Jumat, 29 Maret 2013

Pembom AS terbang di Semenanjung Korea, Jong-un gelar rapat darurat


 Melintasnya dua pesawat pembom siluman B-2s milik Amerika Serikat (AS) di atas Semenanjung Korea benar-benar membuat Korea Utara (Korut) meradang. Pada Jumat (29/3/2013) pagi, pemimpin Korut Kim Jong-un langsung menggelar rapat darurat.

"Waktunya telah tiba untuk menyelesaikan perhitungan dengan imperialis AS, dalam pandangan situasi yang berlaku," ujar Jong-un, setelah pertemuan darurat dengan para pejabat militer Korut, seperti dikutip dari kantor berita resmi Korut, KCNA.

Menurut Jong-un, melintasnya dua pesawat pembom siluman AS di atas Semenanjung Korea adalah ultimatum untuk memicu perang nuklir. “Tindakan terbaru AS bukanlah demonstrasi kekuatan sederhana, tapi adalah ultimatum yang akan memicu perang nuklir di Semenanjung Korea," tandas Jong-un.

Dengan tindakan ini, Jon-un menjamin, pihaknya akan langsung melancarkan serangan ke daratan AS, Hawai, Guam, dan Korea Selatan, jika AS membuat provokasi yang sembrono.

Meski Pentagon membantah, bahwa melintas dua pembom siluman B-2s ini telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea, namun nyatanya memang demikian. Tindakan ini tak ubahnya memancing emosi Korut, yang sebelumnya telah melayangkan sejumlah ancaman pada AS dan Korsel.

Ketegangan di Semenanjung Korea kian meningkat sejak dua pekan lalu, setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru pada negara komunis itu, setelah Korut melakukan uji coba nuklir ketiga pada 12 Februari silam.

Saat ini, Korut telah memutuskan semua jalur komunikasi antara Utara dan Selatan. Korut menilai, tak ada gunanya menjaga saluran komunikasi pada situasi, di mana perang bisa meletus setiap saat.


(esn)

Read more »

2 pesawat siluman AS terbang ke Korsel

pesawat siluman B-2s AS (Istimewa)

 Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan, dua pesawat pengembom siluman B-2s terbang ke Korea Selatan untuk melakukan misi pencegahan, Kamis (28/3/2013). Langkah ini dilakukan untuk menyikapi ancaman perang dengan Korea Utara (Korut) yang sedang berlangsung.
Militer AS dalam sebuah pernyataan mengatakan, dua pesawat siluman B-2s terbang dari pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, AS untuk melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh 13 ribu mil (20.800km).

Kedua pesawat ini terlibat dalam sebuah misi tunggal untuk menjatuhkan sebuah target yang terletak di Korea Selatan (Korsel). "Misi ini dilakukan untuk unjuk kemampuan AS dalam melakukan penyerangan jangka panjang dengan cepat dan teliti," ungkap pernyataan tersebut.

Dua pesawat B-2s berpartisipasi dalam latihan militer yang digelar oleh militer AS dan Korsel. Misi terbang yang dilakukan pesawat ini dipastikan akan memicu protes baru dari Korut. Sebab, dalam latihan perang sebelumnya, Korut mengecam penggunaan pesawat pembom B-52 dalam latihan perang gabungan AS-Korsel.

Latihan perang gabungan AS-Korsel ini memang telah memicu amarah Korut, hingga membuat negara itu mengancam menghentikan gencatan senjata dengan Korsel, bahkan menyerang daratan Korsel dan AS.

Pengiriman dua pesawat siluman B-2s tersebut dilakukan untuk menyampaikan sebuah pesan terhadap Pyongyang atas komitmen AS untuk melindungi Korsel dari berbagai bentuk agresi apapun di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Sebelumnya, Chuck Hagel, Menteri Pertahanan AS mengatakan kepada pemerintah Korsel, bahwa mereka bisa mengandalkan penawaran bantuan militer AS, termasuk pertahanan nuklir, serangan konvensional, dan serangan rudal dari negara tetangga mereka.


(esn)

Read more »

Koarmatim Gelar Latihan Operasi Amfibi di Pantai Banongan

Sebagai puncak Latihan Parsial Tingkat III tahun 2013, Koarmatim menggelar Latihan Operasi Amfibi berupa latihan operasi pendaratan peralatan tempur, pendaratan administrasi dan pasukan di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu pagi, 27 Maret 2013. Latihan operasi pendaratan ini melibatkan tank-tank amfibi dan kendaraan angkut amfibi yang dimiliki Pasukan Marinir dan kapal perang dari berbagai satuan jajaran Koarmatim.

Sebanyak 14 kapal perang dari berbagai satuan dilibatkan dalam latihan ini, antara lain kapal perang dari Satuan Kapal Eskorta (kapal kawal), Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Penyapu Ranjau dan Satuan Kapal Bantu, termasuk satu Tim Komando Pasukan Katak dari Satkopaska Koarmatim dan 2 unsur dari Koarmabar.
 
Latihan Operasi Amfibi Koarmatim

Latihan Operasi Amfibi Koarmatim
 
Korps Marinir TNI AL melibatkan lebih dari 2000 prajuritnya termasuk material tempur yang dimiliki, diantaranya 15 unit BMP-3F, 25 unit BTR-50, 4 unit LVT-7, 6 unit KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri), 2 unit BVP-2, 4 unit Howitzer 105 mm, 2 unit RM 70 Grad serta 16 perahu karet yang semuanya diangkut oleh KRI Makasar-590, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cenderawasih-533, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544. Untuk kegiatan air surveillance dan medical evacuation exercise dalam latihan ini didukung 3 Helikopter Bell dan 1 Helikopter Bolcow dari Puspenerbal Juanda.

Operasi pendaratan dilaksanakan sebelum fajar nampak di ufuk timur. Tepat jam "J", Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito, S.E. memberikan taklimat "Daratkan ….Pasukan Pendarat….". Mendengar perintah tersebut, Batalyon Tim Pendarat menindaklanjuti dengan mempersiapkan kendaraan tempur amfibi untuk memulai aksi pendaratan. Persiapan ini didahului dengan keluarnya kendaraan tempur amfibi Marinir berupa tank-tank amfibi dan kendaraan angkut amfibi yang mengangkut peralatan tempur dan pasukan.

Pendaratan amfibi dibagi dalam empat gelombang dengan didahului pasukan pengamanan pantai pendaratan dari Kopaska Koarmatim. Setelah pantai dinyatakan aman, gelombang satu bergerak menuju pantai pendaratan diikuti gelombang berikutnya. Raungan mesin tank-tank tempur menggema memecah kesunyian pagi di pantai Banongan yang masih gelap. Tak lama kemudian terdengar dentuman meriam yang keluar dari senjata artileri sebagai bantuan tembakan artileri dan tembakan dari Howitzer dan Rudal RM Grad 70. Bantuan tembakan ini dari pantai Banongan diarahkan ke sasaran sejauh 14 km yang berada di daerah latihan tempur Marinir Baluran. Kemudian disusul bantuan tembakan dari udara oleh pesawat tempur TNI AU F-16 dan Sukhoi serta pesawat pembom.

Dentuman meriam dan ledakan bom membahana di wilayah Puslatpur Marinir Baluran. Akhirnya daerah pantai dan sekitarnya berhasil diduduki oleh pasukan Marinir dan dilanjutkan operasi penyerbuan oleh prajurit infanteri marinir karena masih ada perlawanan dari kelompok musuh secara sporadis. Setelah satu jam pelaksanaan operasi pendaratan dinyatakan berhasil, hal ini ditandai dengan telah berhasilnya pendaratan administrasi sebagai akhir dari sebuah operasi pendaratan amfibi.
 
Latihan Operasi Amfibi Koarmatim

Latihan Operasi Amfibi Koarmatim
 
Latihan operasi pendaratan (Latopsfib) sebagai puncak Latihan Parsial Tingkat III dilaksanakan sebagai upaya peningkatan pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan, dan untuk menjaga kesiapan tempur alutsista yang dimiliki serta melatih personel yang mengawakinya, juga untuk mengukur kemampuan kesatuan dalam mendukung kesiapan tempur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari Kapal Perang, Pesawat Udara, Pasukan Marinir dan Pangkalan TNI AL, mengaplikasikan proses perencanaan operasi amfibi dan untuk melatih komando dan pengendalian operasi amfibi yang melibatkan pasukan marinir dalam pelaksanaan manuver lapangan. Latihan Parsial Tingkat III ini merupakan bagian dari persiapan dalam menghadapi latihan Gabungan TNI 2013 yang akan dilaksanakan pada Mei mendatang.

Selain melaksanakan latihan operasi pendaratan di wilayah pantai Banongan, Koarmatim juga melaksanakan bhakti sosial bagi masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah latihan. Bhakti sosial ini berupa pelayanan kesehatan secara gratis yang ditujukan kepada warga di tiga desa yaitu desa Lesung, Melik dan Sumberejo 1 sebanyak 250 KK. Bhakti kesehatan ini mendapat sambutan positif dari warga setempat, ini dapat dilihat warga sudah nampak berkumpul sejak pagi untuk mendapat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan poli umum dan poli gigi serta pemeriksaan mata yang didukung dari tenaga medis dan dokter dari Dinas Kesehatan Lantamal V dan Dinas Kesehatan Koarmatim.
 
Latihan ini ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, Pangkoopsau 2 Marsekal Muda TNI Agus Supriyatna, Komandan Kormar Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari S dan Komandan Lanud Abdul Rahman Saleh Malang Marsekal Pertama TNI Gutomo serta pejabat TNI terkait.
 
Sumber : Dispenarmatim

Read more »

Kamis, 28 Maret 2013

★ X38 Combat Boat Kopaska: Dipercaya Untuk Evakuasi Darurat Barack Obama


x38_combat_i_3_b
 X38 Combat Boat
Andaikan terjadi gangguan keamanan yang mengharuskan evakuasi darurat kepada VVIP (Very Very Important Person). Adalah kapal serbu (combat boat) dari Kopaska (Komado Pasukan Katak) TNI AL yang akan beraksi untuk melakukan evakuasi presiden dari titik penjemputan ke safe house. Inilah yang menjadi skenario dalam pengamanan saat digelarnya KTT ASEAN ke-19 tahun 2011 di Nusa Dua, Bali. Lho kenapa harus dengan combat boat?


Wahana untuk evakuasi tentu banyak ragam dan pilihan, apalagi kalau yang di akan evakuasi presiden AS, Barack Obama. Karena lokasi KTT digelar di kawasan pantai Nusa Dua, maka jalur evakuasi yang efektif bisa melalui udara dan laut, dimana yang menjadi safe house dalam skenario ini adalah kapal induk helikopter USS Essex yang berlabuh di perairan Nusa Dua. Meski syukur tidak ada insiden yang mengganggu berlangsungnya KTT, tapi patut diacungi jempol bahwa Secret Service memberi kepercayaan evakuasi presiden Obama kepada combat boat X38 Kopaska yang kala itu standby 1 unit menjaga perairan Nusa Dua.

Reputasi dan kehandalan Satkopaska tak usah diragukan lagi, tapi yang menarik disini adalah sosok X38 Combat Boat. Kapal ini bukan termasuk kapal perang, persenjataannya pun tidak bisa dibilang dahsyat. Lalu apa yang membuat kapal buatan PT. Lundin Industry Invest (NorthSeaBoats), Banyuwangi, Jawa Timur ini begitu diandalkan oleh Kopaska? Jawabannya beragam, kapal dengan panjang 12 meter ini mampu melaju dengan kecepatan tinggi, 40 knot per jam! Dipandang dari sisi desain, kental pula dengan nuansa ‘stealth.’

42186_20120307055359
x38_special_ops_cat2_full

Berdesain catamaran dengan dua lunas, X38 mampu melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap stabil dan aman. Dari spesifikasi yang dimiliki, X38 dapat didaulat untuk misi penyerbuan cepat, anti pembajakan, evakuasi medis, SAR, patroli rutin, dan karena dapat beroperasi di perairan dangkal/sungai, X38 sangat ideal untuk mendukung operasi pendaratan amfibi.

USS Essex berperan sebagai safe house untuk  presiden Obama
USS Essex berperan sebagai safe house untuk presiden Obama

X38 dibangun dari galangan yang juga sama dengan KRI Klewang 625. Dimana ada ciri khas yang serupa dengan KRI Klewang, dimana lambung kapal dibuat dari bahan fiberglass komposit dengan memanfaatkan sistem vakum resin infus. Konstruksi terbuat dari balsa dan divinicell sandwich dari Diab Swedia. Oleh pabrikannya material yang ditanamkan akan lebih menghemat dalam biaya operasional perawatan. Untuk dapur pacu kapal ini dipercayakan pada dua mesin Marine Diesel VGT 400 PK bertenaga 220 HP buatan Swedia.

Combat_boat
catamaran-kopaska11

Selain mampu ngebut hingga 40 knot, kapal andalan Detasemen 6 Satkopaska Special Boat Unit ini memang ideal untuk operasi pasukan katak, pasalnya pasa sisi buritan terdapat platform untuk memudahkan proses turun dan naik kapal bagi pengelam. Nah bagaimana dengan soal senjata? Kapal ini tidak punya persenjataan yang embedded, semua yang ada memang serba optional, seperti pada sisi haluan (depan ruang kemudi), disiapkan dudukan untuk senjata sekelas FN/M-60 GPMG (general purpoise machine gun) kaliber 7,62 mm, tapi bisa ingin lebih ‘galak’ bisa pula dipasangkan peluncur granat otomatis kaliber 40 mm. Sudut pandang juru tembak di posisi ini bisa mencapai 270 derajat. Sementara di posisi buritan, juga dipasangkan dua unit senjata ringan, bahkan dalam release disebutkan sisi buritan dapat dipasangi dudukan 4 sampai 8 rudal Hellfire.

Awak X38 Combat Boat terdiri dari 2 – 4 personel, yakni utamanya adalah komandan dan nahkoda. Meski ukurannya terbilang imut, kapal serbu ini punya ruang kabin yang nyaman dan dilengkapi beragam instrumen elektronik modern, termasuk radar. Desain jendela yang menghadap depan sangat ergonomis karena dapat menahan silau dan panas. Sebagai kapal untuk misi khusus, X38 juga dapat mengangkut 16 – 20 personel pasukan dengan perlengkapan lengkap.

Beragam instrumen modern (digital) untuk navigasi
Beragam instrumen modern (digital) untuk navigasi

Kapal dengan kendali hidrolik ini dapat membawa bahan bakar solar hingga 700 liter. Sementara untuk menunjang operasi, body kapal dapat membawa 100 liter air tawar untuk kebutuhan awak dan penumpang. Untuk menunjang operasi yang penuh tantangan, sistem teknologo navigasi dipercayakan pada Raymarine C80 yang mencakup integrasi radar, GPS (global positioning system), speed-log, echo sounder, dan chart plotter.

Dalam operasi pengamanan KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, X38 mengibarkan bendera tengkorak Jolly Rogers yang khas bajak laut. Dalam gelar tempurnya, X38 dapat diangkut ke daerah operasi menggunakan LST (landing ship tank). Kapal yang mulai dirancang pada tahun 2008 ini akrab dengan sebutan “Blackship” oleh masyarakat Manado. Memang dengan warna kamuflasenya sosok X38 terlihat sangar.(Gilang Perdana)
  ● Indomiliter 

Read more »

TNI AU Uji Coba Rudal Maverick


Situbondo TNI Angkatan Udara (TNI AU) menguji coba persenjataan canggihnya di pusat latihan tempur Karang Tekok, Situbondo, Rabu (27/3/2013). Salah satunya dengan menembakkan rudal Maverick dari pesawat tempur F-16.
Penembakan rudal maverick yang dapat menembus bungker itu dilakukan dalam sebuah operasi udara TNI AU untuk menghancurkan kekuatan lawan, sebelum melakukan infasi atau penyerbuan.
"Yang kita laksanakan ini latihan Sikatan Daya tahun 2013. Dalam latihan ini kita mengasumsikan lima operasi TNI AU. Di antaranya operasi serangan udara strategis, dimana kita akan menghancurkan sentral ografiti lawan," kata Masda Agus Supriatna di lokasi titik tinjau (T-12) Puslatpur Karang Tekok Situbondo.
Pangkoops II TNI AU itu menambahkan, jika operasi pertama itu gagal maka akan dilanjutkan dengan operasi lawan udara ofensif. Sasarannya dengan menghancurkan pesawat-pesawat tempur atau apa saja yang dapat mengancam negara Republik Indonesia (RI). Berikutnya baru dilaksanakan operasi pertahanan udara.
"Dalam latihan ini kita akan menghancurkan target yang sudah ditentukan, sesuai dengan kemampuan pesawat yang kita miliki. Alutsista yang kita gunakan ada pesawat F-16 sebagai main bodys atau striker dan akan dikawal oleh skipper pesawat F-5. Daya hancurnya akan dilakukan oleh pesawat-pesawat Sukhoi, Maverick juga akan kita laksanakan dengan menggunakan pesawat F-16," sambung Masda Agus.
F16 TNI AU membawa AGM Maverik 
Operasi Sikatan Daya adalah operasi serangan udara yang bertujuan untuk menghancurkan pusat kekuatan lawan (OSUS) yang berdampak strategis bagi jalannya peperangan. Sasaran serangan udara ini di antaranya adalah untuk batalnya niat lawan untuk berperang atau menghentikan perang. Selain itu tercapainya kemenangan perang.
Operasi Sikatan Daya diawali dengan pesawat Boeing 737 dengan mengadakan pengintaian udara untuk mendapatkan informasi kekuatan, kemampuan, dan posisi musuh secara akurat. Berikutnya disusul 1 flight pesawat F-16 sebagai striker menyerang kekuatan lawan dengan air to ground missile AGM-65G Maverick yang menggunakan sistem pencari panas (infrared tracking system) terhadap sasaran presisi. Saat bersamaan, satu pesawat F-5 memberikan perlindungan terhadap pesawat penyerang F-16 fighting falcon untuk mengatasi ancaman musuh dari udara.
Disusul berikutnya pesawat Embreyer 319 Super Tucano yang membawa 4 bom MK-81 seberat 250 pound. Bom yang dijatuhkan di lokasi sasaran itu merupakan bom anti personel. Operasi ditutup dengan aksi pesawat Sukhoi 27 SKM dan Sukhoi 30 MK2 yang masing-masing membawa 18 bom OFAB 100 sebagai areal booming. Setelah membombardir kekuatan lawan, TNI AU pun berhasil memenangkan peperangan. Selain Pangkoops II TNI AU Masda Agus Supriatna, latihan tersebut juga disaksikan para petinggi TNI AU lainnya, termasuk sejumlah Komandan Pangkalan Udara.
"Personel yang dikerahkan sekitar 1.650 an personel, baik dari Lanud Hasanuddin, Lanud Iswahyudi, dan Abdurahman Shaleh, serta Paskhas TNI AU. Rencana ke depan, mudah-mudahan sesuai rencana pemerintah kita akan kedatangan pesawat T-50 dari Korea Selatan dan 24 pesawat F16 dari Amerika, serta pesawat-pesawat tanpa awak," pungkas Masda Agus Supriatna.
  detik  

Read more »

Rabu, 27 Maret 2013

Keajaiban Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan


tatasurya
Benar kiranya jika Al Qur'an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur'an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur'an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Menurut Al Qur'an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Gunung yang Bergerak
PergerakanGunung
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan." [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur'an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur'an.
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (Al Qur'an, 15:22)
Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Diselamatkannya Jasad Fir'aun
ramsesii"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu" [QS 10:92]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir'aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir'aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (bukan buatan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam).
Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur'an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui." [Yaa Siin 36:36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"...setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan ... dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan.
Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur'an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah.
Jelas Al Qur'an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.
"Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" [Al Baqarah:2]
Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur'an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." [An Nisaa':82]
Al Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur'an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.
Sumber:
Harun Yaya
Mukjizat Al Qur'an, Prof. Dr. Quraisy Syihab
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
Sumber: http://media-islam.or.id/

Read more »

Tanda-tanda Orang yang Shalatnya Diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala


 sujud
Saya  akan  memulai pembahasan ini dengan hadits-hadits Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam yang ada hubungannya dengan kemasyarakatan.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda: “Akan datang suatu zaman di mana orang-orang berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang mukmin”
Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Nanti akan datang suatu zaman di mana seorang muazin melantunkan azan, kemudian orang-orang menegakkan shalat, tetapi di antara mereka tidak ada yang mukmin” (Kanzul ‘Ummal, hadits ke-3110)
Sabda-sabda Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam yang mulia di atas jelas menarik bagi kita. Akan muncul pertanyaan di benak kita, “Mengapa shalat yang mereka lakukan tidak dianggap sebagai tanda seorang mukmin?” Dan mengapa orang yang melakukan shalat di masjid itu tidak dihitung sebagai mukmin?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menunjukkan tanda-tanda seorang mukmin. Shalat bukanlah tanda bahwa seseorang yang melakukannya dapat disebut sebagai mukmin. Tetapi ia merupakan tanda bahwa yang melakukannya adalah seorang Muslim. Oleh karena itu, tanda seorang mukmin ialah shalat ditambah dengan syarat yang lainnya.
Saya ingin menyebutkan karakteristik seorang mukmin yang di muat dalam Shahih Bukhari. Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam yang mulia bersabda:
Pertama, barangsiapa yang beriman (mukmin) kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya dia menghormati tetangganya.
Kedua, barangsiapa yang beriman (mukmin) kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya dia senang menyambungkan tali persaudaraan.
Ketiga, barangsiapa yang beriman (mukmin) kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya dia berbicara yang benar, dan kalu tidak mampu berbicara dengan benar, maka lebih baik dia berdiam diri.
Keempat, Tidak dianggap sebagai orang beriman apabila seseorang tidur dalam keaadaan kenyang, sementara para tetangganya kelaparan disampingnya.
Dengan hanya mengambil empat macam hadits diatas, anda melihat bahwa tanda seorang mukmin itu terlihat dari taggung jawabnya di tengah-tengah masyarakatnya. Kalau dia menghormati tetangganya, menyambung tali persaudaraan, dan berbicara dengan benar, atau memiliki keprihatinan di antara penderitan yang dirasakan oleh saudaranya di sekitarnya, maka barulah dia boleh dikatakan sebagai seorang mukmin.
Jadi, dengan kata lain, Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa nanti akan datang suatu zaman, orang-orang berkumpul di masjid untuk mendirikan shalat tetapi tidak akur dengan tetangganya, yaitu tidak menyambungkan tali persaudaraan diantara kaum muslim. Mereka menyebarkan fitnah dan tuduhan yang tidak layak terhadap kaum muslim, mereka melaksanakan shalat tetapi tetapi tidak sanggup mengatakan kalimat yang benar, mereka melaksanakan shalat tetapi acuh tak acuh dengan penderitaan yang dirasakan oleh sesamanya. Kata Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam, mereka adalah orang-orang yang melaksanakan shalat, tetapi sebetulnya tidak dihitung sebagai orang yang melakukan shalat.
Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda, “Ada dua orang umatku yang melakukan shalat, yang rukuk dan sujudnya sama akan tetapi nilai shalat kedua orang itu jauhnya antara langit dan bumi.”
Dalam hadits Qudsi, juga disebutkan mengenai orang-orang yang diterima shalatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Sesunggunya Aku (Allah Subhanahu wa Ta’ala) hanya akan menerima shalat dari orang yang dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan mahkluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulagi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan mahkluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.”
Dalam hadits Qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah:
Pertama, dia datang untuk melaksanakan shalat dengan merendahkan diri kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an, keadaan seperti itu disebut khusyu’. dan shalat yang khusyu’ adalah salah satu tanda orang yang mukmin. Yang disebut dengan shalat yang khusyu’ itu bukan shalat yang tidak ingat apa pun. Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pingsan.
Diriwiyatkan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, apabila hendak melakukan shalat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Sehingga ketika ada orang yang bertanya kepadanya, “Mengapa anda ya Amirul Mukminin?” Sayyidina Ali menjawab, “Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku kan menghadapi waktu amanah.” kemudian Sayyidina Ali membacakan ayat Al-Qur’an,
“Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS al-Ahzab 33:72).
Kemudian Sayyidina Ali melanjutkan ucapannya, “shalat adalah suatau amanat Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi mereka menolaknya dan hanya manusia yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepada-Nya.”
Kedua, Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang diterima shalatnya ialah tidak takabur (sombong). Takabur, menurut Imam Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.
Kalau anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka anda sudah takabur. Dan shalat anda tidak diterima. Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Takkan masuk surga seseorang yang didalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja.”
Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau di tengah-tengah masyarakat itu ada orang yang takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yang istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengan ilmunya dan menganggap dirinya paling benar.
Ketiga, tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yag tidak mengulangi maksiatnya kepda Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi yang mulia bersabda: “Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala” dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallalau ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Nanti, pada hari kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian pakaian yang kotor  dan usang. Lalu shalat itu dibantingkan kewajahnya.”
Allah tidak menerima shalat itu karena shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut. Bukankah Al-Qur’an telah mengatakan: “…  Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar….” (QS  al-Ankabut 29:45)
Keempat, orang yang diterima shalatnya ialah orang yang menyayangi orang-orang miskin. Kalau di terjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yang mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain.
Kalau dalam shalat anda, anda sudah merasakan kebesaraan Allah dan tidak takabur, dan kalau anda sudah tidak mengulangi perbuatan maksiat sesudah shalat, dan kalau anda sudah mempunyai perhatian yang besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi anda dengan jubah kebesaran-Nya. Allah akan memberikan kepada anda kemuliaaan dengan kemuliaan-Nya, dan akan membungkus anda dengan busana kebesaran-Nya. Di samping itu, Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjaga anda, dan para malaikat itu akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu.” (QS Fushshilat 41:31)
 Sumber: MajelisVirtual.com

Read more »

Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selain Islam Maju?


bersatulah

Saat ini boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding ummat-ummat beragama lainnya.
Ummat Yahudi meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai ekonomi dan politik dunia. Mereka bisa menguasai masjidil Aqsha tanpa perlawanan berarti dari ummat Islam yang katanya berjumlah 1,2 milyar atau 30 kali lipat lebih banyak dari kaum Yahudi.
islamUmmat Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang teknologi dan menguasai negara-negara Islam secara ekonomi dan politik. Mereka mampu membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi, bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga melewati planet Saturnus.
Bahkan Amerika Serikat dan sekutunya mampu menyerang dan menjajah dan membunuh ummat Islam di Afghanistan dan Irak tanpa perlawanan dari seluruh ummat Islam. Sebagian ummat Islam dengan semangat "Toleransi" justru bekerjasama dengan AS dan Sekutunya yang sebenarnya merupakan kafir harbi.
Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh, dan paling suka bertengkar dengan sesama.
Padahal zaman Nabi, sahabat, dan beberapa generasi sesudahnya selama 700 tahun ummat Islam begitu maju menguasai dunia. Islam berkibar dari Ternate, India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania, Bulgaria, Yunani, bahkan hingga Spanyol.
Ummat Islam mampu mengalahkan orang-orang kafir, Yahudi, bahkan 2 kerajaan Super Power saat itu yaitu Romawi dan Persia. Bahkan ibukota kedua negara tersebut, yaitu Constantinople (Istambul) dan Baghdad saat ini tetap berada di tangan Islam yaitu di negara Turki dan Irak.
Semangat jihad ummat Islam begitu tinggi sehingga 200 ribu pasukan Romawi tidak mampu mengalahkan pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid yang berjumlah hanya 3 ribu orang. Bukannya tentara Islam yang mundur, justru pasukan Romawilah yang mundur ketakutan akibat strategi Khalid bin Walid.
Dalam Perang Salib antara ummat Kristen dengan Ummat Islam yang terjadi beberapa kali dari tahun 1096 hingga 1291 untuk memperebutkan Palestina, hanya perang Salib pertama yang dimenangkan ummat Kristen. Setelah itu ummat Islam yang menang dan berkuasa hingga abad 20 sebelum akhirnya jatuh ke tangan Israel.
Dalam bidang ilmu pengetahuan juga begitu. Ibnu Sina (Avicenna) dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia. Ketika perang Salib dan Raja Richard the Lion Heart sakit, tak ada satu dokter Eropa pun yang mampu mengobatinya. Justru Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang menyelinap ke tenda Richard yang bisa mengobatinya. Itulah keunggulan ilmu kedokteran Islam saat itu.
Ilmuwan Islam Al Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti Aljabar (Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga sekarang. Bahkan angka yang kita pakai sekarang pun merupakan hasil penemuan ilmuwan Islam yang disebut dengan "ARABIC NUMERAL" yang menggantikan Sistem Bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel. Pada saat munculnya Islam, bangsa Barat belum mengenal angka 0 (Nol). Islamlah yang mengenalkan angka itu pada mereka.
Mengapa ini semua bisa terjadi?
islam1Syekh Amir Syakib Arsalan menulis satu buku yang mengungkap hal ini dengan judul "Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selainnya Maju?"
Sebab pertama kenapa ummat Islam mundur adalah karena ummat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur'an dan Hadits. Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan akhirat.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadits)".Ditambah lagi Qur'an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqan ayat 30. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan". Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: "Barang siapa yang tidak membaca Qur'an maka dia telah menjauhi Qur'an, dan barang siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Qur'an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkannya maka dia telah menjauhi Qur'an pula". Tapi hal ini ditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Qur"an.
Dalam Islam begitu banyak ajaran yang jika dilaksanakan akan bermanfaat bagi ummat Islam sendiri.
Sebagai contoh, Nabi berkata bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim lelaki dan perempuan [HR Ibnu Majah). Artinya jika kita mempelajari ilmu yang bermanfaat kita akan mendapat pahala, sedang jika tidak belajar kita akan berdosa.
Namun kenyataannya banyak ummat Islam yang malas belajar. Bahkan ada yang beranggapan wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya juga tinggal di dapur.
Akibatnya ummat Islam jadi bodoh dan terbelakang.
Sebaiknya ummat Non Muslim begitu rajin belajar. Tidak hanya S1, tapi juga S2, bahkan S3 dan banyak juga yang tetap belajar meski tidak melalui pendidikan formal seperti Bill Gates yang meski tidak lulus kuliah tapi tetap terus belajar sehingga bisa membuat sistem operasi komputer yang dipakai luas di seluruh dunia.
Ummat Non Muslim begitu cerdas hingga mereka bisa membuat pesawat terbang, kapal induk, peluru kendali, mobil, komputer, dan sebagainya, sementara ummat Islam karena bodoh nyaris tidak bisa apa-apa.
Nabi juga berkata: "Kebersihan sebagian dari iman." Namun ternyata ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk berwudlu di pesantren.
Sebaliknya, ummat Non Muslim hidup begitu bersih. Untuk kamar kecil saja, airnya begitu bersih dan jernih. Bahkan mereka bisa mencari nafkah dengan menjadikan kebersihan sebagai usaha/bisnis mereka. Sebagai contoh perusahaan Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampoo (pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.
Kedua adalah ummat Islam tidak bersatu, tapi berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.
Allah sudah mengingatkan kepada kita. QS. Ali Imran 3:103. "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Akan terpecah belah umatku seperti terpecah-belahnya Yahudi dan Nashrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan sahabat-sahabatku".
Pada zaman Nabi, ummat Islam juga berusaha untuk dipecah-belah dan diadu-domba baik oleh orang kafir Mekkah, mau pun kaum Yahudi misalnya dengan berusaha menimbulkan fanatisme suku antara kelompok Muhajirin dan Anshar. Tapi Nabi berhasil mendamaikan dan mempersatukan mereka. Seharusnya para ulama yang merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.
Bahkan ummat Islam juga disusupi oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubay bin Salul untuk memecah-belah ummat Islam dari dalam. Kaum munafik ini bahkan membangun masjid guna memecah-belah ummat Islam.
"Di antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan pada orang-orang mukmin, untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [QS At Taubah 9:107-108]
Ummat Islam bukan hanya tidak shalat di masjid itu (Masjid Dliror), bahkan membakarnya sehingga orang-orang munafik tidak bisa memecah-belah ummat Islam.
"Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk kepadanya.
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan pula menjadi penolong" [QS An Nisaa' 4:88-89]
Surat Al Baqarah ayat 1-20 menjelaskan Muslim yang lurus, orang yang kafir, dan orang yang munafik.Ini agar ummat Islam bisa bersatu dengan Muslim yang lurus dan terhindar dari pecah-belah / adu domba kaum kafir dan munafik.
Dengan persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Tidak hanya kaum kafir Quraisy yang gagal mengalahkan ummat Islam, tapi juga kaum Yahudi, Persia, dan Romawi. Mereka akhirnya takluk di tangan pejuang Islam.
Negara-negara Barat maju karena mereka bersatu. Di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan kelompoknya yang disebut NATO, mereka bersatu menyerang ummat Islam di Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh pada Israel yang menjajah Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.
Presiden AS, George W Bush mengatakan: "Either with us or against us!". Berjuang bersama kami. Jika tidak berarti melawan kami!" Jika tidak turut berjuang bersama George W Bush, berarti jadi musuh Bush cs.
Ummat Islam dulu juga begitu. Ketika bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi' tidak ikut berperang, mereka dikucilkan sehingga merasa berdosa:
"dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." [QS At Taubah 9:118]
Ummat Islam gagal membebaskan masjid Al Aqsha karena politik adu domba dan pecah belah yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.
Jika ummat Islam bersatu, tidak mungkin orang-orang kafir mampu memerangi ummat Islam dan menang:
"Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti." [QS Al Hasyr 59:14]
Sering ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah furu'iyah/cabang sehingga akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh.
Sebab Ketiga adalah ummat Islam Cinta Dunia dan Takut Mati.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok makanan. Para sahabat bertanya, "Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan." Mereka bertanya lagi, "Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)
Saat ini mayoritas ummat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati. Kebanyakan ummat Islam boleh dikata alergi terhadap perang. Apalagi ada beberapa boneka kelompok Barat yang berusaha melenyapkan ajaran jihad dengan perang dan menggantinya dengan ajaran Damai dan Cinta meski pada saat ini ummat Islam diserang dan dibunuh di Afghanistan, Iraq, dan Palestina. Ajaran Jihad pun berusaha untuk dipersempit sehingga perang tidak termasuk di situ.
Allah mewajibkan ummat Islam untuk berperang membela diri dan orang-orang yang dizalimi:
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!." [QS An Nisaa'4:75]
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu" [QS Al Baqarah 2:190]
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [QS Al Baqarah 2:216]
Dalam Islam kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan siap untuk berperang, sehingga ketika musuh menyerang, kita tidak terbantai dan terjajah:
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." [QS Al Anfaal 8:60]
Negara-negara Barat paham mengenai hal ini. Mereka punya semboyan: "Si Vis Pacem Para Bellum". Agar bisa damai, kita harus menyiapkan perang. Artinya jika kita kuat dan siap perang, maka musuh tidak berani menyerang dan memerangi kita sehingga kita bisa hidup damai.
Negara-negara Barat maju karena banyak melakukan peperangan. Dari Eropa, mereka berperang menyerang penduduk-penduduk di benua Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Akibatnya saat ini Kanada, Amerika Serikat, Australia, serta negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil boleh dikata mayoritas penduduknya dan pemimpinnya berasal dari Eropa.
Negara-negara Barat juga melakukan peperangan baik dalam perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Afghanistan, Perang Iraq, dan sebagainya. Puluhan juta tentara mereka mati karenanya. Tapi musuh yang mereka bunuh (di antaranya ummat Islam) lebih banyak lagi dan mereka berhasil menguasai sumber daya dan kekayaan negara lain sehingga bisa maju dan kaya.
Seharusnya ummat Islam harus berani berperang untuk membela diri. Para ulama dan pemuda Islam yang sadar juga harus semangat untuk berperang membela orang-orang yang dijajah:
"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang shabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang shabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti" [QS Al Anfaal 8:65]
Saat ini kebanyakan ummat Islam takut untuk mati di dalam peperangan. Sebaliknya mati ketika tawuran sekolah, tawuran antar warga, perang Supporter bola, atau mati terinjak dalam konser jadi hal yang biasa ketimbang mati syahid di dalam peperangan.
Sebab Keempat mundurnya ummat Islam adalah hilangnya semangat Jihad. Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.
Ada hadits dlaif yang berusaha memperkecil makna Jihad sebagai hanya perang melawan hawa nafsu dan bukan berperang. Padahal jihad adalah perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga bukan hanya harta saja yang dikorbankan, tapi juga nyawa.
Ayat di bawah menjelaskan orang yang berjihad dengan harta dan nyawa jauh lebih tinggi derajadnya ketimbang orang yang tidak ikut berperang:
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar" [QS An Nisaa' 4:95]
Ummat Islam ketika perang dulu tidak takut mati. Justru mereka berperang dengan sengit agar bisa mati syahid dan mendapatkan surga:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." [QS At Taubah 9:111]
Orang-orang kafir heran, ummat Islam bukannya berusaha menghindari mati, tapi justru berusaha mati di dalam peperangan. Sehingga mereka begitu fokus menyerang musuh dan sulit untuk dikalahkan.
Dalam Perang Mu'tah, 3.000 pasukan Muslim dengan sabar melawan 200.000 pasukan Romawi. Mereka tidak mundur ketakutan. Justru pasukan Romawi yang mundur ketakutan karena strategi Panglima Muslim, Khalid bin Walid. Ketika ada yang mengusulkan untuk minta bantuan pasukan kepada Nabi, Abdullah bin Rawahah (salah seorang syuhada) berkata: "Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang atau Mati Syahid!" (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).
Zaid bin Harits, Ja'far bin Abu Thalib, Abdullah bin Rawahah mati syahid. Total hanya 12 pasukan Muslim yang mati syahid. Sementara jumlah tentara Romawi yang gugur lebih banyak lagi.
Ibnu 'Umar yang melihat jasad Ja'far mengatakan bahwa ada 70 luka karena tikaman dan sabetan di tubuh Ja'far. Semua di tubuh bagian depan.
Itulah kehebatan semangat Jihad yang dimiliki ummat Islam. Meski kalah jumlah dan menghadapi Superpower dunia saat itu, mereka tidak gentar dan menang.
Sesungguhnya Jihad adalah semangat yang membuat ummat Islam menjadi kuat dan sulit untuk dizalimi, dijajah, atau dikalahkan. Orang-orang kafir membenci ini dan berusaha menghapusnya dengan memasukkan berbagai ajaran/paham sehingga ummat Islam jauh dari jihad. Misalnya dengan tasawuf, ummat Islam diasyikkan dengan "mujahadah" sehingga lebih asyik menyepi dan "berzikir" ketimbang berjihad.
Padahal jihad adalah satu kewajiban:
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.." [QS Al Hajj 22:78]
Jihad adalah pintu atau syarat untuk masuk surga:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." [QS Ali 'Imran 3:142]
"Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar." [QS Al Furqan 25:52]
Hanya orang yang munafik/tidak beriman yang tidak mau berperang dan berjihad:
"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa." [QS At Taubah 9:44]
"Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya" jika mereka mengetahui." [QS At Taubah 9:81]
Sebab Kelima kemunduran Ummat Islam adalah karena tidak mandiri di bidang ekonomi. Saat ini secara ekonomi ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.
Sumber daya dan kekayaan alam negara-negara Islam saat ini dikuasai oleh orang-orang kafir. Minyak, gas, emas, tembaga, perak, boleh dikata dikelola oleh Multi National Company (MNC) dari negara-negara Barat yang perekonomiannya didominasi Yahudi bekerjasama dengan segelintir pemimpin Muslim yang korup.
Ummat Islam hanya mendapat persentase yang amat kecil. Akibatnya ummat Islam jadi miskin, sementara orang-orang kafir bertambah kaya. Ummat Islam sering kesulitan dana untuk membangun masjid, sekolah-sekolah Islam dan tidak mampu menyantuni fakir miskin dan anak Yatim. Banyak anak-anak miskin yang berkeliaran di jalan mencari makan.
Nabi Muhammad bukan hanya mengadakan boikot terhadap produk asing. Tapi bahkan melarang orang-orang kafir masuk ke kota Mekkah. Padahal saat itu perekonomian masih dikuasai oleh orang-orang kafir. Ketika sebagian orang Islam ada yang khawatir nanti bisa susah/miskin, Allah menghibur mereka:
"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." [QS At Taubah 9:28]
Justru dengan melarang orang-orang kafir masuk, ummat Islam malah mandiri di bidang ekonomi dan menjadi lebih makmur.
Sebagai contoh, jika minyak, gas, emas, tembaga, perak, dan sebagainya dikelola oleh ummat Islam sendiri, maka semua keuntungan masuk ke tangan ummat Islam. Bukan recehan kecil yang hanya nol sekian persen yang diberikan oleh orang-orang kafir tersebut.
Dengan begitu ummat Islam bisa makmur dan kuat. Kemiskinan bisa dikurangi.
Sebab Keenam kemunduran ummat Islam adalah ummat Islam tidak bisa menentukan prioritas (Tertib/urutan kepentingan) bersama yang harus dikerjakan bersama.
Sering ummat Islam mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak segera ketimbang hal yang sangat penting dan mendesak.
Padahal berbagai ajaran Islam seperti shalat, haji, wudlu, dan sebagainya merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu menurut urutan yang benar/tertib. Ummat Islam harus bisa menentukan mana pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.
Ummat Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang harus dilawan sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian. Sering ummat Islam perang sesama mereka sementara lawan yang harus diserang seperti Israel yang menjajah Palestina atau AS yang menjajah Iraq dan Afghanistan justru aman dari mulut dan tangan ummat Islam.
Sebagai contoh kita menyaksikan perang Iraq melawan Iran yang menewaskan 2 juta ummat Islam, kemudian Iraq melawan Kuwait dan Saudi yang juga menewaskan banyak korban. Di saat yang sama negara-negara yang berperang dan mengorbankan nyawa jutaan rakyatnya ini tidak ada satu pun yang menyerang Israel untuk membebaskan Masjidil Aqsha.
Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah ribut apalagi perang dengan sesama. Bahkan ketika kelompok munafik Abdullah bin Ubay memecah-belah ummat Islam sehingga dari 1.000 pasukan Muslim, 300 membelot ke Abdullah bin Ubay, Nabi tidak memeranginya. Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi memerangi mereka.
Jadi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bertindak cerdas untuk menentukan lawan yang harus diserang dan mana yang diajak bekerjasama. Bukan memerangi seluruh dunia.
Sebab Ketujuh mundurnya ummat Islam adalah ummat Islam gagal menemukan hal yang bermanfaat.
Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: "Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
"Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu" [Muslim]
Negara Barat maju karena banyak menemukan dan membuat hal yang berguna baik untuk orang lain mau pun diri mereka sendiri. Mereka membuat mobil dan kapal terbang sehingga orang bisa bepergian dengan cepat dan nyaman. Mereka membuat handphone dan telepon sehingga orang bisa berbicara dengan saudara dan temannya meski terpisah jauh sekali. Mereka membuat berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kita semua seperti vacuum cleaner dan sebagainya.
Dengan menggemari hal yang bermanfaat, mereka memberikan manfaat bagi orang lain dan diri mereka sendiri.
Sebab kedelapan adalah ummat Islam tidak menguasai media massa. Akibatnya ketika Islam dicitrakan sebagai teroris dan hukum Islam dilecehkan, ummat Islam tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang ummat Islam diadu-domba dengan berbagai pemberitaan di media massa.
Memang ummat Islam punya media cetak dan radio meski pembacanya tidak sebanyak media yang dimiliki oleh kelompok non Muslim dan sekuler. Contohnya di Indonesia oplah majalah Islam hanya 100 ribu atau kurang dengan pembaca kurang dari 500 ribu orang. Kurang dari 0,3% dari total penduduk Indonesia.
Bahkan untuk TV Nasional yang dapat menjangkau 200 juta penduduk Indonesia, tidak ada TV yang dimiliki oleh ummat Islam. Semuanya dimiliki kelompok Non Muslim atau sekuler. Bahkan 2 di antara TV Nasional di Indonesia dikuasai oleh Konglomerat Media Yahudi: Rupert Murdoch.
Di dunia boleh dikata media massa dikuasai oleh Non Muslim. Media massa terkemuka seperti TV CNN, majalah Time, New York Time dikuasai oleh mereka. Begitu pula dengan Hollywood yang film-filmnya ditonton jutaan orang. Tak jarang di film tersebut selain dipropagandakan gaya hidup sex bebas juga ummat Islam digambarkan sebagai teroris.
Padahal media massa sangat penting untuk menyampaikan berita. Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al Qur'an yang artinya "Bacaan" atau informasi. Salah satu tugas utama Nabi adalah menyampaikan berita:
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah." [QS Al Ahzab 33:47]
"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan" [QS Al Baqarah 2:119]
"Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan" [QS Al Fath 48:8]
Tentu saja untuk menyampaikan berita itu kepada masyarakat luas diperlukan berbagai media. Nabi melakukannya dengan berpidato ke masyarakat luas, dakwah dari mulut ke mulut, menyampaikan utusan, dan juga mengirim surat.
Tak jarang banyak berita yang memojokkan ummat Islam dan justru membela aliran-aliran sesat. Ini karena media massa dikuasai kelompok yang tidak senang dengan Islam. Oleh karena itu ummat Islam harus menguasai media massa agar ummat Islam bisa mendapatkan berita dari sumber yang benar. Bukan berita dari orang-orang fasik yang memojokkan Islam:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." [QS Al Hujuraat 49:6]
Tentu saja kekurangan dana menyebabkan ummat Islam tidak dapat menguasai media massa. Tapi dengan media massa juga ummat Islam sebetulnya bisa menggalang dana.
Untuk itu Islamic Broadcasting Forum (www.islamicbroadcasting.wordpress.com) dengan keterbatasan dana yang dimiliki berusaha mengembangkan TV Komunitas yang biayanya berkisar Rp 50-500 juta per TV agar dakwah Islam bisa lebih luas. Tentunya ini tidak akan berhasil jika tidak dilakukan secara berjama'ah oleh seluruh ummat Islam.
Rujukan:
Mengapa kaum muslimin mundur/ Al-Amir Syakib Arsalan, Bulan Bintang Jakarta, cet.5,1985.

Sumber: Media Islam

Read more »

Inti Dakwah Para Rasul


dakwah-islam

PERTAMA: Kufur Kepada Thaghut
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya kewajiban pertama yang Allah fardhukan atas anak Adam adalah kufur terhadap thaghut dan iman kepada Alah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana yang Dia firmankan:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ

 “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat itu seorang rasul (mereka mengatakan kepada kaumnya): Ibadahlah kepada Allah dan jauhi thaghut” (QS An Nahl 16:36)
 Perintah kufur terhadap thaghut dan iman kepada Allah adalah inti dari ajaran semua rasul dan pokok dari Islam. Dua hal ini adalah landasan utama diterimanya amal shalih, dan keduanyalah yang menentukan status seseorang apakah dia itu muslim atau musyrik, Allah Ta’ala berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا
 “Siapa yang kufur terhadap thaghut dan beriman kepada Allah, maka dia itu telah berpegang teguh kepada buhul tali yang sangat kokoh (laa ilaaha ilallaah)” (QS Al Baqarah 2:256)
Bila seseorang beribadah dengan menunaikan shalat, zakat, shaum, haji dan sebagainya, akan tetapi dia tidak kufur terhadap thaghut, maka dia itu bukan muslim dan amal ibadahnya tidak diterima.
Adapun tata cara kufur kepada thaghut adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Syaikhul Islam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah adalah:

  1. Engkau meyakini bathilnya ibadah kepada selain Allah,
  2. Engkau meninggalkannya,
  3. Engkau membencinya,
  4. Engkau mengkafirkan pelakunya,
  5. 5.Dan engkau memusuhi para pelakunya.

Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya tatkala mereka mengatakan kepada kaumnya: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian ibadati selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja” (QS Al Mumtahanah 60:4)
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Engkau meyakini bathilnya ibadah kepada selain Allah.
Ibadah adalah hak khusus Allah, maka ketika dipalingkan kepada selain Allah, itu adalah syirik lagi bathil.  Do’a adalah ibadah sebagaimana firmanNya Ta’ala:

رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ 

“Berdo’alah kepadaKu, tentu akan Kukabulkan permohonan kalian, sesungguhnya orang-orang yang menolak beribadah kepadaKu, maka mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina” (QS Al Mukmin 40:60)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam besabda: “Do’a itu adalah ibadah”. Memohon kepada orang-orang yang sudah mati adalah diantara bentuk pemalingan ibadah do’a kepada selain Allah, dan itu harus diyakini bathil, sedang orang yang meyakini bahwa memohon kepada orang atau wali yang sudah mati adalah sebagai bentuk pengagungan terhadap wali tersebut maka dia belum kufur terhadap thaghut.
Sembelihan adalah ibadah, dan bila dipalingkan kepada selain Allah, maka hal tersebut adalah syirik lagi bathil, Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ
“Katakanlah, Sesunggunya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku adalah bagi Allah Rabbul ‘alamin, tiada satu sekutupun bagiNya” (QS Al An’am 6:162-163) 

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah (tumbal)”. Sedangkan dalam kenyataan, orang yang membuat tumbal, baik berupa ayam atau kambing saat hendak membangun rumah, gedung, jembatan dsb, dia menganggap sebagai tradisi yang patut dilestarikan, maka orang ini tidak kufur terhadap thaghut.
Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan cara bersedekah makanan adalah ibadah, sedangkan taqarrub kepada jin dan setan dengan sesajen adalah syirik lagi bathil. Allah berfirman tentang syiriknya orang-orang Arab dahulu:
وَجَعَلُواْ لِلّهِ مِمِّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُواْ هَـذَا لِلّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَـذَا لِشُرَكَآئِنَا
“Dan mereka menjadikan bagi Allah satu bahagian dari apa yang telah Allah ciptakan berupa tanaman dan binatang ternak. Mereka mengatakan sesuai dengan persangkaan mereka: “Ini bagi Allah dan ini bagi berhala-berhala kami (QS Al An’am 6:136)

Jadi orang yang menganggap pembuatan sesajen sebagai tradisi yang mesti dilestarikan, berarti dia tidak kufur terhadap thaghut.

Wewenang (menentukan/membuat) hukum/undang-undang/aturan adalah hak Allah. Penyandaran hukum kepada Allah adalah bentuk ibadah kepadaNya, sedangkan bila wewenang itu disandarkan kepada makhluk, maka itu adalah syirik dan merupakan suatu bentuk ibadah kepada makhluk tersebut.  Allah Ta’ala berfirman:
إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ أَمَرَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
“…(Hak) hukum itu tidak lain adalah milik Allah. Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepadaNya. Itulah dien yang lurus” (QS Yusuf 12:40) 

Dalam ayat ini Allah memerintahkan manusia agar tidak menyandarkan hukum, kecuali kepada Allah, dan Allah namakan penyandaran hukum itu sebagai ibadah, sehingga apabila disandarkan kepada makhluk maka hal itu adalah perbuatan syirik, sebagaimana firman-Nya:
وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
“Dan janganlah kalian memakan dari (sembelihan) yang tidak disebutkan nama Allah padanya, sesungguhnya hal itu adalah fisq. Dan sesungguhnya setan mewahyukan kepada wali-walinya untuk mendebat kalian, dan bila kalian menta’ati mereka maka sungguh kalian ini adalah orang-orang musyrik” (QS Al An’am 6:121) 

Kita mengetahui dalam ajaran Islam bahwa sembelihan yang tidak memakai nama Allah adalah bangkai dan itu haram, sedangkan dalam ajaran kaum musyrikin adalah halal. Setan membisikan kepada wali-walinya (agar berkata): “Hai Muhammad, ada kambing mati di pagi hari, siapakah yang membunuhnya?” maka Rasulullah menjawab, “Allah yang telah mematikannya” Mereka berkata, “Kambing yang telah Allah sembelih (maksudnya bangkai) dengan tanganNya Yang Mulia kalian haramkan, sedangkan yang kalian sembelih dengan tangan-tangan kalian, kalian katakan halal, berarti sembelihan kalian lebih baik daripada sembelihan Allah” (HR. Hakim)
Ucapan tersebut adalah wahyu setan untuk mendebat kaum muslimin agar setuju dengan aturan yang menyelisihi aturan Allah, dan agar setuju dengan penyandaran hukum kepada mereka, maka Allah tegaskan, bahwa apabila mereka (kaum muslimin) setuju dengan hal itu berarti mereka telah musyrik. dan dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka (orang-orang Nashrani) telah menjadikan para Harb (ahli ilmu/ulama) dan para Rahib (ahli ibadah) sebagai Arbaab (tuhan-tuhan) selain Allah. Juga Al Masih putera Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan Yang Haq kecuali Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan” (QS At Taubah 9:31)

Dalam ayat ini Allah vonis orang-orang Nashrani sebagai berikut:
  • Mereka telah mempertuhankan para ahli ilmu dan para rahib
  • Mereka telah beribadah kepada selain Allah
  • Mereka telah musyrik

Juga para ahli ilmu dan para rahib tersebut Allah vonis mereka sebagai Arbaab.

Dalam atsar yang hasan dari ‘Adiy Ibnu Hatim (dia asalnya Nashrani kemudian masuk Islam) Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam membacakan ayat itu di hadapan ‘Adiy Ibnu Hatim, maka dia berkata:“Wahai Rasulullah, kami dahulu tidak pernah ibadah dan sujud kepada mereka (ahli ilmu dan para rahib)” maka Rasulullah berkata, “Bukankah mereka itu menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dan kalian ikut-ikutan menghalalkannya? Bukankah mereka mengharamkan apa yang telah Allah halalkan lalu kalian ikut-ikutan mengharamkannya?” lalu ‘Adiy Ibnu Hatim berkata, “Ya, betul” lalu Rasulullah berkata lagi, “Itulah bentuk peribadatan orang-orang Nashrani kepada mereka itu” (HR. At Tirmidzi)
Jadi orang Nashrani divonis musyrik karena mereka setuju dengan penyandaran hukum kepada ahli ilmu dan para rahib, meskipun itu menyelisihi aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sedangkan pada masa sekarang, orang meyakini bahwa demokrasi adalah pilihan terbaik, atau minimal boleh menurut mereka. Padahal demokrasi berintikan pada penyandaran wewenang hukum kepada kedaulatan rakyat atau wakil-wakilnya, sedangkan ini adalah syirik, maka orang tersebut tidak kufur terhadap thaghut dan dia itu belum muslim.
Allah Ta’ala berfirman berkaitan dengan semua peribadatan diatas:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ
“Itu dikarenakan sesungguhnya Allah adalah satu-satunya Tuhan Yang Haq, dan sesungguhnya apa yang mereka seru selain Dia adalah bathil(QS Luqman 31:30) 

Juga firmanNya Ta’ala:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ
Itu dikarenakan sesungguhnya Allah adalah satu-satunya Tuhan Yang Haq dan sesungguhnya apa yang mereka seru selainNya adalah yang bathil (QS Al Hajj 22:62)

2. Engkau meninggalkannya
Meyakini perbuatan syirik itu adalah bathil belumlah cukup, namun harus disertai meninggalkan perbuatan syirik itu. Orang yang meyakini pembuatan tumbal/sesajen itu bathil, akan tetapi karena takut akan dikucilkan masyarakatnya lalu ia melakukan hal tersebut, maka dia tidak kufur terhadap thaghut. Orang yang meyakini bahwa demokrasi itu syirik, tetapi dengan dalih ‘Mashlahat Dakwah’ lalu ia masuk ke dalam sistem demokrasi tersebut, maka dia tidak kufur terhadap thaghut. Seperti orang yang membuat partai-partai berlabel Islam dalam rangka ikut dalam ‘Pesta Demokrasi’
Sesungguhnya kufur terhadap thaghut menuntut seseorang untuk meninggalkan dan berlepas diri dari kemusyrikan tersebut. AllahSubhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ  إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayah dan kaumnya: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian ibadati (QS Az Zukhruf 43:26-27)

Juga firmanNya Ta’ala tentang Ibrahim ‘alaihissalam.:
وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ
Dan saya tinggalkan kalian dan apa yang kalian seru selain Allah(QS Maryam 19:48)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi akan laa ilaaha ilallaah…” (Muttafaq ‘alaih)
Sedangkan orang yang tidak meninggalkan syirik, maka dia itu tidak dianggap syahadatnya, karena yang dia lakukan bertentangan dengan apa yang dia ucapkan, oleh sebab itu Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata: “Dan siapa yang bersyahadat laa ilaaha ilallaah, namun di samping ibadah kepada Allah, dia beribadah kepada yang lain juga, maka syahadatnya tidak dianggap meskipun dia shalat, shaum, zakat dan melakukan amalan Islam lainnya” (Ad Durar As Saniyyah: 1/323, & Minhajut Ta’sis: 61).
Syaikh ‘Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad rahimahullah berkata:“Ulama berijma, baik ulama salaf maupun khalaf dari kalangan para shahabat dan tabi’in, para imam dan semua Ahlus Sunnah bahwa orang tidak dianggap muslim, kecuali dengan cara mengosongkan diri dari syirik akbar dan melepaskan diri darinya” (Ad Durar As Saniyyah: 2/545). Beliau juga berkata: “Siapa yang berbuat syirik, maka dia telah meninggalkan Tauhid” (Syarah Ashli Dienil Islam, Majmu’ah tauhid).
Orang berbuat syirik, dia tidak merealisasikan firmanNya: “Dan mereka itu tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah seraya memurnikan seluruh ketundukan kepadaNya” (QS Al Bayyinah 98:5). Orang yang melakukan syirik akbar meskipun tujuannya baik maka dia tetap belum kufur terhadap thaghut.
Al Imam Su’ud Abdil Aziz Ibnu Muhammad Ibnu Su’ud rahimahullah berkata: “Orang yang memalingkan sedikit dari (ibadah) itu kepada selain Allah maka dia itu musyrik, sama saja dia itu ahli ibadah atau orang fasik, dan sama saja maksudnya itu baik atau buruk” (Durar As Saniyyah: 9/270).
Syaikh Sulaiman Ibnu Abdillah Ibnu Muhammad rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya pelafalan laa ilaaha ilallaah tanpa mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan tuntutannya berupa komitmen terhadap tauhid, meninggalkan syirik, dan kufur kepada thaghut maka sesungguhnya hal itu (syahadat) tidak bermanfaat, atas ijma (para ulama)” (Kitab Taisir)
Syaikh Hamd Ibnu ‘Atiq rahimahullah berkata: “Para ‘ulama ijma, bahwa siapa yang memalingkan sesuatu dari dua macam do’a kepada selain Allah, maka dia telah musyrik meskipun dia mengucapkan Laa ilaaha ilallaah Muhammadurrasulullah, dia shalat, shaum dan mengaku muslim”(Ibthal At Tandid: 76).
Syaikh ‘Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata: “Orang tidak disebut muwahhid kecuali dengan cara menafikan syirik dan bara’ah darinya”
Jadi, orang yang tidak meninggalkan syirik, dia tidak kufur terhadap thaghut.
3. Engkau Membencinya
Orang yang meninggalkan perbuatan syirik akan tetapi dia tidak membencinya, maka dia belum kufur terhadap thaghut. Ini dikarenakan Allah mensyaratkan adanya kebencian terhadap syirik dalam merealisasikan tauhid kepadaNya. Allah Ta’ala berfirman tentang Ibrahim‘alaihissalam.:
إِنَّنِي بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian ibadati (QS Az Zukhruf 43:26)

Kata bara’ (berlepas diri) dari syirik itu menuntut adanya kebencian akan adanya syirik itu. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ikatan iman yang paling kokoh adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”
Kebencian terhadap syirik ini berbentuk realita, yaitu tidak hadir di majelis syirik saat syirik sedang berlangsung. Sebagai contoh: orang yang hadir di tempat membuat atau mengubur tumbal yang sedang dilakukan, maka dia itu sama dengan pelakunya. Allah Ta’ala berfirman:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللّهِ يُكَفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ
“Dan sungguh Dia telah menurunkan kepada kalian dalam Al Kitab, yaitu bila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok, maka janganlah kalian duduk bersama mereka sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain, karena sesungguhnya kalian (bila duduk bersama mereka saat hal itu dilakukan), berarti sama (status) kalian dengan mereka” (QS An Nisa 4:140) 

Jadi orang yang duduk dalam majelis di mana kemusyrikan atau kekufuran sedang berlangsung atau sedang dilakukan atau dilontarkan (diucapkan) dan dia duduk tanpa dipaksa dan tanpa mengingkari hal tersebut maka dia sama kafir dan musyrik seperti para pelaku kemusyrikan tersebut.
Seandainya kalau tidak dapat mengingkari dengan lisannya, maka hal tersebut harus diingkari dengan hatinya yang berbentuk sikap meninggalkan majelis tersebut. Sungguh sebuah kesalahan fatal orang yang mengatakan: “Saya ingkar dan benci di hati saja” sedangkan dia tidak pergi meninggalkan majelis tersebut.
Oleh karenanya para shahabat pada masa khalifah Utsman radliyallahu ‘anhu ber-ijma atas kafirnya seluruh jama’ah mesjid di kota Kuffah saat salah seorang diantara mereka mengatakan: “Saya menilai apa yang dikatakan Musailamah itu bisa jadi benar” (Riwayat para penyusun As Sunan/Ashhabus Sunan) dan yang lain -yang hadir di mesjid - tidak mengingkari ucapannya seraya pergi darinya.
Orang yang tidak membenci ajaran syirik, agama kuffar, sistem kafir, dan thaghut berarti ia tidak kufur terhadap thaghut.
4. Engkau Mengkafirkan Pelakunya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkafirkan para pelaku syirik akbar dalam banyak ayat, diantaranya:
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Dan orang-orang yang menjadikan sembahan-sembahan selain Allah, (mereka mengatakan): “kami tidak beribadah kepada mereka, melainkan supaya mereka itu mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah memutuskan diantara mereka dihari kiamat dalam apa yang telah mereka perselisihkan, sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang yang dusta lagi sangat kafir” (QS Az Zumar 39:3)
Dan firmanNya Ta’ala:
وَمَن يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan siapa yang menyeru ilaah yang lain bersama Allah yang tidak ada bukti dalil kuat buat itu baginya, maka perhitungannya hanyalah disisi Rabnya, sesungguhnya tidak beruntung orang-orang kafir itu” (QS Al Mu’minun 23:117)

Bila Allah mengkafirkan para pelaku syirik, maka orang yang tidak mengkafirkan mereka berarti tidak membenarkan Allah. Dia Subhanahu Wa Ta’ala juga telah memerintahkan untuk mengkafirkan para pelaku syirik, diantaranya adalah firmanNya:
وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Dan dia menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah supaya dia menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya, katakanlah, “Nikmatilah kekafiranmu sebentar, sesungguhnya kamu tergolong penghuni neraka” (QS Az Zumar 39:8) 

Dan orang yang tidak mengkafirkan pelaku syirik, berarti dia menolak perintah Allah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam besabda: “Siapa yang mengucapkan Laa ilaaha ilallaah dan dia kafir terhadap segala sesuatu yang diibadati selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, sedangkan perhitungannya adalah atas Allah” (HR. Muslim) 
Para imam dakwah Najdiyyah telah menjelaskan maksud sabda nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Dan dia kafir terhadap segala sesuatu yang diibadati selain Allah”, maksud kalimat tersebut adalah: Mengkafirkan pelaku syirik dan berlepas diri dari mereka dan dari apa yang mereka ibadati” (Ad Durar As Saniyyah: 291)
Orang yang tidak mengkafirkan pelaku syirik akbar adalah orang yang tidak kufur kepada thaghut.
Syaikh Muhammad Ibnu ‘Abdil Wahhab rahimahullah berkata: “Orang yang tidak mengkafirkan para pelaku syirik atau ragu akan kekafiran mereka atau membenarkan ajaran mereka, maka dia telah kafir” (Risalah Nawaqidlul Islam)
Syaikh ‘Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata: “Seseorang tidak menjadi muwahhid kecuali dengan menafikan syirik, berlepas diri darinya dan mengkafirkan pelakunya” (Syarh Ashli Dienil Islam – Majmu’ah Tauhid)
Syaikh ‘Abdul Lathif Ibnu ‘Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata:“Dan sebahagian ulama memandang bahwa hal ini (mengkafirkan pelaku syirik) dan jihad diatasnya adalah salah satu rukun yang mana Islam tidak tegak tanpanya” (Mishbahuzh Zhallam: 28). Beliau berkata lagi: “Adapun menelantarkan jihad dan tidak mengkafirkan orang-orang murtad, orang yang menjadikan andaad (tandingan-tandingan) bagi Tuhannya, dan orang yang mengangkat andaad dan arbaab (tuhan-tuhan) bersamaNya, maka sikap seperti ini hanyalah ditempuh oleh orang yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya. Orang yang tidak mengagungkan perintahNya, tidak meniti jalanNya dan tidak mengagungkan Allah dan RasulNya dengan pengagungan yang sebenar-benarnya pengagungan terhadapNya, bahkan dia itu tidak menghargai kedudukan ulama dan para imam umat ini dengan selayaknya” (Mishbahuzh Zhalam: 29)
Para imam dakwah Nejd berkata: “Di antara hal yang mengharuskan pelakunya diperangi adalah sikap tidak mengkafirkan pelaku-pelaku syirik atau ragu akan kekafiran mereka karena sesungguhnya hal itu termasuk pembatal dan penggugur keIslaman. Siapa yang memiliki sifat ini maka dia telah kafir, halal darah dan hartanya serta wajib diperangi sehingga dia mengkafirkan para pelaku syirik” (Ad Durar As Saniyyah: 9/291)
Mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya orang yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, dia itu tidak membenarkan Al Qur’an, karena sesungguhnnya Al Qur’an telah mengkafirkan para pelaku syirik dan memerintahkan untuk mengkafirkan mereka, memusuhi mereka dan memerangi mereka” (Ad Durar As Saniyyah: 9/291)
Jadi, takfir (mengkafirkan) para pelaku syirik adalah bagian Tauhid dan pondasi dien ini, bukan fitnah sebagaimana yang diklaim oleh musuh-musuh Allah dari kalangan ‘ulama suu’ (ulama jahat) kaki tangan thaghut dan kalangan Neo-Murji’ah. Orang yang mengkafirkan PELAKU SYIRIK bukanlah Khawarij, justeru mereka itu adalah penerus dakwah rasul-rasul. Orang yang menuduh mereka sebagai Khawarij adalah orang yang tidak paham akan dakwah para rasul.
Syaikh ‘Abdul Lathif Ibnu ‘Abdirrahman rahimahullah berkata: “Siapa yang menjadikan pengkafiran dengan syirik akbar termasuk ‘aqidah Khawarij maka sungguh dia telah mencela semua rasul dan umat ini. Dia tidak bisa membedakan antara Dien para rasul dengan madzhab Khawarij, dia telah mencampakkan nash-nash Al Qur’an dan dia mengikuti selain jalan kaum muslimin” (Mishbahuzh Zhallam: 72)
Orang yang tidak mengkafirkan pelaku syirik akbar secara nau’ (jenis pelaku) maka dia kafir, sedangkan orang yang membedakan antara nau’ dengan mu’ayyan (orang tertentu) maka minimal jatuh dalam bid’ah dan bila (sudah) ditegakkan hujjah atasnya maka dia kafir juga.
Orang yang tidak mau mengkafirkan para pelaku syirik, pada umumnya dia lebih loyal kepada pelaku syirik dan justru memusuhi para muwahhid yang mengkafirkan pelaku syirik. Demikianlah realita yang terjadi, sehingga banyak yang jatuh dalam kekafiran. Tidaklah sah shalat di belakang orang yang tidak mengkafirkan pelaku syirik akbar secara mu’ayyan.
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata: “Siapa yang membela-bela mereka (para thaghut dan pelaku syirik akbar) atau mengingkari terhadap orang yang mengkafirkan mereka, atau mengklaim bahwa: ‘perbuatan mereka itu meskipun bathil tetapi tidak mengeluarkan mereka pada kekafiran’, maka status minimal orang yang membela-bela ini adalah fasiq, tidak diterima tulisannya, tidak pula kesaksiannya, serta tidak boleh shalat bermakmum dibelakangnya” (Ad Durar As Saniyyah:10/53)
Ini adalah status minimal, adapun kebanyakan berstatus sebagaimana yang digambarkan Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah: “Orang-orang yang merasa keberatan dengan masalah takfir, bila engkau mengamati mereka ternyata kaum muwahhidin adalah musuh mereka, mereka benci dan dongkol kepada para muwahhid itu. Sedangkan para pelaku syirik dan munafiqin adalah teman mereka yang mana mereka bercengkrama dengannya. Akan tetapi hal seperti ini telah menimpa orang-orang yang pernah bersama kami di Dir’iyyah dan ‘Uyainah yang mana mereka murtad dan benci akan dien ini” (Ad Durar As Saniyyah: 10/92)
pejuang-dakwah
5. Engkau Memusuhi Mereka
Orang yang tidak memusuhi pelaku syirik bukanlah orang yang kufur kepada thaghut, Allah berfirman tentang ajaran Ibrahim ‘alaihissalam. Dan para nabi yang bersamanya:
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Dan tampak antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian selamanya hingga kalian beriman kepada Allah saja” (QS  Al Mumtahanah 60:4)
Dan firmanNya Ta’ala:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kalian tidak mungkin mendapatkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, meskipun mereka itu ayah-ayahnya, anak-anaknya, saudara-saudaranya atau karib kerabatnya” (QS Al Mujaadilah 58:22)
Syaikh Muhammad rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya orang tidak tegak keIslamnnya walaupun ia mentauhidkan Allah dan meninggalkan kemusyrikan kecuali dengan memusuhi para pelaku syirik…” (Syarh Sittati Mawadli Minas Sirah, Majmu’ah Tauhid: 21)
Permusuhan lawannya adalah loyalitas kepada orang kafir. Menafikan (meniadakan) keimanan/ tauhid, Allah Ta’ala berfirman:
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Dan siapa yang berloyalitas kepada mereka (orang-orang kafir) diantara kalian, maka sesungguhnya dia adalah bagian dari mereka” (QS Al Maidah 5:51)
Karena permusuhan ini Allah Ta’ala berfirman:

فَاقْتُلُواْ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُواْ لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ 

“Maka bunuhlah orang-orang musyrik itu dimanapun kalian mendapati mereka, tangkaplah mereka, kepunglah mereka dan intailah mereka ditempat pengintaian” (QS At Taubah 9:5)

Demikianlah tata cara kufur kepada thaghut.


KEDUA: Iman Kepada Allah.

Adapun makna iman kepada Allah adalah:
  1. Engkau meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya ilaah yang berhak diibadahi.
  2. Engkau memurnikan seluruh macam ibadah hanya kepada Allah.
  3.  Engkau menafikan ibadah itu dari selain Allah.
  4.  Engkau mencintai lagi loyal kepada orang yang bertauhid.
  5.  Serta engkau membenci lagi memusuhi para pelaku syirik.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Engkau meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya ilaah yang berhak diibadati.
Orang yang membolehkan tumbal, sesajen, permohonan kepada orang yang sudah meninggal atau meyakini serta memegang sistem demokrasi berarti dia telah meyakini adanya ilaah yang lain bersama Allah, mereka tidak beriman kepada Allah. Orang yang menyerukan penegakan hukum thaghut atau menyerukan demokrasi, dia itu tidak beriman kepada Allah, begitu juga orang yang menyerukan hukum adat.
Orang yang bertauhid hanya meyakini satu sumber hukum, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang bertauhid hanya meyakini satu Dzat yang berhak diibadati. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah ; “Dialah Allah Yang Maha Esa” (QS Al Ikhlas 112:1)
Dan firmanNya Ta’ala:
لاَ تَتَّخِذُواْ إِلـهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلهٌ وَاحِدٌ
“Janganlah engkau mengangkat dua tuhan, Dia itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa” (QS An Nahl 16:51)
Sedangkan tuhan-tuhan para ‘Ubadul Qubur adalah banyak, yaitu orang-orang yang sudah mati yang mereka ajukan permohonan (permintaan) kepadanya. Dan adapun tuhan-tuhan para pengusung demokrasi adalah banyak pula, ada tuhan dari Partai A, Partai B, Partai C dan seterusnya. Para pembuat hukum itu adalah tuhan-tuhan mereka.
2. Engkau memurnikan seluruh macam ibadah hanya kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukan memerintahkan ibadah kepadaNya, akan tetapi Dia memerintahkan supaya orang hanya ibadah kepadaNya, dan tidak mempersekutukan sesuatupun denganNya dalam ibadah-ibadah tersebut, sebagaimana firmanNya:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَمُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya mereka beribadah kepada Allah seraya memurnikan seluruh Dien (ketundukan) hanya kepadaNya” (QS Al Bayyinah 98:5)
Juga firmanNya Ta’ala:
وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى

“Dan barangsiapa yang menyerahkan wajahnya sepenuhnya kepada Allah sedang dia itu muhsin (mengikuti tuntunan rasul), maka dia itu telah berpegang pada buhul tali yang sangat kokoh (tauhid/Islam)” (QS Luqman 31:22)
Menyerahkan wajah sepenuhnya kepada Allah adalah dengan cara beribadah hanya kepada Allah, sebagaimana Dia Ta’ala berfirman:
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
“Ya, siapa orangnya yang menyerahkan wajahnya sepenuhnya kepada Allah, sedang dia muhsin (berbuat kebaikan) maka bagi dia pahala disisi Tuhannya, tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka itu tidaklah bersedih” (QS Al Baqarah 2:112) 
Syaikh ‘Abdul Lathif Ibnu ‘Abdirrahman rahimahullah berkata: “Ayat ini adalah bantahan terhadap ‘ubbadul qubur yang menyeru selain Allah dan beristighatsah kepada selainNya, karena penyerahan wajah serta ihsan dalam beramal itu tidak pada diri mereka” (Minhaj At Ta’sis)
‘Ubbadul qubur adalah orang-orang yang mengaku Islam, shalat, zakat, shaum, haji, dsb. Tetapi masih suka meminta kepada orang yang sudah mati, terutama orang shalih atau wali. Maka ‘ubbadul qubur adalah kaum musyrikin.
Syaikh Ali Khudlair, di awal kitab Ath Thabaqat menyebutkan bahwa diantara golongan yang termasuk ‘ubbadul qubur adalah: “Para penguasa thaghut, para budaknya (aparat keamanan), para pengusung undang-undang buatan, kaum demokrat dan yang lainnya”.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Hak Allah atas hamba-hambaNya adalah mereka beribadah kepadaNya dan mereka tidak menyekutukan sesuatupun denganNya” (hadits shahih dari Mu’adz) 
Orang yang berbuat syirik, berarti dia telah melanggar hak Allah. Jelasnya bahwa orang yang mengaku beriman pada rukun iman, rukun Islam dan dia beribadah kepada Allah, akan tetapi di samping itu dia membuat tumbal, sesajen, memohon kepada penghuni kubur atau ikut serta dalam demokrasi, maka mereka itu dianggap tidak beriman kepada Allah (dia bukan muslim).
Syaikh ‘Adurrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata: “Para ulama telah berijma, baik salaf maupun khalaf dari kalangan shahabat, tabi’in, para imam dan seluruh Ahlus Sunnah bahwa seseorang tidak dianggap muslim, kecuali dengan cara (dia) mengosongkan diri dari syirik akbar, berlepas diri darinya dan dari pelakunya, membenci mereka, memusuhi mereka sesuai kekuatan dan kemampuan, serta memurnikan amalan seluruhnya bagi Allah” (Ad Durar As Saniyyah: 11/545)
Perkataan seseorang: ”Saya beriman kepada Allah dan saya bukan musyrik” tidaklah bermanfaat bila ternyata realita syirik ada padanya, oleh sebab itu Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “Iman itu bukan angan-angan dan bukan dengan hiasan, akan tetapi ia adalah apa yang terpatri di dalam hati dan di benarkan dengan amalan”
3. Menafikan ibadah itu dari selain Allah.
Orang yang beriman kepada Allah tidak mungkin memalingkan satu macam ibadahpun kepada selain Allah, karena orang yang memalingkan satu saja ibadah kepada selain Allah, berarti telah meninggalkan Islam. Oleh sebab itu Allah Ta’ala memerintahkan kepada Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengatakan kepada orang-orang kafir: “Aku tidak beribadah kepada apa yang kalian ibadahi” (QS Al Kaafirun 109:2).
4. Engkau Mencintai Dan Loyal (Wala) Kepada Orang Yang Bertauhid. 
Orang yang beriman kepada Allah pasti mencintai dan loyal kepada orang yang bertauhid, karena mereka memiliki ikatan persaudaran diatas dien ini, Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ 
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” (QS Al Hujurat 49:10)
Dan firmanNya dalam ayat yang lain:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ

“Orang-orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan sebahagiannya adalah penolong bagi sebahagian yang lain” (QS At Taubah 9:71)
Oleh sebab itu, tidak mungkin orang mukmin mendukung orang-orang kafir dalam rangka menghancurkan kaum muslimin karena itu bertentangan dengan wala (loyalitas) terhadap kaum muslimin.
5. Engkau membenci pelaku-pelaku syirik dan memusuhi mereka.

Allah mengatakan tentang ucapan para rasul semuanya yang harus kita ikuti:
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ
“Dan tampaklah antara kami dengan kalian permusuhan dan kebencian selama-lamanya sehingga kalian beriman kepada Allah saja…” (QS Al Mumtahanah 60:4)

Orang yang tidak membenci dan tidak memusuhi pelaku syirik adalah orang yang tidak beriman kepada Allah.
 Falsafah yang mengajarkan agar tidak membenci atau memusuhi ajaran agama lain adalah falsafah kafir. Sistem yang menyamakan semua ajaran agama adalah sistem syirik. Orang yang bertauhid pasti membenci dan memusuhi pelaku syirik meskipun ayah sendiri atau anak sendiri. Syaikh Muhammad Ibnu ‘Abdil Wahhab rahimahullah berkata: “Tidak tegak keIslaman sesorang meskipun dia tidak beribadah kecuali kepada Allah, kecuali dengan cara memusuhi para pelaku syirik’

Raihlah iman dengan cara memusuhi para pelaku syirik.
Sumber: Millah Ibrahim

Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *