JAKARTA- Delapan
jenazah prajurit TNI yang tewas ditembak kelompok bersenjata di
Kabupaten Puncak Jaya, Papua, hari ini, tidak bisa dievakuasi segera
karena terhalang cuaca buruk. Maka itu, TNI akan melanjutkan evakuasi
esok hari dengan menggunakan Helikopter Puma dan MI-17.
“Tadi
sore helikopter sudah sampai ke Puncak Jaya namun mengingat cuaca tidak
bisa ditembus, sehingga belum bisa kembali ke Timiki atau Jayapura,”
kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat mendampingi kunjungan
kerja Presiden SBY ke Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (21/2).
Agus
mengecam aksi penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut.
Menurutnya, aksi tersebut sudah di luar batas kepatutan. “Oleh karena
itu harus kita kejar untuk dilakukan penegakan hukum maupun operasi militer jika diperlukan,” kata Agus.
Dia
menjelaskan, peristiwa penembakan terjadi di dua lokasi berbeda. Yakni,
di dekat pos TNI di Distrik Tingginambut pukul 09.00 waktu setempat dan
menyebabkan satu prajurit TNI bernama Pratu Wahyu tewas.
Kemudian,
lokasi penembakan kedua terjadi di Distrik Sinai pukul 10.30 waktu
setempat, saat sepuluh anggota Koramil sedang menuju Bandara Mulia untuk
mengambil alat komunikasi radio dari Nabire. Penyerangan tersebut
mengakibatkan tujuh prajurit tewas, sementara tiga prajurit berhasil
meloloskan diri.
Adapun
tujuh prajurit yang tewas adalah Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu
Romadhon, Pratu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, dan Praka Wempi.
TNI menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penanganan kondisi keamanan di Papua.
"Prinsipnya, personel TNI selalu siaga sepanjang 24 jam. Jadi, kami menunggu perintah dari Panglima Tertinggi yang akan rapat dengan petinggi TNI membahas kondisi Papua, siang ini," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Jumat (22/2).
Iskandar mengatakan itu saat ditanyai mengenai kemungkinan pengerahan pasukan tambahan untuk mengamankan Papua. Yang pasti, lanjut dia, TNI belum ada mengambil langkah penambahan personel ke Papua. "Personel Kodam XVII Cenderawasih sebenarnya cukup banyak. Tetapi, kami tunggu hasil rapat khusus nanti," kata Iskandar.
Pada Kamis (21/2), delapan personel TNI tewas akibat penembakan yang terjadi di dua tempat terpisah. Di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, penembakan menewaskan satu orang dan membuat seorang prajurit terluka. Sedangkan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, penembakan oleh orang tidak dikenal telah menewaskan tujuh personel TNI.
Lalu, pada Jumat (22/2), penembakan kembali terjadi terhadap Helikopter Super Puma milik TNI saat berada di lapangan terbang Distrik Sinak. Kejadian itu membuat jari tangan kru teknik helikopter terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia.
Sumber : Jurnas
0 komentar:
Posting Komentar