Boyolali ☆ Indonesia saat ini semakin membutuhkan pesawat pencegat atau interceptor jenis terbaru untuk menggantikan peran yang selama ini dijalankan oleh F-5E/F Tiger II yang usianya kini sudah menua. Hal ini diungkapkan Komandan Skadron 14 Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Madiun, Letkol Pnb. M. Nurdin kepada wartawan di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali, Senin (24/3/2014).
Nurdin yang merupakan pilot F-5 Tiger II ini menjelaskan, pesawat yang memperkuat skadron yang dipimpinnya itu saat ini sudah mencapai usia 34 tahun sejak didatangkan tahun 1980-an silam. “Memang ini pesawat dulu kita beli baru dan selalu menjalani jadwal perawatan yang sudah ditentukan sehingga kondisinya selalu terjaga. Tapi harus disadari bahwa teknologi pesawat dari waktu ke waktu juga semakin berkembang sehingga pesawat ini pun pada akhirnya tidak bisa lagi dipertahankan,” terang penerbang tempur yang memiliki call sign Mustang ini.
Menurut pilot yang sudah merekam 2.100 jam terbang di atas F-5 Tiger II ini, dalam pengalaman selama ini penggantian pesawat baru setidaknya membutuhkan waktu lima tahun. “Yah, yang lima tahun itu terhitung sejak jenis pesawat pengganti ditetapkan, lantas proses pemesanan hingga pengiriman. Tapi tentu saja kami berharap penggantian itu bisa jauh lebih cepat,” katanya. Pentingnya pesawat pencegat atau interceptor ini menurut dia semakin penting dewasa ini dengan berbagai perkembangan situasi. “Oleh karena itu kami yang ada di bawah selalu mendorong agar penggantian ini bisa lebih dipercepat,” tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar