Senin, 10 Februari 2014

Komisi I DPR Sinyalir Indonesia Sedang Ditekan

 

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (tengah) bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (kiri) dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantro menyampaikan keterangan pers usai rapat kerja gabungan di ruang rapat Komisi I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11). Rapat tersebut membahas langkah Indonesia terkait penyadapan yang dilakukan Australia.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (tengah) bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (kiri) dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantro menyampaikan keterangan pers usai rapat kerja gabungan di ruang rapat Komisi I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11). Rapat tersebut membahas langkah Indonesia terkait penyadapan yang dilakukan Australia. (sumber: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta: - Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mensinyalir ada skenario untuk menekan Indonesia melalui sejumlah kasus terakhir. Adapun kasus itu adalah dugaan pengiriman imigran gelap oleh Australia, protes Singapura atas pemberian nama KRI Usman-Harun, serta penangkapan sekaligus pembakaran kapal nelayan oleh Papua Nugini (PNG).

“Saya mensinyalir ada sesuatu yang perlu kita cermati. Belum selesai urusan dengan Australia, bahkan cenderung rumit, lalu ada kasus dengan Singapura. Ini ada apa? Lalu kasus PNG,” kata Mahfudz usai rapat kerja (raker) dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).
Dia menambahkan, tiga kejadian terjadi terpisah, tetapi dalam waktu yang hampir berdekatan. “Saya kok melihat ini tidak terjadi begitu saja. Ini seperti ada benang merahnya. Saya sampai kan kepada Panglima, apakah memang ada satu skenario untuk menekan Indonesia melalui sejumlah negara dengan beberapa kasus ini,” imbuhnya.


Meski Mahfudz tidak mengetahui maksud dan tujuan tekanan politik tersebut. “Untuk kepentingan apa? Kita tidak tahu. Ini rangkaian kejadian ini, kalau misalnya by design (diskenariokan), diarahkan untuk target apa? Mesti ditelusuri,” ujarnya

Raker Komisi I dan Panglima TNI berlangsung tertutup. Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Susaningtyas Kertopati mengatakan, pihaknya menanyakan permasalahan protes pemberian nama KRI Usman-Harun oleh Singapura. Selain itu juga terkait informasi pembatalan undangan untuk Indonesia dalam acara ajang dirgantara Singapura (Singapura Airshow).

“Ini kerisauan semua pihak, sangat saya sayangkan kita punya sejarah. Singapura juga, ini kan mempertahankan kedaulatan kita,” kata Nuning.

Dia menyatakan, Komisi I tetap mendukung penamaan KRI Usman-Harun. “Kita negara berdaulat tidak bisa diintervensi dengan negara lain dan tahun 1973 PM Singapura Lee Kuan Yeuw sudah nyekar ke makam Usman-Harun,” imbuhnya.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko membenarkan undangan menghadiri Singapore Airshow 2014 dibatalkan sepihak oleh Singapura. “Ada undangan awalnya, (tapi) dibatalkan sepihak (Singapura),” kata Moeldoko sebelum raker.

Dia tidak mempermasalahkan perihal pembatalan tersebut. “Enggak apa-apa silakan dibatalkan,” ujarnya.
Pada bagian lain, menurutnya Tim Jupiter tetap akan tampil dalam Singapore Airshow 2014. “Jupiter akan tampil apabila diberi jadwal. Jika tidak, saya akan tarik,” ungkapnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *