Kamis, 28 Februari 2013

Din Syamsudin: MUI dan Ormas Islam Sepakat Densus 88 Harus Dibubarkan!


JAKARTA - Bersamaan dengan pelaporan video yang merupakan bukti adanya indikasi pelanggaran HAM berat yang dilakukan Densus 88, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Din Syamsudin bersama MUI dan pimpinan ormas-ormas Islam ternyata telah sepakat meminta Densus 88 dievaluasai, bahkan jika perlu dibubarkan.

“Kalau dari kami, ormas-ormas Islam, MUI kita sepakat saya kira Densus 88 itu harus dievaluasi, bila perlu dibubarkan. Tapi diganti dengan sebuah lembaga dengan pendekatan baru untuk bersama-sama untuk memberantas terorisme,” kata Din Syamsudin kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (28/2/2012).
...Kalau dari kami ormas-ormas Islam, MUI kita sepakat saya kira Densus 88 itu harus dievaluasi, bila perlu dibubarkan.

Ia juga menyayangkan bahwa selama ini pemberantasan terorisme selalu dikaitkan dengan agama dan menjadi stigmatisasi terhadap Islam.

“Yang paling menjadi konsen kami, ulama dan zu'ama Islam ini bahwa pemberantasan terorisme ini dikaitkan dengan agama, ini adalah stigmatisasi terhadap Islam. Ketika terjadi stigmatisasi terhadap Islam, ibaratnya bangunan dakwah yang kami bangun itu roboh karena ada pengaitan,” ujarnya.
...Yang paling menjadi konsen kami, ulama dan zu'ama Islam ini bahwa pemberantasan terorisme ini dikaitkan dengan agama

Din Syamsudin juga mengkritik media yang selama ini turut mengopinikan pengaitan kasus terorisme terhadap Islam.

“Mohon maaf termasuk mungkin oleh media. Ini kerugian besar bagi umat Islam, bagi dakwah Islamiyah yang tidak bisa kita bayar,” ungkapnya.
...Ini kerugian besar bagi umat Islam, bagi dakwah Islamiyah yang tidak bisa kita bayar

Sementara di sisi lain kasus penembakan terhadap aparat TNI di Papua justru tidak mendapat reaksi keras aparat kepolisian, padahal menurut Din kasus kejahatannya juga bisa disebut terorisme.

“Itu yang kami maksud tadi kenapa terhadap itu kurang keras, itu juga teroris. Yang terjadi sekarang ini juga, bahkan itu kepada aparat negara menjadi korban,” tuturnya.

Selain melaporkan pelanggaran HAM yang dilakukan Densus 88 kepada Kapolri, Din Syamsudin juga meminta DPR RI mengevaluasi Undang-Undang Pemberantasan Terorisme. “Itu juga. Maka kita serahkan kepada kawan-kawan DPR,” tutupnya. [Ahmed Widad]


(voa-islam.com)

Read more »

Temui Kapolri, Dien Syamsudin Serahkan Bukti Pelanggaran HAM Densus 88



JAKARTA  - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr. Din Syamsudin bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah delegasi pimpinan ormas-ormas Islam mendatangi Mabes Polri.
Kedatangan Din Syamsudin bersama MUI dan ormas Islam tersebut secara khusus melaporkan kepada Kapolri Jendral Timur Pradopo terkait adanya bukti video dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan aparat Densus 88 dalam penanganan kasus terorisme.
“Secara khusus juga kami datang untuk melaporkan adanya bukti berupa video yang mengandung gambar tentang pemberantasan teroris, kami tidak tahu dimana dan kapan. Tetapi sangat jelas mengindikasikan pelanggaran HAM berat, oleh karena itu kami meminta untuk ditindaklanjuti,” kata Din Syamsudin kepada wartawan di depan gedung Rupatama, Mabes Polri, Kamis (28/2/2012).
...Secara khusus juga kami datang untuk melaporkan adanya bukti berupa video
Dalam rapat tertutup MUI dan ormas-ormas Islam bersama Polri itu, menurut Din Syamsudin Kapolri Jendral Timur Pradopo memberikan respon positif dan akan menindak anggotanya yang melanggar hukum.
Alhamdulillah bapak Kapolri memberikan respon positif terutama untuk melakukan penindakan terhadap oknum-oknum Polri, baik dari Densus 88 maupun dari Brimob untuk ditindak sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku,” tutur pria yang pernah menjadi Sekretaris Umum MUI itu.
...Alhamdulillah bapak Kapolri memberikan respon positif terutama untuk melakukan penindakan terhadap oknum-oknum Polri, baik dari Densus 88 maupun dari Brimob
Din juga meminta Kapolri agar Densus 88 tidak melakukan pelanggaran HAM dan menyinggung simbol-simbol agama tertentu dalam penanganan kasus terorisme.
“Selanjutnya kami meminta kepada Kapolri agar Densus 88 dalam melaksanakan tugasnya itu jangan melanggar HAM, jangan menyentuh lambang-lambang dan simbol-simbol agama. Sebab kalau ini terjadi justru akan menjadi kontraproduktif. Umat Islam yang mayoritas dan menentang terorisme itu akan tersentuh hatinya, begitu juga kalangan ulama, kyai, muballigh dan sebagainya,” ucapnya.
...kami meminta kepada Kapolri agar Densus 88 dalam melaksanakan tugasnya itu jangan melanggar HAM, jangan menyentuh lambang-lambang dan simbol-simbol agama
Ia kemudian menjelaskan, dalam bukti video yang diserahkan kepada Kapolri itu terungkap adanya penindasan, penyiksaan dan penembakan. Tak hanya itu, aparat juga menyentuh simbol agama tertentu.
“Ada penyiksaan terhadap teroris dan luar bisa penindasan itu, diikat kaki dan tangannya, ditembak dan diinjak-injak. Dan ada juga yang bernada agama; “anda kan mau mati, beristighfarlah!” itu ajaran agama mana? Mengajak orang ditalqinkan tetapi tidak diselamatkan,” jelasnya.
...Ada penyiksaan terhadap teroris dan luar bisa penindasan itu, diikat kaki dan tangannya, ditembak dan diinjak-injak. Dan ada juga yang bernada agama
Menurut Din Syamsudin, video sadis yang mengindikasikan pelanggaran HAM itu sebenarnya sudah banyak beredar, bahkan sudah diketahui sampai ke DPR RI dan Komnas HAM.
Oleh sebab itu, ia pun kembali menekankan agar Densus 88 jangan over acting dan melanggar HAM, karena tidak mungkin penegakkan hukum dilakukan dengan melanggar hukum itu sendiri.
“Tapi yang paling penting kedepan jangan terulang kembali dan itu yang sangat kami tekankan. Terutama tindakan dari Densus 88 jangan over acting, jangan berlebihan apalagi melakukan pelanggaran HAM karena tidak mungkin menegakkan hukum dengan melanggar hukum itu sendiri,” tandasnya. [Ahmed Widad]



(voa-islam.com)

Read more »

Jasad Ariel Sharon mantan PM israel Membusuk Tak Diterima Bumi


Add caption

Siapa tak kenal dengan salah seorang pemimpin durjana dunia Israel yang satu ketika dulu semasa pemerintahannya melakukan banyak kerusakan dan kezaliman ke atas bumi Allah Palestin. Pembunuhan, penyembelihan, penindasan dan bermacam macam lagi kekejaman tentera Israel Laknatullah dibawah arahan beliau. Dan sekarang, Ariel Sharon menerima akibatnya. Petunjuk dari Allah tentang kekuasaanya yang tidak boleh ditandingi siapapun. Ariel Sharon kini umpama mayat hidup atau “Mumi hidup” yang bernyawa tetapi “mati”
Diberitakan bahawa para doktor di Hospital Hadasa telah memasukkan Ariel Sharon (Bekas PM Israel yang Yahudi)ke ruang operasi untuk dilakukan pembedahan. Ia memiliki luka membusuk dan tidak sadarkan diri selama beberapa minggu.

Operasi tersebut dilakukan untuk menyambung bahagian-bahagian ususnya yang telah membusuk dan telah menyebar ke bahagian tubuh lain.
Demikianlah kita saksikan keadaan musuh Allah Subhanahu Wata’ala dan musuh islam yang gemar menumpahkan darah. Penyumbatan yang terjadi di otaknya menyebabkan kerusakan di sekujur tubuh.

Ini sebagai akibat penindasannya terhadap umat Muhammad Shalallahu alaihi wassalam yang berlangsung terus menerus siang dan malam. Akhirnya ia menderita kelumpuhan di seluruh tubuhnya dan tidak bisa menggerakkannya walaupun hanya menggerakkan mata. Dialah yang memimpin para tentara untuk menyerang Sinai dan Lebanon . ia juga yang menyembelih para tawanan Mesir. Saat ini ia tidak sadar sama sekali dan tidak mengetahui sekelilingnya.


Akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala memperlihatkan kepada kita keadaan thaghut yang suka menumpahkan darah ini dengan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala yang agung, yaitu membusuknya jasad sedangkan ia masih hidup.

Demikianlah, mereka (para doktor) akan mengamputasi anggota tubuhnya satu demi satu hingga terakhir sedangkan ia masih hidup.

Benarlah firman Allah SWT :
”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu benar “(Fushilat:53)

Dia telah koma selama 4 tahun dan doktor doktor mengatakan dia akan terus koma sehingga umur 90 tahun dan tidak mati. Begitulah siksa dunia yang Allah tunjukkan . Belum lagi siksa akhirat. Dan dikatakan berat Ariel Sharon semakin menyusut dan dikatakan berat sekarang cuma kira kira 15 Kilogram. Jika benar, maka ia satu siksaan yang nyata dan pedih didunia.

Read more »

Masihkah Kalian Ragu ? Inilah Kisah Pakar Genetika YAHUDI Yang Masuk Islam Gara Gara Masa IDDAH

Robert Guilhem seorang pakar genetika, pemimpin yahudi di Albert Einstain College mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Quran tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan. Beliau terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Muslimah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.
(ATH THALAAQ:4) DAN PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG TIDAK HAID LAGI (MONOPAUSE) DI ANTARA PEREMPUAN-PEREMPUANMU JIKA KAMU RAGU-RAGU (TENTANG MASA IDDAHNYA), MAKA MASA IDDAH MEREKA ADALAH TIGA BULAN; DAN BEGITU (PULA) PEREMPUAN-
PEREMPUAN YANG TIDAK HAID. DAN PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG HAMIL, WAKTU IDDAH MEREKA ITU IALAH SAMPAI MEREKA MELAHIRKAN KANDUNGANNYA. DAN BARANG -SIAPA YANG BERTAKWA KEPADA ALLAH, NISCAYA ALLAH MENJADIKAN BAGINYA KEMUDAHAN DALAM URUSANNYA.

Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuhan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.

Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja. Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain yang bukan muslim di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.

Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.

Read more »

BTR-50 (1) : Kisah Pertempuran dalam Operasi Seroja


Foto-5
1975 – Selain malang melintang dalam beragam pertempuran di luar negeri, BTR-50 Korps Marinir TNI-AL juga sudah kaya dengan pengalaman tempur. Salah satu yang cukup fenomenal saat BTR-50 diterjunkan dalam pendaratan amfibi pada operasi Seroja di Timor Timur (sekarang Timor Leste). Dalam operasi Seroja, BTR-50 yang dilibatkan berasal dari BTP (Batalyon Tim Pendarat)-5/Infantri. Selain melibatkan BTR-50 sebagai panser amfibi, komponen BTP-5 juga diperkuat tank amfibi PT-76 dan elemen artileri seperti howitzer D-30 kaliber 122 mm, serta mortir sedang kaliber 81 mm. Dalam operasi Seroja ini, BTP-5/Infantri dikomandani  oleh Letkol (Mar.) Achmad Sediono.
BTR-50 berawak 2 orang dan dirancang untuk mengangkut infantri maksimal 20 orang, tapi dalam operasi Seroja, rata-rata tiap panser ini berisi lebih dari jumlah tersebut. Tak jarang, selain berisikan pasukan, BTR-50 juga mengangkut kebutuhan logistik, senjata bantuan berupa mortir 60 mm, tenda peleton serta perlengkapan lainnya.

BTR-50 dalam HUT ABRI 1978. Terlihat senjata DShK-38 lengkap dengan perisai pelindung baja
BTR-50 dalam HUT ABRI 1978. Terlihat senjataDSnk-38

Untuk persenjataan, saat itu BTR-50 dilengkapi standar SMB (Senapan Mesin Berat) DShK kaliber 12,7 mm buatan Uni Soviet. Namun, bila diperhatikan DShK saat ini sudah jarang lagi dipakai sebagai kelengkapan BTR-50. Dalam operasi tempur di Timor Timur, ada pergeseran penggunaan pada ranpur ini, seperti lazimnya panser amfibi, BTR-50 tidak dirancang untuk beroperasi di medan pegunungan, suatu kenyataan BTR-50 juga dilibatkan dalam operasi jauh sampai kepelosok, termasuk wilayah pegunungan. Dalam doktrin pendaratan amfibi, pansam hanya digerakan sejauh 6 mil dari pantai, setelah itu operasi selanjutnya tergntung pada rencana operasi darat.

indonesia-invansion-in-timor-leste-in-1975-6

22 November 1975 – Pukul 05.00, dalam suatu perjalanan meninggalkan garis persiapan di Palaka menuju Atabae. Konvoi tujuh pansam BTR-50 melewati kampung Maegri yang terdapat beberapa rumah penduduk dan sejumlah lapangan hampir seluas lapangan bola. Kampung ini dipertahankan oleh pasukan Marinir berkekuatan satu pleton.
Lepas dari Maegri kami mulai masuk ke hutan palem lewat jalan perbukitan yang sempit dan banyak terdapat belokan. Disini pengumi pansam terbukti sangat menguasai dengan baik kendaraaan roda rantai dengan chasis tank PT-76, melewati lereng bukti yang terjal dan sempit. Dalam perjalanan, konvoi harus melalui hutan palem yang merupakan tumbuhan khas Timor.

Hutan palem yang berwarna hijau segar telah dilalui, kemudian iring-iringan pansam menerobos hutan bambu. Jenis bambu hijau atau yang disebut bambu Jepang oleh pedagang tanaman di Jakarta. Di antara daun bambu yang menghijau, terdapat banyak kelompok daun bambu kering yang membentuk kantong-kantong mirip sarang burung manyar. Para pejuang Timor Timur menyebutnya sebagai bunga bambu, walaupun sebenarnya bukan bunga.

Celakanya, ranting dan daun bambu yang berbentuk kantong diterobos oleh pansam, sehingga menyentuh tubuh pasukan yang berdiri berdesak-desakan di atasnya. Ternyata kantong-kantong itu merupakan sarang kalajengking putih. Kantong yang pecah langsung menyebarkan kalajengkin ke dalam pansam. Perhatian pasukan Marinir yang semula tertuju pada seleliling medan yang dilalui, kini beralih tertuju pada kalajengkin yang bertebaran di dalam pansam.
BTR-50 ditumpangi banyak personel dalam operasi militer di NAD, kira-kira kondisi seperti ini juga kerap terjadi saat operasi Seroja di Timor Timur
BTR-50 ditumpangi banyak personel dalam operasi militer di NAD, kira-kira kondisi seperti ini juga kerap terjadi saat operasi Seroja di Timor Timur
mar_aceh_onfire_reut  (reuters)

Pasukan menjadi sibuk menghadapi serangan Kalajengking putih yang telah mengancam dengan sikap kuda-kuda. Kedua capit dan sengat beracun pada ekornya telah diangkat tinggi-tinggi. Dalam waktu singkat kalajengking telah merayap di lantai dan ransel maupun menempel pada pakaian seragam. Beberapa prajurit menghunus sangkut AK-47 untuk membunuhnya, sedangkan yang lain menginjaknya dengan telapak sepatu. Salah satu yang harus diwaspadai ialah banyaknya kalajengking putih yang menyelinap ke dalam ransel.(Disadur dari Buku “Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor-Timur – Hendro Subroto)

  ● Indomiliter  

Read more »

P.1HH Hammerhead, UAV dari Piaggio


Piaggio P.1HH Hammerhead

Perusahaan Italia Piaggio dan Selex Electronic Systems bekerjasama untuk membuat varian dari pesawat udara tak berawak P-180 Avanti turboprop.

Dinamai P.1HH Hammerhead, varian baru dari Avanti ini telah dimodifikasi secara total untuk peran UAS-nya (Unmanned Aircraft Systems). Menurut Piaggio, UAV versi baru ini akan mampu beroperasi selama 16 jam dengan membawa berbagai muatan termasuk SIGINT dan Elint serta mampu melakukan pengawasan maritim dan perbatasan serta peperangan elektronik. Senjata dan kelengkapan eksternal lainnya juga dipasang pada tiang yang ditanamkan pada fuselage. UAV ini telah dikembangkan untuk menangkap gambar pada ketinggian menengah, berdaya tahan lama (MALE) layaknya MQ-9 Reaper atau BAE Systems Mantis.

Kedua perusahaan Italia tersebut bekerja secara diam-diam dengan didanai dari biaya sendiri selama lebih dari dua tahun. Mereka baru meluncurkan UAV ini pada pameran pertahanan IDEX di Abu Dhabi pada 18 Februari setelah peluncuran pertama dan uji coba di sebuah pangkalan udara di Italia pada 14 Februari.

"Ada persyaratan dari berbagai negara untuk ketinggian menengah, UAS harus tahan lama di udara," kata Alberto Galassi, CEO Piaggio Aero. "Kami menyediakan UAV yang bersertifikat, ini akan menjadikan UAV ini pilihan yang menarik."

Piaggio P.1HH Hammerhead

Hammerhead dikendalikan dari stasiun kontrol misi yang diproduksi oleh Selex, dengan saling berhadapan dan di luar jangkauan pandang dengan menggunakan komunikasi satelit. Sistem misinya dikembangkan dari Sistem Sky ISTAR Selex yang memungkinkan fitment dari berbagai sensor. Selex juga menyediakan manajemen dan sistem kontrol, dan terminal data udara. Perubahan lain untuk UAV ini termasuk bagian eksternal yang bisa dilepas dari UAV yang menurut Piaggio akan sangat membantu dalam transportasi darat jika diperlukan (diangkut).

Piaggio berharap untuk menerbangkan prototipe Hammerhead sebelum akhir tahun dan berencana untuk mulai memasarkannya ke pelanggan potensial di Paris Air Show pada bulan Juni nanti.

Ini adalah perkembangan ketiga dari varian khusus Avanti. Pada tahun 2012 saat Farnborough Air Show, Abu Dhabi Autonomus System Investments (ADASI) mengungkapkan rencanannya untuk mengembangkan varian patroli maritim dari P.180, dan Rockwell Collins telah dipilih untuk menyediakan perlengkapan avionik baru untuk varian MPA. Penerbangan pertama dari versi ini direncanakan pada 2014. Ada juga versi "flight checker" dari P.180 untuk tugas inspection duties.
 
 
 
 
artileri.org

Read more »

Israel Sukses Uji Coba Sistem Rudal Arrow 3

Israel berhasil menguji coba sistem rudal generasi baru Arrow 3. Sistem rudal Arrow 3 yang mampu mencegat rudal dari Iran, akan menjadi sistem rudal utama yang memperkuat pertahanan Israel. Uji coba penembakan rudal ini dilakukan Organisasi Pertahanan Rudal Israel dan Badan Pertahanan Rudal AS. Ini merupakan uji coba penembakan pertama dari Arrow 3 interceptor oleh Israel di atas Laut Mediterania.
Arrow 3 adalah sistem rudal yang diproduksi bersama oleh Israel dan AS, dengan sistem mutakhir yang dirancang untuk mengatasi serangan rudal jarak jauh, terutama dari musuh bebuyutan Israel yaitu Iran. Arrow 3 akan segera ambil bagian dalam sistem pertahanan rudal Israel disamping sistem pertahanan rudal yang sudah ada sebelumnya seperti sistem pertahanan rudal jarak menengah David Sling dan sistem pertahanan rudal jarak pendek Iron Dome.

Sistem Pertahanan Rudal Arrow 3
Sistem Pertahanan Rudal Arrow 3

Arrow 3 merupakan interceptor exo-atmosfer tingkat atas yang akan memberikan Israel peluang besar untuk mengintersep rudal yang masuk dari Iran atau dari negara lain. Ini adalah uji coba Arrow 3 perdana, dan pertama kalinya rudal Arrow 3 terbang di udara.

Radio pemerintah Israel mengatakan uji coba berlangsung selama enam menit dalam perjalanannya menempuh jarak 100 km, yang mana sistem ini terdiri dari radar yang mendeteksi dan mentransfer informasi rudal ke pusat kontrol. Kronologis uji coba ini adalah rudal Arrow 3 diluncurkan setelah radar mendeteksi adanya lintasan rudal balistik, lalu rudal pencegat Arrow 3 ditembakkan guna mengintersep rudal balistik tersebut.

Iron Dome telah diuji coba dalam pertempuran yang sesungguhnya dalam pertempuran delapan hari antara Israel dan pejuang Palestina pada Bulan November lalu. Pihak militer Israel mengatakan telah menembak jatuh 421 dari 1.354 roket yang ditembakkan pejuang Palestina dari Jalur Gaza. Dari semua rudal pejuang Palestina yang berhasil mendarat di Israel, 58 diantaranya jatuh di daerah perkotaan dan sisanya jatuh di lapangan terbuka.
 
 
 
artileri.org

Read more »

Rabu, 27 Februari 2013

Tewasnya 8 Anggota TNI di Papua, Babak Awal Skenario Balkanisasi Nusantara

 Tewasnya 8 TNI di Papua dan Skenario Balkanisasi Nusantara

Penulis : Hendrajit
Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Kejadian tewasnya 8 anggota TNI meski ini menyakitkan bagi TNI dan seluruh anak bangsa, namun kita harus berkepala dingin menangani ini. Ini hanya babakan awal dari yang pernah saya tulis di buku Tangan Tangan Amerika (Operasi Siluman AS di Pelbagai Belahan Dunia) terbitan 2010, bahwa dalam skema yang dirancang Pentagon melalui rekomendasi studi Rand Corporation, Indonesia harus dibagi 7 wilayah, yang mana salah satu prioritas jangka pendek adalah memerdekakan Papua. Ini adalah bagian dari BALKANISASI NUSANTARA.

Maka, kejadian tewasnya 8 anggota TNI, jangan dibaca semata sebagai konsekwesnsi Perang antara TNI dan OPM, tapi lebih dari itu, untuk membenturkan antara TNI dan warga sipil Papua, yang nantinya seakan semua warga sipil Papua adalah OPM.

Skema dan kebijakan strategis pemerintahan Obama pasca Bush ini harus dicermati secara seksama. Dengan jargon demokrasi dan penegakan HAM sebagai isu sentral, maka masalah masa depan Aceh dan Papua bisa menjadi duri dalam daging bagi hubungan Indonesia-Amerika ke depan.

Apalagi sebuah badan riset dan pengembangan strategis di Amerika bernama Rand Corporation, yang dikenal sering melayani secara akademis kepentingan Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) dan atas dukungan dana dari Pentagon, internasionalisasi Aceh ternyata masih merupakan isu sentral dan agenda mereka hingga sekarang. Bahkan dalam scenario building yang mereka gambarkan, wilayah Indonesia harus dipecah menjadi delapan bagian.

Sekadar informasi, rekomendasi Rand Corporation ihwal memecah Indonesia jadi 8 bagian tersebut dikeluarkan pada tahun 1998. Artinya, pada masa ketika Presiden Clinton masih menjabat sebagai presiden. Berarti rekomendasi Rand Corporation atas sepengetahuan dan sepersetujuan Presiden Clinton dan Pentagon.

Dengan demikian, menjadi cukup beralasan bahwa rekomendasi Rand Corporation tersebut akan dijadikan opsi oleh Obama. Karena rekomendasi Rand Corporation dikeluarkan ketika suami Hillary masih berkuasa.

Apa yang diinginkan oleh Pentagon dari skenario Rand Corporation Clinton..? itu Artinya, skenario ”Balkanisasi Nusantara” menjadi opsi yang logis untuk diterapkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika di era Obama dan Hillary Clinton.

Dalam skenario Balkanisasi ini, akan ada beberapa negara yang terpisah dari NKRI. Yang sudah terpisah Yaitu Timor Timur yang terjadi pada 1999 masa pemerinthana Habibie. Lalu Aceh, sepertinya sedang dalam proses dan berpotensi untuk pecah melalui “sandiwara” MoU Helsinki dan kemungkinan (telah) menangnya Partai Lokal di Aceh pada Pemilu 2009 tahun ini. Kemudian Ambon, Irian Jaya, Kalimantan Timur, Riau, Bali. Dan sisanya tetap Indonesia.

Anggap saja skenario ini memang sudah ditetapkan oleh pemerintahan Obama, maka besar kemungkinan skenario ini akan dijalankan Amerika tidak dengan menggunakan aksi militer.

Dalam skema ini, Diplomasi Publik Menlu Clinton akan menjadi elemen yang paling efektif untuk menjalankan skenario Balkanisasi Nusantara tersebut.

Dengan kata lain, mengakomodasi dan menginternasionalisasi masalah Aceh atau Irian Jaya, akan dipandang oleh Amerika sebagai bagian dari gerakan demokrasi dan penegakan HAM.

Dalam kaitan ini pula, Uni Eropa memang sejauh ini memang sudah menjadi pemain sentral di Aceh pasca MoU Helsinki. Misalnya saja Pieter Feith, Juha Christensen sementara dari persekutuan Inggris, Australia dan Amerika, mengandalkan pemain sentralnya pada Dr Damien Kingsbury dan Anthoni Zinni.

Mereka semua ini dirancang sebagai agen-agen lapangan yang tujuannya adalah memainkan peran sebagai mediator ketika skenario jalan buntu terjadi antara pihak pemerintah Indonesia dan gerakan separatis. Ketika itulah mereka-mereka ini menjadi aktor-aktor utama dari skenario internasionalisasi Aceh, Irian Jaya, dan daerah-daerah lainnya yang berpotensi untuk memisahkan diri dari NKRI.

Motivasi para penentu kebijakan luar negeri Amerika memang bisa dimengerti. Karena dengan lepasnya daerah-daerah tersebut, Amerika bisa mengakses langsung kepada para elite daerah tanpa harus berurusan dengan pemerintahan di Jakarta seperti sekarang ini.

Dorongan untuk memperoleh daerah pengaruh nampaknya memang bukan monopoli kepresidenan Bush. Obama pun pada hakekatnya bertujuan sama meski dengan metode yang berbeda.

Baik Bush maupun Obama agaknya menyadari bahwa konstalasi negara-negara di kawasan Amerika Latin yang notabene merupakan daerah halaman belakang mereka, ternyata semakin sulit untuk dikontrol. Dan bahkan berpotensi menjadi negara musuh Amerika.

Perkembangan terkini adalah menangnya calon presiden El Salvador yang berhaluan sosialis Mauricio Funes. Ekuador yang sekarang dipimpin oleh Presiden Rafael Correa seorang sosialis yang mengagendakan perlunya revolusi dalam ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Brazil sejak masa kepresidenan Luis Inacio Lula memprioritaskan pengamanan energi, Evo Morales dari Bolivia yang menekankan programnya pada nasionalisasi industri gas, pertambangan dan kehutanan. Serta pengembalian tanah rakyat kepada petani miskin, perlindungan warga Indian, dan sebagainya.

Beberapa presiden Amerika Latin yang berhaluan kiri-tengah adalah Presiden Chilie Michele Bachelet dan Presiden Peru Alan Garcia. Dan di atas itu semua, Hugo Chavez dari Venezuela yang belakangan perseteruannya dengam Amerika semakin menajam justru ketika Amerika dipimpin Obama yang lebih moderat dari Bush.

Perkembangan beruntun di Amerika Latin tersebut tentu saja mencemaskan Amerika, meski sebagai negara kecil tidak perlu dikhawatirkan secara kemiliteran. Namun ketika negara-negara tersebut tidak lagi kooperatif baik secara politik maupun ekonomi, jelas hal ini sangatlah mengganggu.

Apalagi ketika hal itu kemudian memicu kedekatan negara-negara latin tersebut kepada Cina, Rusia, Korea Utara, Iran dan lain sebagainya.


Skenario Kosovo untuk Papua Merdeka

Ini bukan rumor ini bukan gosip. Sebuah sumber di lingkungan Departemen Luar Negeri mengungkap adanya usaha intensif dari beberapa anggota kongres dari Partai Demokrat Amerika kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membantu proses ke arah kemerdekaan Papua secara bertahap.

Menarik juga informasi ini jika benar. Karena dengan tampilnya Presiden Barrack Obama di tahta kepresidenan Gedung Putih, praktis politik luar negeri Amerika amat diwarnai oleh haluan Partai Demokrat yang memang sangat mengedepankan soal hak-hak asasi manusia. Karena itu tidak heran jika Obama dan beberapa politisi Demokrat yang punya agenda memerdekakan Papua lepas dari Indonesia, sepertinya memang akan diberi angin.


Beberapa fakta lapangan mendukung informasi sumber kami di Departemen Luar Negeri tersebut. Betapa tidak. Dalam dua bulan terakhir ini, US House of Representatives, telah mengagendakan agar DPR Amerika tersebut mengeluarkan rancangan FOREIGN RELATION AUTHORIZATION ACT (FRAA) yahg secara spesifik memuat referensi khusus mengenai Papua.


Undang-Undang Foreign Relation Authorization Act (FRAA) Pintu Masuk Menuju Papua Merdeka


Kalau RUU FRAA ini lolos di kongres Amerika, maka Amerika akan menindaklanjuti UU FRAA ini melalui serangkaian operasi politik dan diplomasi yang target akhirnya adalah meyakinkan pihak Indonesia untuk melepaskan, atau setidaknya mengkondisikan adanya otonomi khusus bagi Papua, untuk selanjutnya memberi kesempatan kepada warga Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.


Skenario semacam ini jelasnya sangat berbahaya dari segi keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan sialnya kita juga lemah di fron diplomasi maupun fron intelijen. Padahal, skema di balik dukungan Obama dan Demokrat melalui UU FRAA, justru diplomasi dan intelijen menjadi strategi dan sarana yang dimainkan Washington untuk menggolkan kemerdekaan Papua.


Karena itu, kita harus mewaspadai beberapa kasus kerusuhan yang meletus di Papua, bahkan ketika pemilihan presiden 8 Juli 2009 lalu sedang berlangsung.


Mari kita kilas balik barang sejenak. 13 Mei 2009, terjadi provokasi paling dramatis, ketika beberapa elemen OPM menguasai lapangan terbang perintis Kapeso, Memberamo, yang dipimpin oleh disertir tentara, Decky Embiri. Meski demikian, berkat kesigapan aparat TNI, pada 20 Juni 2009 berhasil dipukul mundur.


Namun provokasi OPM nampaknya tidak sampai di situ saja. 24 Juni 2009, OPM menyerang konvoi kendaraan polisi menuju Pos Polisi Tingginambut. Konvoi diserang di kampung Kanoba, Puncak Senyum, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Anehnya, kejadian ini hanya 50 meter dari pos milik TNI.


Dalam kejadian di Tingginambut ini, seorang anggota Brimob Polda Papua tewas tertembak. Singkat cerita, inilah sekelumit kisah bagaimana sepanjang tahun 2009 ini OPM telah melakukan penyerangan di kawasan Tingginambut hingga tujuh kali serangan.


Jika kita cermati melalui manuver politik politisi Demokrat menggolkan RUU FRAA di Washington dengan kejadian kerusuhan berantai di Papua, bisa dipastikan kedua kejadian tersebut berkaitan satu sama lain.


Dalam teori operasi intelijen, serentetan kerusuhan yang dipicu oleh OPM dengan memprovokasi TNI dan Polri, maka tujuannya tiada lain untuk menciptakan suasana chaos dan meningkatnya polarisasi terbuka antara TNI-Polri dan OPM yang dicitrakan sebagai pejuang kemerdekaan.


Skenario semacam ini sebenarnya bukan jurus baru bagi Amerika mengingat hal ini sudah dilakukan mantan Presiden Bill Clinton ketika mendukung gerakan Kosovo merdeka lepas dari Serbia, dan bahkan juga mendukung terbentuknya Kosovo Liberation Army (KLA).


Seperti halnya ketika Clinton mendukung KLA, Obama sekarang nampaknya hendak mencitrakan OPM sebagai entitas politik yang masih eksis di Papua dengan adanya serangkaian kerusuhan yang dipicu oleh OPM sepanjang 2009 ini.


Lucunya, beberapa elemen LSM asing di Papua, akan menyorot setiap serangan balasan TNI dan Polri terhadap ulah OPM memicu kerusuhan, sebagai tindakan melanggar HAM.


Tapi sebenarnya ini skenario kuno yang mana aparat intelijen kita seperti BIN maupun BAIS seharusnya sudah tahu hal akan dimainkan Amerika ketika Obama yang kebetulan sama-sama dari partai Demokrat, tampil terpilih sebagai Presiden Amerika.


Isu-isu HAM, memang menjadi ”jualan politik” Amerika mendukung kemerdekaan Papua. Karena melalui sarana itu pula Washington akan memiliki dalih untuk mengintervensi penyelesaian internal konflik di Papua.


Di sinilah sisi rawan UU FRAA jika nantinya lolos di kongres. Sebab dalam salah satu klausulnya, mengharuskan Departemen Luar Negeri Amerika melaporkan kepada kongres Amerika terkait pelanggaran-pelanggaran HAM di Papua.


Bisa jadi inilah salah satu kesepakatan diam-diam antara Obama dan LSM-LSM pro OPM ketika pri alumni Fakultas Hukum Universitas Harvard ini masih menjadi calon presiden. Jika memang benar, Obama berada dalam tekanan kuat untuk mendukung agenda ini lolos di kongres.


Pelanggaran HAM memang harus diakui menjadi isu sentral yang diangkat beberapa LSM pro OPM. Misalnya saja West Papua People’s Representative and OPM. Kelompok ini selain mengembangkan website wpik.org, menurut berbagai sumber juga mendapat dana dari sejumlah perusahaan asing.


Meski OPM belum sekuat GAM Aceh dalam menancapkan pengaruh-pengaruhnya di kalangan elit dan kelompok-kelompok basis di Papua, namun lobi-lobi OPM dengan dukungan beberapa LSM asing memang tidak sekali-kali untuk diremehkan.


20 Juli 2005 lalu misalnya, berhasil meloloskan sebuah draft RUU yang salah satu klausulnya, mempertanyakan kembali keabsahan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) dalam mendukung kemerdekaan Papua. Sekaligus juga mengkritik pelaksanaan otonomi khusus di Papua.


RUU yang kelak dikenal dengan HR (House of Representatives) 2601 itu, akhirnya sempat beredar dua versi informasi. Yang pertama mengatakan telah dicabut karena mengagendakan Papua sekarang ini sudah tidak relevan lagi sehingga tidak akan menjadi hukum. Adapun versi kedua justru masih beranggapan RUU yang membahas penelitian ulang atas proses masuknya Papua ke Indonesia sampai sekarang belum dibatalkan.


Sebaiknya kita di Indonesia lebih mempercayai versi kedua ini. Mengingat versi ini justru disampaikan oleh Ketua Sub-komisi Asia-Pasifik dalam komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Amerika.


Dan yang harus lebih diwaspadai lagi, HR2601 tersebut lingkupnya juga bisa mencakup semua kasus dan isu serupa yang terjadi di dunia. Meskipun bisa-bisa saja yang menyatakan secara eksplisit kasus Papua Barat sudah dihapuskan. Namun secara substansial, kasus Papua tetap saja dalam pantauan dan penelitian para anggota kongres Partai Demokrat.


Beberapa Sosok Asing di balik Gerakan Pro Papua Merdeka


Salah satu sosok yang harus dicermati adalah Eni Faleomavaega, Ketua Black Caucuses Amerika yang mengkampanyekan Irian Jaya sebagai koloni VOC bukan koloni Belanda di Kongres Amerika. Kabarnya, perwakilan Partai Demokrat dari American Samoa ini memimpin sekitar 38 anggota Black Caucuses yang mengklaim bahwa cepat atau lambat Papua akan merdeka.


Pengaruh tokoh satu ini ternyata tidak bisa dianggap enteng. Pada 2002, tak kurang dari Departemen Luar Negeri AS terpaksa mengeluarkan menerbitkan Buku Putih Deplu tentang Papua pada 2002. Disebutkan bahwa Irian Jaya masuk Indonesia pada 1826. Sementara Pepera merupakan pengesahan atau legalitas masuknya Irian Jaya ke NKRI pada 1969.


Bayangkan saja, Departemen Luar Negeri AS sampai harus meladeni seorang anggota parlemen seperti Eni Faleomavaega. Dan ternyata manuver Eni tidak sebatas di Amerika saja. Melalui LSM yang dia bentuk, Robert Kennedy Memorial Human Right Center, Eni dan 9 orang temannya dari Partai Demokrat, melakukan tekanan terhadap Perdana Menteri John Howard, agar memberi perlindungan terhadap 43 warga Papua yang mencari suaka di di Australia. Alasannya, mereka ini telah menjadi korban pelanggaran HAM TNI.


Di Australia, Bob Brown, politisi Partai Hijau Australia, juga santer mendukung gerakan pro Papua Merdeka, dengan mendesak pemerintahan Howard ketika itu untuk mendukung proses kemerdekaan Papua. Tentu saja usul gila-gilaan itu ditampik Howard, namun sebagai kompensasi, pemerintah Australia memberikan visa sementara kepada 42 pencari suaka asal Papua.


Tentu saja hubungan diplomatik Australia-RI jadi memanas, apalagi berkembang isu ketika itu bahwa ke-43 warga Papua cari suaka ke Australia itu sebenarnya merupakan “agen-agen binaan” Australia yang memang akan ditarik mundur kembali ke Australia. Artinya, permintaan suaka itu hanya alasan saja agar mereka tidak lagi bertugas menjalankan operasi intelijen di Papua. Mungkin kedoknya sebagai jaringan intelijen asing di Papua, sudah terbongkar kedoknya oleh pihak intelijen Indonesia.


Dan isyarat ini secara gamblang dinyatakan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS. Menurut Widodo, pemberian visa sementara kepada warga Papua oleh Australia, telah membenarkan adanya spekulasi adanya elemen-elemen di Australia yang membantu usaha kemerdekaan Papua.


Menurut penulis, dan kami-kami di Global Future Institute, pernyataan Widodo sebenarnya sebuah sindiran atau serangan halus terhadap gerakan asing pro Papua merdeka. Bahwa yang sebenarnya bukan sekadar adanya elemen-elemen di Australia yang membantu kemerdekaan Papua, tapi memang ada suatu operasi intelijen dengan target utama adanya Papua Merdeka terpisah dari NKRI.


Selain Amerika dan Australia, manuver Papua Merdeka di Inggris kiranya juga harus dicermati secara intensif. 15 Oktober 2008, telah diluncurkan apa yang dinamakan International Parliaments for West Papua (IPWP) di House of Commons, atau DPR-nya Kerajaan Inggris.


Misi IPWP tiada lain kecuali mengangkat masalah Papua di fora internasional. Meski tidak mewakili negara ataupun parlemen suatu negara, namun sepak-terjang IPWP tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab IPWP bisa menjadi kekuatan penekan agar digelar referendum di Papua, penarikan pasukan TNI dari Papua, penempatan pasukan perdamaian di Papua di bawah pengawasan PBB.


Jelaslah sudah ini sebuah agenda berdasarkan skema Kosovo merdeka. Apalagi ketika IPWP juga mendesak Sekjen PBB meninjau kembali peranan PBB dalam pelaksanaan penentuan pendapat rakyat (pepera) 1969, sekaligus mengirim peninjau khusus PBB untuk memantau situasi HAM di Papua.


Agar kita sebagai elemen bangsa yang tidak ingin kehilangan provinsi yang kedua kali setelah Timor Timur, ada baiknya kita mencermati skenario Kosovo merdeka.


Kosovo terpisah dari negara bagian Serbia pada 17 Februari 2008. Dengan didahului adanya tuduhan pelanggaran HAM di provinsi Kosovo. Papua Barat dianggap mempunyai kesamaan latarbelakang dengan Kosovo. Yaitu, Indonesia dan Serbia dipandang punya track record buruk pelanggaran HAM terhadap rakyatnya. Sehingga mereka mengembangkan isu bahwa Kosovo perlu mendapat dukungan internasional. Inilah yang kemudian PBB mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 244 .


Seperti halnya juga dengan Kosovo yang memiliki nilai strategis dalam geopolitik di mata Amerika dan Inggris, untuk menghadapi pesaing globalnya, Rusia. Begitu pula di Papua, ketika perusahaan tambang Amerika Freeport dan perusahaan LNG Inggris, merupakan dua aset ekonomi mereka untuk mengeruk habis kekayaan alam di bumi Papua. Sekaligus untuk strategi pembendungan AS terhadap pengaruh Cina di Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara.


Balkanisasi Nusantara


1.Indonesia ada rencana hendak dibelah dengan memakai model Polinesia (negara pulau) di Lautan Pasifik. Sehingga mulai beredar pengguliran Isu Negara Timor Raya di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai santer terdengar.


2. Indonesia akan dibelah jadi tiga negara dengan berdasar pada klasifikasi provinsi ekonomi kuat dengan rincian sebagai berikut:

A. Aceh, Riau dan United Borneao(Kalimantan).

B. Pusat wisata dan seni dunia semacam Bali, Flores, Maluku dan Manado,

C. Jawa, Sunda dan Daerah Khusus Jakarta.


MODUS OPERANDI

Dengan melihat perkembangan terkini berdasarkan prakarsa dua anggota Kongres AS untuk menggolkan seruan resolusi agar Baluchistan diberi hak sejarah menentukan nasib sendiri dan negara sendiri, lepas dari Pakistan, maka Global Future Institute merasa perlu mengingatkan kemungkinan langkah langkah dua tahap yang akan ditempuh Amerika Serikat dan Sekutu-sekutu Eropanya:


1. Melakukan Internasionalisasi Isu Provinsi yang bermaksud ingin merdeka dan lepas dari negara induknya. Keberhasilan prakarsa dua anggota Kongres AS menggolkan resolusi Baluchistan, bisa jadi preseden bagi langkah serupa terhadap Papua.


2. Seiring dengan keberhasilan gerakan meng-internasionalisasi provinsi yang diproyeksikan akan jadi merdeka, maka REFERENDUM kemudian dijadikan pola dan modus operandi memerdekakan sebuah provinsi dan lepas dari negara induk.


Demikian, semoga menjadi perhatian dan kewaspadaan semua elemen bangsa, dan pemegang otoritas pemerintahan.

  ● The Global Review  

Read more »

Proyek Rudal Baru Rusia dan India


Su-30MKI

Rusia telah menandatangani kontrak dengan India untuk integrasi rudal jelajah Rusia-India BrahMos untuk pesawat tempur multifungsi Sukhoi Su-30MKI. Pesawat tempur Su-30MKI adalah pesawat tempur yang diproduksi India dibawah lisensi Rusia.

Rudal BrahMos

Yang perlu diperhatikan, kontrak integrasi rudal BrahMos ke Su-30MKI itu ditandatangani pada bulan Desember 2012. Kabar itu baru terungkap pada malam pameran kedirgantaraan internasional "Aero India 2013"

Pameran diselenggarakan di Bangalore, India, mulai tanggal 6-10 Februari 2013. Dalam kontrak integrasi ini, pihak Rusia akan bertindak sebagai penasihat mitra India.

Su-30MKI

Rudal BrahMos dirancang untuk menghancurkan berbagai target maritim.

Su-30MKI

Rudal Brahmos memiliki jangkauan yang jauh sampai dengan 290 km, berkecepatan supersonik tinggi hingga 2,8 mach, dengan kerentanan yang rendah dari radar.

Berat rudal ini adalah 3 ton (untuk versi yang dipasang di Su-30MKI). Sistem kerja rudal ini adalah "fire and forget" dan dapat menemukan targetnya sendiri.

Su-30MKI

Su-30MKI

Kredit Foto : ITAR-TASS
 
 
artileri.org

Read more »

Selasa, 26 Februari 2013

Kelompok Teroris Zionis Sebelum Berdirinya Israel


jewish-tewrrorists

Hashomer sang Pelindung Yahudi

Dalam perayaan HUT Israel di Indonesia, bulan lalu, Unggun Dahana menyatakan bahwa Israel adalah sebuah Negara penuh toleransi dan cinta damai. Tentu kita mengetahui ucapan itu tidak lebih dusta. Sebab dalam rekam jejak sejarahnya, sebelum berdirinya Israel pun tentara Zionis sudah menyiapkan seperangkat kelompok teroris yang akan bertugas membasmi rakyat Palsetina dan mendirikan Negara ilegal Israel.
Data dan fakta mengenai mereka sendiri pun tidak banyak terungkap. Padahal milisi-milisi kelompok teroris Zionis memliki andil penting dalam memuluskan jalan berdirinya Israel kelak pada tahun 1948.
Oleh karenanya, berikut kita akan mengupas lebih jauh sepak terjang kelompok-kelompok teroris sebelum berdirinya negara penjajah Zionis Israel.

Kelompok Hashomer

hashomer
Hashomer
Dalam bahasa Ibrani atau bahasa resmi Zionis Israel, Hashomer berarti penjaga atau pelindung. Kelompok ini termasuk organisasi teroris Zionis pertama dan terpenting sebelum pembentukan rezim Zionis. Aktivitasnya tidak lebih menjalankan aksi untuk melindungi koloni-koloni pemukiman Yahudi di Palestina.
Amos Perlmutter dalam bukunya Militer dan Politik di Israel menulis, “Unit Pertahanan pertama Yahudi di pengungsian dibentuk di penghujung abad ke 19 di Eropa Timur. Pada 1905, partai Puali Zion - yang didirikan sebelum gerakan Sosialis Zionis - mengawasi pembentukan kelompok-kelompok pertahanan di Palestina. Pada 1909, tempat mereka diambil alih, oleh kelompok Hashomer.
Menurut Madjid Sahafa dalam bukunya Negara Fiktif, mulanya Hashomer bukanlah merupakan kumpulan orang-orang Zionis yang sepaham, melainkan gabungan para aktivis Zionis dari Eropa Timur, Ukraina, dan Kaukasus. Belakangan, orang-orang Yahudi Marxis dari Rusia bergabung dan menciptakan spirit militerisme di dalam tubuh Hashomer.
Sedangkan Leonerd Mosely dalam bukunya Gideon Goes To War mengatakan bahwa pada 1907, imigran Zionis membentuk sebuah organisasi militer bernama Bar Guevara (Komunitas Rahasaia Yahudi). Bar Guevara sendiri adalah cikal bakal Hashomer yang di antara tugas yang dibebankan kepadanya adalah mengumpulkan informasi-informasi rahasia. Setelah dua tahun berljalan, reorganisasi pun dilakukan dan nama Bar Guevara kemudian diubah menjadi Hashomer. Sedangkan, para imigran Yahudi yang membentuk Bar Guevara adalah Yitzhak Ben Tarvi, Alexander Zeid, serta seorang bernama Israil Shuhet.
Meski mulanya Hashomer dibentuk untuk melindungi koloni-koloni pemukiman Yahudi, namun belakangan kelompok ini bermetamoforsis menjadi kelompok teroris, militer, dan spionase Zionisme. Hashomer memiliki pengaruh kuat pada sebagian besar organisasi-organisasi sosialis Zionis dan melancarkan aksi teror bagi warga Palestina.
Selain menjaga dan melindungi koloni-koloni Zionis di bumi para nabi itu, Hashomer juga membangun beberapa koloni pemukiman Yahudi untuk ditempati oleh para imigran Yahudi yang datang dari Eropa Timur.
Koloni pertama yang dibangun Hashomer adalah koloni Marjabia yang terletak di lembah Bisan. Setelah itu Hashomer pun kembali membangun dua koloni lagi. Salah satunya bernama Tel Hadshim di lembah Bisan dan lainnya bernama Kofr Jaladi di desa Mithlah, sekitar kawasan Jalil.
Pada permulaan Perang Dunia Pertama, Hashomer sempat dikejar-kejar oleh pihak Turki. Khususnya setelah penangkapan Lisanisky - salah seorang anggota kelompok spionase bernama Neili -. Rahasia-rahasia kelompok Hashomer pun akhirnya terbongkar. Hal ini pun berujung pada penangkapan 12 anggota Hashomer.
haganah1
Haganah
Kendati demikian, orang-orang Turki tidak bisa memperoleh informasi lengkap perihal aktivitas anggota Hashomer dalam jaringan Zionis. Oleh karennya, Hashomer selamat dari pengejaran pejabat-pejabat Turki, tapi tidak bisa terbebas dari dampak spionase yang dilakukannya, yaitu pendeknya masa aktivitas organisasi dan pembubarannya.
Setelah Palestina jatuh ke tangan Pasukan Britania (Inggris), terbongkarlah bahwa beberapa pemimpin Hashomer bekerja pada sebuah jaringan spionase. Dan menjadi penghubung antara jaringan itu dengan komite politik Pishof. Meskipun belakangan diketahui bahwa sebagian bantuan dana itu tidak sampai ke tangan komite melainkan masuk ke kantong beberapa pengurus Hashomer.
Sepanjang periode kekuasaan Inggris atas Palestina, Hashomer meningkatkan aksi teror dan militernya terhadap warga Palestina dan Inggris.
Akhirnya pada permulaan dekade abad ke 20, ketika kaum Zionis merasakan kebutuhan mendesak untuk membentuk sebuah kekuatan militer besar, Hashomer pun mengusulkan pembentukan organisasi Haganah dan segera berinisiatif mendirikannya. Namun beberapa anggota Hashomer menolak usulan tersebut dan lebih memilih membentuk kelompok perang kecil bernama Brigade-Brigade-Perang. Kelompok ini pun tetap berbentuk seperti ini, hingga revolusi terhadap orang-orang Palestina meletus tahun 1929. Namun setelah itu mereka terpaksa bergabung dengan Haganah.
Hingga pada akhirnya, Yutzhak Ben Tarvi, salah seorang pengurus Hashomer menjadi presiden Israel dan Ben Gurion yang menjadi perdana menteri pertama Zionis Israel adalah salah seorang pendukung utamanya.

Haganah

haganah
Haganah
Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, Hashomer adalah sebuah kelompok teroris Zionis yang kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah kelompok teroris Zionis lainnya bernama Haganah (baca: "Hah Gah nah').
Menurut Ami Isseroff, Haganah adalah gerakan bawah tanah Yahudi yang didirikan pada tahun 1920 dengan nama resmi Irgun HaHagannah Ha'vri. Haganah bisa dikatakan sebagai salah satu pilar organisasi paramiliter Yahudi di wilayah Palestina saat masih menjadi wilayah mandat Britania Raya sejak 1920 hingga 1948.
Madjid Shafa dalam bukunya Negara Fiktif menyatakan bahwa kelompok ini merupakan Organisasi Militer Zionis yang memulai aktifitasnya sejak tahun 1921 di Jerusalem. Tujuan mereka tiak lain adalah mengusir kaum muslim Palestina dan menempatkan orang Yahudi di bumi para nabi tersebut.
Saat pembentukan organisasi ini, pemimpin mereka pun mengatakan bahwa tujuan dari didirikannya Haganah adalah membela kehidupan, kepemilikan dan keagungan para warga Yahudi.
Oleh karena itu, begitu saja Haganah terbentuk, banyak elemen pasukan Yahudi yang segera bergabung di dalam barisan Haganah. Mereka notabene adalah orang-orang Yahudi yang pernah berperang di Balkan bersama pihak Inggris pada pertengahan Perang Dunia Pertama yakni antara tahun 1917 sampai 1918.
Menurut Madjid Shafa, membanjirnya para imigran Yahudi dari beberapa negara Eropa, khusunya Eropa Timur, diantara tahun 1920-1930 semakin memperkuat salah satu sel kelompok teroris Zionis ini. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar imigran yang baru datang adalah pemuda. Banyak dari mereka yang juga memiliki pengalaman di bidang organisasi milisi dan rahasia di tempat-tempat pemukiman Yahudi di Eropa Timur.
Pada tahun 1920- 1930, di bawah pimpinan David Ben-Gurion, Haganah melaksanakan aksi teror dan kekerasan. Haganah yang semula hanya terbatas sebagai kekuatan bersenjata demi mempertahankan pemukiman imigran Yahudi, kemudian berubah menjadi laskar yang melakukan penyerangan terhadap warga Arab-Palestina. Mereka juga melakukan pengadaan dan pembelian senjata untuk merancang konflik dengan masyarakat Arab-Palestina yang kemudian dikenal dengan rencana Ben Zion Dinos, sebuah rencana yang menyusun daftar dan tanggal aksi pembunuhan terhadap para pemimpin Arab-Palestina saat itu.
Pemilihan tempat-tempat pemukiman Yahudi yang murni dibangun dengan tujuan strategis dan politis sangat berpengaruh dalam terbentuknya Haganah dan pola pikir para anggotanya. Pemilihan tempat pemukiman Yahudi tidak hanya berlandaskan pada faktor ekonomi, tapi juga faktor kebutuhan pertahanan sentral dan strategi penempatan warga Yahudi berdasarkan jaminan akan eksistensi politik warga Yahudi di seluruh tanah Palestina.
Menurut mereka, berhadapan langsung dengan warga Arab secara khusus akan mempengaruhi faktor ekonomi. Menurut mereka hal ini pada gilirannya akan menjadikan pemukiman Yahudi tersebut menjadi sebuah benteng kokoh untuk pertahanan Haganah. Program-program ekonomi dan pertanian pun akhirnya dijalankan secara bersamaan dengan program militer.
Haganah memiliki dua komando rahasia, yaitu komando tinggi sipil dan komando tinggi militer. Dua komando ini tunduk pada kelembagaan Zionis yang berpusat pada agen-agen Yahudi.
garrison-companiesPada awal mula perkembangannya, Haganah mengadakan hubungan dengan Hestodort, yakni sebuah organisasi Persatuan Para Buruh Yahudi di Israel. Pada dekade 1920-an pun Haganah menyiapkan landasan untuk aktivitasnya di bidang spionase dan juga penyelundupan senjata dan pemindahan warga Yahudi ke Palestina.
Abdul Wahhab Maisiri dalam bukunya Mausu’ah al Mafahim wa al Musthalahat ash Shhahyuniyah menyatakan bahwa Yosef Hekht, seorang pemimpin Haganah, dalam laporannya kepada David Ben Gurion terkait masalah ini mengatakan, “Di masa itu, Haganah (sudah) memiliki 27 senapan mesin, 750 senapan 1050 revolver, dan 750 granat. Karena jumlah senjata ini dirasa tidak cukup untuk menguasai Palestina, maka para personil Haganah berupaya mengimpor senjata dari luar negeri. Hal ini dilakukan melalui penyelundupan senjata dan pembangunan beberapa pabrik kecil pembuat senjata ringan.”
Selanjutnya Abdul Wahhab mengatakan, pada mulanya perlindungan terhadap semua koloni dan pemukiman Zionis masih berada di bawah komando pusat Haganah. Namun, setelah terjadinya peristiwa revolusi 1929, Haganah mulai mengatur kelembagaannya atas dasar ekspansi, perluasan pendudukan dan operasi teror. Haganah juga mengumpulkan berbagai perangkat senjata dan menyimpan bahan logistik, serta memproduksi sebagian lainnya pada tahun-tahun berikutnya.
Ketika Buku Putih Kedua [1] dipublikasikan pada tanggal 21 oktober 1930, yang mencakup pasal-pasal pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina, maka pihak Zionis memutuskan untuk memperkuat Haganah dan menggunakan beberapa cara untuk menghalangi kedatangan yang tidak diinginkan dari warga Yahudi ke Palestina.
Namun siapa sangka, pada tahun 1931 Haganah pun terpecah. Hal ini terjadi menyusul pertikaian di tubuh internal mereka sendiri dan memunculkan sebuah faksi bernama Haganah B. Akan tetapi, pada tahun 1936 kelompok “sempalan” ini kembali bergabung ke Haganah meski sebagian lainnya menolak kembali dan lebih memilih membentuk kelompok baru benama Irgun.
Kendati Haganah dalam beberapa kasus, mengeluarkan pernyataan yang mengutuk aksi Irgun, namun penjelasan-penjelasan transparan para pemimpin organisasi ini khususnya, Menachem Begin dan tulisan-tulisannya, malah menyingkap koordinasi kemiliteran dua organisasi ini dalam pembagian peran dan tugas.
Haganah memiliki banyak kerjasama dengan pasukan Ingris dalam meredam revolusi rakyat Palestina pada tahun 1929. Oleh karena itu, pemerintah sementara Inggris menugaskan salah seorang perwiranya untuk membentuk brigade-brigade Zionis demi memadamkan revolusi rakyat Palestina. Pemerintah sementara Inggris juga memberi izin kepada Haganah untuk membentuk satuan polisi bernama Nou Therim. Satuan ini sendiri terdiri dari 22 ribu prajurit yang dilengkapi senjata dan sarana militer yang kiranya diperlukan.
Pada 1937, sebuah unit khusus bernama Mossad Aleya Bet pun dibentuk oleh Haganah. Unit ini bertugas mengawasi operasi penyelundupan orang-orang Yahudi ke Palestina. Di masa itu pula, sebuah unit lain dengan nama sandi Richsen dibentuk untuk memperoleh senajata. Dan masih di tahun yang sama, sebuah unit lagi diciptakan dengan nama Shirot Yadiot atau Sha yang bertugas menjaga kepentingan intelejensi milisi Haganah.
Sebagian besar operasi Aleya Bet dan Richsen diemban oleh Haganah sendiri. Sedangkan Sha memainkan peran penting dalam mensukseskan jalannya berbagai operasi ini. Sebagai contoh, Haganah memberikan informasi tentang kiriman muatan senjata untuk pasukan Inggris di Palestina. Dalam banyak kasus, senjata-senjata ini malah jatuh di tangan Haganah sendiri.
Melalui kesepakatan khusus yang dibuat oleh Aleya Bet dengan manajemen operasi khusus Inggris, dia mulai mengatur operasi para penerjun payung Haganah di berbagai negara Balkan yang notabene dikuasai oleh Nazi.
Meski alasan resmi dan tujuan yang diprogandakan dari operasi-operasi ini semata-mata untuk mendorong warga Yahudi kawasan Balkan melawan Nazi, namun para penerjun payung Haganah sama sekali tidak menunjukkan aktivitas di bidang ini. Kegiatan mereka semata-mata difokuskan pada hubungan dengan organisasi-oraganisasi Zionis di kawasan itu, dengan tujuan mengkoordinasi operasi pemindahan warga Yahudi ke Palestina. Hasilnya, dengan cara ini mereka berhasil memindahkan 10.000 warga Yahudi Balkan ke Palestina.
Dalam tahun-tahun pertama Perang Dunia II, pemerintah Inggris meminta Haganah untuk bekerja sama kembali, karena ketakutan akan serbuan Kekuatan Poros ke Afrika Utara. Setelah Erwin Rommel dikalahkan di El Alamein pada 1942, Inggris menarik dukungannya terhadap Haganah. Di tahun 1943, setelah permintaan dan negosiasi yang lama, tentara Inggris mengumumkan pendirian Brigade Yahudi. Ketika Yahudi Palestina diperbolehkan mendaftarkan diri ke dalam tentara Britania sejak 1940, ini adalah pertama kalinya sebuah unit militer khusus Yahudi berperang di bawah bendera Yahudi. Brigade Yahudi terdiri atas 5.000 tentara dan ditempatkan di Italia pada bulan September 1944.
deklarasi-negara-zionis
Deklarasi Negara Zionis
Selanjutnya, operasi pengumpulan senjata secara illegal terus dilakukan Haganah hingga pada tahun 1948 dimana kemudian Negara Zionis Israel berdiri. Sebagai contoh ketika pasukan Inggris mundur dari Palestina pada tahun 1947-1948, unit Sha memberikan informasi akurat perihal waktu tahap-tahap pengunduran diri mereka kepada Haganah.
Informasi-infomasi ini membuat Haganah dapat menduduki tempat-tempat yang ditinggalkan pasukan Inggris. Begitu tempat-tempat ini dikosongkan, dalam tempo beberapa meni saja, Haganah berhasil memperoleh senjata-senajta mereka.
Hal ini terus berlanjut sehingga ketika masa pendeklarasian berdirinya Israel pada 15 Mei 1948, Haganah telah sedemikian siap dari segala segi pasukan dan persenjataan. Maka itu tak heran bahwa Haganah lah yang kemudian diizinkan dari tadinya sebuah milisi Zionis lalu berubah secara resmi menjadi tentara Israel.
Langkah ini tidak lain dilakukan oleh Ben Gurion perdana menteri dan Menteri Perthanan rezim Zionis pada masa itu. Begitu rezim Zionis, dibentuk Ben Gurion segera mengeluarkan perintah agar Haganah dan Kelompok-kelompok militer Zionis lainnya bergabung untuk menjadi tentara Israel.
palmach1
Palmach
Pada 28 Mei 1948, kurang dari 2 minggu setelah berdirinya negara Israel pada 15 Mei, pemerintah sementara meresmikan Pasukan Pertahanan Israel sebagai pengganti Haganah. Pemerintah juga tidak mengakui angkatan bersenjata selain daripada itu. Irgun melanggar keputusan ini yang kemudian melahirkan perselisihan antara Haganah dan Irgun. Perlahan-lahan Irgun meletakkan senjata dan Menachem Begin mengubah milisinya menjadi sebuah partai politik yang bernama Herut.

Palmach

Palmach merupakan organisasi militer yang didirikan pada tanggal 19 Mei 1941, menyusul ketidakpuasaan para pemuda di Kibbutesh (koloni pertanian) ketika pasukan sekutu mendekati Palestina. Kelompok teroris Zionis ini terdiri dari satuan-satuan yang para anggotanya memperoleh pendidikan khusus dalam teknik perang gerilya.
Menurut Madjid Shafa dalam bukunya Negara Fiktif, referensi terbaik perihal organisai Palmach bisa dilihat dalam sebuah buku Perjalanan Palmach yang dipublikasikan di Tel Aviv pada tahun 1953. Buku ini berbahasa Ibrani dan terdiri dari dua jilid. Palmach berdiri atas upaya Yitzhak Sara, yang kemudian menjadi pemimpin kelompok ini.
Yitzhak Sara tidak lain adalah mantan perwira tentara Tsar Rusia dan salah seorang pendiri tentara Israel. Sejak awal, organisasi ini memiliki hubungan dengan sebuah partai di Israel bernama Partai Mapam, sebuah partai sayap kiri yang berhaluan Marxis-Zionis.
Bisa dikata, Palmach adalah satuan militer profesional pertama yang selain disiplin, juga memiliki ideologi politik. Tujuan mereka ialah menguasai sepenuhnya situasi militer di Palestina. Organisasi ini adalah representasi dari aliran ekspansi militer dalam Gerakan Zionisme. Kelompok teroris Palmach berkembang dalam kurun waktu 1941-1948 dan memiliki beberapa cabang sehingga semua organisasi militernya menyebar di seluruh bumi Palestina.
Pada 20 Februari 1948, Palmach meluncurkan operasi di Kaisarea, Utara Tel Aviv, di mana mereka menghancurkan 30 rumah warga Palestina. Tujuannya adalah mencegah agar daerah tersebut dijadikan basis laskar rakyat Palestina.
Berkat hubungan baik dengan pemerintah sementara Inggris di Palestina, pasukan Palmach dapat memiliki senjata-senjata modern. Komandan Haganah juga memberikan perhatian khusus kepada mereka. Karena dengan kemahiran dalam melaksanakan tugas penyerbuan dan pengetahuan politik perihal prinsip-prinsip Zionisme Internasional, mereka dapat difungsikan sebagai pasukan penghancur Palestina oleh Haganah. Mereka memiliki komandan khusus yang dipilih oleh agen Yahudi di Tel Aviv, serta Komandan operasional di berbagai kota penting di Palestina, seperti Yerusalem dan Haifa.
Wanita juga memiliki peran penting dalam pelaksanaan operasi militer Palmach. Jumlah para wanita di sebagian unit Palmach mencapai lebih dari 30%. Selain ikut serta dalam operasi militer, mereka juga aktif dalam penjagaan, pertolongan pertama, dan jaringan komunikasi radio rahasia.
Palmach juga memiliki satuan spionase yang kuat. Mereka bisa memata-matai kamp-kamp tawanan perang Jerman. Beberapa personil mereka juga melakukan aktivitas mata-mata di Suriah dan Libanon dengan menyamar lewat pakaian khas Arab.
Setelah perang dunia kedua berakhir, pesonil-pesrsonil Palmach melakukan operasi melawan pemerintah sementara Inggris di Palestina. Pada tahun 1948, satuan-satuan Palmach bertempur melawan orang-orang Palestin di Front Selatan, khususnya Jalil Utara, Sina, Naqeb, dan Yerusalem. Mereka pun berhasil menduduki Padang Naqeb.
palmch
Palmach
Salah satu rencana Palmach adalah menggusur mayoritas penduduk muslim di Palestina. Hal ini diwujudkan melalui pembantaian-pembantaian yang dilakukan para teroris Zionis terhadap warga Palestina. Diantaranya adalah pembantaian di Desa Deir Yassin, yang dirancang oleh Palmach bekerjasama dengan kelompok Irgun, Stern, dan para pelaku kriminal lainnya.
Di setiap lembar buku perjalanan Palmach, seperti doktrin goyim Yahudi maka warga Arab disebut sebagai musuh oleh mereka. Buku itu juga menyebutkan puluhan rencana patroli-patoli Palmach dalam operasi teror terhadap warga Palestina di berbagai penjuru negeri itu dan kawasan-kawasan yang harus diduduki.
Menurut data yang dilansir Palmach, Secara total mereka kehilangan pejuang sebanyak 1187 orang selama perang “kemerdekaan” dan tahun-tahun sebelum berdirinya Israel.
Belakangan, para perwira Palmach seperti Eigal Alon, Yitzhak Rabin, Hayiem Barlio, David Yoazar, dan lain sebagainya membentuk embrio komando tentara Israel. Setelah Negara Israel didirikan, Palmach pun akhirnya dibubarkan dan digabungkan ke tentara Israel.
Beberapa dari para teroris ini menjadi terkenal dan menjabat sebagai komando pasukan-pasukan Israel. Diantara mereka adalah Moshe Dayan (1953-1957), Yitzhak Rabin (1963-1967) dan Hayiem Barlio (1968-1971). Dalam tubuh tentara Israel terdapat 45 panglima yang sebelumnya adalah para teroris Palmach. Sebagian dari mereka bahkan menjabat sebagai menteri.
rabin-clinton-arafat
Rabin, Clinton dan Arafat
Kini untuk mengenang jasa Palmach terhadap berdirinya Negara Zionis Israel, maka didirkanlah museum. Museum kelompok teroris itu terletak di Chaim Levanon Street di Tel Aviv, dekat Eretz Israel Museum.
Seperti museum pada umumnya, pada museum Palmach banyak ditampilkan foto dan kisah-kisah warisan Palmach tempo dulu untuk membangkitkan militansi pemuda terhadap Zionisme. Para pengunjung pun banyak bergabung dengan kelompok atau gerakan Palmach muda.

Irgun, Siap Mati Demi Zionisme

Nama lengkap organisasi ini adalah Irgun Tezavi Leumi Baraetz Ysrail yang berarti “Satuan Militer Nasional di Tanah Israel”. Kelompok teoris ini dibentuk pada tahun 1931 menyusul protes atas kebijakan pertahanan Haganah yang diikuti oleh kelompok-kelompok bersenjata dari Gerakan Teroris Betar dan Haganah B. Untuk menunjukkan pada dunia dan khususnya muslim Palestina tentang siapa mereka, Irgun tampaknya sengaja membuat logo berupa gambar tangan sedang memegang senjata dan dibawahnya tertulis: Hanya ini caranya!
irgun
Vladimir Jabotinsky, seorang pemimpin ekstrim Zionisme, merupakan aktor intelektual dibalik organisasi ini. Sedangkan David Raziel adalah perjuang gerakan bawah tanah Zionisme yang didaulat sebagai pemimpin militer Irgun. Selain itu ada pula nama Avraham Stern. Ia adalah anggota para militer Yahudi yang terkenal militan. Stern sendiri merupakan pendiri kelompok esktrem Zionis lainnya yang bernama Lehi atau kadang disebut Geng Stern. Posisinya di Irgun sebagai pengendali kebijakan politik kelompok teroris Irgun.
logo-irgun
Irgun
Irgun terinspirasi akan Zionisme revisionis, nasionalis ekstrimis, dan spirit militerisme. Ketika para pemimpin organisasi ini merasa bahwa Haganah berubah menjadi moderat, maka mereka pun membentuk Irgun. Sejak semula, Irgun tidak hanya berorientasi pertahanan, tapi juga penyerangan. Jadi kelompok ini selain terkenal militan juga bisa disematkan sebagai kelompok Zionis yang masuk kategori brutal. Mereka sama sekali tidak mau mundur seujung jarumpun dari tujuan-tujuan Zionisme. Bahkan Siap mati demi nilai jahat Zionisme.
Dalam bukunya Negara Fiktif, Madjid Shafa mengungkapkan tentang bagaimana teror mereka terhadap bangsa Palestina. Mereka kerap melakukan operasi teror terhadap warga Arab dan Inggris di Palestina. Mereka juga menentang kebijakan politik Inggris dan mendatangkan warga Yahudi secara besar-besaran ke Palestina.
Di masa Perang Dunia Kedua, Irgun tercatat sangat aktif dalam mendatangkan orang Yahudi Eropa Timur secara ilegal. Dalam perjanjian dengan pemerintah Sayap Kanan Hungaria Polandia, dan Rumania pada masa itu, Jabotinsky berhasil memberi pelatihan militer kepada kurang lebih 4000 orang pasukan Irgun dan kelompk Betar. Pemerintah Polandia juga berjanji untuk memberi fasilitas senjata dalam jumlah besar terhdap Irgun.
Pada tahun 1940, Irgun bekerjasama dengan Inggris di bidang spionase. Oleh karena itu, kelompok Stern memisahkan diri dari Irgun. Pada 1943, Menachem Begin lalu mengambil-alih kepemimpinan Irgun dan memperluas operasi terornya terhadap warga Arab. Diantara yang paling menonjol adalah peledakan Hotel King David di Jerusalem pada tanggal 22 Juli 1946 yang memakan korban 91 orang tewas dan 46 lainnya terluka.
hotel-king-david22-juli-1946
Pemboman Hotel King David, 22 Juli 1946

Hotel ini adalah kantor pusat otoritas Wajib Inggris Palestina, terutama Sekretariat Pemerintah Palestina dan Markas Besar Angkatan Inggris di Palestina dan Transyordan.
Hubungan organisasi ini dengan Haganah dan Agen Yahudi lainnya selalu terombang-ambing. Kadangkala hubungan mereka merenggang dan di saat lain mereka kembali bersatu.
Sejak permulaan tahun 1944, hubungan Irgun dengan para pejabat Inggris menjadi dingin, menyusul rencana pihak Zionis untuk menekan Inggris dan mengakhiri pemerintahan sementaranya di Palestina serta memberikan kesempatan pada orang-orang Zionis untuk membentuk pemerintah independen.
Pada September 1948, setelah berdirinya Israel, sama seperti Haganah, Palmach dan yang lainnya. Maka kelompok teroris ini juga diangkat menjadi tentara resmi Zionis Israel.
Pada masa itu, Ben Gurion menjabat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan. Satuan-satuan Haganah sempat mengepung markas-markas Irgun di kawasan Nataniya dan Tel Aviv. Mereka melucuti senjata para anggota Irgun dan memerintahkan mereka untuk bergabung dengan tentara Israel.
Setelah itu, Begin membentuk Partai Hiroth dan tetap menjalankan ideologi rasisme dan terorisme Irgun. Bahkan perdana menteri Zionis, pada tahun November 1968 memberi penghargaan kepada para pemimpin Irgun atas jasa-jasa mereka dalam membentuk Negara Zionis Israel.
Referensi utama untuk mengenal Irgun adalah sebuah buku karangan pemimpinnya sendiri, Menachem Begin yang berjudul The Revolt, Story of Irgun. Jabotinsky yang merupakan aktor intelektual organisasi ini juga menulis sebuah buku yang berjudul Kelompok-kelompok Yahudi.
the-revolt-menachim-beginDalam buku ini, ia menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai warga Eropa yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan warga Arab. Demi memperluas teritorial Eropa, mereka bertugas menduduki Palestina hingga Sungai Eufrat lewat cara-cara keji.
Terkait operasi Irgun terhadap warga Arab, Begin mengatakan, “Pada tahap-tahap awal revolusi, kami berhasil mewujudkan salah-satu tujuan penting kami, yaitu melumpuhkan warga Arab. Pada tahun 1920, 1921, 1929, 1933, 1936, dan 1939, ketika Arab menyerang orang-orang Yahudi, Inggris menjustifikasi keberadaan dirinya untuk membela orang-orang Yahudi.”
Hal ini dinyatakan pada saat strategi teror Zionis menuntut penyerangan terhadap warga Arab. Begin juga menyatakan, “Dalam salah satu pertemuan para petinggi Irgun di penghujung Januari 1948, yang dihadiri oleh divisi perencanaan dan operasi, ada empat target strategis yang ditentukan yaitu Jerusalem, Yafa, Padang Lud Ramlah, dan kawasan Segitiga. Sebagian besar target-target ini diluar resolusi pembagian Palestina yang diserahkan kepada orang-orang Yahudi.”
Dia melanjutkan bahwa, “Ketika kami mengesahkan strategi penyerangan, kami tidak memiliki cukup senjata. Mengingat bahwa penyerangan-penyerangan pertama ke Yafa menunjukkan bahwa pendudukan kota ini sangat sulit, kami terpaksa menghimpun senjata”
Sehingga kemudian, para teroris Irgun memulai pemasangan ranjau dan aksi terror mereka terhadap warga muslim Palestina dengan tujuan memperoleh senjata. Betapa sadisnya mereka.

Betar, Pemuda Zionis yang Anti Islam

betar-palestina
Betar Palestina
Inilah organisasi yang pernah membuat ulah dan provokasi bagi muslim Kanada dengan menyelenggarakan "Know Islamic Radical Week", Pebruari 2006 di Toronto. Meski membawa nama dan pembicara dari kalangan Islam, sejatinya mereka sedang memperolok-olok ajaran Islam. Ia pun mengundang Salim Mansur, Profesor di Ontario untuk berbicara hak-hak gay di Timur Tengah.
Organisasi Betar atau organisasi radikal pemuda Zionis merupakan salah satu bagian dari kelompok revisionis Zionis yang dipimpin Vladimir Jabotinsky. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1923 di Polandia dengan tujuan mempersiapkan para pemuda Yahudi Polandia untuk hidup di Palestina. Mereka mendapatkan pembelajaran di bidang pertanian dan militer dan juga kursus bahasa Ibrani secara mendalam. Oleh karena itu tidak heran mereka memiliki misi untuk menyebarkan ideologi fasis bahwa hanya ada dua jalan bagi Zionisme: Perang atau Mati.
Sejumlah pemuda dengan ciri khas pakaian coklat ala pengawal Hitler, melakukan aktivitas militer dibawah organisasi teroris Zionis ini. Kelompok pemuda ini lebih memprioritaskan kegiatan militer ketimbang kegiatan lainnya. Mereka menyebut seorang Zionis Fasis seperti Jabotinsky sebagai bapak intelektual dan spiritual mereka.
Nama organisasi Betar sendiri diambil dari singkatan nama seorang perwira Yahudi tentara Tsar Rusia bernama Brit Yosef Trumpeldore. Ia terbunuh di tangan warga Palestina saat terjadi kerusuhan di salah satu kamp imigran Yahudi di kawasan Jalile Sofla.
Organisasi Betar menyelenggarakan konferensi pertamanya pada Januari tahun 1929, di Warsawa, Polandia. Dalam konferensi tersebut diputuskan bahwa struktur organisasi Betar adalah murni militer, tidak yang lain.
Kemudian pada Agustus 1929, terjadi pertikaian sengit antara personil bersenjata Betar dengan kaum Muslim di Tembok Ratapan. Pertikaian ini menyebabkan demonstrasi dan bentrok fisik yang memakan waktu cukup lama. Rangkaian peristiwa ini mengakibatkan sejumlah besar kaum Muslim dan orang-orang Zionis tewas dan terluka.
Meskipun AD/ART Betar menyebutkan bahwa aktivitas utamanya berkaitan dengan masalah-masalah militer, namun Betar tetaplah organisasi politik. Hal itu dibuktikan dengan dukungan mutlaknya pada Jabotinsky dalam mencapai tujuan-tujuan terkait kelompok-kelompok revisionis Zionis.
Jabotinsky yang memegang kepemimpinan organisasi revisionis mendukung kebijakan pendirian Negara Yahudi di Palestina. Namun hal itu sempat berlawanan dengan Zionisme Internasional. Ketika Jabotinsky melihat bahwa usahanya tak akan membuahkan hasil, maka ia pun menghapus keanggotannya di Betar dan meminta para pendukungnya untuk melakukan hal yang sama. Namun, sebagian besar pendukungnya tidak memenuhi permintaannya, karena mereka yakin bahwa tindakan semacam ini akan melemahkan posisi Organisasi Zionisme Internasional.
Akhirnya, menyusul perdebatan dengan para pendukungnya, maka Jabotinsky bertekad untuk membersihkan struktur organisasi revisionis dari orang-orang yang menantang dan meninggalkan organisasi Zionisme Internasional.
Menyusul keputusan ini, ia juga mengumumkan bahwa ia telah menyingkirkan para anggota dewan eksekutif organisasi revisionis. Ia menambahkan bahwa para anggota organisasi ini harus segera menyatakan persetujuan atau penolakan mereka melalui jalan pemungutan suara.
Vladimir-Jabotinsky
Vladimir Jabotinsky
Akhirnya, pemungutan suara pun dilaksanakan pada April 1933. Tanpa diduga, kemenangan berpihak pada Jabotinsky. Dalam pemungutan suara, hasil mencatat bahwa 93,8 % menyetuju tindakan Jabotinsky dan hanya 6,2 % yang menolak.
Bisa dikatakan, dukungan para anggota Betar adalah faktor utama kemenangan Jabotinsky dalam pemungutan suara itu. Chaim Mordechai Katz, salah seorang petinggi dalam organisasi Betar, sempat menyatakan sebab dukungannya terhadap Jabotinsky. Katz berkata, “Ia (Jabotinsky) memimpin sebuah revolusi menguntungkan dalam gerakan Zionisme. Seorang pemimpn revolusi harus dikultuskan. Karenanya, segala perintah Jabotinsky harus dilaksanakan, entah itu benar atau salah.”
Diantara langkah politik lain yang diambil Betar adalah melakukan aksi demonstrasi di jalan-jalan Tel Aviv untuk menunjukkan penentangannya terhadap Persatuan buruh (Hestadarot). Demonstrasi ini dilakukan para anggota Betar pada tahun 1933, karena para revisionis menentang tujuan dan langkah-langkah Hestadarot.
Pada 11 september 1938, konferensi Betar pun kembali diselenggarakan di Warsawa. Saat itu, Menachem Begin masih berusia 25 tahun. Dengan pidato-pidatonya, Begin berhasil memprovokasi para peserta konferensi untuk melawan ancaman-ancaman Jerman. Akhirnya muncul atmosfer dimana para anggota Betar menuntut penguasaan atas tanah Palestina secepat mungkin.
Begin juga meminta para anggota organisasi mengubah sumpah keorganisasian mereka dengan berbunyi, “Aku hanya memegang senjata untuk membela bangsaku dan mengantarkan tanah airku menuju kemenangan.”
betar-inggris
Betar Inggris
Rupanya, masalah ini menimbulkan perseteruan antara Begin dan Jabotinsky. Meski demikian, para anggota Betar menerima perubahan sumpah itu dan ikut mengesahkannya.
Akhirnya dengan segala tindak-tanduknya selama ini, dalam konferensi itu Jabotinsky mengeluarkan draft tujuan dari program-program Betar, yang diantarnya adalah:
1. Mendirikan imperium Israel di dua tepi sungai Yordania
2. Legiunisme (membentuk kelompok-kelompok relawan militer)
3. Kedisiplinan tinggi
4. Meneguhkan kedudukan bangsa Yahudi
5. Mobilisasi kekuatan
6. Bahasa Ibrani
7. Monisme.
Kini Betar telah berkembang ke berbagai negara. Selain berpusat di Israel, mereka juga berdiri di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, bahkan di Afrika Selatan.
Di Inggris mereka memang hanya ada seratusan anggota, namun gerakannya sampai kepada tingkat melobi pemerintah Inggris untuk pro Zionis. Lima tahun terakhir, mereka berdemonstrasi di jalan-jalan meneriakkan yel-yel pro Israel dan semangat anti Islam.

Lehi, Brutal dan Tidak Kenal Kata Kawan

We were not drafted by the whip, like a mob of slaves
To shed our blood in foreign lands
Our will is to be forever free
Our dream – to die for our country
From all directions, tens of thousands of obstacles
Cruel fate has placed on our path
But enemies, spies and prison houses
Will never be able to stop us
logo-lehi
Lehi
Itulah secuplik mars kelompok Teroris Lehi yang ditulis Avraham Stern bersama isterinya Roni. Lagu tersebut menggambarkan bagaimana militansi keompok Teroris Lehi dengan visi yang cukup menyentak dunia, yaitu mendirikan dan mengabdi pada Zionis Israel: Hidup maupun mati.
Setelah kematian Jabotinsky sebagai aktor intelektual Irgun pada tahun 1940, maka Avraham Stern pun keluar dari Irgun. Namun karir Avraham Stern tidak lantas surut, pria yang sangat rasis dan pro Zionis ini segera saja membentuk sel kelompok teroris baru yang diberi nama Lehi Hirot Israil (Lehi) atau dalam bahasa Indonesia disebut "Perjuangan Untuk Kebebasan Israel". Sebuah nama yang absurd kalau tidak mau dibilang aneh, karena Israel merasa terjajah dan berjuang untuk bebas, ya anomali. Sebab merekalah yang sejatinya menjajah dan bebas dari aturan hukum selama ini.
Lehi pun kemudian berkembang pesat menjadi basis militer Yahudi yang brutal dalam mendirikan Negara Zionis Israel. Mereka melancarkan aksi-aksi rekayasa agar Negara Zionis Israel cepat berdiri dengan mengorganisis para imigran Yahudi untuk berbondong-bondong menduduki tanah Palestina. Mereka pun aktif melancarkan propaganda tujuan Zionis ke seluruh dunia, yakni mendirikan Negara Yahudi di dua tepi sungai Yordan dan membentuk para pelobi Zionis di tiap konferensi perdamaian.
Avraham-Stern
Avraham Stern
Pada Pebruari tahun 1942, Avraham Stern tewas dibunuh oleh pasukan Inggris. Kejadian ini pun memicu konflik dimana para kader Lehi melakukan aksi teror kepada Menteri Inggris untuk Urusan Timur Tengah, Lord Movin. Aksi itu dilakukan semata-mata sebagai aksi balas dendam atas terbunuhnya Stern. Maka puncak daripada itu semua, pada tanggal 6 November 1944, Lord Movin pun tewas di tangan gerombolan Lehi.
Pembunuhan ini sontak saja mengguncang pemerintah Inggris dan menyulut kemarahahan, Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill. Kedua pembunuh, yakni Eliahu Bet-Zouri dan Eliahu Hakim akhirnya ditangkap. Mereka pun dieksekusi mati oleh pemerintah Inggris. Pada tahun 1975, jasad mereka pun dikembalikan ke Israel dan disambut rezim Zionis dengan upacara pemakaman kenegaraan. Bahkan pada tahun 1982, muncullah sebuah perangko bergambar Bet-Zouri dan Hakim yang ditempeli sebuah tulisan untuk mebangkitkan militansi Zionisme: "Syuhada perjuangan kemerdekaan Israel."
Melalui kerjasama dengan kelompok-kelompok teroris Zionis lainnya, Lehi melakukan operasi pembunuhan terhadap warga Arab, diantaranya adalah penyerangan dan pembunuhan kelompok Palestina di Yafa pada tahun 1947. Sedangkan pada tanggal 12 Januari 1947, anggota Lehi mengendarai truk yang berisi bahan peledak ke kantor polisi Inggris di Haifa dan menewaskan empat orang dan melukai 140 lainnya.
Selanjutnya pada bulan Mei 1948, sesaat seteleh berdirinya Negara Zionis Israel, maka para personil Lehi pun bergabung sebagai tentara resmi Israel. Sekalipun telah berhenti beroperasi, namun cabang Lehi di Yerusalem masih tetap melakukan aksi pemberontakan dan menamakan dirinya sebagai Front Tanah Air.
Kelompok inilah yang melakukan koordinasi dengan kelompok teroris Zionis lainnya untuk merencanakan dan melaksanakan aksi teror yang menewaskan Folke Bernadotte, seorang negosiator PBB pada tanggal 17 Spetember 1948. Pembunuhan itu disutradarai oleh Yehoshua Zettler dan dilaksanakan oleh empat orang yang dipimpin oleh Meshulam Makover. Jadi, disinilah kita perlu mengenal kepicikan Yahudi, karena disatu sisi mereka banyak dibantu PBB, namun disatu sisi bahwa pepatah “tidak ada lawan dan kawan abadi dalam politik” adalah keniscayaan. Ya itulah tabiat Yahudi.
Folk-Bernadotte
Folk Bernadotte
Peristiwa ini rupanya membangkitkan kemarahan masyarakat dunia terhadap Israel. Hal itu kemudian memaksa mereka mengejar anggota-anggota Lehi dan menangkap para petingginya. Dua orang dari mereka kemudian divonis dengan hukuman penjara selama lima dan delapan tahun. Namun mereka segera dibebaskan dengan amnesti khusus yang dikeluarkan rezim pemerintah Zionis Israel. Karena bagaimanapun Israel memiliki hutang atas jerih payah Lehi membantu berdirinya Negara Zionis Israel.
Selanjutnya, setelah berdirinya Zionis Israel, pemerintahan Zionis Israel pun menghitung massa militer para anggota Lehi sebagai masa tugas wajib militer mereka. Selain uang pensiun, rezim Zionis juga menghadiahkan medali “Prajurit Negara” kepada mereka sebagai rasa terima kasih dan penghargaan atas jerih payah Lehi mewujudkan Negara fasis tersebut .
Nama Lehi memang kemudian seakan telah habis pasca berdirinya Negara Israel, namun hakikat gerakan mereka tetap berjalan secara rapih. Sebagai contoh pada tahun 1956, beberapa veteran Lehi mendirikan gerakan Aksi Semit. Mereka berusaha menciptakan sebuah federasi yang mencakup teritori Israel dan Arab atas dasar aliansi anti-kolonialis.
Bahkan pada tahun 1957, mantan anggota Lehi terlibat dalam kegiatan kelompok militan Israel, dan melakukan aksi pembunuhan terhadap Rudolf Kastner, seorang jurnalis Yahudi-Hungaria dan pengacara yang menjadi dikenal untuk memfasilitasi keberangkatan orang Yahudi keluar dari Hungaria yang diduduki Nazi selama Holocaust. Ya kisah yang juga direkayasa oleh Yahudi tersebut.
Zion Mule Corps dan Cikal Bakal Tentara Israel
Yosef-Tumpledor
Yosef Tumpledor
Kelompok teroris ini didirikan oleh Yosef Trumpeldore. Ia adalah seorang aktivis Zionis yang tergolong generasi awal dan terkenal militan. Dilahirkan di Rusia tahun 1880, ia kemudian berkembang menjadi Tokoh Yahudi yang siap berkorban demi agama dan bangsa. Padahal, awalnya ia hanyalah seorang yang bercita-cita menjadi Dokter Gigi, namun keadaan memaksanya mengubah haluan bergabung ke barisan sukarelawan tentara Rusia pada tahun 1902.
Selama Perang Rusia-Jepang, Yosef pun berpartisipasi dalam pengepungan Port Arthur, di mana Yosef kehilangan lengan kirinya karena pecahan peluru. Ia sampai menghabiskan waktu seratus hari di rumah sakit untuk menjalani masa pemulihan.
Namun sekalipun masih dalam perawatan, ia lebih memilih untuk menyelesaikan baktinya terhadap Tuhan. Trumpeldor sepertinya benar-benar didedikasikan untuk negaranya, Rusia. Ketika ia ditanya tentang keputusannya kembali ke medan pertempuran meski dalam kondisi sebelah tangan, ia justru menjawab, "tapi aku masih memiliki satu lengan untuk diberikan kepada tanah air."
Ketika, Port Arhur menyerah, Yosef pun dibawa tentara Jepang ke tempat penahahan. Saat itu, bersama dengan beberapa tahanan perang, ia berbagi keinginan untuk mendirikan sebuah peternakan di jantung Yahudi, yakni Israel. Sekembalinya dari penawanan, ia pun akhirnya pindah ke St Petersburg. Trumpeldor kemudian menerima empat tanda penghargaan oleh Pemerintah Rusia yang membuatnya menjadi prajurit Yahudi paling disegani di negeri Beruang Merah tersebut. Dan akhirnya pada tahun 1906, Yosef pun didaulat menjadi orang Yahudi pertama dalam ketentaraan untuk menerima amanah di bagian komisi perwira.
Mengingat karena dirinya cacat, maka Yosef mulai mempelajari hukum. Ia pun kemudian mengumpulkan sekelompok pemuda Zionis di sekelilingnya dan pada tahun 1911, mereka beremigrasi ke tanah Palestina, yang kala itu masih dibawah naungan Kekaisaran Ottoman. Saat awal-awal tiba di Palestina, maka Yosef dan kawan-kawannya bekerja pada sebuah peternakan di pantai laut Galillea.
Selanjutnya ketika meletus Perang Dunia Pertama, ia bersama Ze'ev Jabotinsky pergi ke Mesir. Darah militernya kembali muncul melihat konflik antar Negara kembali terjadi. Akhirnya, bersama Jabotinsky ia mengembangkan ide untuk membentuk Legiun Yahudi dalam rangka membantu Inggris melawan Kekaisaran Ottoman. Akhirnya pada tahun 1915, ia pun membentuk Zion Mule Corps.
Banyak para pengamat menyatakan bahwa Zion Mule Corps adalah satuan militer pertama yang menyatukan seluruh Yahudi selama hampir kurun waktu 2000 tahun belakangan, bahkan Zion Mule Corps digadang-gadangkan sebagai cikal bakal Tentara Resmi Israel suatu saat kelak. Dan pada saat bersamaan pula Yosef mulai mengembangkan suara untuk mendirikan Negara Israel.
Maka, sekembalinya ke Petrograd, Rusia, pada tahun 1918, Yosef pun mengorganisir orang-orang Yahudi untuk membela diri dan mendirikan HeHalutz, sebuah organisasi pemuda yang dipersiapkan untuk berimigrasi menuju Palestina.
Setelah Negara Zionis Israel berdiri tahun 1948, Negara Israel menarik anggota kelompok-kelompok Zion Mule Corps untuk menjadi bagian dari tentara Israel. Para petinggi kelompok-kelompok teroris Zion Mule Corps juga dipilih sebagai wakil di Parlemen. Setelah kematiannya, Trumpeldor menjadi simbol pembelaan total kepada Yahudi. Kata-kata terakhirnya, "Never mind, it is good to die for our country" (En Davar, tov Lamut be'ad artzenu אין דבר, טוב למות בעד ארצנו), menjadi terkenal dalam gerakan Zionis baik sebelum dan seteleh berdirinya Israel.
Bahkan sampai era seterusnya, Yosef Trumpeldor pun dianggap sebagai pahlawan oleh kedua basis politik di Israel baik di sayap kanan maupun sayap kiri Zionis. Gerakan sayap kiri pun mendirikan monument untuk menghormatinya. (pz)
Footnote:
[1] Buku Putih 1939, yang juga dikenal sebagai Buku Putih MacDonald sesuai dengan nama Malcolm MacDonald, Menteri Negara Urusan Koloni Britania Raya yang memimpin penulisannya, adalah sebuah dokumen yang berisi kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah Britania di bawah Arthur Neville Chamberlain yang memutuskan untuk meninggalkan gagasan tentang pembagian Palestina di bawah mandat Britania, dan sebaliknya membentuk Palestina yang merdeka yang diperintah bersama-sama oleh orang-orang Arab dan Yahudi.



Sumber: eramuslim.com

Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *