TOKYO- Pemerintah Jepang, Senin (4/2/2013), memperkenankan mengekspor suku
cadang pesawat tempur tercanggih AS, Stealth F-35, sebagian bagian
terkecuali di mana selama ini Jepang tidak melakukan ekspor suku cadang
tersebut. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga pun mengakui adanya
pelonggaran ekspor tersebut kali ini.
"Meskipun demikian Jepang
tidak ingin ada konflik internasional apa pun," paparnya. Sedangkan
untuk ekspor ke negara lain Jepang masih mempertimbangkan lebih lanjut.
Selain
AS, Israel tampaknya juga akan menerima suku cadang tersebut. Sementara
ketegangan di Timur Tengah saat ini masih terus terjadi antara para
militer terkait.
Suga juga diperkirakan akan menyampaikan bahwa
pengembangan suku cadang ini terutama untuk maksud menjaga diri, demi
kepentingan nasional Jepang. Sedangkan ekspor tersebut dipastikan akan
dikontrol sangat ketat baik oleh Jepang maupun oleh AS sendiri.
"Kita
memang dalam proses mendiskusikan di dalam pemerintah bagaimana
mengantisipasi hal-hal ini khususnya terkait tiga prinsip persenjataan
ekspor Jepang," jelasnya,lagi.
Sesuai prinsip yang diperkenalkan
tahun 1967 oleh PM Eisaku Sato, Jepang melarang ekspor senjata ke
negara komunis, sesuai daftar larangan embargo yang diputuskan PBB pula
dan ke negara yang terkait konflik perang. Bahkan semakin diperkuat
larangan itu tahun 1976.
Tahun 1983 karena hubungan semakin dekat
dengan AS, Jepang mulai memasok teknologi persenjataan saat itu dan
memproduksi peluru kendali bersama AS tahun 2004.
Prinsip itu
dihapus bulan December 2011, oleh Partai Demokrat (DPJ) sehingga
memungkinkan Jepang mengembangkan bersama persenjataan dan
memproduksinya untuk kepentingan perdamaian dunia.
Perlengkapan
noncombat seperti sabuk proteksi dibuat Jepang untuk badan beladiri
Jepang (SDF) dimaksudkan bagi keperluan kemanusiaan.
Kesepakatan
dengan AS membuat suku cadang F-35 itu khususnya peralatan yang membuat
pesawat tidak terdeteksi oleh radar, akan dilakukan tahun fiskal 2016.
Hal in juga untuk upaya membeli 42 unit pesawat F-35 sebagai generasi mendatang pasukan beladiri udara Jepang (ASDF).
Pesawat
tempur dibuat secara konsorsium dengan pemimpinnya adalah Lockheed
Martin Corp. Perusahaan Jepang tidak masuk konsorsium tersebut tetapi
Jepang telah meminta Washington agar suku cadang diproduksi di Jepang
dan diekspor ke AS di masa mendatang.
Sumber : Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar