[The Jews Who Wrote The Protocols of Zion]
Oleh: Brother Nathanael Kapner, Copyright 2010
MUNCUL DARI KEDALAMAN KERAHASIAAN, bagian-bagian dari Protokol Orang-orang Bijak Zion [Protocols Of The Learned Elders Of Zion] terungkap kepermukaan di akhir abad ke-19 di Perancis.
Ini adalah kisah menarik, disajikan di
sini dengan cara yang unik, belum pernah terjadi sebelumnya yang secara
seksama didokumentasikan. Penelitian secara intens dilakukan
berbulan-bulan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Pada tahun 1884, seorang wanita muda
[Mademoiselle- bhs.Perancis]. Justine Glinka, putri seorang Jenderal
Rusia, di Paris sibuk dalam mengumpulan informasi politik untuk
pengadilan Kaisar Alexander III.
Glinka mempekerjakan seorang agen Yahudi
bernama Yusuf Schoerst, alias Shapiro, yang dirinya telah lulus sebagai
seorang Freemason anggota Mizraim Lodge, ordo Masonik Yahudi dengan ritual dan tata-caranya sendiri. Solomon Rothschild, keturunan dinasti perbankan Yahudi, juga seorang anggota terkemuka Freemason Perancis.
Schoerst menawarkan kepada Glinka sebuah
dokumen dengan imbalan uang sebesar 2.500 franc, yang menurut Schoerst
dokumen tersebut akan sangat menarik perhatian Glinka. Dokumen tersebut
berisi tulisan-tulisan dikte yang belum pernah ada sebelumnya dan
merupakan kumpulan dari berbagai pidato yang kemudian dimasukkan ke
dalam kompilasi akhir dari Protokol Zion.
Glinka segera menyampaikan dokumen
tersebut kepada Jenderal Orgeyevski, atasannya langsung di Paris,
kemudian dokumen tersebut dikiirimkan kepada Jenderal Cherevin, yang
pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, untuk dikirim
langsung ke istana di St Petersburg.
Setelah kematian Cherevin dalam tahun
1896, ia menghendaki agar salinan memoarnya yang berisi Protokol
diberikan kepada Kaisar Nicholas II. (Lihat selengkapnya: disini, disini & disini.)
Informasi Glinka akhirnya sampai ke tangan Sergei Nilus,
seorang penganut kebatinan yang berpendidikan tinggi, yang ditugaskan
pada pengadilan Tsar Nicholas II, ia juga menjabat sebagai seorang
Minister of Foreign Religions.
Pada tahun 1902, Nilus menerbitkan buku dengan judul, "“The Rule of Satan on Earth - Notes of an Orthodox Believer,”
- Peranan Setan di Bumi - Catatan Seorang Ortodoks," di mana ia
mengutip kumpulan materi awal bahan-bahan yang dibeli oleh Madame
Glinka.
Penerbitan Protokol berikutnya dilakukan pada tahun 1903 ketika sebuah penerbit terkemuka bernama Pavel Krusheva mengutip tulisan dari Protokol pada koran harian, Znamya.
Setelah dipublikasikan, sejak saat itu Krusheva menderita dalam
hidupnya, ia terus-menerus dalam keadaan ketakutan dan harus membawa
senjata untuk perlindungan dirinya sendiri. Ia juga memperkejakan
seorang temannya seorang juru masak pribadi untuk mencegah diracuni.
Pada tahun 1905, Sergei Nilus menerbitkan edisi baru dengan judul “Rule of Satan”
termasuk versi lengkap Protokol sebagai bab terakhir. Ini merupakan
yang pertama kalinya kompilasi lengkap Protokol yang tersedia untuk
masyarakat umum dalam bentuk buku.
Pada tahun 1917, (tahun yang sama pada akhir Revolusi Rusia), Nilus menyiapkan edisi terakhir - sepenuhnya didokumentasikan - tetapi sebelum dia bisa mendistribusikannya, Kerensky, setengah-Yahudi, yang berkuasa setelah Revolusi, memusnahkan sebagian besar salinan buku Nilus. Siapapun yang tertangkap oleh Bolshevik kedapatan memiliki The Protocols ditembak di tempat.
Pada tahun 1918, Protokol muncul lagi di Moskow dalam sebuah majalah berkala, The Sentinel, yang dicap oleh pimpinan Yahudi Bolshevik sebagai koran kontra-revolusioner. Pada bulan Pebruari, 1919, Bolshevik memerintahkan surat kabar tersebut ditutup.
Pada tahun 1924, Profesor Nilus ditangkap oleh Yahudi yang didominasi
"Cheka," dipenjarakan dan kemudian disiksa. Kepala pengadilan [seorang
Yahudi] mengatakan kepada Nilus bahwa perlakuan tersebut dijatuhkan
kepadanya karena "sangat merugikan mereka (Bolshevik Zionis Yahudi)
dengan diterbitkannya buku Protokol tersebut." [Lihat sumbernya: Disini, disini, disini, disini, disini & disini)
THE PROTOCOLS OF GINSBERG & PINSKER
TOKOH YANG MENDOMINASI gerakan Zionis
yang semakin meningkat pada akhir tahun 1800-an adalah seorang Yahudi
dengan nama Asyer Ginsberg, yang memakai nama samaran, "Achad Ha'am,"
yang berarti "seorang rakyat."
Anak seorang petugas pajak Yahudi, Ginsberg lahir di Kiev dan kemudian menetap di Odessa, pusat aktivis agitasi Yahudi. Di sini ia mendirikan kelompok Zionis “Sons Of Moses.”pada tahun 1889.
Dengan mendalami karya-karya Nietzsche, Ginsberg memberikan “protokol” kepada the Sons of Moses dalam rangka memusnahan budaya Kristen dan menaikkan nasionalisme Yahudi berdasarkan visi kebangsaan Nietzsche untuk Jerman.
Pertemuan perkumpulan rahasia ini
diadakan di rumah Ginsberg. Di antara anggotanya yang paling awal
adalah: Ben Avigdor, Zalman Epstein, Louis Epstein, dan Jacob
Eisenstaat.
Pada awal 1889, Ginsberg memisahkan diri dari kelompok Zionisme yang alirannya lebih konservatif dan pindah ke kelompok radikal, kemudian ia mengeluarkan pamflet “This Is Not The Way.”
Tujuan dari pamflet Ginsberg adalah untuk menentang pandangan "kebijakan politis" mantan mentornya, Leon Pinsker, seorang pemimpin gerakan Pecinta Sion- the Lovers of Zion.
Ginsberg pertama-tama ingin membangun "kesadaran nasional" dikalangan
Yahudi diaspora dan menghidupkan bahasa Ibrani sebelum menggunakan
pengaruh politik, karena Pinsker mendukung pendirian sebuah negara
Yahudi.
Meskipun terdapat perbedaan dalam hal
waktu, Pinsker tidak berbeda dari Ginsberg dalam penggunaan kekuasaan
untuk mencapai tujuan bersama mereka, Zionis. Dalam bukunya, “Auto-Emancipation,” Pinsker menjelaskan metode-utama untuk melaksanakan "emansipasi sendiri" dan "mengembalikan bangsa Yahudi”:
Leon Pinsker: " Perjuangan untuk
mencapai tujuan kita harus memasukkan semangat seperti itu untuk menahan
tekanan politik internasional yang tidak dapat dihindari." (Lihat
Artikel selengkapnya disini, disini, disini & disini.)
Sebuah kesamaan yang menarik perhatian dalam program politik Pinsker ditemukan dalam Protokol No. 1:
Dari Protokol: " Dalam politik hanya
kekuatan dan kelicikan yang mengalahkan. Oleh karena itu kita tidak
boleh berhenti melakukan penyuapan, penipuan, pengkhianatan dalam rangka
untuk pencapaian tujuan akhir kita. Dalam politik seseorang harus tahu
bagaimana untuk merebut kekuasaan orang lain, jika dengan cara itu kita
mengamankan kepatuhan dan kedaulatan". [Lihat selengkapnya: disini)
Mengikuti jejak mentornya, retorika yang
kuat Ginsberg, namun dengan daya tarik yang aneh dan langsung ke
fanatisme, juga menyerupai gaya Protokol ketika ia mengatakan dengan
tegas:
Asher Ginsberg: "Yahudi harus terlebih dahulu sadar, penuh dengan inisiatif nasional." (Lihat selengkapnya: Disini.)
Ginsberg menyerukan sebuah nasionalisme Yahudi yang agresif jelas tercermin dalam Protokol No. 5:
Dari Protokol: "Kita akan buat Goyim
menderita sampai kehabisan tenaga sehingga mereka akan dipaksa untuk
menawarkan kepada kita sebuah otoritas internasional, yang karena
posisinya akan memungkinkan kita untuk menyerap semua kekuatan
pemerintah di dunia, maka dengan demikian membentuk sebuah
pemerintahan-super." (Lihat selengkapnya: disini.)
Melalui orang-orang yang tinggal di Odessa saat itu informasi diperoleh, dimana pada waktu itu naskah "Protokol" dalam bahasa Ibrani telah beredar di kalangan orang Yahudi.
Kemudian, seorang Yahudi bernama Herman Bernstein, dari penerbit "Free Press", Detroit, meskipun ia mengklaim bahwa Protokol adalah palsu, tapi mengakui
di hadapan William Cameron, sekretaris Henry Ford, bahwa ia sendiri
telah membaca Protokol tersebut dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan di
Odessa.
Selama Revolusi Bolshevik yang dipimpin Yahudi, beberapa kota rusak-binasa seperti Odessa, di mana Ginsberg mengajarkan untuk menghancuran masyarakat Kristen, sebuah prinsip dasar Protokol.
Di antara kebiadaban lainnya yang
dilakukan, seperti memperkosa perempuan dan anak gadis Kristen, sebuah
panti asuhan Kristen dihancurkan dan semua anak-anaknya ditembak mati.
Rasisme dan ejekan yang melampaui batas terhadap kehidupan non-Yahudi
sudah merupakan sebuah praktek mapan dunia Zionisme. (Lihat
selengkapnya: disini disini, disini & disini.)
LEARNED ELDERS
DOKUMEN-DOKUMEN RAHASIA INTELIJEN AMERIKA SERIKAT yang menyelidiki isu-isu keuangan internasional seputar Perang Dunia I disusun pada bulan Agustus 1919. Dokumen-dokumen yang sifatnya sensitif tersebut diklasifikasi sebagai RAHASIA sampai tahun 1973.
hard copy dokumen ini dapat diperoleh dari Arsip Nasional Amerika Serikat di Washington DC – nomornya adalah 245-1.
Pada halaman 5 dari dokumen tersebut,
tulisan-tulisan yang bersifat publik karya Theodore Herzl yang dipuji
sebagai bapak politik Zionisme, disebut-sebut memiliki "ciri khas dalam
pemikirannya, juga ditemukan dalam Protokol."
Dokumen ini yang sudah sejak lama
dirahasiakan, akhirnya di deklasifikasi, memperlihatkan kemiripan yang
menarik antara tulisan Herzl yang diterbitkan pada tahun 1897 dengan judul " The Jewish State - Negara Yahudi" dengan Protokol 1 dan 20.
Theodore
Herzl: " Setiap hubungan antara bangsa-bangsa sebuah pertanyaan yang
mungkin muncul adalah mengenai tujuan. Aku di sini tidak melepaskan
setiap bagian hak kekuasaan kami ketika Aku membuat pernyataan ini.
Dalam dunia seperti sekarang ini dan
mungkin akan tetap seperti ini, kekuatan mendahului kebenaran. Bagi
kami untuk menjadi patriot setia tidak seperti Huguenot yang dipaksa
berimigrasi dan melakukannya, karena hal tersebut untuk kami adalah
sia-sia. Orang-orang Yahudi harus mendapatkan kekuatan ekonomi cukup
besar untuk mengatasi prasangka terhadap mereka.
Ketika kita tenggelam, kita menjadi
proletar revolusioner, akan tetapi ketika kami naik, maka naik juga
kekuatan mengerikan kekayaan keuangan kita". (Lihat selengkapnya: disini, disini & disini)
Dari Protokol: " Menurut hukum alam,
kekuatan adalah kebenaran. Hak kita terletak pada kekuatan. Melalui
dominasi keuangan kita akan memanipulasi modal, membuat depresi, dan
negara-negara kafir bangkrut.
Di zaman kita kekuatan terbesar berada
di tangan kita - emas. Kita tidak akan gagal dengan kekayaan tersebut,
untuk membuktikan bahwa semua kejahatan yang harus kita lakukan telah
dipergunakan dalam rangka melaksanakan semua rencana yang sudah diatur.
Kami akan berusaha untuk membuktikan
bahwa kita dermawan yang telah dipulihkan ke bumi yang terkoyak-koyak
sebagai orang baik nan sejati, tentu saja dengan syarat-syarat ketaatan
yang ketat terhadap hukum yang telah ditetapkan oleh kami. " (Lihat
selengkapnya disini & disini)
BERHUBUNGAN ERAT DENGAN THEODORE HERZL adalah Max Nordau, yang telah meyakinkan pemimpin Zionis untuk menyelenggarakan Kongres Zionist Pertama pada tahun 1897.
Nordau lahir Simcha Sudfeld, Budapest pada tahun 1849 dan kemudian mengganti
namanya untuk mengubah penampilan publiknya sebagai seorang “Goyim”.
Ia melakukannya pada Kongres Zionis Pertama yang diselenggarakan di
Basel, Swiss, dalam konres Nordau terpilih untuk menjabat sebagai Wakil Ketua dan Ketuanya adalah Herzl.
Dalam Kongres Ke-enam Zionis pada tahun 1903, Nordau mengumumkan rencana Zionis sebagai sebuah fait accompli untuk dua dekade berikutnya:
Max Nordau: "Anak tangga kami mengarah ke atas ke tempat yang lebih tinggi: Kongres Zionis Pertama – Rencana
Inggris Untuk Sebuah Negeri Yahudi - Perang Dunia Masa Depan -
Konferensi Perdamaian Dimana Sebuah Negara Yahudi Palestina Akan
Diwujudkan" (Lihat selengkapnya: disini.)
Disini digambarkan "anak tangga" baik
Zionis maupun Protokol ... rencana yang sebelumnya sudah dibuat akan
dilaksanakan sesuai tujuannya dengan mengatur keuntungan politik
internasional.
Sejarah tidak berbohong. Juga tidak kata-kata orang Yahudi yang meramalkan apa yang akan dilakukannya dimasa-masa mendatang.
Dan kata-kata mutiara mereka telah
dicatat secara akurat untuk kita dan mungkin merupakan dokumen paling
mendominasi dan mematikan dalam sejarah, sekarang secara resmi dikenal
sebagai: “The Protocols Of The Learned Elders Of Zion.”, versi bahasa Indonesia: di sini.
akhirzaman.info
0 komentar:
Posting Komentar