Obama, dilansir CBS News, Sabtu (29/03/2014).

Menurut Obama, sikap Putin telah menunjukkan rasa kehilangan atas kejayaan Uni Soviet dan Putin ingin menunjukkan Rusia bisa menggantikan peran Uni Soviet.

“Tapi saya juga katakan seharusnya ia tidak kembali pada praktik lama itu. Semua tahu ini akan mengembalikan situasi dunia dalam era perang dingin,” lanjut Obama.

Pernyataan Obama kali ini sangat merendah dan diduga untuk mengambil simpati dan perhatian dari Putin.

“Berulangkali saya katakan adalah bahwa Mr Putin mungkin telah salah paham ke Barat. Dan pastinya ia juga menyalahkan kebijakan luar negeri Amerika. Kami tidak punya kepentingan untuk mengitari Rusia dan kami tidak punya kepentingan di Ukraina selain membiarkan rakyat Ukraina membuat keputusan sendiri,” lanjut Obama.

Karena itu, guna menurunkan tensi ketegangan, ia mendesak Rusia harus menarik mundur pasukannya dari perbatasan Ukraina dan mulai melakukan perundingan dengan semua pihak.

Sejauh ini Kremlin menegaskan menolak berunding dengan Ukraina dan telah menegaskan bahwa Crimea adalah bagian dari Rusia yang tak terpisahkan.@cbs

 

Read more »

`Psywar`, TNI AD Tempatkan Helikopter Canggih Apache di Natuna


TNI Angkatan Darat membeli 8 helikopter canggih, Apache AH-64 E dari Amerika Serikat.

Jakarta - Untuk melengkapi kekuatannya, TNI Angkatan Darat membeli 8 helikopter canggih, Apache AH-64 E dari Amerika Serikat. Kepala Staff Angkatan Darat, Jenderal Budiman mengatakan, salah satu penempatannya adalah di Natuna.

Umumnya, penggunaan Apache sering dilakukan di lokasi darat. Lalu, apa fungsinya di Kepulauan seperti Natuna?

Menurut situs www.army-technology.com, Helikopter Apache AH-64 E menggunakan Small Tactical Terminal (STT) KOR-24 yang menghasilkan terminal radio frekuensi sangat tinggi (VHF/UHF). Selain itu dengan sensor elektro-optik dan inframerah (EO/IR) pilot Apache bisa menghadapi atau melakukan serangan terhadap kapal kecil.

"AH-64E memiliki kemampuan diagnostik mandiri, instrumen data Link-16, dan radar Longbow yang diperbarui," demikian tulis www.militaryaerospace.com yang dikutip Liputan6.com, Minggu (30/3/2014). Heli itu juga punya kemampuan menyerang.

Saat dihubungi, Kadispen TNI AD, Brigjen Andika Perkasa mengatakan, penempatan helikopter canggih ini fungsinya untuk menjadi deterrent effect terhadap gangguan kedaulatan NKRI. Untuk jumlah yang akan ditempatkan di Natuna ditentukan sebelum Apache tiba di tanah air.

"Kenapa Natuna? Karena lebih untuk deterrent effect atau efek penangkalan. Jadi seperti psywar atau perang psikologis. Untuk jumlah, jadi tidak perlu dikhawatirkan mungkin 2016 baru fix-lah keputusan pimpinan di mana akan ditempatkan berapa unit yang jelas tidak mungkin ditempatkan di satu lokasi semuanya," imbuhnya.

Ditambahkan Jenderal bintang satu ini, tahun ini para penerbang TNI AD (penerbad) akan dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar mengoperasikan Apache. Ke depan, para penerbang yang belajar di Fasilitas Boeing Mesa, Arizona Amerika Serikat ini akan menjadi instruktur di dalam negeri.

"Mereka yang dilatih sekarang akan dijadikan pelatih. Dan mereka akan melatih penerbang-penerbang muda kita berikutnya yang akan terus datang setiap tahun," tutupnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu 16 Februari 2014, Jenderal Budiman mengatakan pihaknya membeli Helikopter Apache AH-64 E baru dari Amerika Serikat. Helikopter canggih ini akan datang pada akhir tahun 2017.

"Nanti akan dibeli lagi baru yaitu helikopter jenis Apache sebanyak 8 unit yang akan datang akhir tahun 2017 dengan kemampuan bisa over dengan ketinggian tertentu dengan radar Longbow, sasaran 50 kilometer terdeteksi sekaligus mengunci 20 sasaran serta bisa langsung kena sasaran secara bersamaan hanya dengan 1 tekan tombol," ucap Budiman.

Untuk mengoperasikan 8 unit Apache, TNI AD menyiapkan 24 penerbang dan 59 teknisi. Kehadirannya diharapkan membantu menjaga pertahanan dan kedaulatan NKRI. (Raden Trimutia Hatta)

 



Read more »

Siaga Konflik Laut China Selatan, TNI Perkuat Pulau Terluar


Prajurit TNI tampak memperhatikan dengan seksama sambutan yang disampaikan oleh Presiden SBY (Rumgapres/Abror Rizki). - See more at: http://news.liputan6.com/read/2030094/siaga-konflik-laut-china-selatan-tni-perkuat-pulau-terluar#sthash.bISUOpPY.dpuf


Jakarta- Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana memperkuat kekuatan di Pulau Natuna, Kepulauan Riau untuk mengantisipasi hal-hal negatif akibat konflik Laut China Selatan. Moeldoko pun mengumpulkan seluruh Kepala Staf Angkatan untuk mencari solusi penguatan pulau strategis Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan tersebut.

"Bila terjadi sesuatu di sana akan merembes ke Indonesia," kata Moeldoko pada 3 Maret 2014 lalu.

Terkait rencana Jenderal Moeldoko, TNI Angkatan Udara akan melakukan perbaikan Lanud Ranai Pulau Natuna dan menempatkan skadron move atau bisa berpindah home base. Agar Lanud Ranai bisa menjadi hardened shelter pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, Golden Eagle dan jenis lainnya.

"Skadron move untuk hardened shelter sewaktu-waktu bisa dilaksanakan tergantung kebutuhan operasi," tulis Kadis Penerangan TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto melalui pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta Minggu (30/3/2014).


Hadi menambahkan, untuk wewenang penggunaan kekuatan sepenuhnya di bawah Panglima TNI. Kemudian, kewenangan ini akan ditindakanjuti ke Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) atau Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau).

"Bisa Kohanudnas bisa Koopsau, tergantung jenis operasi. Karena doktrin kita masih seperti itu," tutup jenderal berkumis ini.

Sebelumnya, untuk mengantisipasi gangguan kedaulatan, TNI Angkatan Darat berencana menambah 1 batalyon dan menempatkan Helikopter Apache AH-64 di Pulau Natuna. Kehadiran helikopter buatan Amerika ini diharapkan bisa menjadi deterrent effect.

"Kenapa Natuna? Karena lebih untuk deterrent effect atau efek penangkalan. Jadi seperti psywar atau perang psikologis," ujar Kadispen TNI AD, Brigjen Andika Perkasa .

Selain itu, Mabes TNI juga akan meningkatkan status Pangkalan Angkatan Laut menjadi Pangkalan Utama Angkatan Laut. Alat utama sistem senjata (alutsista) canggih pun akan mengisi pulau terluar Indonesia tersebut.

Pulau Natuna dengan luas daratan 2.631 kilometer persegi, di utara berbatasan dengan perairan Vietnam, dan wilayah timurnya berbatasan dengan Malaysia Timur, Kalimantan Barat dan Brunei Darussalam. Sementara itu, di barat Pulau Natuna dengan luas lautan 262.156 kilometer persegi berbatasan dengan Semenanjung Malaysia Barat.

Sementara, meski mereda, permasalahan Laut China Selatan punya potensi 'kambuh'. China, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan mengklaim wilayah laut yang diyakini memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat banyak itu.

China mengklaim sekitar 90 persen dari 3,5 juta kilometer persegi Laut China Selatan, yang bersinggungan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan. China juga berencana menetapkan Zona Indentifikasi Pertahahan Udara (ADIZ) di Laut China Selatan.

 



Read more »

Dua Korea Berbalas Tembakan Artileri di Perbatasan

Ilustrasi latihan di Korea Selatan


Seoul - Korea Utara dan Selatan, Senin (31/3/2014), terlibat saling tembak artileri di wilayah perbatasan laut yang disengketakan, sehari setelah Korut mengancam akan melakukan uji coba nuklir baru.

Saling tukar tembakan artileri itu dipicu peluru tajam yang digunakan militer Korea Utara dalam latihan jatuh di perairan Korea Selatan. Demikian pernyataan militer Korea Selatan.

Sejumlah pengamat menilai insiden penembakan itu merupakan pertanda rasa frustrasi Korea Utara terhadap AS yang bersikukuh untuk belum melanjutkan pembicaraan terkait program nuklir negara itu.

Ini sebab Pyongyang melihat pembicaran soal nuklir itu adalah sebuah kesempatan untuk memenangkan sebuah konsesi konkret dan bantuan dari komunitas internasional.

"Saya tak melihat insiden ini akan memicu sebuah bentrokan serius," kata Yang Moo-jin, seorang profesor dari Universitas Studi tentang Korea Utara di Seoul.

Latihan militer Korea Utara berlangsung pada pukul 12.15 waktu setempat, dan Korea Selatan yang merasa terancam langsung membalas tembakan.

"Sejumlah peluru Korea Utara mendarat di sebelah selatan perbatasan selama latihan. Jadi militer kami menembak balik ke arah utara perbatasan sesuai protokol yang berlaku," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Sebagai langkah antisipasi, penduduk yang tinggal di pulau-pulau perbatasan diminta berlindung saat jet-jet tempur Korea Selatan melintas di atas pulau-pulau tersebut.

Pada November 2010, Korea Utara menembaki pulau Yeonpyeong dan menewaskan empat penduduk pulau itu. Insiden penembakan itu sempat memicu kekhawatiran perang akan pecah kembali di Semenanjung Korea.

 

Read more »

Rudal DAGR (Direct Attack Guided Rocket), Amerika Serikat



DAGR (Direct Attack Guided Rocket) adalah rudal multi-peran yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, Amerika Serikat. Rudal ini efektif menetralisir kendaraan lapis baja dan target bernilai tinggi lainnya sekaligus meminimalisir risiko collateral damage.


Rudal DAGR telah diuji coba dari helikopter Apache AH-64D di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida, pada bulan Maret 2014. Kemampuan lock-on before launch (LOBL) dan akurasi tingginya berhasil didemonstrasikan dalam 16 kali penembakan.


Lebih dari 40 uji penembakan DAGR di jarak 1 km hingga 6 km telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Tingkat presisi yang tinggi dan kemampuan manuvernya yang baik membuat petempur sigap dalam merespon keadaan mendadak dan menyerang target bergerak.


Desain dan fitur DAGR


Rudal DAGR dapat diluncurkan dari udara maupun darat, lengkap dengan fitur lock-on before launch (LOBL) dan lock-on after launch (LOAL).


DAGR membawa 4,5 kilogram hulu ledak M151 dan kombinasi M423. Rudal ini berdimensi panjang 1,9 m, diameter 70 mm dan lebar sayap 222 mm. Bobotnya 16,3 kg sedangkan berat peluncurnya 86,2 kg. Jangkauannya bervariasi antara 1,5 km dan 6 km.



Dengan bore sight field 8 derajat, membuat rudal ini mampu menyerang target yang bergerak cepat dan target yang muncul tiba-tiba.


DAGR juga dilengkapi dengan kit semi-active laser guidance yang juga adalah teknologi yang digunakan pada rudal udara-ke-darat Hellfire II. Kit ini juga dapat diintegrasikan dengan roket 'tua' Hydra-70.


Uji penembakan DAGR


Uji penerbangan pertama DAGR dimulai pada Februari 2006. Uji peluncuran dari darat dengan hulu ledak pertama kali dilakukan di Pangkalan Angkatan Udara Eglin pada Januari 2009.


Lockheed Martin melakukan uji penembakan pertama 3 rudal DAGR dari helikopter Apache AH-64D di Yuma Proving Ground Arizona pada bulan Juni 2009. Dua roket berhasil mengenai target pada jarak dekat. Demo-demo rudal DAGR selanjutnya membuktikan rudal ini mampu dengan baik menyerang target di siang maupun malam hari.




DAGR berhasil diuji tembak dari helikopter AH-6 Little Bird di Yuma Proving Ground pada Juli 2009. Canister DAGR terpasang pada outboard rail dari peluncur XM299 yang telah dimodifikasi. DAGR juga telah diluncurkan dari helikopter OH-58D Kiowa Warrior dalam dua uji penerbangannya pada bulan Maret 2010.


Lockheed Martin melakukan empat kali uji penembakan rudal DAGR dari helikopter Apache AH-64D di Yuma Proving Ground, Arizona, pada Mei 2012. Diluncurkan dengan offset 5 derajat, DAGR berhasil menargetkan dan memukul sebuah truk yang berjalan pada kecepatan 40 km per jam dalam kondisi angin kencang. DAGR menghantam target pada titik satu meter dari laser spot.


Pada bulan September 2012, Lockheed Martin mendemonstrasikan kemampuan rudal DAGR dengan cara diluncurkan dari darat dalam dua uji penembakan terpisah di Pangkalan Angkatan Udara Eglin. DAGR mengunci target pada kisaran 3,5 km sebelum peluncuran dan memukulnya pada titik kurang dari setengah meter dari laser spot.





DAGR juga diluncurkan dari prototipe kendaraan Joint Light Tactical Vehicle (JLTV) Lockheed Martin di Pangkalan Angkatan Udara Eglin pada bulan Februari 2013. Setelah peluncuran, rudal mengunci laser spot dalam waktu dua detik dan mengenai target pada titik satu meter dari laser spot yang ditentukan.

Peluncur DAGR


Canister DAGR dapat dipasang pada pedestal (alas) peluncur M299/M310 dan M272 yang mampu me-load out rudal Hellfire II dan rudal DAGR.




Sistem rudal DAGR dapat diintegrasikan dengan semua platform peluncur Hellfire yaitu kendaraan berawak dan tak berawak, sayap tetap maupun berputar, serta helikopter Apache, OH-58 Kiowa Warrior, AH-6 Little Bird, Cobra dan Tiger.



Read more »

Sabtu, 29 Maret 2014

Hendrajit: "Jokowi & Prabowo akan Jadi Sasaran Proxy War AS Vs Cina"



Hendrajit (http://thehendrajitreview.wordpress.com/)

Joko Widodo atau Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai gubernur Jakarta pada Jumat, 14/03/14, di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, secara resmi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden 2014 mendatang.

Deklarasi Jokowi tersebut dianggap sebagian kalangan adalah langkah positif di kancah pesta demokrasi Indonesia. Tetapi, sebagian pihak tidak setuju dengan deklarasi Jokowi.

Dan berikut ini adalah wawancara Islam Times via inbox Facebook pada Senin, 17/03/14, dengan Bapak Hendrajit, pengamat Politik Luar Negeri yang juga pernah bergabung dengan Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1986, sekaligus salah satu pemrakarsa berdirinya Global Future Institute (GFI) di bawah naungan Yayasan Global Masa Depan, terkait dengan isu-isu pencapresan Jokowi.

Islam Times (IT): Bisa Bapak menceritakan sedikit tentang asal-usul kiprah politik Jokowi yang konon katanya dekat dengan Dubes AS sebelumnya, Scot Marciel?

Hendrajit (H): Kedekatan dengan Dubes Scot Marciel saya tidak punya informasi. Namun kalau Anda tanya keterkaitan Jokowi dengan Amerika setidaknya ada dua indikasi. Pertama, adanya tali-temali yang erat antara Jokowi dan keluarga besar Mochtar dan James Riadi. Dan keduanya ini meski mewakili kepentingan bisnis Overseas Chinese, namun lebih dekat dengan jaringan orang-orang berpengaruh di Amerika Serikat.

Kalau James Riadi sangat dekat dengan mantan Presiden Bill Clinton, bisa dipastikan jaringan politik yang punya link up dengan Partai Demokrat AS, tentunya sangat mendukung pencapresan Jokowi.

Adapun kaitan Jokowi dengan Amerika, sebenarnya bisa dilacak lebih jauh dengan membuka kembali tumpukan berita lama, ketika Maya Sutoro, adik tiri Obama, berkunjung ke Indonesia. Meski resminya Maya datang ke Indonesia untuk wisata dan nostalgia, namun beberapa informasi yang saya dengar, sebenarnya Maya telah menjalin kontak dengan beberapa tokoh penting Indonesia. Dan dengan Jokowi, meski tidak tatap muka, kabarnya sempat kontak via telp dengan Gubernur DKI Jakarta ini.

Artinya, ada indikasi kuat bahwa Jokowi memang didukung beberapa kalangan strategis di Amerika baik melalui konglomerat-konglomerat Cina yang punya kedekatan dengan Amerika, maupun beberapa mantan jenderal angkatan darat dari AKABRI 1970. Yang salah satu tokoh sentralnya adalah Luhut Panjaitan.

IT: Sejauh mana kebenaran mengenai hubungan JOKowi dengan para pengusaha Indonesia yang sebagian besar masuk black list pemerintah Idonesia, apakah ini benar?

H: Soal ini masih perlu konfirmasi dan pendalaman lebih lanjut. Namun sekadar pemetaan, beberapa pengusaha Cina eks Jimbaran Group yang dibesarkan semasa Suharto, sekarang terbelah dua yang dulunya bersatu. Group Gajah Tunggal (Sjamsul Nursalim) dan beberapa kroni bisnisnya, saat ini lebih berkiblat ke Cina daratan. Termasuk Tong Jo, pengusaha Cina yang dulu sangat dekat dengan Bung Karno, dan sekarang berbasis di Singapore. Sisi lain, Mochtar dan James Riadi dari LIPPO GROUP, berkiblat ke Amerika. Dan dua kubu ini, saya kira akan bertempur pada pemilu presiden mendatang. Sehingga ketika Jokowi dan Prabowo akhirnya nanti head to head, saya kira keduanya akan jadi sasaran Proxy War Amerika versus Cina di Indonesia. Menarik memang.

IT: Apa kira-kira yang membuat masyarakat merasa begitu optimis pada sosok Jokowi bisa memimpin Indonesia, jangan-jangan itu cuma rekayasa media saja.

H: Benar. Kata kuncinya Jokowi ini satu-satunya senjata unggulannya adalah Popularitas. Dan sosok ini, apapun alasannya, memang aktor baru di pentas politik. Masalahnya, seberapa besar elektabilitasnya, baru kelihatan dari hasil Pileg mendatang. Saya sendiri menduga, pencapresan Jokowi oleh Mega, sejatinya cuma pelantikan Jokowi sebagai Ketua Jurkam Nasional PDIP untuk Pemilu Legislatif 2014.

Buktinya, keputusan pencapresan Jokowi tidak melalui mekanisme Rapimnas. Dan ini Mega berarti keluar dari pakemnya sendiri selama ini yang selalu taat pada konstitusi dan legalitas.

IT: Bagaimana posisi dan daya tawar Jokowi di tubuh PDIP?

H: Ini terkait jawaban saya untuk pertanyaan nomor 3. Justru Mega karena menyadari popularitas dan pengharapan beberapa kalangan masyarakat agar Mega mencapreskan Jokowi, Mega justru secara cerdas memunculkan Jokowi lebih cepat daripada yang diduga banyak orang. Namun ini logis jika dipandang sebagai strategi menambah suara dukungan PDIP pada Pileg, sehingga melampau kisaran 14-15 persen yang selama ini memang sudah captive voters PDIP sejak 2004. Yang memang massa solid PDIP, apapun situasi dan kondisinya.

IT: Bagaiaman peluang Capres lain, seperi Prabowo dan Wiranto atau Ical?

(Percakapan Obrolan Berakhir)

H: Sejujurnnya saya katakan, pencapresan Jokowi oleh PDIP, malah menguntungkan Prabowo Subianto. Karena berbagai kalangan yang tidak berpihak pada Jokowi ataupun PDIP, namun masih ragu dan abu-abu pada Prabowo, pencapresan Jokowi justru akan mem-faith accomply mereka untuk merapat ke Prabowo.


Read more »

Di Negara Asal, Fox, CNN, dan MSNBC Tak Lagi Dipercaya

Stop CNN (https://d22r54gnmuhwmk.cloudfront.net)
Tahun 2013 menjadi tahun penurunan bagi berita kabel. Menurut sebuah studi Pew Research baru-baru ini, MSNBC, salah satunya, kehilangan hampir seperempat pemirsanya setelah penurunan yang sama pada tahun sebelumnya.

"Data dari Nielsen Media Research menunjukkan bahwa penurunan terbesar menerpa MSNBC, yang kehilangan hampir seperempat (24 persen) audiens prime -time-nya. CNN, di bawah manajemen baru (dan sudah jadi rahasia umum, dikuasai zionis), menurut laporan itu, mengakhiri tahun keempat di posisi ketiga, dengan penurunan audiens sebesar 13 persen.

Secara total, pemirsa gabungan dari ketiga saluran berita kabel utama, Fox News, CNN, dan MSNBC, turun sebesar 11 persen sehingga pemirsanya menjadi yang paling sedikit sejak 2007. Bukan kebetulan jika rating ketidakpuasan tehadap Presiden Barack Obama, yang untuknya media seperti CNN dan MSNBC rela menyiramkan air ke tengah kobaran api berbagai skandal, mencapai rekor tertinggi baru sebesar 59 persen minggu ini.

CNN dan MSNBC juga kehilangan pendapatan iklan dari tahun ke tahun seiring dengan turuna jumlah pemirsa.

Angka-angka terbaru ini menyusul laporan bulan November tahun lalu yang menunjukkan bahwa CNN dan MSNBC kehilangan hampir separuh penontonnya selama 12 bulan sebelumnya, masing-masing sebesar 59 persen dan 52 persen dalam demografis penting dari pemirsa berusia 25 sampai 54 tahun.

Angka-angka itu juga berfungsi sebagai pengingat bahwa media atus utama, kendati masih memegang pengaruh signifikan saat bekerja bersama-sama untuk mendorong poin-poin pembicaraan tertentu, secara individual sedag sekarat karena para pemirsanya menginginkan agenda yang tidak terlalu menggiring dan sumber berita yang lebih akurat.

Tahun lalu, jajak pendapat Gallup menemukan hanya 23 persen warga Amerika yang masih mempercayai institusi berita televisi (arus utama seperti Fox, CNN, MSNBC, dan sejenisnya). Seperti dilaporkan bulan lalu, patokan keruntuhan media korporasi adalah fakta bahwa penulis New York Times sendiri sekarang berpikir bahwa kepingan opini NY Times dipandang sebagai "tidak relevan" dan tidak berdampak pada wacana publik apapun.

Pada 2011, Hillary sempat memperingatkan bahwa Amerika Serikat (lebih tepatnya, pemerintahan Obama) kalah dalam "perang informasi"



Read more »

Putin : Obama Angkat Senjatamu Kita Perang



CRIMEA : Langkah NATO yang melakukan penyebaran pasukan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina, direaksi keras Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan sebuah tantangan perang.

Ini menyusul sikap mendua Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, yang menolak penggunaan kekuatan militer untuk mengembalikan Crimea ke Ukraina, namun di satu sisi memerintahkan pengerahan kekuatan militer besar di perbatasan Belarus.

“Jika anda (obama) adalah pemimpin, jangan ragu saat mengerahkan pasukan. Angkat senjata anda dan lawan kami. Jangan menjadi badut yang menjual ancaman tapi tidak melakukannya,” tegas Putin, dilansir Inter-fax, Kamis (27/03/2014) di Kremlin, Moskow.
Putin juga mewanti-wanti NATO untuk tidak mengirimkan pasukan ke Ukraina khususnya ke Transnistria di Moldova, dengan alasan untuk mencegah serangan Rusia propinsi itu.


“Jangan pernah mengarang cerita menyeramkan. Rakyat di wilayah itu masih ingat 1000 orang meninggal karena serangan NATO. Tidak ada jejak darah Rusia di sana, jangan mencoba menjadi orang suci padahal tangan kalian berlumuran darah,” lanjut Putin.

Pernyataan paling keras Putin itu menimpali pernyataan Presiden AS Barack Obama yang memastikan Washington tidak akan menggunakan kekuatan militer terhadap Rusia untuk mengembalikan Republik Otonomi Crimea kepada Ukraina.

Bahkan Obama berjanji bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer untuk membela negara NATO manapun dan mengirim peringatan ke Rusia, salah satunya pengerahan kekuatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.


“Namun untuk kasus di Crimea, saya pikir kekuatan militer tidak akan digunakan untuk mengembalikan Crimea ke Ukraina, yang bukan anggota NATO dan tak ada harapan Crimea bisa dilepaskan dengan cara kekerasan,” dalih Obama, seperti dilansir CBS News.


Obama secara terbuka mengakui bahwa AS dan sekutunya hanya memiliki pilihan sangat terbatas untuk menekan Rusia.

Putin Perintahkan Rudal Nuklir Bulava “On Fire”


Urusan gertak menggertak dengan todongan senjata ternyata bukan hanya didominasi Amerika Serikat (AS) saja.

Pasca PBB menjatuhkan resolusi yang menyebut referendum dan penggabungan Crimea ke Rusia adalah ilegal, lewat perintah rahasia Moskow dikabarkan menyiagakan Pasukan Rudal Strategis (SMF).


Tak tanggung-tanggung, kapal selam Yuri Dolgoruky, yang membawa rudal nuklir Bulava, seperti dilaporkan Inter-fax, Jumat (28/03/2014) juga diperintahkan meninggalkan pangkalannya di Severodvinsk di utara Rusia.


Dilaporkan, perintah rahasia kepada Departemen Pertahanan itu langsung datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun pihak Kremlin tidak bersedia berkomentar tentang perintah rahasia itu.

Ada dugaan, pergerakkan Pasukan Rudal Strategis dan dilayarkannya kapal selam Yuri Dolgoruky adalah untuk menggertak AS dan Eropa, menyusul sikap Barat yang kini terang-terangan menunjukkan permusuhannya dengan Rusia.



Yang menarik, dari sekian kapal selam pengangkut rudal nuklir milik Rusia, Departemen Pertahanan hanya memerintahkan kapal selam Yuri Dolgoruky.

Karena selain membawa rudal Bulava, senjata nuklir terkuat di dunia saat ini, kapal selam Yuri Dolgoruky ini adalah kapal selam yang paling ditakuti AS dan NATO karena pergerakkannya sulit dideteksi radar.

NATO menjuluki kapal selam Yuri Dolgoruky ini sebagai “The Silent Killer”, karena kecanggihannya hilang dari pantauan radar militer musuh dan dapat meluncurkan rudal Bulava berdaya jangkau 10 ribu kilometer dari perairan manapun di dunia.

Bulava mampu membawa 6 hingga 10 hulu ledak nuklir yang masing-masing berkekuatan 100-150 kiloton. Sebagai perbandingan, bom “Fat Man” yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima hanya berkekuatan 22 kiloton.



Bulava menggunakan bahan bakar padat untuk dua tahap pertama penerbangannya dan kemudian bahan bakar cair untuk tahap ketiga.


Rudal ini didesain untuk mampu bertahan dari ledakan nuklir dikisaran 500 meter dengan spesifikasi panjang 11,5 meter (tanpa hulu ledak), diameter 2 meter, berat 36.800 kg.

100 Ribu Pasukan Rusia Tunggu Perintah Perang Putin



Meski sudah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, Rusia tetap cuek dan terus menunjukkan kekuatannya sebagai negara adidaya militer.

Kini, sebanyak 100 ribu pasukan Rusia di perbatasan Ukraina tinggal menunggu perintah Presiden Vladimir Putin untuk melakukan serangan ke dalam wilayah Ukraina.

Ketua dewan keamanan nasional Ukraina, Andriy Parubly, dilansir VOA, Jumat (28/03/20140)) dalam teleconference jarak jauh dengan Presiden Barack Obama dan pejabat tinggi di Washington, mengatakan, Rusia telah menempatkan 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina di utara, selatan, dan timur.



“Pasukan Rusia saat ini dalam kesiagaan penuh untuk menyerang, tinggal menunggu perintah Putin dan mereka akan menyerang masuk ke negara kami,” ujar Parubly.

Dalam menjawab penjelasan itu, Presiden Obama mengatakan, info dari Departemen Pertahanan AS menyebutm Rusia memang terus memperkuat pasukannya di tiga wilayah perbatasan itu, namun hingga kini maksud penempatan pasukan itu masih tidak jelas.


“Kami belum bisa memastikan apakah pasukan besar itu akan menyerang atau tidak. Semuanya masih teka-teki dan kita menunggu serta mengamati apa yang terjadi di sana,” timpal Obama.


Pemerintah Rusia sendiri, pasca Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pasukan itu hanya melakukan “latihan musim semi” minggu lalu, hingga kini sudah tak memberikan penjelasan terbaru mengenai meningkatnya jumlah pasukan di perbatasan Ukraina.



Sumber : Jurnal3

Read more »

F-117, Jet Tempur Siluman Pertama dan Satu-satunya Yang Ditembak di Pertempuran




Pada 27 Maret 1999, malam keempat pemboman NATO dalam Operasi Allied Force di Serbia, pesawat pembom siluman AS "F-117 Nighthawk" ditembak jatuh saat akan bertolak ke pangkalan udara Aviano, di Italia Utara beberapa saat setelah melakukan pemboman target di dekat ibukota Serbia, Belgrade (Beograd).


Letnan Kolonel Darrel P. Zelko dari Angkatan Udara AS, yang juga seorang veteran Perang Teluk 1991, menerbangkan pesawat pembom siluman dari Fighter Wing 49, dikerahkan ke Italia dari pangkalan angkatan udara Holloman, New Mexico, AS, dengan kode panggilan radio "Vega 31" ketika ia ditembak jatuh oleh pertahanan udara Serbia di sekitar Novi Sad (kota terbesar kedua Serbia setelah Belgrad).


Sebelumnya, Zelko dengan F-117 nya selalu berhasil memasuki daerah sasaran pembomannya di Serbia dan tidak pernah terkalahkan sampai akhirnya pesawatnya ditembak, yang memaksa Zelko keluar dengan kursi pelontar di belakang garis pertahanan musuh pada pukul 20.15 waktu setempat.


AS pun merespon keadaan darurat itu dengan pencarian besar-besaran. Helikopter MH-53M, MH-53J dan MH-60, Special Tactics Airmen, aset dari AFSOC (Air Force Special Operations Command), dikoordinasi oleh pesawat E-3 AWACS dan didukung oleh beberapa flatform khusus seperti pesawat EC-130E Commando Solo dan A-10, menyelamatkan Zelko sebelum pasukan musuh menemukan lokasinya setelah lima jam sejak informasi jatuhnya pesawat F-117 diterima.





Bagaimana pertahanan udara Serbia bisa menembak jatuh pesawat siluman pertama AS tersebut? Bahkan hingga kini pun masih diperdebatkan.


Menurut Serbia sendiri, operator pertahanan udara Belgrade berhasil mendeteksi pesawat siluman tersebut dengan menggunakan beberapa radar Soviet yang sudah (sedikit) dimodifikasi. Secara khusus, modifikasi dilakukan untuk penggunaan gelombang panjang yang memungkinkan sistem radar Soviet tersebut mendeteksi pesawat siluman dari jarak yang relatif dekat ketika low radar cross section F-117 terganggu pada saat pintu teluk bomnya terbuka untuk menjatuhkan bom berbobot 907 kg.


Selain modifikasi radar, Serbia juga terus memantau komunikasi radio AS dan sekutunya di frekuensi UHF dan VHF (umumnya tidak terenskripsi-seperti yang terjadi 12 tahun kemudian saat tahap awal dari Operasi Odyssey Dawn di Libya) dan juga mampu mengintersep pesawat NATO ATO (Air Tasking Orders) yang memungkinkan bagi Serbia untuk menempatkan baterai anti pesawat pada posisi dekat dengan target yang diincar NATO.


Dengan kata lain, pertahanan udara Serbia sudah tahu dimana dan kapan saatnya untuk mendeteksi pesawat pembom siluman yang masuk.

F-117 nomor seri 82-0806 (hingga kini masih dipamerkan di Museum Dirgantara Belgrade) ditembak jatuh oleh Batalyon 3 dari Brigade Rudal Pertahanan Udara 250 Angkatan Darat Serbia, salah satu rudal yang ditembakkan adalah sistem rudal S-125 Neva/Pechora (kode NATO: SA-3 Goa) pada jarak sekitar 8 km.


Menurut Sersan Dragan Matic, tentara Serbia yang kemudian diketahui dialah operator yang menembakkan rudal, pesawat siluman terdeteksi pada jarak sekitar 50-60 km dan radar rudal permukaan ke udara langsung diaktifkan dalam waktu tidak lebih dari 17 detik untuk mengantisipasi serangan pada lokasi yang terdeteksi oleh pesawat NATO SEAD (Suppression of Enemy Air Defense).





Kanopi (kiri) dan kursi pelontar, helm dan survival gear pilot (kanan) dari F-117 yang ditembak jatuh ditampilkan di Museum Dirgantara Belgrad.

Beberapa potongan 'tubuh' dari F-117 82-0806 yang ditembak jatuh di dekat Novi Sad dilaporkan telah dikirim ke Rusia, untuk diteliti dalam pengembangan teknologi anti siluman.


Pada tanggal 2 Mei 1999, F-16C dari Fighter Wing 31 AS kembali ditembak jatuh oleh Brigade Rudal Pertahanan Udara 250 Serbia, menjadi pesawat AS kedua dan terakhir yang ditembak jatuh oleh pertahanan udara Serbia selama Operasi Allied Force.

Ref: Kosova, Air Force Mag, Above Top Secret, Defence Aviation, Wiki.
Gambar: Lockheed Martin, Serbian Air Force, Marko M/Wiki. 



Read more »

[Foto] Tingkatkan Kemampuan Tempur Koopsau I Gelar Latihan JalakSakti-2014

Pekabaru ☆ Pesawat tempur Hawk 100/200 lengkap dengan amunisi MK82 dalam waktu singkat berhasil menghancurkan Markas Komando Gerakan Lampung Merdeka, Kamis (27/03/2014).



















Skenario tersebut merupakan puncak latihan tempur Jalak Sakti 2014 yang digelar oleh Koopsau I, yang melibatkan pesawat-pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100/200 dari Skadron Udara (Skadud) I Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadud 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur udara TNI AU sebagai bagian dari sistem pertahanan dan keamanan NKRI.


  Sindo

Read more »

[MNEK 2014] Russian Pacific Fleet ships to take part in Komodo naval exercise




A squadron of Russia’s Pacific Fleet ships will call at the Singapore Strait on March 28 to take part in the Komodo multilateral naval exercise under the command of Indonesia, Eastern Military District spokesman, Captain First Rank Roman Martov says.
"The coastal part of the drills will take place in Indonesia’s port of Batam, where servicemen from sixteen countries will coordinate their actions at sea and at land. The active phase of the manoeuvres will be held in the southern part of the South China Sea on April 1-2," Martov said on Thursday, adding that multinational forces would master search and rescue operations at sea and hold communications training.

"Auxiliary ships of the Pacific Fleet will be engaged in the tugging of a broken ship. The training in providing assistance to population in liquidating tsunami effects ashore will conclude the exercise, engaging units of naval infantry from Russia’s Pacific Fleet," he said.

Moreover, Russia’s Pacific Fleet ships plan to hold helicopter drills with their partners from the Asia-Pacific Region.

The squadron of Russian ships, including the Marshal Shaposhnikov anti-submarine destroyer, the Irkut tanker and the Alatau service ship, left Vladivostok in Russia’s Far East in mid-March.

 


Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *