Jakarta -Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan proyek pembuatan kapal selam di dalam negeri harus dilakukan untuk kemandirian bangsa. Sehingga Indonesia tak bergantung lagi dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) impor.
"Supaya Indonesia tidak tergantung terus. Perlu dibangun industri kapal selam di dalam negeri," kata Dahlan Iskan usai rapat dengan Komisi I-DPR di Jakarta (17/2/2014)
Rapat dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi I DPR-RI TB Hasanuddin dan 20-an anggota Komisi I. Wakil pemerintah antaralain Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Moeldoko.
Proyek pembuatan kapal selam didasarkan kebutuhan penambahan 12 kapal selam baru untuk menjaga kedaulatan di laut Indonesia. Indonesia telah memesan 3 kapal selam dari Korea Selatan (Korsel), 1 dari 3 kapal tersebut akan dibuat di Surabaya oleh BUMN PT PAL di Surabaya. Kerjasama ini menggandeng galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME).
"Ini bukan kepentingan dari kementerian BUMN. Kementerian pertahanan memprogramkan pembelian kapal selam," imbuh Dahlan.
Dahlan menjelaskan pembuatan kapal selam ini bukan untuk bisnis namun ini untuk memperkuat industri pertahanan Indonesia. Sehingga tak perlu berpikir soal untung atau rugi karena murni untuk memperkuat ketahanan negara.
"Bukan bisnis ini tapi industri pertahanan. Sehingga nggak mungkin dibiayai oleh lembaga bisnis, karena untung ruginya nggak bisa diukur secara bisnis karena ini untuk ketahanan negara," tambah Dahlan.
Menurut Dahlan, untuk bisa membuat kapal selam, langkah pertama membangun galangan kapal selam. Alasannya galangan kapal biasa tidak bisa digunakan sehingga perlu membangun galangan khusus untuk kapal selam.
"Karena itu perlu dibangun galangan kapal selam, karena galangan kapal biasa tidak sesuai," katanya.
(hen/hen)
detiknews
0 komentar:
Posting Komentar