Senin, 06 Januari 2014

Dokter: “Percuma Selamatkan Nyawa Sharon”


Mantan PM Israel, Ariel Sharon kini benar-benar seperti 'mayat hidup', dalam kondisi koma yang sudah berlangsung selama 8 tahun.

Tim dokter yang merawatnya mengatakan, Sharon dihadapkan pada kematian dalam hitungan hari. Bahkan mereka mengaku pasrah dengan kondisi yang sedang dihadapi Sharon saat ini.

Sharon yang berusia 85 tahun itu telah mengalami koma sejak 2006 dan semakin memburuk kesehatannya pekan kemarin. Memburuknya kesehatan Sharon ditandai dengan tidak berfungsinya semua organ tubuh termasuk ginjalnya setelah operasi.

"Kondisi Sharon dalam bahaya menghadapi kematian. Tapi jantungnya masih terus bertahan lebih lama dari yang kami perkirakan," ujar Direktur Rumah Sakit Sheba Medical Center, Zeev Rotstein, seperti dikutip AFP, Senin (6/1/2014).

"Pemeriksaan umum dari kami menunjukkan, tidak ada cara untuk melewati krisis ini. Estimasi kami dia tidak bisa bertahan dalam krisis ini," ujar Professor Zeev Rotstein

"Saya makin pesimis melihat keadaannya saat ini. Semua organ vitalnya tidak berfungsi sama sekali," tutur Rotstein.

Pihak rumah sakit mengatakan, ada infeksi dalam darah Sharon. Namun pihak dokter tidak bisa melakukan cuci darah karena organ lainnya dalam kondisi memprihatinkan.

"Saya tidak bisa bilang saya optimistis dan saya kemungkinan akan makin pesimistis dibandingkan sebelumnya," tukas Prof Rotstein.

"Saya tidak berpikir situasi akan membaik seiring berjalannya waktu dan kita tahu apa yang biasanya terjadi dalam kasus-kasus seperti ini," tambahnya, menunjukkan bahwa Sharon mungkin akan segera meninggal.

Rotstein sepertinya sudah menyerah melakukan perawatan terhadap Sharon.

Ketika ditanya mengenai apakah Sharon akan menemui ajalnya, Rotstein mengatakan, "Saya kira itu akan terjadi," ujar Rotstein.

Bahkan, dia berani mengatakan jika ini adalah detik-detik terakhir Sharon. 

"Dia nyaman saat ini. Untuk yang terbaik, dia tidak menderita sehingga kita tidak perlu mengambil tindakan apapun untuk mencegah dia menderita, " tambah Prof Rotstein.

Tim dokter mengatakan bahwa organ tubuh Sharon sudah tidak berfungsi sama sekali, kecuali jantungnya. Sehingga tim dokter menegaskan bahwa tidak akan berusaha untuk menyelamatkan nyawa Sharon.

"Karena ada sejumlah masalah dengan organ (vitalnya), maka tidak ada gunanya (menyelamatkannya)," ujar Rotstein.

Ariel Sharon dikenal dengan sebutan "buldoser" oleh beberapa pihak di Israel. Dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Israel pada 2001 ketika berlangsung intifada kedua di Palestina.

Pria berusia 85 tahun tersebut, menuai kontroversi sebagai otak pembantaian pengungsi Palestina di Lebanon pada 1982. Pembantaian Sabra dan Shatila itu, terjadi di Beirut ketika Israel melakukan invasi ke Lebanon.




0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *