Angkatan Pertahanan Kedirgantaraan Rusia (Russian Aerospace Defense
Forces) akan melakukan serangkaian upaya yang bertujuan untuk melindung
bumi Rusia dari meteorit jatuh dan benda luar angkasa lainnya yang
berbahaya, komandan penerbangan distrik militer barat, Mayjen Igor
Makushev mengatakan Rabu, 20 Februari 2013 kepada Ria Novosti.
"Pasukan Pertahanan Kedirgantaraan tersebut telah diperintahkan untuk
menangani masalah ini dan untuk melindungi Rusia dari dari para
'wisatawan' yang datang dari luar angkasa, " kata Makushev.
Pengumuman ini datang beberapa hari setelah sebuah meteorit memasuki
atmosfer bumi yang terdeteksi oleh sistem ruang angkasa Rusia dan
menabrak wilayah Ural Rusia pada hari Jumat beberapa waktu lalu dengan
ledakan besar yang menghancurkan ribuan jendela bangunan di sekitar kota
Chelyabinsk, melukai 1.200 orang di daerah tersebut. Menurut Departemen
Kesehatan, 52 orang dirawat di rumah sakit usai kejadian itu.
NASA memperkirakan meteorit itu berdiameter 50 kaki (15 meter) ketika memasuki atmosfer bumi, meluncur lebih cepat dari kecepatan suara, dan meledak menjadi bola api.
NASA memperkirakan meteorit itu berdiameter 50 kaki (15 meter) ketika memasuki atmosfer bumi, meluncur lebih cepat dari kecepatan suara, dan meledak menjadi bola api.
"Tidak ada sistem yang mendeteksinya, baik milik Rusia maupun Amerika,
meteorit ini baru terdeteksi ketika sudah sampai di atmosfer bumi,"
Direktur Institut Astronomi dari Akademi ilmu Pengetahuan Rusia Boris
Shustov, mengatakan.
Ilmuwan mengatakan bahwa sangat sulit untuk menemukan meteorit, meteorit
datang seperti datangnya sinar matahari, sedangkan radar di set untuk
mendeteksi benda terbang dalam kecepatan yang telah ditentukan
(terbatas).
Shustov mengatakan bahwa para ilmuwan Rusia memperkirakan energi yang dilepaskan pada saat ledakan setara dengan 500 kiloton.
Dia juga mengatakan para astronom telah menemukan dan mengkatalog hanya
dua persen dari benda angkasa yang berpotensi berbahaya yang ukurannya
sekitar 50 meter, yang mampu menyebabkan bencana yang lebih buruk
daripada kejadian di Tunguska.
"Ini adalah tanda ketidaktahuan kita, karena kita harus mampu memantau
setidaknya 90 persen jika tidak semua objek," kata Shustov.
© Photo Zhenya Khazhei
0 komentar:
Posting Komentar