Transnistria (conservativehomes.blogs) |
Panglima tertinggi NATO di Eropa, Jend. Philip Breedlove, memperingatkan Rusia (23/3/14) terhadap setiap upaya menganeksasi Transnistria.
Menteri Luar Negeri Republik Transnistrian Moldova, Nina Shtanski, menyambut baik hasil referendum Crimea untuk menentukan nasib sendiri. Seraya itu, dia mengingatkan bahwa pada 17 September 2006, dalam pemungutan suara yang sama, 97,2 % warga Transnistrians sepakat mendukung upaya menjadi bagian Federasi Rusia.
Presiden Parlemen Transnistria, Mikhail Burla, menyurati mitra Rusianya untuk memintanya meloloskan undang-undang tentang aksesi Transnistria ke Federasi Rusia, sebagaimana yang telah dilakukan pada Crimea.
Sementara itu, Presiden Moldova, Nicolae Timofti, meminta Uni Eropa untuk mempercepat penandatanganan perjanjian asosiasi (bergabung dengan Uni Eropa) agar memiliki kunci dalam lampiran hukum Transnistria untuk negaranya.
Presiden Republik Transnistrian Moldova, Yevgeny Shevchuk, bertolak ke Moskow untuk membahas situasi warga berbahasa Rusia di negaranya pasca penutupan perbatasan Ukraina oleh rezim fasis Kiev hasil kudeta dukungan AS dan sekutunya.
Moldova mendeklarasikan kemerdekaannya pada 19 Agustus 1990. Sama seperti Crimea yang di masa Uni Soviet dilekatkan secara administratif pada Ukraina, Transnistria digabungkan ke Moldova, namun kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya seminggu kemudian, yakni pada 1 September.
Namun, Moldova langsung diakui PBB sebagai negara, sementara Transnistria tidak, sehingga selama 24 tahun ini berdiri sebagai negara yang belum diakui. Pada bulan Juni 1992, NATO berusaha mengatasi masalah ini lewat pengerahan kekuatan yang menewaskan 1.000 orang lebih namun terpaksa harus mundur karena mendapat perlawanan dari warga.
Ulasan mengenainya dapat disimak dalam artikel karya Thierry Meyssan, "En 1992, les États-Unis tentèrent d’écraser militairement la Transnistrie" (Pada 1992, NATO berusaha hancurkan militer Transistria), 17 Juli 2007. Sejak itu, keamanan negara dijaga oleh kontingen pasukan penjaga perdamaian Rusia.
0 komentar:
Posting Komentar