Jakarta ☆ Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie menyinggung perkembangan teknologi yang ada di Indonesia khususnya bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Habibie mengkritik langkah TNI dan Pemerintah Indonesia yang membeli Tank Leopard. Pembelian itu sia-sia.
"Leopard itu untuk perang di padang pasir bukan di maritim dan sudah dibuktikan tank itu sudah ditinggalkan," ujar Habibie dalam seminar di Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2014).
Dia menilai seharusnya Pemerintah dan TNI menyesuaikan pembelian alutsista dengan kondisi dan skrenario perang saat ini.
"Sekarang skenario perang sudah diubah, sekarang ini yang dicari orang-orang yang mau beli besi tuanya. Saudara-saudara pakai dong otaknya," katanya.
Habibie menjelaskan dengan spesifikasi yang dimiliki Tank Leopard tidak akan bisa digunakan di Indonesia karena kondisi Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan.
"Dengan uang yang kita beli untuk Leopard yang beratnya 60 ton itu belum tentu bisa lewat di beberapa jembatan. Nah itu mau perang di mana, dan dibawa dimana?" ungkanya.
Habibie mencontohkan negara Amerika Serikat yang selalu menyesuaikan alutsistanya dengan skenario perang pernah gagal dan kalah saat perang di Vietnam. Sebab saat itu meski memiliki alutsista yang canggih, Amerika tidak menggunakan tanknya di Vietnam.
"Kita harus buat sistem persenjataan yang disesuaikan dengan skenario perang. Jangan oh kapan lagi mumpung murah kita beli. Itulah otak dagang namanya," ujarnya.[rok]
Habibie mengkritik langkah TNI dan Pemerintah Indonesia yang membeli Tank Leopard. Pembelian itu sia-sia.
"Leopard itu untuk perang di padang pasir bukan di maritim dan sudah dibuktikan tank itu sudah ditinggalkan," ujar Habibie dalam seminar di Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2014).
Dia menilai seharusnya Pemerintah dan TNI menyesuaikan pembelian alutsista dengan kondisi dan skrenario perang saat ini.
"Sekarang skenario perang sudah diubah, sekarang ini yang dicari orang-orang yang mau beli besi tuanya. Saudara-saudara pakai dong otaknya," katanya.
Habibie menjelaskan dengan spesifikasi yang dimiliki Tank Leopard tidak akan bisa digunakan di Indonesia karena kondisi Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan.
"Dengan uang yang kita beli untuk Leopard yang beratnya 60 ton itu belum tentu bisa lewat di beberapa jembatan. Nah itu mau perang di mana, dan dibawa dimana?" ungkanya.
Habibie mencontohkan negara Amerika Serikat yang selalu menyesuaikan alutsistanya dengan skenario perang pernah gagal dan kalah saat perang di Vietnam. Sebab saat itu meski memiliki alutsista yang canggih, Amerika tidak menggunakan tanknya di Vietnam.
"Kita harus buat sistem persenjataan yang disesuaikan dengan skenario perang. Jangan oh kapan lagi mumpung murah kita beli. Itulah otak dagang namanya," ujarnya.[rok]
0 komentar:
Posting Komentar