Kamis, 06 Februari 2014

Game Theory: Australia Indonesia China


Parade Militer China (photo: CNN)



Ketakutan Australia Melihat Ancaman dari Utara, Khususnya China dan Indonesia:

1. China Calon Penguasa Asia Pasifik:
a). Modal utama: China diyakini mampu meluncurkan ICBM / rudal balistik antar benua dari kapal selam mereka. Rudal tersebut salah satunya Julang (JL-2) dengan kapal selam bertenaga nuklir kelas Jin (tipe 094). Dengan kemampuan ini maka China dapat menghancurkan kota-kota di seluruh daratan Asia Pasifik, dan China pun diyakini mampu melakukan serangan mendadak terhadap kota-kota di Amerika Serikat dengan rudal nuklirnya.

Kapal selam canggih bertenaga nuklir China lainnya yaitu Ksia 092 type, Khan 091 type, Sheng 093 type dan terakhir kapal selam baru tipe 095 yang bisa membawa 24 rudal balistik dan China sampai tahun 2020 menargetkan memiliki kapal selam bermesin diesel sebanyak 50 unit.

b). Amerika Serikat pun menaruh hormat kepada Angkatan laut China. Sampai tahun 2020 Amerika Serikat -lewat Armada ke-7 yang membawahi Asia pasifik terdiri dari 6 kapal induk, puluhan kapal perusak, kapal penjelajak dan kapal selam- menekankan China dan AS menjadi mitra untuk menjaga keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik.

c). China setuju tawaran AS tapi China minta imbalan, agar AS menghargai klaim China di kawasan LCS.

d). AS bingung karena di kawasan Asia Pasifik ada Sekutunya seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Filipina yang bersentuhan dengan claim China.

e). Di darat, China memikili rudal (ANGIN TIMUR) pembantai kapal induk yaitu rudal balistik Dong Feng 21 D (DF-21D) kode NATO CSS-5 Mod-4. Jarak jelajak 3000 km, kecepatan luncur 12.000 km/jam. Dan china terus memproduksi rudal ini khusus menghadapi musuh yang mempunyai kapal induk. Kekuatan angkatan laut lainnya:

1 Aircraft Carrier, 26 destroyers, 50 frigates, 3 SSBN, 5-7 SSN, 56 SSK, 58 amphibious warfare ships, 27 Large Landing Ships, 31 Medium Landing Ships, 200+ fast attack craft, dan lain-lain.

Diver Royal Australian Navy, Latihan di the Pacific military exercise (photo: HUGH GENTRY / REUTERS)




2. Australia, Negara yang dibuku putihnya merasa selalu bejibun ancaman dari UTARA:
a). Australia selalu memandang ancaman dari utara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan terutama dari China.

b). China dengan kemampuan yang dimiliki mulai dari milter dan ekonomi yang menakjubkan, membuat negara Australia selalu dalam ketakutan.

c). Australia mempunyai kesepakatan rahasia dengan Singapura, Jepang, Korea Selatan dan didukung oleh Amerika Serikat dalam menghadapi klaim wilayah China. Nah Australia selama ini memandang sebelah mata kekuatan ANGKATAN LAUT INDONESIA, dengan selalu menggelar kekuatan kapal selamnya dengan kapal selam Singapura bermain-main di wilayah Alur Laut Indonesia/ kedaulatan Indonesia. Singapura ditugasi menjaga ALKI 1 dan Australia bertugas menjaga ALKI 2 dari serbuaan kapal selam milik CHINA.

d). Nah di sini akhirnya menjadi BLUNDER bagi Australia, ternyata Indonesia sudah tahu permainan yang mulai dilakuakan Australia dan singapura mulai 5 tahun yang lalu. Dan Indonesia mulai 3 tahun belakangan sudah memperkuat angkatan bersenjatanya khususunya AU Dan AL. Dan sekarang mereka tidak bisa lagi bermain-main di wilayah kedaulatan NKRI khususnya di ALKI 1 dan ALKI 2.

Arogansi Australia yang bersikap memandang rendah Indonesia akan menjadi boomerang bagi Australia sendiri. Apalagi khusus soal pelanggaran perbatasan Indoensia masalah pengusiran manusia perahu. Hal ini membuat Amerika Serikat memperingatkan Australia. Karena Indonesia adalah negara besar dan ekonomi dan militer yang telah meningkat, melalui politik “million friends and zero enemy” politik bebas dan aktif, mempunyai kedekatan dengan semua negara termasuk CHINA dan RUSIA.

e). Kesombongan Australia yang sebenarnnya sama Amerika Serikat digunakan untuk mengantisipasi soal pengaruh klaim China akhirnya malah harus berhadapan dengan Indonesia yang oleh AS dianggap Negara KAWAN karena strategisnya wilayah NKRI dalam membendung pengaruh China. Salah satu bukti China tidak mengklaim wilayah NATUNA masuk klaim lCS.

f). AUSTRALIA lewat program MOTS (military off the sheft) yang dinamai SEA 1000 project merencanakan memiliki /memproduksi 12 kapal selam untuk menggantikan KS Collin pada tahun 2025 dan bertenaga nuklir. Diperkirakan pengembangan dan produksi Kapal selam tersebut memakan biaya tinggi senilai 36 miliar dollar. Selain kapal selam, Australia lewat program Australian air warfare destroyer sejak tahun 2000 dengan AS, Inggris, Perancis. Program tersebut menghasilkan destroyer HOBART yang beroperasi perkiraan tahun 2016.

g). Destroyer itu bahkan sudah dinamai: HMAS HOBART, HMAS BRISBANE, HMAS SYDNEY DAN HMAS CANBERRA (khusus bisa mengangkut helicopter).

h). Persenjataan Hobart diantaranya:
1).Peluncur rudal mutakhir 48-cell mark 41 VLS
2).RIM – 66 standart 2
3).RIM – 162 envolved Sea Sparrow
4).Dan Australia menginginkan untuk antisipasi situasi memanas dengan Indonesia atau China meminta AS untuk melengkapi MARK 41 melalui modifikasi peluncur pada destroyer terbarunya. Apabila benar dan ACC maka efek deteren yang ditimbulkan akan sangat besar di kawasan ini.

5). Dengan system radar Raytheon AN/SPY-ID (V) S dab AN/SPY-ID (V), pesawt tempur (misalnya Sukoi Indonesia) yang bermaksud menyerang Hobart bahkan sudah bisa dideteksi sekaligus ganti diserang pada jarak 150 km.

6). Untuk menghadapi Kapal Selam (KS) China dan KS Indonesia, destroyer Hobart memiliki sonar canggih (ultra electronics Maritim system modular multistatic variable depth sonar system) Ultra electronics series 2500 dan sagem C AMPIR IR
7). Australia , mengawinkan kekuatan laut dan udara, lewat kekuatan:
Anzac-class frigate 8 unit, Adelaide-class frigate 4 unit, Collins-class submarine 6 unit. Helikopter : ASW, S-70B-2 Seahawk 15 unit, MH-60R Romeo Seahawk terima 2 (pesan/kontrak 22 unit, Angkut MRH 90 2 unit.

Royal Australian Air Force: McDonnell Douglas F/A-18 Hornet jumlah 71 unit, Boeing F/A-18F Super Hornet jumlah 24 unit (sebagian konversi ke EA-18G Growler), Hawk 127 Lead-in fighter trainer jumlah 33 unit, Boeing 737 AEW&C E-7A Wedgetail jumlah 6 unit, AP-3C Orion Maritime patrol/Strike jumlah 19 unit. UAV IAI Heron jumlah 3 unit, Pesawat intai maritim P-8A Poseidon.


Kopaska TNI AL




3. Kekuatan Indonesia
a). Sudah banyak diulas oleh teman-teman di warjag kekuatan TNI AL dan TNI AU dalam menghadapi situasi di kawasan ini.
b). Khusus LCS, Indonesia bisa menerapkan politik bebas dan aktif dapat merangkul China dalam: pengembangan armada kelautan, dalam hal penginderaan maritim persenjataan dan seterusnya. Dengan AS dapat merangkul dalam pengembangan kekuatan pertahannan khususnya kekuatan Udara (melalui hibah/upgrade F-16, pembelian Apache, pembelian javelin dan seterusnya) dan kerjasama dalam hal radar maritim. Indonesia harus bisa bermain cantik dengan dua kekuatan utama di Asia Pasifik dan menetralisir semua ancaman dan segala resiko yang timbul dari dua gesekan dua kekuatan tersebut.

c). Indonesia tidak perlu bersekutu dengan Jepang, Korea Selatan, Singapura dan AS dalam menghadapi China soal konflik LCS. Saya yakin China kandidat calon penguasa Asia Pasifik dengan kekuatan militer dan kekuatan ekonominya.
d). Khusus dengan Australia: saya tetap menyarankan Indonesia tidak memakai politik “million friends and zero enemy” politik bebas dan aktif. Nah pandangan itu ada saat ini dan harus mulai diubah.

Sudah saatnya Indonesia perlu memilah mana kawan mana lawan, bukan semua dianggap kawan, dan PASTI ADA NEGARA YG TDK SUKA DGN INDONESIA DAN MENGANGGAP KITA ADL MUSUH… jadi INDONESIA HARUS selalu siap dalam menjaga kedaulatan NKRI.

e). Dalam menghadapi kekuatan udara dan laut Australia, mulai dari Hobart class sampai dengan pesawat F-35, ditemani EA-18G Growler, pesawat intai maritim P-8A Poseidon, Indonesia harus siap dengan anggaran gabungan MEF 2 dan 3:
1. Pembelian SU-35 series 1 skuadron lokasi Lanud Iswahyudi.
2. Melanjutkan pembelian rudal sukoi tahap 2.
3. Melanjutkan pengadaan kecebong siluman dari Rusia yang sanggup menembakkan rudal balistik 300 km dan dapat menghancurkan Hobart class Australia.

4. Pengadaan pesawat peringatan dini berbadan besar buat AU.
5. Pengadaan bateri pengangkut rudal yakhont yang berlokasi darat.
6. Kerjasama dengan SAAB untuk produksi radar AEW&C CN 295 serta versi ASW (setidaknya lawan dari Poseidon), serta pengadaan medium fighter Gripen E/F minimal 2 skuadron dengan ToT jangka panjang untuk alternatif pengembangan dan produksi IFX.
7. Pengganti Ahmad Yani Class dengan real frigate (yang sekarang sudah mulai final mungkin seperti komentar saudara Satrio).

8. Rudal Krypton Kh-31P TNI AU mempunya jarak 110 km sedangkan Hobart class sanggup menembak pesawat dari jarka 150 km , maka Indonesia khususnya TNI AU harus mengandalkan rudal Kh-59ME: 200 km (110 nm) untuk menembak destroyer Hobart, diteruskan dengan yakhont dan ditutup oleh KS kita. Krypton cukup membungkam pesawat EA-18G Growler dan pesawat intai maritim P-8A Poseidon serta Boeing 737 AEW&C E-7A Wedgetail. Nah rudal-rudal ini harus diperbanyak jumlahnya.

9. Sekarang lagi digodok rudal pertahanan udara jarak sedang dan menengah, dan kandidat utama mulai dari PANTSIR S-1 untuk jarak sedang, system pertahan undara BUK-M2E untuk jarak menengah dan Rudal pertahanan Udara jarak jauh S-300 series, serta kandidat lain dari china.

10. Pengadaan satelit militer dan pembentukan pasukan cyber army.
11. Pengadaan UAV militer dalam negeri
12. Pembuatan roket kendali jarak jauh kerjasama Lapan dengan TNI.
13. Pengadaan Radar Vostok E.

14. In sya’a Allah dana MEF kita masih banyak dan cukup untuk semua pembelian di atas dan saya yakin ekonomi stabil dan trend terus meningkat. Hukum dan demokrasi meningkat maka anggaran pertahan akan meningkat pula. (written by GUE).



0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *