Kemampuan Korps Marinir TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI semakin meningkat seiring kedatangan tambahan 37 tank amfibi BMP-3F plus satu Unit Brem-L dari Rusia. Penyerahan dilakukan dalam sebuah upacara militer yang dipimpin Menhan Purnomo Yusgiantoro, di Area Titik Tinjau T12 Puslatpur Korps Marinir, Karang Tekok, Asem Bagus, Situbondo, Jawa Timur, Senin, 27 Januari 2014.
Tank amfibi yang dibuat oleh pabrik senjata Kurganmashzavod Rusia tahun 2013 ini selanjutnya diserahkan oleh Menhan secara resmi kepada Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) A Faridz Washington untuk selanjutnya digunakan oleh Korps Marinir. Sebelumnya pada 2012 lalu, Korps Marinir juga telah menerima 17 unit tank dengan tipe yang sama.
Dengan penyerahan 37 Unit Tank BMP-3F plus 1 Unit Brem-L, maka total pesanan sudah diterima semua. Saat penyerahan, juga disuguhkan demonstrasi manuver serangan yang merupakan perpaduan gerakan tempur infanteri, kavaleri, artileri dan unsur batalyon tempur yang dikemas dalam bentuk Latihan Pemantapan Terpadu.
Penyerahan tank Amfibi BMP-3F itu sebagai realisasi dari pelaksanaan kontrak jual-beli antara Kemhan RI dengan agen ekspor pertahanan Rusia Rosoboronexport. Dalam klausal kesepakatan kontrak tersebut di antaranya tertulis, bahwa selama proses pembuatan tank Amfibi BMP–3F dapat diawasi oleh empat personel Tim Techrep (tim pengawasan produksi) yakni dari Korps Marinir. Selain itu, Korps Marinir juga mengirimkan enam prajuritnya dari Resimen Kavaleri untuk dapat mengikuti pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan tank tersebut.
Tank BMP-3F ini akan memperkuat jajaran Korps Marinir khususnya Resimen Kavaleri-1 di Surabaya dan Resimen Kavaleri-2 di Jakarta. Penempatan Batalyon Tank Amfibi, baik di Karang Pilang maupun di Cilandak didasarkan pada pertimbangan taktis dan strategis yang cukup mendalam untuk menjaga dan melindungi wilayah kedaulatan NKRI, serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan serta penegakan hukum wilayah NKRI.
Dari segi kelengkapan persenjataan, BMP-3F saat ini menduduki urutan teratas di dunia dalam kualifikasi jenis kendaraan tempur amfibi.
Tank ini memiliki senjata utama meriam kaliber 100 mm, senjata anti-serangan udara, rudal anti-tank, serta mampu mengangkut pasukan sekaligus mampu mempertahankan diri dari serangan lawan. Tercatat ada 10 negara yang menggunakannya selain Rusia, yaitu UEA, Venezuela, Kuwait, Korsel, Sri Lanka, Siprus, Indonesia, Ukraina, Azerbaijan, dan Yunani.
Tank ini memiliki akurasi tembakan ke sasaran yang tepat dengan kemampuan bertahan tinggi di berbagai medan pertempuran. Keunggulan inilah yang menjadikan tank ini sebagai salah satu tank amfibi yang disegani di dunia. BMP-3F berbobot 18,7 ton, dengan dimensi panjang 7,14 meter, lebar 3,15 meter, dan tinggi 3,57 meter, tank ini mampu membawa tujuh pasukan dan tiga kru. Dari segi kelengkapan persenjataan, BMP-3F saat ini menduduki urutan teratas di dunia dalam kualifikasi jenis kendaraan tempur amfibi.
Pengadaan tank BMP-3F merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan pertahanan dalam rangka membangun kekuatan TNI AL menuju world class navy. Pada Renstra 2010-1014, pemerintah telah mencanangkan terpenuhinya satu Batalyon Tank Amfibi Marinir BMP-3F yang utuh di masing-masing Resimen Kavaleri Pasmar 1 dan 2 untuk siap mengawal kadaulatan NKRI.
TNI AL bakal menambah lagi alutsista pada tahun ini. Hal tersebut diungkapkan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, di sela-sela Rapim TNI AL tahun 2014, di gedung Graha Samudera Bumimoro Kobangdikal, Surabaya, Jumat, 24 Januari 2014.
Rencana pengadaan alutsista tersebut antara lain tiga buah kapal selam, dua kapal hidrografi dari Prancis, 11 helikopter anti kapal selam, dan membangun 16 kapal cepat rudal. Selain itu akan ada pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci yang kapasitasnya bisa menampung 200 Taruna TNI AL.
"Dua Kapal Selam buatan Korea dan satu Kapal Selam akan dibuat PT PAL. Setelah kita mampu membeli harus mampu membuatnya sendiri, ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi Nasional," terang Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Selain itu, lanjutnya sekarang ini juga sedang dibangun dua Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) Fregat dengan panjang 105 Meter. PT. PAL juga mempunyai program untuk membeli tiga Kapal Multi Role Light Frigate (MRLF) dari Inggris.
Kasal juga menyampaikan arah kebijakan dan proses pembangunan kekuatan TNI yang selanjutnya agar para Pangkotama TNI AL, para Pemimpin Kotama akan menjabarkan kepada anggotanya sampai tingkat paling bawah.
Menurutnya Rapim merupakan tindak lanjut kebijakan dan arahan Panglima TNI di tahun 2014, selain itu sebagia media efektif untuk menerima masukan secara langsung dari para Peserta Rapim TNI AL terkait dengan pelaksanaan program kegiatan di tahun 2014.
(TNI)
0 komentar:
Posting Komentar