Tentara Rusia (Ria Novosti) |
Ketegangan hubungan antara Rusia dan AS makin memuncak. Menyusul kudeta kelompok ultra-kanan Ukraina yang terang-terangan mengusung ideologi fasisme neo-Nazi (yang pernah dibongkar beberapa analis sebagai bentukan Zionis awal), serta menanggapi ancaman AS, Rusia malah berencana memperluas kehadiran militer permanennya di luar perbatasan.
"[Rusia juga] akan menempatkan pangkalan militer di sejumlah negara asing," ujar Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Rabu (26/2). Daftar negara asing dimaksud, lanjutnya, meliputi Vietnam, Kuba, Venezuela, Nikaragua, Seychelles, Singapura, dan beberapa negara lain.
"Pembicaraan sedang berlangsung, dan kami sudah dekat dengan penandatanganan dokumen terkait," kata Shoigu kepada jurnalis di Moskow. Ia menambahkan, negosiasi tidak hanya mencakup pangkalan militer tetapi juga kunjungan ke pelabuhan di negara-negara tersebut dalam kondisi yang menguntungkan serta pembukaan situs pengisian bahan bakar untuk patroli pengebom strategis Rusia.
Moskow saat ini hanya memiliki satu pangkalan angkatan laut di luar negara mendiang Uni Soviet--Tartus, Suriah. Namun nasib fasilitas angkatan laut itu juga tidak menentu lantaran perang sipil ciptaan AS cs yang sedang menggerus negara itu.
Rusia pasca runtuhnya Soviet menutup sebuah pangkalan angkatan laut utama di Vietnam dan pangkalan radar di Kuba pada 2002 dikarenakan kendala keuangan. Namun, negara Tirai Besi itu sudah mulai menghidupkan kembali angkatan lautnya dan penerbangan strategis sejak pertengahan 2000-an . Semua itu dipandang sebagai alat untuk memproyeksikan citra Rusia di luar negeri serta melindungi kepentingan nasional di seluruh dunia.
Sekarang, Moskow perlu menempatkan aset militernya tersebut di daerah-daerah strategis yang penting di dunia untuk membuat mereka bekerja secara efektif menuju tujuan memperluas pengaruh global Rusia
0 komentar:
Posting Komentar