Rabu, 12 Maret 2014

Keruntuhan dan Kebangkitan Bangsa-Bangsa Dunia






Sejarah menunjukkan kepada kita kebangkitan dan keruntuhan bangsa-bangsa besar. Kita masih dapat menyaksikan apa yang tersisa dari perjalanan bangsa-bangsa besar masa lalu di museum dan reruntuhan bangunan kuno. Hal itu menunjukan pada kita bahwa negara-negara besar bangkit dan runtuh sepanjang sejarah. Apa yang bisa kita ambil dari dari pelajaran sejarah? Berapa lama suatu negara bisa bertahan? Bisakah satu negara bertahan hingga seribu tahun?

Dunia mungkin mengenal Kekaisaran Romawi Barat dan Timur yang menguasai Sebagian eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah hingga Asia. Kekaisaran Romawi Timur mampu bertahan bertahan hingga 1123 tahun (330-1453), atau Kekaisaran Ottoman (Ustmaniyah) yang berkuasa selama 621 tahun (1301- 1922 M). Tapi negara yang paling tua dan masih berdiri adalah San Marino. San Marino didirikan oleh Santo Marinus pada 3 September 301 M, atau negara dengan luas hanya 61 kilometer persegi ini telah berusia 1731 tahun.

Kebudayaan China tercatat sudah dimulai sejak 3500 tahun yang lalu. Hanya saja kebudayaan ini terus menerus berubah bentuk dengan barbagai Kerajaan besar yang datang dan hilang silih berganti hanya bertahan paling lama 200-300 tahun. Secara resmi Cina menganggap 221 SM sebagai waktu berdirinya bentuk negara modern saat Qin Shi Huang memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar Pertama China. Pada abad ketiga, dinasti Han berkembang menghasikan budaya dan tradisi China seperti yang dikenal hingga sekarang. Republik China didirikan pada tahun 1912, dan pada tahun 1949 China berubah menjadi Republik Rakyat China hingga bentuknya seperti sekarang.

Menguatnya indikasi China akan mengejar kejayaan masa lalu dengan mengklaim wilayah-wilayah yang sempat dikuasai kerajaan-kerajaan China kuno menimbulkan kekhawatiran negara-negara yang lebih lemah di kawasan sekeliling mereka saat ini. Sementara negara modern dengan sejarah tua lainnya seperti Mesir, Irak, Iran, Yunani, dan India tidak mengaitkan masalah kedaulatan negara dan wilayah dengan sejarah kuno mereka. Semua negara-negara tersebut mengaitkan pendirian negara mereka hanya sejauh abad ke19. Iran modern dimulai sejak tahun 1501, tapi nama dan wilayah Iran/Eeran sudah ada sejak 1000 SM. Beberapa negara lain yang menganggap pendirian mereka terjadi lebih tua dari Iran modern adalah Perancis (843 M), Austria (976 M), Denmark (abad ke-10), Hongaria (1001), Portugal (1143), Mongolia (1206), Thailand (1238), Andorra (1278), Swiss (1291), Monaco (1419), dan Spanyol (abad ke-15).

‘Kekaisaran’ Modern.

Kekaisaran di jaman modern adalah kata lain untuk Kolonialisme, Imperialisme, Penjajahan. Kekaisaran modern dimulai dengan perlombaan eksplorasi antara dua kekuatan maritim utama Eropa pada masanya, yaitu Portugal dan Spanyol pada abad 15. Perlombaan memperluas daerah kekuasaan dan kontrol kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa lain seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Belanda dan lain-lain.



Salah satu yang paling sukses adalah Kekaisaran Inggris. The British Empire terdiri wilayah kekuasaan, koloni, protektorat, mandat dan wilayah lainnya yang berada dibawah pemerintahan dan pengelolaan pemerintah Inggris. Wilayah ini ‘dikumpulkan’ sejak abad 16 dan hingga awal abad 18. Pada puncak kejayaannya, Kekaisaran Inggris adalah negara dengan wilayah terluas dalam sejarah, dan selama lebih dari satu abad mereka merupakan kekuatan global utama dunia. Saking luasnya wilayah Kekaisaran Inggris, ada phrase yang mengatakan “matahari tidak pernah tenggelam di kekaisaran Inggris”, hal ini benar adanya, karena ketika matahari terbenam di satu wilayahnya bersamaan dengan terbit di wilayah mereka yang lain.




British empire 1583–1815

Bahkan ketika Kekaisaran Inggris ini berakhir mereka masih menguasai wilayah-wilayah yang berjauhan dengan negara asal mereka di Eropa. Dalam sejarah modern, dunia melihat bagaimana Inggris masih mempertahankan kepentingan strategis mereka di belahan dunia yang lain melawan Argentina dalam perang Malvinas. Dalam hal ini, dibandingkan Inggris, China masih lebih masuk akal terhadap klaim wilayah mereka.

 
Amerika Serikat adalah negara mantan kolonial Kekaisaran Inggris yang kemudian menggantikan mantan penguasa mereka menjadi pemilik hegemoni dunia. Imperialisme Amerika dilakukan lewat pengaruh ekonomi, militer, dan budaya pada negara-negara lain. Pengaruh tersebut seringnya terjadi bersamaan dengan ekspansi ke wilayah asing. Ekspansi skala besar adalah tujuan utama dari sebuah negara besar, contoh yang menonjol adalah penguasa sebelumnya yaitu Kekaisaran Inggris.

Pada tahun 1790-an, Thomas Jefferson menunggu jatuhnya kekuasaan Spanyol hingga “penduduk kita cukup maju untuk merebut wilayah dari mereka sepotong demi sepotong.”. Kemudian, sejarawan Sidney Lens mencatat bahwa “dorongan untuk ekspansi dengan mengorbankan orang lain. bisa dilacak hingga ke awal sejarah Amerika Serikat sendiri”. Paul Kennedy juga sempat mengatakan mengatakan, “semenjak pemukim pertama tiba dari Inggris dan bergerak ke arah barat, bangsa ini adalah bangsa kekaisaran, bangsa penakluk.” Presiden James K. Polk yang memimpin Amerika Serikat dalam Perang Meksiko-Amerika tahun 1846, yang berakhir dengan aneksasi California menjadi wilayah AS dari Mexico.

Salah satu bentuk kolonialisme Amerika Serikat adalah keberadaan pangkalan militer. Contohnya keberadaan permanen pangkalan militer AS di Irak menunjukkan visi “Irak sebagai koloni”, memastikan keuntungan geografis serta arah dan kebijakan negara itu sesuai dengan kepentingan AS. Sementara wilayah seperti Guam, Kepulauan Virgina, Kepulauan Mariana Utara, Samoa, dan Puerto Rico tetap berada di bawah kontrol AS. AS juga mengijinkan beberapa wilayah seberang lautan yang berada dibawah kekuasaan mereka untuk memerdekakan diri pasca Perang Dunia II. Contohnya termasuk Filipina (1946), zona kanal Panama (1979), Palau (1981), Negara Federasi Mikronesia (1986), dan Kepulauan Marshall (1986). Sebagian besar dari mereka masih memiliki pangkalan militer AS di dalam wilayah mereka. NATO Watch Committee, suatu jaringan internasional untuk penghapusan Pangkalan Militer Asing mengungkapkan bahwa AS beroperasi dan/atau kontrol antara 700 hingga 800 pangkalan militer di seluruh dunia. Sumber lain menegaskan kehadiran personel militer AS ada di 156 negara di seluruh dunia.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, praktis AS adalah satu-satunya negara adi daya dunia. Saat ini AS telah berdiri selama lebih dari 200 tahun. Apakah AS kan mampu menyamai kejayaan Kekaisaran Romawi yang berkuasa lebih dari 1000 tahun? Saat ini beberapa hal yang dianggap penyebab keruntuhan Romawi mulai tampak dan tumbuh di dalam Amerika Serikat.

Indonesia.



Indonesia baru berusia 69 tahun. Negara kita ini adalah pewaris wilayah yang dulu merupakan bagian dari wilayah kerajaan-kerajaan besar Nusantara di masa lalu. Nusantara dipecah belah kaum kolonialis, dan berkat para founding fathers negara maka Indonesia masih menguasai sebagian besar wilayah yang dulu merupakan wilayah Srivijaya dan Majapahit. Ruang dan waktu keberadaan Indonesia saat ini ada di tengah kebangkitan China yang menyaingi pemilik hegemoni yang sedang memudar yaitu AS. Akankah Indonesia bangkit dan muncul sebagai peserta atau hanya akan jadi korban persaingan sepenuhnya tergantung pada sikap kita sebagai bangsa dan negara. Kita bisa mengambil pelajaran dari runtuhnya kekaisaran Romawi atau bangkitnya Kekaisaran Ottoman di tengah himpitan persaingan negara adi daya pada masanya. Atau menjaga diri agar selamat bertahan dalam keterbatasan seperti San Marino, mengejar kebesaran masa lalu seperti yang dilakukan China lewat dukungan kemajuan ekonomi dan militer, atau bahkan meniru British Empire. Karena pada akhirnya, sejarah akan ditulis oleh pemenang.
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *