3500 tentara dan lebih dari 1000 peralatan perang telah dipersiapkan
Situasi di Ukraina semakin memanas. Informasi terbaru yang dirilis Kantor Berita Rusia RIA Novosti
melaporkan bahwa Rusia telah memulai persiapan pertahanan perang di
Kapustin Yar, yang berlokasi 280 mil dari perbatasan Ukraina.
Dikabarkan
sebanyak 3500 tentara dan lebih dari 1000 peralatan perang telah
dipersiapkan di Kapustin Yar. Selain itu, tentara Rusia juga akan
melakukan latihan perang terbuka serta simulasi pertahanan udara.
"Ini pertama
kalinya kekuatan pertahanan udara Rusia dari seluruh distrik dikumpulkan
di satu tempat," papar juru bicara distrik Kapustin Yar, Kolonel Oleg
Kochetkov. Dia juga menyebutkan bahwa latihan perang yang mereka lakukan
merupakan yang terbesar dan paling komprehensif selama ini.
Dilansir Fox News,
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, telah mengonfirmasi adanya latihan
perang besar-besaran dari kubu Kremlin. Peningkatan level latihan perang
tersebut menyusul pengumuman dari Parlemen Crimea, wilayah otonomi
Ukraina, yang menyatakan diri akan bergabung dengan Federasi Rusia.
Referendum
bergabungnya Crimea ke Rusia akan diadakan pada 16 Maret. Referendum
tersebut hanya akan memberi warga Crimea dua pilihan, bergabung dengan
Rusia atau tetap bersama Ukraina.
Di sisi lain,
Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Selasa, 4 Maret 2014, mengatakan
kepada media bahwa Rusia tidak berniat merebut Crimea, kendati berkeras
bahwa penduduk Crimea berhak menentukan nasib mereka sendiri.
"Jika
referendum sudah dilakukan, maka Crimea bisa jadi akan bergabung dengan
Federasi Rusia," jelas Juru Bicara Parlemen Rusia Valentina Matvienko.
Dia
menambahkan referendum tersebut dilakukan guna memenuhi permintaan warga
etnik Rusia yang banyak berdomisili di Crimea dan selatan Ukraina.
Di
Undang-Undang Negara Rusia sendiri terdapat hukum yang mengijinkan
sebuah negara bergabung dengan Rusia. Dalam hukum konstitusional Rusia
tertulis bahwa Rusia bisa memperluas besaran negara dengan mengambil
teritori negara lain, namun harus seijin negara yang bersangkutan.
Sayangnya,
Crimea, saat ini masih merupakan wilayah otonomi Ukraina, dan Pemerintah
Sementara Ukraina mengatakan keputusan Parlemen Crimea yang meminta
bergabung dengan Rusia tidak punya dasar hukum. Dengan kata lain,
Pemerintah Rusia harus mengantongi ijin dari Ukraina untuk "memiliki"
Crimea.
Sejarah Baru
Jikapun Crimea
jadi bergabung dengan Rusia, maka hal tersebut akan menjadi catatan
baru dalam sejarah. Crimea akan menjadi wilayah otonomi pertama yang
bergabung dengan Rusia secara resmi setelah pembubaran Uni Soviet pada
1991.
Sebelumnya,
Rusia juga pernah melakukan strategi serupa dengan Georgia pada 2008,
dengan tujuan "mengambil alih" dua wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia,
yang memang pro-Rusia dan ingin memisahkan diri dari Georgia. Hingga
saat ini kedua wilayah tersebut secara de facto masih dalam pendudukan militer Rusia.
0 komentar:
Posting Komentar