Cairo - Komplotan jahat terdiri
militer, koptik (kristen ortodok), sekuler, liberal, dan nasionalis
menggulingkan Presiden Mohamad Mursi yang memenangkan pemilihan presiden
setahun lalu. Mereka tidak mau menerima kekalahan dengan elegan, dan
menggulingkan dengan cara-cara kotor dan dimulai gerakan jalanan.
Tokoh militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis melakukan
koordinasi penggulingan. Pemimpin Koptik Paus Tawadros II, Mohamad
el-Baradei, Amr Mousa, Sabhi, dan sejumlah tokoh lainnya mematangkan
situasi, penggulingan dengan gerakan massa. Paus Tawadros II dengan
sangat ekplisit melalui akun Twiternya mendukung dan memberikan simpati
terhadap gerakan penggulingan, dan menuduh kalangan Islamis mencuri
hasil revolusi.
Kalangan militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis yang
merasa terancam eksistensi mereka, sejak kekalahan mereka dalam
pemilihan parlemen dan presiden menggalangkan kekuatan. Mereka tidak
pernah membiarkan kekuatan Islamis dan Jamaah Ikhwanul Muslimin memegang
kekuasaan di Mesir.
Sepanjang sejarah Mesir, sejak kemerdekaan, kolaborasi kekuatan
militer, sekuler, koptik, liberal, dan nasionalis yang menjadi anak-cucu
kaum penjajah Barat dan kafir musyrikin (Yahudi dan Nasrani), mereka
terus-menerus melakukan kolaborasi dan berkomplot agar tidak ada
kekuatan Islamis manapun memegang kekuasaan di negeri Spinx.
Karena Mesir secara geopolitik sangat strategis di seluruh kawasan
Timur Tengah, dan dengan penduduk 90 juta, maka Mesir menjadi negara
paling unggul di seluruh kawasan itu. Mesir bukan hanya memiliki sumber
daya manusia yang melimpah, tetapi negeri yang pernah dipimpin Fir'aun
itu, secara terus menerus menjadi rebutan berbagai kekuatan global, dan
kekuatan global tidak pernah membiarkan Mesir akan jatuh ke tangan
Islamis.
Mesir yang pernah dibebaskan oleh Umar Ibn Khattab dari cengkeraman
dinasti Fatimiyah yang berpaham Syiah, dan kemudian mendudukan Gubernur
Amr bin Ash, kemudian menjadi kekuatan regional yang sangat tangguh.
Tetapi, Mesir dihancurkan karakter Islamnya oleh penjajah Barat
(Inggris), dan mendudukan kaki tangan mereka, sejak zamannya Raja
Farouk, sempai generasinya Hosni Mubarak.
Tidak aneh sekarang militer Mesir menggulingkan Presiden Mursi, dan
dimulai situasi chaos (kacau) yang dilakukan komplotan koptik, sekuler,
liberal, dan nasionalis, karena militer Mesir sepanjang sejarah hanya
perpanjangan tangan para penjajah Barat.
Penggulingan militer Mesir terhadap Mursi bukan karena akibat
pemimpin baru itu memberangus mereka dan mengembalikan militer ke
barak, tetapi pengebirian Mursi terhadap militer akan berdampak bagi
kepentingan Barat dan Zionis, di mana mereka akan kehilangan
pengaruhnya di Mesir, dan ini akan berdampak bagi keamanan Zionis-Israel
di kawasan Timur Tengah.
Karena itu, ketika kemenangan kalangan Islamis, Salafi, Ikhwanul
Muslimin, Jamaah Islamiyah, Jamaah Sufi, dan sejumlah Gerakan Islam
lainnya, melalui sebuah proses demokratik, maka mereka tidak pernah akan
memberikan kesempatan kepada kalangan Islamis bisa mengelola negara
secara efektif. Maka skenario yang mereka susun, membuat opini, dan
terus-menerus mendistorsi pemerintahan dengan berbagai isu politik,
ekonomi, keamanan, dan sosial.
Tentu, kalangan koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis dengan
menggunakan tema Mursi gagal mengatasi krisis ekonomi. Padahal, Mohamad
Mursi hanya mewarisi warisan berpuluh tahun dari pemerintahan militer
yang didukung oleh koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis yang penuh
dengan kebobrokan dan korupsi, tetapi sekarang situasi itu dijadikan
alat oleh komplotan jahat menggulingkan Mursi. Komplotan jahat itu
mereka melakukan permufakatan penggulingan, dan sebagai "gong"nya
militer melakukan kudeta, dan memenjarakan Mursi.
Pertarurangan antara kafir musyrik dengan orang-orang mukmin akan
terus terjadi sepanjang sejarah kemanusiaan. Sampai orang-orang mukmin
dapat menundukkan kafir musyrik. Di manapun di muka bumi ini, tidak
akan pernah ada yang dapat membawa dari situasi krisis kehidupan yang
sangat mendasar akibat manusia menggunakan sistem dari kafir musyrik,
dan akan terus mengahadapi malapetaka.
Sama halnya, ketika Shalahuddin al-Ayyubi menundukkan dinasti
Fatimiyah yang penuh dengan kemusyrikan, dan membawa bangsa Mesir kepada
tauhid yang murni. Tetapi, sejarah kegemilangan Islaml yang merupakan
hasil perjuangan Khalifah Umar Ibn Khattab, kemudian dikotori oleh kafir
musyrik, yang datang di zaman modern ini, yaitu Barat yang menjajah
Mesir, dan menghapuskan karakter Islamnya.
Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang didirikan oleh Hasan al-Banna,
bukan gerakan yang cengeng, dan hanya akan berpangku tangan menyesali
nasib mereka. Tetapi, Jamaah Ikhwanul Muslimin sudah teruji sejak
lahirnya, sampai hari ini, dan sudah menghadapi berbagai makar dan
tribulasi yang sangat kejam dan biadab dari kalangan militer, koptik,
sekuler, liberal, dan nasionalis sepanjang sejarah Mesir. Jadi bukan hal
yang baru.
Para pemimpin Jamaah Ikhwan sudah kenyang dengan pengalaman penjara.
Pendiri Jamaah Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna tewas ditangan seorang
opsir militer di zaman Farouk, penggantinya Hasan Hudaibi dipenjara 20
tahun, penggatinya Umar Tilmisani, dipenjara lebih 20 tahun,
penggantinya Hamid Abu Nasr, mengalami nasib yang sama, lalu
penggantinya Mustafa Masyhur, juga dipenjara lebih dari 20 tahun,
sesudah Mustafa Masyhur wafat digantikan Makmun Huidaibi, juga mengalami
pengalaman yang sama, sesudah wafat Makmun digantikan Mehdi Akib,
pernah mengalami penyiksaan, dan sekarang Jamaah Ikhwan harus
mengahadapi yang lebih dahysat dibawah kepemimpin seorang tokoh Prof.
Mohamad Badie.
Tak perlu dikawatirkan masa depan Jamaah Ikhwan dan para tokohnya,
mereka sudah kenyang dengan pengalaman panjang menghadapi musuh-musuh
Islam, dan mereka tetap bersabar, dan terus mendakwahkan agama Allah
ini. Sampai tidak ada lagi fitnah dari kafir musyrik di muka bumi ini.
Dengan keyakinan mereka akan mendapatkan pertolongan dari Maha Pencipta
Alam Semesta Allah Rabbul Alamin. Hanya masalah waktu. Para anak cucu
kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), pasti suatu saat mereka akan
menyerah dan kalah.
Kebatilan yang bersumber dari ajaran kafir musyrik itu, secara
memiliki destruksi terhadap diri mereka. Dengan kesabaran dan tawakal
kepada Allah Azza Wa Jalla, Gerakan Islam, seperti Salafi, Ikhwan,
Jamaah Islamiyah, dan Gerakan Islam lainnya, pasti mereka pada saat
akan mampu mengusir para kaki tangan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani),
seperti ketika Allah Azza Wa Jalla melalui Musa AS menyeret Fir'aun,
dan menenggelamkannya bersama dengan balatentara di laut Merah.
Wallahu'alam.
(voa-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar