Tahukah Anda? Peradaban Barat (dan
juga sejumlah negara maju di belahan bumi lainnya) bisa maju disebabkan
masyarakatnya secara lengkap telah mengalami berbagai tahapan kebudayaan
secara linear dan utuh. Dari kebudayaan lisan, kebudayaan tulisan,
kebudayaan baca, kebudayaan audio-visual (teve), dan sekarang kebudayaan
cyber. Hal ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Bangsa ini hanya
mengalami kebudayaan lisan, lalu melompat ke kebudayaan audio-visual,
dan sekarang termehek-mehek dengan kebudayaan cyber. Kebudayaan tulisan
dan baca terlewat, dan sedihnya, terlupakan.
Bisa
jadi, sebab itu ada perbedaan besar antara kebiasaan masyarakat Barat
(dan masyarakat negara maju lainnya) dengan kebiasaan masyarakat
Indonesia, salah satunya yang paling mudah dilihat adalah saat mengisi
waktu luang, apakah itu sedang antre di bank, menunggu panggilan di
loket rumah sakit, tengah menunggu kendaraan atau seseorang, sedang
duduk di lobi hotel, atau sedang duduk di dalam kendaraan umum.
Di
Barat dan di negara-negara maju, orang biasa mengisi waktu kosong atau
waktu luangnya dengan membaca, apakah itu suratkabar, majalah, novel,
atau buku non-fiksi. Jika bepergian kemana pun, mereka terbiasa selalu
menyelipkan buku di dalam tas atau menentengnya di tangan. Sebab itu,
bukan pemandangan aneh jika di dalam subway, di taman-taman, di halte
bus, di depan loket berbagai instansi, di pinggir jalan, maupun di
pantai, mereka selalu asyik mengisinya dengan kegiatan membaca.
Bagaimana dengan orang Indonesia?
Silakan pergi ke tempat-tempat yang telah disebutkan di atas. Anda akan
menemukan banyak sekali saudara-saudara sebangsa kita tengah asyik
memainkan gadget mereka, bukan membaca. Sebab itu, Indonesia sejak lama
menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para produsen ponsel
dunia. Bahkan konon, negeri ini telah menjadi semacam wilayah test pasar
bagi produk-produk ponsel dunia teranyar. Dan setahun belakangan ini,
ponsel dengan fasilitas chatting atau pun yang membenamkan kemampuan
untuk bisa ber-fesbukan-ria laku keras. Blackberry-pun naik daun. Dan
jangan heran jika di negara terkorup dunia dan nyaris masuk dalam
kategori "Negara Gagal" ini ternyata bisa menjadi empat besar dunia
dalam rating angka penjualan Blackberry. Blacberry dan Fesbuk telah
menjadi trend masyarakat kita sekarang.
Digital Colonization
Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat. Demikianlah salah satu akibat dari trend digital sekarang
ini. Fungsi asli dari FB dan situs jejaring sosial lainnya seperti
halnya Friendster, Twitter, dan sebagainya adalah untuk membuat jaringan
teman di dunia maya. Hal ini sangat bermanfaat bagi para marketer atau
orang-orang yang memang diharuskan bergiat untuk berhubungan dengan
banyak orang. Hanya saja, di Indonesia dan mungkin di negara lain, situs
jejaring sosial ini malah menjadi trend yang sedikit banyak menggusur
produktifitas nyata. Sekarang, lebih banyak orang menyukai melakukan
kegiatan FB ketimbang membaca buku, kontemplasi, dan sebagainya. Padahal
bagi kebanyakan orang, berfesbukan-ria tidak ada bedanya dengan
ngerumpi dengan sesama teman di sekolah, pasar, atau pun kantor.
Disibukkan dengan persoalan remeh-temeh. Wasting Time. Dengan
sendirinya, produktivitas manusia menjadi menurun.
Kehadiran
gadget hebat (dan mahal) seperti BB dengan media FB disadari atau tidak
sekarang ini pada akhirnya hanya menjadi semacam simbol status. Di
negara yang peradaban pengetahuannya sudah maju, penanda status sosial,
apakah dia hebat atau tidak adalah buku. Semakin banyak buku yang dia
baca maka semakin hebatlah dia di mata teman-temannya. Kredibilitas
orang ditentukan oleh banyak sedikitnya pengetahuan yang didapat dari
buku.
Namun di negara yang nyaris gagal
seperti Indonesia terjadi parodi yang menyedihkan, penanda status sosial
orang kebanyakan dilihat dari seberapa banyak dan canggihnya gadget
yang kita tenteng, walau mungkin dia harus kredit untuk bisa memiliki
itu. Ini sebenarnya merupakan pars pro toto, dari kecenderungan sebagian
besar masyarakat kita yang memandang status orang, kredibilitas orang,
status sosial orang lain, dengan sedikit banyaknya harta benda yang
dimilikinya, tanpa perduli apakah dia bisa hidup kaya raya dengan
merampok uang rakyat, menggelapkan uang umat, korupsi, dan sebagainya.
Hal ini menimbulkan efek domino, kian
hari kian banyak orang yang ingin kaya raya dengan jalan pintas. Salah
satunya dengan menjadi anggota legislatif misalnya, padahal dia sama
sekali tidak mempunyai prestasi apa pun di masyarakat. Ini sesungguhnya
merupakan mental bangsa terjajah.
Bagi kebanyakan orang di sini, bagi
bangsa yang belum tersentuh budaya membaca dan lebih suka dengan
kebudayaan mengobrol dan menonton, maka kehadiran BB dan FB dan
semacamnya, tanpa disadari telah banyak merampas waktu berharga dalam
hidupnya. Banyak orang rela berjam-jam untuk ber-BB atau ber-FB-ria, dan
melupakan membaca buku, padahal waktu merupakan Pedang Democles, yang
tanpa ampun akan membabat siapa saja yang tidak mengunakannya dengan
baik. Inilah apa yang sebenarnya disebut sebagai Digital Colonization,
penjajahan digital.
Pemakaian
BB dan juga FB tidaklah salah. Bagi pekerja yang banyak menghabiskan
waktu di jalan dan harus selalu connect dengan rekan-rekan kerjanya,
atau bosnya, atau seorang profesional yang harus selalu online, maka BB
adalah hal yang amat penting. Demikian juga dengan FB, sangat vital bagi
para marketer atau orang yang harus berhubungan dengan banyak orang
lainnya, atau publik figur misalnya. Di tangan mereka, BB dan FB menjadi
salah satu alat penunjang prestasi yang memang penting. Dan saya yakin,
orang-orang seerti ini tidak akan terjerumus dalam kemubaziran
pemakaian waktu karena mereka tahu kapan harus memulai dan kapan harus
berhenti.
Apakah Anda sekarang telah memiliki akun
di FB? Jika sudah maka manfaatkanlah dia dengan baik, tepat, dan bijak,
bukan sekadar untuk wasting a time. Membaca buku atau membaca Qur'an,
jauh lebih berguna untuk mengisi waktu ketimbang ngobrol. Dan jika Anda
belum memiliki akun di FB, berpikirlah seribu kali, apakah Anda sudah
siap untuk itu? Apakah hal itu merupakan KEBUTUHAN Anda, dan bukan
sekadar KEINGINAN? Janganlah waktu yang sedikit ini dipergunakan dengan
sia-sia, penuh kemubaziran. Karena Allah SWT telah memperingatkan
hamba-Nya jika kemubaziran itu adalah perilaku saudara-saudaranya setan.
Na'udzubillah min dzalik. (Rd)
Sumber:" http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/fb-bb-dan-digital-colonization.htm
0 komentar:
Posting Komentar