[Kabbalah- The NWO's Satanic Bible]
Oleh: Henry Makow Ph.D.
Ketertarikan saya timbul ketika menyadari bahwa bab pertama dari buku baru David Livingstone, "Surrendering Islam" ternyata membahas " Kabbalah " dan Okult. Buku ini mengupas topik dimana saya ingin belajar lebih banyak tentangnya.
Semenjak apa yang disebut dengan
"Pencerahan," manusia secara bertahap jatuh ke dalam pengaruh mantra
Kabbalah. Apa yang telah diajarkan kepada kita untuk percaya adalah
bahwa "kemajuan " sebenarnya merupakan kebangkitan dari sekelompok
pemuja setan kesuburan kafir kuno, yang dijelmakan oleh Kabbalah.
David Livingstone yang mempunyai hasrat
dan jenius untuk menyelam ke dalam kubangan ini kemudian memberikan
penilaiannya. Banyak pengamat yang tidak sabaran (seperti saya) hanya
mengetahui melalui bau busuknya saja.
Berkat penjelasan David mengenai latar
belakang Kabbalah, saya telah menemukan sesuatu. "Tuhan" dari Kabbalah
ternyata bukanlah tuhan sama sekali. Dia adalah Lucifer. Freemasonry
mendasarkan keyakinannya kepada Kabbalah. Orang-orang Yahudi Illuminati
bersama dengan Freemasonry merupakan sekutu-sekutunya yang secara
diam-diam mendirikan Tata Dunia Baru yang didedikasikan untuk Lucifer.
Itulah sebabnya logo yang berada dimana-mana di Kota Ottawa, yang baru
saja saya kunjungi, adalah huruf O dengan tiga ekornya, yaitu 666.
Kemenangan Penyembah Setan
Menurut Livingstone, Kabbalah
mendasarkan kepada mitologi pagan kuno yang menceritakan kisah seorang
dewa imaginatif yang menciptakan alam semesta, dan dewa perampas
(Lucifer) yang akhirnya mengalahkannya, Lucifer datang untuk memerintah
alam semesta untuk menggantikannya.
Lucifer adalah keturunan dewa - dewi.
Tetapi anak dewa ini juga mengawini ibunya sendiri. Anak dewa ini
diidentifikasikan dengan matahari sementara sang dewi dikenal dengan
planet Venus, bintang yang pertama kali terlihat saat matahari terbit.
"Pada dasarnya, dewa dan dewi itu
dipandang sebagai dua aspek dari dewa tunggal." Livingstone menulis.
"Dengan demikian, nama lain untuk Setan termasuk " Prince of Dawn " atau
" Son of the Dawn."
Lucifer, dilambangkan sebagai kejahatan,
dikenal sebagai "Dewa yang sekarat" karena setiap musim dingin ia
meninggal dan turun ke neraka di mana di sana ia memerintah roh-roh
orang mati. Kabbalisme adalah pemuja seks yang terikat dengan siklus
musim. Hal ini berkaitan dengan perkawinan inses dewa dan dewi dalam
rangka untuk menentukan kesuburan.
Lucifer menuntut pengorbanan nyawa
manusia. Ia harus diredakan kemarahanya untuk mencegah kejahatannya dan
langsung melawan musuhnya. Pengorbanan yang paling jahat adalah
pembantaian terhadap anak-anak. Livingstone menjelaskan:
" [Pengorbanan anak Ini] menjadi dasar
pemuja setan ini seperti yang disembah zaman baheula di seluruh dunia.
Ritus-ritus kematian dan kebangkitan menirukan seperti yang dialami dewa
[ Lucifer ]. Peserta ritual meminum minuman keras dan tarian diiringi
musik untuk mencapai keadaan ekstasi [kegembiraan yang luar biasa],
atau kerasukan Jin [ setan ], di mana mereka percaya bahwa mereka dapat
mencapai kemampuan supranatural seperti merubah wujud [transformasi],
clairvoyance [kepandaian meramal] dan kekuatan magis lainnya. Dalam
keadaan ini, mereka akan menyembelih seorang anak dan makan daging serta
meminum darahnya dengan tujuan agar supaya dewa bisa reinkarnasi ke
dalam tubuh mereka."
Ritus Pengorbanan Manusia, Pesta-pora Seks Merupakan Ciri Utama Illuminati
Pembelot Illuminati memberikan kesaksian bahwa praktek-praktek pengorbanan anak-anak masih berlangsung terus sampai hari ini.
Livingstone mengatakan ritual ini biasanya termasuk pesta pora seks di
mana dalam "Pernikahan Kudus" seorang imam dan pendeta berkedok dewa
dan dewi. Mereka kerasukan Jin dan melakukan hubungan seks dimana anak
yang dilahirkannya akan menjadi "anak dewa" yang kemudian akan
memerintah sebagai raja.
Livingstone mengatakan bahwa ini merupakan ritual dasar pemuja setan yang sekarang mendominasi dunia.
" Ini adalah agama rahasia yang sering
disebut sebagai okultisme. Para pendukungnya telah memajukan rencana
setan untuk menciptakan Tata Dunia Baru [New World Order], dan
penghapusan agama Islam.." (hal. 11-13)
Dalam memahami latar belakang pemikiran
Kabbalah, kita dapat menyadari betapa merusaknya ajaran Kabbalah ini.
Misalnya Kabbalah mengajarkan bahwa Tuhan tidak memiliki sifat. Tuhan
adalah Setan itu sendiri. Tuhan adalah moral, perbedaan antara baik dan
jahat, salah dan benar, indah dan jelek. Oleh karena itu, tidak heran
manusia kehilangan kemampuannya untuk melihat perbedaan-perbedaan ini.
Sekali lagi, Kabbalah mengajarkan bahwa
manusia mempengaruhi tuhan. Contohnya adalah ritual pagan orgiastis
yang dirancang untuk menghasilkan keturunan "anak tuhan."
Penjelasan terperinci Livingstone
mengenai Kabbalah menjelaskan mengapa seks ("pembebasan seksual, "
penjantanan, inses ) digunakan untuk menurunkan martabat manusia dan
menjadikan manusia seperti setan.
Bukunya setebal 178 halaman yang secara
ringkas menjelaskan bagaimana filsafat busuk ini telah menyebar seperti
kanker melalui perjalanan sejarah umat manusia, menginfeksi serta
merusak seluruh umat manusia. Meskipun buku ini ditujukan kepada umat
Islam, namun siapa saja yang ingin memahami dunia saat ini harus membaca
buku tersebut.
akhirzaman.info
0 komentar:
Posting Komentar