Selasa, 18 Juni 2013

Iman Makin Terasa Garing Setelah Dapat Pekerjaan

Tanya: Assalamu Alaikum Wr.Wb

Dear mbak nita yang dirahmati Allah..
nama saya A, 22 tahun. Saat ini Alhamdulillah saya sudah mendapat pekerjaan yang cukup mapan. Saya tamatan D3 dan berencana akan melanjutkan kuliah saya lagi. Mbak, saya memiliki masalah yang sampai saat ini membuatku gelisah. Semasa sekolah (SMU) dan kuliah dulu saya termasuk aktivis di salah satu organisasi keislaman dan Alhamdulillah aku yakin dengan jalan yang kupilih itu, karena aku merasa tenang dan dekat dengan Allah walaupun aku sadar bahwa aku belum sempurna mencintai-Nya.
Sekarang yang menjadi masalahnya adalah ketika aku sudah mulai bekerja, aku sudah tidak mampu untuk beraktivitas seperti dulu lagi, lingkungan kerja yang sangat jauh berbeda, rasa malas karena lelah, serta pemikiran2 yang seolah-olah membuatku berpikir kembali untuk menjadi aktivis kampus. Sekarang aku mulai merasakan kegersangan dalam diri ini, maksiat yang hampir selalu kulakukan baik kusadari atau tidak.

Alhamdulillah, Allah masih memberikan hidayahNya, hati ini masih tertarik untuk mencari ilmuNya, walaupun sebatas 2 jam per pekan dan itu rasanya sangat tidak cukup. Mbak, apa yang harus saya lakukan lagi?
Jazakillah Khairan Katsiran

Jawab:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Subhanallah…. Indahnya dalam pelukan Islam ya. Rasa damai, tenteram, tenang adalah kenikmatan yang tiada tertandingi di atas muka bumi ini.

Allah menciptakan pelangi setelah hujan turun. Warnanya amat halus dan tidak pernah sekalipun bertabrakan satu sama lain meski semua warna-warni itu menyatu dengan harmonisnya.

Allah juga menciptakan malam yang dingin dan sejuk . Semua makhluk bisa dengan mudah memejamkan mata, mengistirahatkan segala otot-otot tubuh yang telah lelah bekerja sehari penuh. Mengistirahatkan mata yang telah lelah berjam-jam terbuka menatap berbagai macam rupa bentuk. Juga, mengistirahatkan otak dan semua organ-organ tubuh yang telah bekerja bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup di atas muka bumi ini.

Siapa yang tidak jatuh cinta pada sang malam? Langitnya yang syahdu, warnanya menyejukkan mata. BIntang-biintang bertaburan bagai berlian-berlian dengan karat tinggi yang bukan alang kepalang indahnya. Bulan pun menjadi penghias yang amat cantik dengan berbagai macam bentuknya yang berubah dari hari ke hari.

Siapa yang tidak jatuh cinta pada sungai yang berkelok-kelok dari puncak gunung menyelusuri lereng perbukitan. Airnya yang jernih menampakkan ikan-ikan yang berenang dengan ceria didasarnya. Lumut-lumut hijau tampak menari-nari mengikuti riak gelombang. Segarnya air gunung bisa menghapus semua kesedihan dan kegalauan.

Ukhti… Ada banyak sekali keindahan di atas muka bumi ini sehingga jika kita menuliskannya satu persatu maka akan habislah air laut yang dijadikan tinta dan akan habislah permukaan bumi ini yang dijadikan kertasnya. Segala sesuatu yang Allah ciptakan itu amat sangat indah. Tapi… meski kita kagum amat sangat pada semuanya, ada satu pembelajaran yang selalu Allah selipkan pada segala sesuatu yang Dia ciptakan… Yaitu, pesan bahwa segala sesuatunya itu punya awal dan punya akhir. Awal akan terjadi setelah akhir terlampaui. Dan akhir akan dimulai setelah sebuah awal mulai terlihat. Awal dan akhir adalah sebuah lingkaran yang tiada pernah berhenti. Selalu berputar untuk sama-sama berganti-gantian merasakan posisi lawannya.

Dan demikian pulalah yang terjadi pada pelangi. Pelangi yang hanya muncul jika hujan mulai hendak bertemu dengan sinar terik matahari. Pelangi akan hilang justru ketika terik matahari kian perkasa. Tapi, keperkasaan terik matahari dalam sekejap akan hilang ketika hujan turun dengan deras. Lalu pelangi muncul ketika hujan mulai mereda.. dan begitu seterusnya.

Dan demikian pulalah yang terjadi pada malam. Pada waktunya, dia akan beralih menjadi siang, lalu siang beralih lagi menjadi malam. Begitu seterusnya.

Dan demikian pulalah yang terjadi pada anak sungai. Pada akhirnya dia akan bermuara di lautan bebas. Bertemu dengan garam dan pasir, serta sampah dan kapal. Pada sebuah muara, sebuah kapal bisa menelusuri muara tersebut hingga jauh ke arah hulu hingga bertemulah dia dengan anak sungai yang tenang kembali. Begitu seterusnya. Selalu berputar seperti lingkaran. Hanya saja, ada satu tambahan setiap kali gerakan berputar itu sudah melewati sudut 360 derajat. Apa itu? Selalu ada perubahan permukaan yang menjadi alas tempat roda kehidupan berputar.

Alas yang dimaksud, adalah perumpamaan untuk menggambarkan tantangan yang harus dihadapi jika ingin bergerak maju. Sudah menjadi sifat manusia menjadi makhluk yang gampang sekali lupa. Jika dia diberi kemapanan terus menerus tiada henti, maka dia akan lupa bahwa sebenarnya dia pernah berada dalam kondisi papa dan harus belajar untuk mencapai posisi di atas seperti sekarang.

JIka dia diberi kemudahan terus menerus, maka manusia akan tumbuh menjadi makhluk yang manja, hanya menginginkan kemudahan dan tidak ingin berusaha lebih keras untuk dapat sesuatu yang lebih baik. Cepat puas, malas berusaha, dan ingin terima jadi saja. Padahal, segala sesuatu yang Allah ciptakan itu, membawa pesan khusus, yaitu usaha harus dilakukan untuk dapat menjadi indah. Ulat yang buruk rupa, harus berdiam diri berpuasa dalam kepompongnya untuk dapat menjadi kupu-kupu yang indah. Angsa yang cantik rupawan harus berusaha dulu memanjangkan bulu-bulunya karena dia lahir sebagai anak itik yang buruk rupanya. Anak jerapah yang baru lahir, harus tertatih-tatih belajar berdiri untuk dapat minum susu ibunya lalu tumbuh besar menjadi jerapah yang perkasa. Bunga tidak akan pernah ada jika semua putik tidak ingin berusaha mengembangkan diri mengeluarkan kelopaknya. Dan selamanya, air sungai tidak akan pernah dapat bertemu dengan air laut jika saja anak sungai tidak berusaha mencari jalan menuju laut. Semuanya harus berusaha.

Dan demikian pulalah kehidupan yang ukhti hadapi saat ini. Ketika masih kecil belajar untuk memperdalam Islam hingga akhirnya jatuh cinta pada nuansa kehidupan Islam di sekeliling ukhti. Tapi, Allah masih ingin menguji sampai dimana ukhti bisa kuat tetap menggenggam Iman itu. DIhadirkanlah nuansa kehidupan yang baru dan serba asing. Lingkungan yang penuh dengan godaan dan tawaran nikmat duniawi. Jangan pernah ragu untuk memasuki tantangan yang diberikan oleh Allah SWT tersebut. Masukilah dengan iman dan Islam yang ukhti miliki. Yakinlah bahwa Allah akan senantiasa mencintai ukhti dan mendampingi kemanapun ukhti berada.

Cobalah, cari informasi pengajian di tempat ukhti berada. MUngkin di tempat ukhti bekerja, atau jika memang tidak ada, bergabunglah dengan pengajian virtual selepas kerja di internet. Datangi masjid-masjid dan cari informasi kapan mereka mengadakan pertemuan rutin dan kajian-kajian. Bergabunglah bersama mereka.

Ini lingkungan baru, jadi jangan pernah berpikir menyesal telah memasuki hidup yang baru. Bersyukurlah karena pernah mendapat bekal yang cukup banyak sebelumnya sehingga mudah bagi kita melangkah dikehidupan yang baru sekarang. Dengan bekal yang ukhti miliki saat ini, bentuklah kelompok untuk mengkaji Islam yang baru. Boleh juga ikut kursus kajian Islam yang biasanya ada ditempat-tempat menimpa ilmu di kota atau jika memang tidak ada, coba cari di Internet.

Dua jam sepekan mengkaji Islam itu sungguh luar biasa loh. Bayangkan mereka yang harus berada dinegara dimana umat Islam adalah umat minoritas. Mereka sungguh luar biasa menjaga iman dan Islam mereka tanpa pernah kenal rasa putus asa atau kesepian atau kesulitan. Dari merekalah kita harus berkaca dan belajar ketimbang belajar dari mereka yang berlimpah ruah dengan kemudahan tapi akhirnya lengah dan lalai karena terlalu menikmati kenyamanan dan kemapanan.

Jadi, jangan pernah putus asa dan merasa lelah untuk menggenggam Islam dan Iman. Cobaan pasti datang pada kita kapan pun dan dimanapun. Silih berganti dengan kemapanan dan kesenangan yang telah kita peroleh sebelumnya. Seperti silih bergantinya siang dan malam. Seperti silih bergantinya hujan dan panas yang memayungi bumi ini. (Kafemuslimah.com)

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh.
Ade Anita





suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *