Presiden Rusia Tiba. Presiden Rusia Vladimir Putin melambaikan tangan setibanya di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (7/10). Presiden Vladimir Putin datang ke Bali untuk menghadiri KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) () |
Sochi - Krisis di Ukraina disebabkan oleh faktor internal, bukan oleh Rusia, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan dengan para anggota Dewan Keamanan Rusia pada Kamis.
"Tentu, kita tidak dapat mengabaikan perkembangan di sekitar Ukraina , Krimea dan ini masalah yang rumit. Saya ingin menekankan bahwa krisis ini bukan disebabkan oleh kami, tetapi kami terlibat di dalamnya sebagai satu cara atau lainnya," kata presiden, lapor Itar-Tass dan AFP.
"Ini terutama karena krisis internal Ukraina. Sayangnya, kita semua memahami bahwa kita sudah terlibat dalam peristiwa ini," tambahnya.
"Mari pikirkan bersama bagaimana kita harus membangun hubungan dengan mitra-mitra kami dan teman-teman di Ukraina serta dengan para mitra kami di Eropa dan Amerika Serikat," kata Putin.
Dia mencatat bahwa Ukraina pada awalnya tidak pernah tercatat pada agenda rapat.
Pertama-tama, yang dijadwalkan adalah isu pengembangan hubungan antara Federasi Rusia dan Amerika Tengah serta negara-negara Karibia," kata Putin, menunjukkan bahwa hal itu yang akan dibahas terlebih dulu.
Perpecahan Timur-Barat yang dimulai kembali oleh krisis di Ukraina pada Rabu mengeras, ketika Presiden AS Barack Obama secara tegas menyampaikan dukungan Washington kepada Kiev saat terjadinya kebuntuan dengan Moskow.
Obama menyambut Perdana Menteri sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di Gedung Putih dan tampak berada di sampingnya ketika kedua pemimpin itu secara tegas memperingatkan Rusia bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan kedaulatannya.
Ia mengulangi posisi AS bahwa Moskow akan menghadapi "akibat" yang tak ditentukan jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mundur dan menolak upaya menyelenggarakan apa yang dikatakannya sebagai jajak pendapat "sembrono" di Krimea.
"Ada jalan lain yang bisa ditempuh dan kami berharap Presiden Putin akan mengambil jalan itu," kata Obama kepada para wartawan Gedung Putih sambil duduk di sebelah Yatsenyuk setelah mereka melakukan pertemuan di kantor kepresidenan Obama, Oval Office.
"Kalau ia (Putin) tidak melakukannya, saya sangat yakin bahwa masyarakat internasional akan berdiri tegak di belakang pemerintah Ukraina."
Yatsenyuk menyampaikan terima kasih kepada Washington atas dukungan tersebut dan menyatakan, "Kami berjuang untuk mencapai kebebasan. Kami berjuang untuk kemerdekaan kami. Kami berjuang untuk menjaga kedaulatan kami. Dan kami tidak akan pernah menyerah."
Para pemimpin sempalan Ukraina di semenanjung Krimea, yang mendapat dukungan Putih, berencana mengadakan jajak pendapat Minggu untuk memisahkan Krimea dari Kiev dan bergabung dengan Moskow.
Rapat Dewan Keamanan Rusia itu dihadiri oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev, kepala staf kepresidenan Sergei Ivanov, Ketua Duma Negara Sergei Naryshkin, Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev, wakilnya Rashid Nurgaliyev, Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Selain itu juga hadir Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Direktur Pelayanan Keamanan Federal Pelayanan Alexander Bortnikov, Kepala Pelayanan Intelijen Luar Negeri Mikhail Fradkov dan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia Boris Gryzlov.
"Tentu, kita tidak dapat mengabaikan perkembangan di sekitar Ukraina , Krimea dan ini masalah yang rumit. Saya ingin menekankan bahwa krisis ini bukan disebabkan oleh kami, tetapi kami terlibat di dalamnya sebagai satu cara atau lainnya," kata presiden, lapor Itar-Tass dan AFP.
"Ini terutama karena krisis internal Ukraina. Sayangnya, kita semua memahami bahwa kita sudah terlibat dalam peristiwa ini," tambahnya.
"Mari pikirkan bersama bagaimana kita harus membangun hubungan dengan mitra-mitra kami dan teman-teman di Ukraina serta dengan para mitra kami di Eropa dan Amerika Serikat," kata Putin.
Dia mencatat bahwa Ukraina pada awalnya tidak pernah tercatat pada agenda rapat.
Pertama-tama, yang dijadwalkan adalah isu pengembangan hubungan antara Federasi Rusia dan Amerika Tengah serta negara-negara Karibia," kata Putin, menunjukkan bahwa hal itu yang akan dibahas terlebih dulu.
Perpecahan Timur-Barat yang dimulai kembali oleh krisis di Ukraina pada Rabu mengeras, ketika Presiden AS Barack Obama secara tegas menyampaikan dukungan Washington kepada Kiev saat terjadinya kebuntuan dengan Moskow.
Obama menyambut Perdana Menteri sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di Gedung Putih dan tampak berada di sampingnya ketika kedua pemimpin itu secara tegas memperingatkan Rusia bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan kedaulatannya.
Ia mengulangi posisi AS bahwa Moskow akan menghadapi "akibat" yang tak ditentukan jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mundur dan menolak upaya menyelenggarakan apa yang dikatakannya sebagai jajak pendapat "sembrono" di Krimea.
"Ada jalan lain yang bisa ditempuh dan kami berharap Presiden Putin akan mengambil jalan itu," kata Obama kepada para wartawan Gedung Putih sambil duduk di sebelah Yatsenyuk setelah mereka melakukan pertemuan di kantor kepresidenan Obama, Oval Office.
"Kalau ia (Putin) tidak melakukannya, saya sangat yakin bahwa masyarakat internasional akan berdiri tegak di belakang pemerintah Ukraina."
Yatsenyuk menyampaikan terima kasih kepada Washington atas dukungan tersebut dan menyatakan, "Kami berjuang untuk mencapai kebebasan. Kami berjuang untuk kemerdekaan kami. Kami berjuang untuk menjaga kedaulatan kami. Dan kami tidak akan pernah menyerah."
Para pemimpin sempalan Ukraina di semenanjung Krimea, yang mendapat dukungan Putih, berencana mengadakan jajak pendapat Minggu untuk memisahkan Krimea dari Kiev dan bergabung dengan Moskow.
Rapat Dewan Keamanan Rusia itu dihadiri oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev, kepala staf kepresidenan Sergei Ivanov, Ketua Duma Negara Sergei Naryshkin, Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev, wakilnya Rashid Nurgaliyev, Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Selain itu juga hadir Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Direktur Pelayanan Keamanan Federal Pelayanan Alexander Bortnikov, Kepala Pelayanan Intelijen Luar Negeri Mikhail Fradkov dan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia Boris Gryzlov.
0 komentar:
Posting Komentar