Satu dari dua Sukhoi Su-30 Mk2 yang baru tiba dari pabriknya di Rusia, diturunkan melalui ramp door Antonov An-124-100, di apron Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar. Hingga saat ini Skuadron Udara 11 TNI AU memiliki 12 Su-27, terdiri dari varian Su-27 SKM dan Su-30 Mk2. (Penerangan Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin)
... semuanya lengkap, maka kekuatan Skuadron Udara 11 itu akan sebanyak 16 pesawat tempur...
Jakarta: - Skuadron Udara 11 Wing 5 TNI AU yang berkedudukan di
Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar, tambah kuat. Jumat
malam lalu (22/2) dua jet tempur Sukhoi Su-30 Mk2 Flanker tiba, mendarat di landasan pangkalan udara itu pada pukul 22.15 WITA.
Kedua
Su-30 Mk2 itu tidak diterbangkan dari pabriknya, melainkan dibawa
pesawat angkut raksasa Antonov An-124 bernomor penerbangan VDA 6132 yang
dipiloti Vladimir Gorbunov, bersama 17 awak pesawat terbangnya.
Pesawat
angkut itu terbang dari Bandar Udara Dzemgi, Rusia, pukul 00.30 UTC
Rabu pekan lalu. Rute yang ditempuh Bandar Udara Dzemgi-Bandar Udara
Ninoy Ag (Manila/Filipina)-Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin,
Makassar.
Saat tiba, kedua Su-30 Mk2 itu dalam keadaan dilepas sayap-sayap, dan radome
radarnya agar muat di dalam ruang kargo An-124-100 itu. Setelah lengkap
diturunkan semuanya, kedua pesawat tempur dengan riwayat penerbangan
masih 0 jam terbang, baik untuk mesin ataupun struktur pesawat
terbangnya, dirakit.
Kedua pesawat tempur TNI
AU itu bagian dari enam tambahan Sukhoi Su-30 dan Su-27 yang dipesan
lagi oleh Indonesia dari Rusia. Indonesia memesan varian Su-27 SKM dan Su-30 Mk2, karena Rusia menyesuaikan keperluan pembeli.
Jika
semuanya lengkap, maka kekuatan Skuadron Udara 11 itu akan sebanyak 16
pesawat tempur. Sejak awal pada Maret 2003, Indonensia membeli seluruh
penempur TNI AU itu dari pabriknya, KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) di Rusia.
Saat
itu dua Su-27 SKM dan satu Su-30 Mk2 mendarat di Pangkalan Udara Utama
TNI AU Iswahyudi, Maospati, Jawa Timur. Kedatangan kali kedua seri
Sukhoi yang memiliki kemampuan di atas F-15 Eagle atau pesawat tempur generasi 4 ini adalah pada 2009 dan 2010.
Menurut
sumber, berlainan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat pada
umumnya, Rusia menjual produk-produk persenjataannya --terutama pesawat
tempur-- dalam modul-modul terpisah, yang mengharuskan pembeli jeli dan
cermat.
Masing-masing modul --termasuk sistem
kesenjataan dan avionika-- itu dibeli secara terpisah dengan pelatihan
terpisah pula. Persenjataan Sukhoi itu, sebagai misal, melalui proses
yang berbeda dengan proses pembelian pesawat tempurnya. Ini yang
menyebabkan selama beberapa tahun, Su-27 SKM dan Su-30 Mk2 TNI AU
terbang tanpa dilengkapi peluru kendali dan persenjataan lain. (*)
0 komentar:
Posting Komentar