KRI Usman-Harun *Gombal Jaya) |
Jakarta ☆ Pemberian nama KRI Usman Harun hingga saat ini masih menjadi polemik antara Indonesia dan Singapura.
Negeri itu menganggap pemberian nama tersebut dinilai kontroversial.
Anggota Komisi I DPR RI Kol (Purn) Guntur Sasono mengatakan perseteruan kecil sebenarnya wajar dan justru diperlukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di dalam diri masyarakat Indonesia.
Lebih jauh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2009-2014 mengingatkan, masyarakat Indonesia juga jangan lupa, Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN.
“Kalau negara besar seperti Indonesia lantas langsung emosi hanya karena masalah kecil, mau jadi apa negara kita. Apakah akan jadi kancah peperangan dan perseteruan seperti yang terjadi di Timur Tengah? Kan tidak pantas,” jelas pria kelahiran Madiun, 2 Juli 1946 yang kini duduk di Komisi I yang membidangi soal Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi.
Akan tetapi, lanjut Guntur, sebenarnya bila harus terjadi perseteruan yang berujung kepada peperangan, bukan masalah karena Indonesia memiliki persenjataan yang jauh lebih besar dibanding Singapura.
“Tapi Indonesia kan negara cinta damai. Indonesia saat ini merupakan negara besar yang sistem demokrasinya sangat dihargai dunia.
Kalau masalah seperti ini bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak perlu harus ada perseteruan,” ujar Guntur yang juga Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Rahasia Negara dari Fraksi Partai Demokrat DPR. Guntur menegaskan, masyarakat Indonesia sebaiknya tidak terpancing dengan hal-hal yang akan merusak citra Indonesia di mata dunia.
“Bapak presiden sudah melakukan langkah yang benar dengan melakukan diplomasi damai, bukan dengan kekerasan. Kita perlu apresiasi. Kalau berhasil, nama Indonesia akan harum di mata dunia. Harga diri bangsa di atas segalanya, kemerdekaan adalah segalanya, nasionalisme juga di atas segalanya. Kita boleh berseteru dengan bangsa lain, tapi Indonesia adalah negara cinta damai,” ujarnya.
Guntur mengatakan, pemberian nama KRI Usman Harun sudah seharusnya, mengingat Usman Harun adalah pahlawan nasional.
“Kita adalah Indonesia dan kita adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Pemberian nama itu sudah tepat,” tutup Guntur.
Senada dengan Guntur Sasono, politisi Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla mengatakan pemberian nama KRI Usman Harun oleh pemerintah sudah tepat.
“Kita mengerti tentang keberatan Singapura, tetapi Singapura juga tidak punya hak untuk mengintervensi keputusan pemerintah untuk memilih nama tersebut karena sudah melalui prosedur. Untuk menyelesaikan polemik ini, harus dengan kepala dingin.
Karena masing-masing baik Indonesia maupun Singapura memiliki berbagai kepentingan. Entah itu masalah perdagangan, pendidikan, imigrasi, dan sebagainya,” papar pria yang dianggap sebagai tokoh Islam Liberal di Indonesia ini.
Asik tekan NKRI ... niscaya Indonesia lebih mandiri dan tidak perlu biro jasa ...
0 komentar:
Posting Komentar