Jumat, 07 Maret 2014

Pentagon Pantau Latihan Perang Rusia dekat Ukraina

Pasukan militer Rusia berjaga di luar perbatasan militer Ukraina di Perevalnoye.
Pasukan militer Rusia berjaga di luar perbatasan militer Ukraina di Perevalnoye

3500 tentara dan lebih dari 1000 peralatan perang telah dipersiapkan

 Situasi di Ukraina semakin memanas. Informasi terbaru yang dirilis Kantor Berita Rusia RIA Novosti melaporkan bahwa Rusia telah memulai persiapan pertahanan perang di Kapustin Yar, yang berlokasi 280 mil dari perbatasan Ukraina. 
Dikabarkan sebanyak 3500 tentara dan lebih dari 1000 peralatan perang telah dipersiapkan di Kapustin Yar. Selain itu, tentara Rusia juga akan melakukan latihan perang terbuka serta simulasi pertahanan udara. 
"Ini pertama kalinya kekuatan pertahanan udara Rusia dari seluruh distrik dikumpulkan di satu tempat," papar juru bicara distrik Kapustin Yar, Kolonel Oleg Kochetkov. Dia juga menyebutkan bahwa latihan perang yang mereka lakukan merupakan yang terbesar dan paling komprehensif selama ini.
Dilansir Fox News, Departemen Pertahanan AS, Pentagon, telah mengonfirmasi adanya latihan perang besar-besaran dari kubu Kremlin. Peningkatan level latihan perang tersebut menyusul pengumuman dari Parlemen Crimea, wilayah otonomi Ukraina, yang menyatakan diri akan bergabung dengan Federasi Rusia.
Referendum bergabungnya Crimea ke Rusia akan diadakan pada 16 Maret. Referendum tersebut hanya akan memberi warga Crimea dua pilihan, bergabung dengan Rusia atau tetap bersama Ukraina. 
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Selasa, 4 Maret 2014, mengatakan kepada media bahwa Rusia tidak berniat merebut Crimea, kendati berkeras bahwa penduduk Crimea berhak menentukan nasib mereka sendiri. 
"Jika referendum sudah dilakukan, maka Crimea bisa jadi akan bergabung dengan Federasi Rusia," jelas Juru Bicara Parlemen Rusia Valentina Matvienko.
Dia menambahkan referendum tersebut dilakukan guna memenuhi permintaan warga etnik Rusia yang banyak berdomisili di Crimea dan selatan Ukraina. 
Di Undang-Undang Negara Rusia sendiri terdapat hukum yang mengijinkan sebuah negara bergabung dengan Rusia. Dalam hukum konstitusional Rusia tertulis bahwa Rusia bisa memperluas besaran negara dengan mengambil teritori negara lain, namun harus seijin negara yang bersangkutan. 
Sayangnya, Crimea, saat ini masih merupakan wilayah otonomi Ukraina, dan Pemerintah Sementara Ukraina mengatakan keputusan Parlemen Crimea yang meminta bergabung dengan Rusia tidak punya dasar hukum. Dengan kata lain, Pemerintah Rusia harus mengantongi ijin dari Ukraina untuk "memiliki" Crimea. 

Sejarah Baru

Jikapun Crimea jadi bergabung dengan Rusia, maka hal tersebut akan menjadi catatan baru dalam sejarah. Crimea akan menjadi wilayah otonomi pertama yang bergabung dengan Rusia secara resmi setelah pembubaran Uni Soviet pada 1991. 
Sebelumnya, Rusia juga pernah melakukan strategi serupa dengan Georgia pada 2008, dengan tujuan "mengambil alih" dua wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia, yang memang pro-Rusia dan ingin memisahkan diri dari Georgia. Hingga saat ini kedua wilayah tersebut secara de facto masih dalam pendudukan militer Rusia.
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *