["Magick" is Illuminati's Most Potent Weapon]
Oleh: Henry Makow Ph.D
Saya diajari bahwa Komunisme adalah
"kepemilikan publik" untuk mengalahkan tirani kapitalis, bukan bagaimana
kapitalis tertentu mencuri kekayaan kapitalis yang lain sambil
berpura-pura menjadi pembela kelas pekerja. Ini memang adalah "Magick"
atau "Sihir" alias penipuan, propaganda, pendidikan, "berita."
(Max Warburg, 1867-1946, bankir misterius Illuminati yang membantu dan dalang Revolusi Rusia serta Perang Dunia Dua. )
Jika Anda ditanya mengenai rumusan
Genghis Khan dalam menaklukkan dunia, Anda berharap untuk mendengarkan
adanya penjelasan mengenai "kekuatan besar" atau "teror."
Anda TIDAK mengharapkan akan mendengar penjelasan mengenai, "Penipuan"
"Penipuan?" Siapakah tiran ini? Walt Disney?
Namun dalam Protokol Pertama dari "
Protocols of the Elders of Zion," penulis menyebutkan tiga kali, Balasan
kami adalah "Kekuatan dan Penipuan."
"Penipuan" adalah "Magick" atau "sihir"
Illuminati. Sihir adalah merupakan penipuan atau kebohongan yang cukup
mudah dilakukan ketika Anda menguasai media massa dan sarana
pendidikan.
Penyihir
jahat Aleister Crowley mendefinisikan Magick sebagai "ilmu dan tindakan
yang menyebabkan terjadi perubahan sesuai dengan yang dikehendaki...
menghendaki perubahan dalam diri kita sendiri atau di lingkungan kita
adalah Magick."
Dengan kata lain, Magick atau Sihir
adalah membentuk kembali dunia menurut kepentingan mereka. Illuminati
adalah jagoannya dalam menggunakan alasan palsu dalam melakukan hal ini.
Realitas keseharian kita sebagian besarnya merupakan mantra tenung
mereka.
Pada akhirnya Saya menyadari akan hal
ini ketika membaca "The Truth About the Slump" (1931) yang ditulis oleh
A.N. Field. Revolusi Bolshevik yang digambarkannya sebagai sebuah
pemberontakan egaliter. Namun faktanya adalah bahwa para bankir
Illuminati Yahudi yang membiayainya dengan tujuan untuk menyita industri
Rusia. (pp.62-72).
Dokumen-dokumen Dinas Rahasia Jerman
memerintahkan kaum Bolshevik untuk "menghancurkan kaum kapitalis Rusia
sejauh yang bisa dilakukan, namun bukan berarti mengizinkan untuk
menghancurkan perusahaan Rusia."
Bank Kekaisaran Jerman mengirimkan lebih
dari 60 juta Rubel kepada Bolshevik. Antara bankir dan kaum Bolshevik
dimuat kesepakatan dalam dokumen 10 dan 11 yang "memberikan sinopsis
lengkap termasuk jangka waktu di mana bank-bank Jerman setelah perang
akan mengendalikan industri Rusia." (hal. 69).
Tentu saja Kepala Dinas Rahasia Jerman,
Max Warburg, saudara dari Ketua Federal Reserve Bank Amerika Serikat
[Bank Sentral Amerika Serikat] Paul Warburg, berada di balik ini. Di
sini kita membicarakan mengenai para bankir internasional dan para
sekutu mereka.
Max dan Paul Warburg
Dis-Ilusi
Saya diajari bahwa Komunisme adalah
"kepemilikan publik" untuk mengalahkan tirani kapitalis, bukan bagaimana
kapitalis tertentu mencuri kekayaan kapitalis yang lain sambil
berpura-pura menjadi pembela kelas pekerja.
Para bankir internasional menggunakan
uang Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk membiayai, baik Revolusi
Bolshevik maupun Uni Sovyet. (Pidato Kolektif Louis T. McFadden anggota
Kongres, Ketua, Komite Perbankan DPR, p 397. )
Baron Rothschild Ketiga adalah seorang agen Sovyet dan setengah dari perusahaan Inggris merupakan aset Sovyet.
Apa kemenangan dari "penipuan"
Komunisme!. Pikirkanlah dari jutaan idealis yang mengabdikan hidup
mereka untuk sandiwara ini?. Pikirkanlah dari jutaan orang yang tewas
dalam Perang Dunia Kedua ketika bankir yang sama membiayai Hitler untuk
menjaga Stalin tetap dalam Komunisme?. Pikirkanlah biaya triliunan
dolar yang dihabiskan dalam Perang Dingin? "Penipuan!". Pikirkanlah
betapa sedikitnya kita di Barat mendengar kekejaman Stalin atau Mao
dibandingkan dengan Hitler. (Lihat tulisan saya "The Other Side of
Holocaust Denial")
Jika Komunisme adalah sebuah tipu
muslihat, kita dapat mengasumsikan bahwa setiap peristiwa sejarah yang
besar dan perjalanan budaya dalam Sejarah Barat modern, termasuk agama "
humanisme sekuler dan modernisme ", juga merupakan produk dari
"Penipuan."
Jika mereka bisa melakukan penipuan melalui Komunis, maka serangan 9-11 dan "Perang Melawan Teror" adalah sesuatu hal yang sangat kecil.
Jika mereka bisa melakukan penipuan melalui Komunis, maka serangan 9-11 dan "Perang Melawan Teror" adalah sesuatu hal yang sangat kecil.
Zionisme
Beberapa orang berpikir bahwa para
bankir bank sentral melembagakan kediktatoran mereka di dunia atas nama
orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dimengerti karena para bankir yang
sama (Rothschild, Schiff, Warburg dll) mereka adalah pemimpin resmi dari
komunitas Yahudi.
Mereka membiayai sebagian besar
organisasi Yahudi dan gerakan-gerakan politiknya di mana orang Yahudi
menonjol di dalamnya. Sebaliknya, mereka menyangkal mendanai dan
mempublisitaskan kelompok-kelompok Yahudi yang bersaing.
Louis B. Marshall, (1856-1929) Penasehat
untuk bankir Kuhn Loeb mengatakan dalam sebuah surat tertanggal 26
September 1918, bahwa "Zionisme hanyalah sebuah insiden yang rencana
jangkauannya sangat jauh: Zionisme merupakan sebuah pancang nyaman untuk
menggantungkan kekuatan senjata."
Bisa Anda bayangkan bagaimana
orang-orang Yahudi yang mendedikasikan hidup mereka untuk sebuah "tanah
air nasional" bereaksi terhadap berita ini? Atau atas informasi lain
mengenai Mahkamah Agung Israel yang baru diisi dengan simbolisme Masonik
yang dikonstruksi untuk mengabdi kepada Tata Dunia Baru? [New World
Order].
Mengingat bahwa "kekuatan" adalah bagian
lain dari sebuah rumus, surat Marshall diaakhiri dengan ancaman kepada
non-Yahudi Zionis:. "Semua protes yang mereka buat akan sia-sia. Mereka
akan tunduk secara individu kepada kebencian dan hal itu merupakan
sebuah contoh konkret dari sifat yang paling mengesankan. Bahkan jika
Saya diberi kesempatan untuk memerangi Zionisme, saya akan menghindar
dari kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul."
Surat ini ditujukan kepada Max Senior,
seorang pengusaha dan dermawan, yang meminta Marshall untuk mengatakan
dengan tegas dalam menentang Zionisme (Marshall bersikap sebagai
anti-Zionis.)
Ancaman merupakan indikasi dari taktik
gangster Zionis yang digunakan terhadap komunitas Yahudi. Senior
bereaksi cepat. Dia menjawab surat Marshall tanggal 30 September 1918.
"Saya menolak setiap koneksi kepada
alasan nasional, agama, ras atau budaya, dengan 'tanah air nasional
untuk orang-orang Yahudi di Palestina." Kita telah melihat bagaimana
pematahan semangat terhadap sebuah kesetiaan yang dibagi kepada Jerman
di negara ini. Saya tidak berpura-pura untuk mengetahui sejarah dalam
politik dan seluk-beluk kebijakan sesuai petunjuk Anda.... Saya tidak
akan mengisyaratkannya dengan diam oleh karena salah satu ancaman yang
Anda sebutkan... saya menganggap bahaya yang nyata bagi orang Yahudi
untuk berbohong dalam persetujuan yang secara diam-diam untuk klaim
Zionis. " (L. Fry, Waters Flowing Eastward, hal..55 )
Kesimpulan
Komunisme dan Zionisme benar-benar
merupakan sebuah "insiden dalam mencapai rencana jangka panjang" dalam
rangka menciptakan sebuah "Pemerintahan Dunia" kediktatoran yang
didedikasikan untuk menjalankan sistem Lucifer dilakukan oleh para
bankir bank sentral.
"Senjata ampuhnya" adalah kekuatan
Yahudi yang terorganisir dalam membantu meruntuhkan dasar Peradaban
Barat Kristen dan mengantarkannya ke dalam "Zaman Baru."
Komunisme adalah setan. Lambangnya
bintang berujung lima, adalah setan. Manifesto Komunis adalah
kediktatoran, menyerukan penghancuran keluarga, budaya, ilmu pengetahuan
dan agama (ateisme), penyitaan properti dan warisan serta mengontrol
komunikasi. Juga mewajibkan bank sentral dan pajak penghasilan terpisah
secara tersendiri. Namun ditoleransi dan bahkan dipuji.
Berkat "Magick," atau "Sihir" banyak
orang telah tertipu dan ikut memajukan agenda setan Illuminati. Antara
lain dalam bentuk Perang Dingin, 9-11, Perang Terhadap Teror, the
Credit Crunch dan saat ini berupa Krisis Utang Negara – semuanya adalah
"Magick" atau "Sihir"– dengan alasan-alasan palsu dalam rangka mencapai
tujuan kejahatan setan mereka.
Dalam rangka membangun tatanan dunia
"Baru", mereka perlu menghancurkan tatanan yang lama. Dimana "Magick"
atau "Sihir" mengacu kepada alasan-alasan bermuka-dua yang mereka
gunakan.
Tambahan penerjemah: Menarik untuk direnungkan bersama penjelasan Harun Yahya mengenai kata "Sihir" di bawah ini:
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan
tentang mereka yang berpikir secara sadar, kemudian merenung dan pada
akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan mereka takut kepada
Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang yang
mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir,
ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam
kekeliruan. Ketika ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir
tersebut akan menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menjalankan
agama dan beriman kepada Allah. Tetapi karena tidak berpikir, mereka
sekedar melakukan ibadah dan aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut
kepada Allah. Mentalitas golongan ini sebagaimana digambarkan dalam
Al-Qur'an Surah al-Mukminun ayat 84-90 yang artinya:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?", Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?", Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?", Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?,", Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?", Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?", "Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-Mukminuun, 23: 84-90)
Dalam ayat di atas, Allah bertanya
kepada manusia, "...maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata
disihir atau tersihir di sini mempunyai makna kelumpuhan mental atau
akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan
untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan
menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat
kenyataan di depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang
benar dari yang salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah
kebenaran yang sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan
kesadarannya untuk memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi
di sekitarnya. Ia tidak mampu melihat bagian-bagian rumit dari
peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara
keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan
tahun serta menjauhkan diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah
menjadi sebuah tradisi adalah kelumpuhan akal ini. dst... [diambil dari:
Bagaimana Seorang Muslim Berpikir oleh Harun Yahya]
akhirzaman.info
0 komentar:
Posting Komentar