Kami bersyukur pembangunan kapal tunda yang ke-2 dan Kapal Cepat Rudal
(KCR) 60 m ke-3 dapat dilaksanakan di PT. PAL Indonesia yang mana
merupakan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS), sehingga
pada proses pengadaan dan pemeliharaan selanjutnya akan lebih mudah
lagi bagi TNI AL serta dapat memberikan alternatif solusi untuk
mengurangi ketergantungan kita pada negara lain. Demikian dikatakan oleh
Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Aslog Kasal) Laksamana
Muda TNI Sru Handayanto, di saat menyampaikan sambutannya pada
peluncuran kapal tunda ke-2 dan peletakan lunas KCR 60 m ke-3 di
galangan kapal PT PAL Indonesia, Surabaya. Rabu, 12 Juni 2013.
Dalam acara launching (peluncuran) kapal tunda ke-2 dengan kode produksi M 277 merupakan simbolisasi formal akan selesainya pekerjaan, dan keel laying (peletakan lunas) KCR 60 m ke-3 dengan kode produksi W 275 yang merupakan simbolisasi formal dimulainya proses pembuatan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Kapal Cepat Rudal 60 m ke-3.
Kapal tunda ke-2 memiliki data antara lain panjang keseluruhan (LOA) 29 m, lebar 10 m, tinggi geladak 5 m, sarat air 3,3 m, kecepatan 12 knot (MCR), Klasifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), bollard pull 30 ton, towing hook 40 ton, kapasitas akomodasi 10 orang, mesin utama : Nigata 6L22HX (2 x 1200 HP), propeller : 2 (Steerable Rudder Propeller) generator utama: 2 x 125 kW, 50 Hz, 3 phase.
Sedangkan untuk KCR 60 m ke-3 memiliki data sebagai berikut panjang keseluruhan 60 m, lebar 8,1 m, tinggi geladak 4,85 m, sarat air 2,6 m, displacement (full Load) 460 ton, kecepatan maksimal/ jelajah 28/20 knot, mesin utama 2x3860 hp, jangkauan di 20 knot (jelajah) 2400 nm, daya tahan 5 hari, jumlah ABK 55 orang. Stabilitas kapal memenuhi kriteria standar IMO A (749), bentuk siluet kapal dirancang untuk meminimalisir Radar Cross Section (RSC) dan kapal memiliki kemampuan tempur pada sea state 4 dan bernavigasi pada sea state 6.
Selain memiliki data tersebut di atas, kapal jenis KCR 60 m ini memiliki kemampuan Anti Air Warfare (AAW), Anti Surface Warfare (ASW), Electronic Warfare (EW) dan Naval Gun Fire Support (NGFS) serta memiliki fungsi tambahan sebagai pengintai, Search and Rescue (SAR), lawan infiltrasi, operasi bakti TNI.
Kegiatan yang berlangsung di PT PAL Indonesia ini dihadiri oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M. Hum, Kadismatal, Kadisadal dan Komandan Satgas, serta Dirut PT PAL Ir. M. Firmansyah Arifin, M.M dan para pejabat teras PT PAL lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar