Add caption |
Seringkali
dalam tontonan hiburan pelawak saling melempar hinaan, ledekan dan
ejekan untuk menciptakan suasana segar. Dan mungkin kebawa dalam
keseharian kita, pergaulan jadi kebawa sbg budaya kebiasaan yang
dampaknya gak sedikit dicatetan amal. Dalam acara lawakan Kadang bentuk
tubuh atau raut muka pelawak yang kurang sempurna dijadikan sebagai
bahan canda untuk menciptakan suasana humoris. Bahkan kondisi cacat atau
kelainan orang menjadi bumbu dan komoditi lawakan, sehingga kadang
sebagian pelawak meniru gaya bicara, cara berjalan, dan prilaku aneh
seseorang untuk menggelitik tawa penonton. Lebih parah, terkadang simbol
agama menjadi sarana pelecehan para pelawak yang hanya ingin populer.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk
di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir. [Qaaf/50:17-18]
Lidah lebih tajam dari pisau, dan lebih bahaya dibandingkan dengan
semua kejahatan, karena kebanyakan perbuatan jahat berawal dari mulut,
atau kurang kontrol terhadap mulut. Oleh karena itu, Islam sangat
perhatian terhadap bahaya lisan, dan menyuruh untuk menjaganya.
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barang siapa yang menjaminku mampu menjaga apa yang ada diantara dua
bibirnya dan di antara kakinya, maka aku akan jamin surga.[Shahîh,
diriwayatkan Imam al-Bukhâri dalam Shahîh-nya (6474) dan Imam Muhammad
at-Tibrizi dalam Miskatul-Masabih, Bab: Mizah (4889)]
Di antara pertanda kebaikan Islam seseorang, ialah meninggalkan apa
yang tidak penting baginya. Apalagi berbicara dusta dan bohong untuk
mengundang gelak tawa manusia, maka yang demikian itu merupakan
perkataan yang melebihi kesiasiaan. Seandainya mereka mengetahui
akibatnya, sungguh mereka akan banyak menangis daripada tertawa.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit
tertawa dan banyak menangis. [ Shahih, diriwayatkan Imam at-Tirmidzi
dalam Sunan-nya (2313)]
Adakalanya seorang pelawak dengan seenaknya membuat guyonan yang
melecehkan simbol dan syiar Islam. Bahkan pernah ada seorang pelawak
dengan enteng membuat lelucon dengan ucapan “syukur (maksudnya, cukur)
al-Hamdulillah” kepada temannya yangberperan sebagai tukang cukur botak
sebelah. Padahal mengolok-olok agama dan menggunakan ayat-ayat al-Qur`an
untuk bercanda hukumnya haram.
Karena mengolok-olok Allah atau Rasul-Nya atau Sunnah merupakan
kekufuran dan riddah (keluar dari Islam). Yaitu mengeluarkan pelakunya
dari keislaman, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyebutkan.
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda
gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan
segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan
mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa. [at-Taubah/9:65-66]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan perkataan yang tak
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan
dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh
adzab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami,
(maka) dia berpaling dengan menyombongkan diri seolaholah dia belum
mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri
kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih.
0 komentar:
Posting Komentar