Sabtu, 08 Maret 2014

Pentagon Siap Perangi Rusia?


Tentara Rusia di Crimea (Russia Today)



Genderang perang sudah ditabuh sejak Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan ke Crimea untuk melindungi basis Angkatan Laut dan populasi besar pro-Rusia di wilayah tersebut. Dalam tulisannya yang kemarin dimuat dalam Foreign Policy, Laksamana (pur.) James Stavridis menyerukan NATO untuk segera meningkatkan 'semua fungsi intelijen melalui satelit, kendaraan tak berawak Predator, dan khususnya di dunia maya' dan melayarkan 'pasukan maritim NATO ke Laut Hitam serta menyiapkan kelanjutan rencana yang mereka gunakan', ungkap koordinator Jaringan Global Melawan Kekuatan Senjata dan Nuklir, Bruce Gagnon.

"Lewat seruan Stavridis ini, Anda bisa membayangkan, apa rencana yang sedang disusun Pentagon dan NATO di markas besarnya di benua Eropa," kata Gagnon. Rusia tahu bahwa mereka sedang bersiap-siap. Reporter Asia Times, Pepe Escobar, menulis,

"Bahkan sebelum rekaman 'persetan Uni Eropa' neo-con Victoria Nuland dibocorkan, [intelijen Rusia] telah mengidentifikasi para mekanis lebih luas dari kudeta gaya CIA--termasuk pembiayaan intelijen Turki terhadap kaum jihadis Tatar di Crimea... Dan apa yang akan dilakukan kaum jihadis Tatar di Crimea? Berjihad? Tunggu dulu: 'Barat' dipastikan akan mencoba untuk MEMBIAYAI JIHAD ITU."

Lagi-lagi soal Suriah, yang kali ini tepat di perbatasan Rusia. "Bedanya, kali ini AS-NATO bermain-main dengan negara yang punya kemampuan untuk melawan," tulis Gagnon. Beginilah perang dunia akan dimulai. Rusia, lanjutnya, tentu tak akan tinggal diam dan menonton AS-NATO mendirikan negara fasis ultra-kanan tepat di perbatasannya.

Hitler telah mencobanya selama Perang Dunia II, kata Gagnon, dan setidaknya 20 juta orang tewas demi membela Uni Soviet. "Sejak saat itu, orang-orang Rusia sangat 'sensitif' dalam membela perbatasan langsungnya," imbuhnya.

Keputusan yang diadopsi pada 1 Maret oleh Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, kata Gagnon, membolehkan Putin mengirim pasukan ke Crimea, wilayah otonomi di negara tetangga Ukraina. "Tujuannya untuk melindungi keselamatam dan keamanan," ujarnya.

Irina Yarovaya, kepala Komite Keamanan dan Anti-Korupsi Duma (majelis rendah parlemen), menegaskan, "Terorisme adalah kejahatan paling berbahaya di seluruh dunia. Tapi fasisme dan terorisme itu telah mengklaim berkuasa di Ukraina dan menimbulkan ancaman nyata terhadap kehidupan dan keamanan warga Rusia yang tinggal di Ukraina dan tak diragukan lagi terhadap saudara-saudara [kita] warga Ukraina."

"Kami telah berulang kali memperingatkan masyarakat internasional dan AS terhadap campur tangan dalam urusan internal Ukraina," kata Yarovaya, seraya menambahkan bahwa "beberapa politisi Eropa dan AS bertanggung jawab langsung atas krisis di Ukraina, untuk pertumpahan darah dan kudeta."

Yarovaya percaya bahwa pernyataan terbaru Obama terhadap Rusia "sepenuhnya menujnukkan kebijakan campur tangan AS yang brutal terhadap negara-negara lain yang berdaulat dan pemaksaan agresif kepentingannya." Tentu saja pemerintahan Obama mengatakan bahwa Rusia telah melanggar hukum internasional karena mengerahkan lebih banyak pasukan ke Crimea. Obama mengancam Rusia dengan "konsekuensi berat". "Sekarang, Anda dapat yakin bahwa NATO benar-benar sedang menyiapkan 'rencana lanjutan'," ujar Gagnon.

Pertanyaan terbukanya adalah, bagaimana reaksi rakyat AS terhadap semua ini? Mereka benar, ujar Gagnon, saat menentang keinginan Obama untuk menyerang Suriah dengan rudal jelajah. "Akankah mereka sebijak itu terhadap penancapan kanker bendera NATO di tanah Crimea?" tanyanya.

Jelas, Putin dan Rusia sudah benar-benar menjadi setan dalam pikiran pasif sebagian besar warga AS. "Tapi, akankah mereka mengoyak jejaring laba-laba dari otaknya untuk kemudian menyaksikan absurditas dan kenekatan AS- NATO pamer kekuatan senjata di depan gerbang Pertiwi Rusia?" tanya Gagnon lagi.

Kini, saatnya seluruh pecinta kedamaian bicara lantang. Sebelum tembakan yang sebenarnya dimulai.



0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *