Istana Kremlin (RIA Novosti / Aleksandr Vilf) |
Rusia siap membalas kontra sanksi terhadap Uni Eropa dan AS, jika mereka menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia terkait kasus di Crimea, demikian pernyataan Kementerian Ekonomi Rusia.
"Kita berharap sanksi hanya menyasar sanksi politik, dan bukan paket luas yang akan mempengaruhi perdagangan ekonomi," kata Deputi Menteri Pembangunan Ekonomi, Aleksey Likhachev.
"Sanksi kita, tentu saja akan seimbang," tambahnya.
Salah satu cara rencana Rusia untuk melindungi diri dari pending sanksi adalah dengan meningkatkan perdagangan dengan mata uang lain dan bukan dolar AS, demikian menukil Russia Today (RT), Kamis, 13/03/14.
"Kita perlu meningkatkan volume perdagangan yang dilakukan dalam bentuk mata uang nasional. Sebabnya, dalam kaitannya dengan Cina, India, Turki dan negara-negara lain, haruskah kita bernegosiasi dalam dolar? Mengapa kita harus melakukan itu? Kita harus menandatangani kesepakatan dalam bentuk mata uang nasional, ini berlaku untuk energi, minyak, gas, dan segala sesuatu yang lain," jelas Alexey Ulyukaev, Menteri Pembangunan Ekonomi dalam sebuah wawancara dengan Vesti 24 TV Channel.
Duma, parlemen Rusia membuat undang-undang baru untuk memungkinkan Moskow membekukan aset perusahaan Barat dan individu dalam sanksi yang wajib setelah referendum Crimea pada 16 Maret mendatang.
RUU itu akan memberikan wewenang kepada presiden dan memberi peluang bagi pemerintah untuk mempertahankan kedaulatan dari segala ancaman," demikian menurut penulis, Andrey Klishas seperti dikutip RIA Novosti pada tanggal 5 Maret kemarin.
Kongres AS sebelumnya mengecam tindakan Rusia di Ukraina. Anggota parlemen AS pada Selasa kemarin mengesahkan resolusi yang mendesak pemerintah AS bekerja sama dengan sekutu Eropa dan negara-negara lain untuk memberlakukan larangan visa, keuangan, perdagangan dan sanksi lain kepada pejabat senior Federasi Rusia, mayoritas bank-bank BUMN dan organisasi komersial serta lembaga negara lainnya yang terkait.
Awal pekan ini Uni Eropa mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia yang dimulai pada 17 Maret setelah referendum di Crimea berlangsung pada hari Minggu.
Sementara itu, Duta Besar Cina untuk Jerman Shi Mingde, memperingatkan sanksi ekonomi akan mempengaruhi seluruh global dan Rusia bisa melawan sanksi. Mingde lebih lanjut mengatakan tiff geo-politik antara Rusia dan Barat seperti spiral dalam kekacauan.
Sebelumnya, presiden Putin dan kementerian luar negeri mengatakan sanksi terhadap Rusia bisa menjadi bumerang dan akan tumpah ke dalam ekonomi global.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengecam sanksi Barat yang menurutnya sangat terburu-buru sementara Presiden Putin mengatakan sanksi itu akan menghancurkan ekonomi dan menyebabkan kerusakan kedua belah pihak.
Jika sanksi Barat terhadap Rusia diterapkan se-ekstrim seperti di Iran, maka ekspor Rusia dan Uni Eropa yang akan jauh lebih terbuka menderita dibanding AS.
Saat ini, negera-negara Eropa mengimpor hampir sepertiga gas dari Rusia dan beberapa negara Eropa sepenuhnya tergantung pada gas Rusia.
Sementara perdagangan AS dan Rusia sangat sedikit, Rusia adalah pelanggan terbesar di Eropa, dan sekitar $13.000.000.000.000 ekonomi akan menderita jika perdagangan dengan Rusia dihentikan hanya semalam
0 komentar:
Posting Komentar