oleh: Damar Dwiyadi Pratama
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا"Mereka berkata; "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"." (QS. Al-Kahfi 18:94)حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); "Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Anbiya 21:96)
Ya'juj dan Ma'jujdalam Hadits Dari
Zainab Binti Jahsh - isteri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, berkata:
"Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun dari tidurnya dengan wajah
memerah, kemudian bersabda; "Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi
Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah
dibukanya penutup Ya'juj dan Ma'juj seperti ini!" Beliau melingkarkan
jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau
90), Aku bertanya; "Ya Rasulullah, apakah kita akan dihancurkan walaupun
ada orang-orang shalih?" Beliau menjawab; "Ya, Jika banyak kejelekan."
(HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya'juj dan Ma'juj
Berdasarkan pendapat yang paling kuat,
Ya'juj dan Ma'juj merupakan isim 'Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama
sepakat, bahwa Ya'juj dan Ma'juj termasuk spesies manusia. Hanya saja,
para ulama berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang
menyebutkan dari sulbi Adam 'alaihis salam dan Hawa atau dari Adam saja.
Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh 'alaihis salam dari
keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana
dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh mempunyai tiga anak, Sam, Ham,
Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafits bin Nuh.
Menurut Al-Maraghi, Ya'juj dan Ma'juj berasal dari satu ayah yaitu Turk.
Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol),
namun keterangan ini tidak kuat.
Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan
menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka
dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di
Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin
Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. "Batu"
anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan
menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan
dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti
saudaranya Kilay yang menaklukan Cina. Saudaranya Hulako menundukan
negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika
dipimpin Khalifah Al-Mu'tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H.
Ya'juj dan Ma'jujadalah kaum yang banyak keturunannya.
Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum
melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada
peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya.
Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi 18:94, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi 18:94, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Siapakah Dzulkarnain?
Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah
Iskandar bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia
berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles.
Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India
dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit
diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof.
Sedangkan Al-Quran menyebutkan; "Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan
Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi 18:84)
Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari
atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552
M.). Kerajaannya disebut At-Tababi'ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua
tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk
matahari di Barat sampai Timur.
Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang
raja yang shalih. Dzulqarnain seorang pengembara dan ketika sampai di
antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan, atas permintaan
penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng
tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi
Balkh dan disebut sebagai "Babul Hadid" (Pintu Besi) di dekat Tarmidz.
Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade
Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh
Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. "Babul
Hadid" adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
Benarkah Tembok Cina Adalah Tembok Zulkarnain?
Banyak orang menyangka itulah tembok
yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al-Kahfi. Dan yang disebut
Ya'juj dan Ma'juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan
menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan.
Mari kita cermati kelanjutan surat Al
Kahfi ayat 95-98 tentang itu. Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk
setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi
dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai
besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok
Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu
besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap
selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dan seterusnya,
sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al-Kahfi: 86, ketika bertemu dengan
suatu kaum di Barat, Allah berfirman, "Wahai Zulkarnain, terserah padamu
apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada
mereka." Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan,
sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina
bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok
Zulkarnain?
Beberapa Penelitian Tembok Ya'juj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy
Qur'an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah
tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu.
Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN
dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki,
tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al-hadid. Orang Persia menyebutnya
dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna
pintu gerbang besi. Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah
melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad
ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di
tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim
ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara
gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari
balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung
daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang
Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang
besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa pun tentang keberadaan dinding
penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan
dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat
keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang
sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia,
terletak di republik Georgia. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu
melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada
masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah
bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk
memenjarakan Ya'juj-Ma'juj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk
mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu.
Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya
besar.
Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku
geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk
penelitian ini. Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia
menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat
lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq
ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama
daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima
penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya'juj-Ma'juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba
di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari,
Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di
wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada
Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya'juj dan
Ma'juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah
itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya'juj-Ma'juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya'juj-Ma-juj. Di situ ia
melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter.
Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam
tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda
yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi
Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938). Al-Idrisi
juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar
pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari.
Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan
reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari
dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk
jenis manusia yang konon Ya-juj-Ma-juj itu.
Ya'juj-Ma'juj sendiri, menurut penuturan
al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan
Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, dan membunuh suku-suku
lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah.
Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya'juj dan Ma'juj kepada Iskandar
Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir)
mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu
besi. Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan
membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif
al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk
sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya-juj-Ma-juj. Mereka
mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu
angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh
mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz
(Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan
kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra'a, Iraq. Ia kemudian
menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Kalau
menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah,
pegunungan Ya'juj-Ma'juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina.
Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di
sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
Ditulis oleh: Damar Dwiyadi Pratama
dari artikelmenarik.wordpress.com (PurWD/voa-islam.com) Referensi:
Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir. Dr. Thaha Ad-Dasuqy, 'Aqidatuna Wa
Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul Huda, Kairo, 1995. Syekh
Sya'ban 'Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara
Al-Islamiyah, Muassasah Al-'Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.
Sumber: Islam Info Media
0 komentar:
Posting Komentar