Teriakan takbir gemuruh di masjid Istiqlal, Jakarta, siang tadi selepas shalat Jumat. Duta Besar Paraguay untuk Indonesia, Cesar Esteban Grillon, mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dikawal oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Musthafa Ya'qub, dan duduk di samping Menteri Agama Suryadharma Ali, Grillon lancar mengucapkan ikrar keislamannya. Sebenarnya, dia telah masuk Islam seminggu sebelumnya, acara kali ini adalah sebuah penegasan yang disaksikan langsung oleh umat Muslim di masjid tersebut.
"Saya yakin semua di dunia ini diciptakan punya tujuan. Ini adalah keputusan yang penting dalam hidup saya," kata pria 56 tahun ini dalam pernyataan singkatnya.
"Saya yakin semua di dunia ini diciptakan punya tujuan. Ini adalah keputusan yang penting dalam hidup saya," kata pria 56 tahun ini dalam pernyataan singkatnya.
Mengenakan jas, peci hitam, berdasi dan bersarung coklat, sebelumnya Grillon telah mengikuti shalat Jumat, di shaf terdepan.
Dia mengatakan, telah tertarik mengenal Islam sejak beberapa bulan lalu. Mengutip pernyataan SBY yang ditemuinya Agustus lalu, usai Ramadhan, Indonesia tidak hanya melalui sebuah reformasi, tapi juga transformasi.
"Saya sedang melakukan transformasi. Allahu Akbar!" teriaknya yang disambut riuh hadirin.
Dia mengatakan, telah tertarik mengenal Islam sejak beberapa bulan lalu. Mengutip pernyataan SBY yang ditemuinya Agustus lalu, usai Ramadhan, Indonesia tidak hanya melalui sebuah reformasi, tapi juga transformasi.
"Saya sedang melakukan transformasi. Allahu Akbar!" teriaknya yang disambut riuh hadirin.
Dia mengatakan telah mengkaji Islam bersama beberapa tokoh, seperti Menag dan Quraish Shihab. Setelah matang, dia akhirnya memutuskan masuk Islam.
"Ini bukan hanya seremoni belaka, atau sekedar bule masuk Islam. Tapi saya akan melakukan yang terbaik untuk menjadi Muslim panutan," ujarnya lagi.
Usai seremoni, Grillon menerima ucapan selamat dari para jamaah yang hadir. Beberapa terlihat tidak mampu menahan haru. Mereka mengerubungi dan memelukinya, "Alhamdulillah, Insya Allah, Allahu Akbar," sepertinya baru tiga kata ini yang dihafalnya.
Usai seremoni, Grillon menerima ucapan selamat dari para jamaah yang hadir. Beberapa terlihat tidak mampu menahan haru. Mereka mengerubungi dan memelukinya, "Alhamdulillah, Insya Allah, Allahu Akbar," sepertinya baru tiga kata ini yang dihafalnya.
Berawal Dari Buku
Sebagai seorang dari negara Barat, Grillon mengakui tidak terlalu mengenal Islam. Banyak kesalahpahaman masyarakat soal Islam, yang kemudian memicu Islamofobia, kebencian terhadap agama ini.
Dia sendiri mengakui bahwa masih salah memahami Islam saat pertama kali bertugas di Indonesia dua tahun lalu.
Sampai pada suatu saat, putranya, Andrew, 24, memberikannya sebuah buku yang membuka matanya. "'Kau harus membaca ini,' kata anak saya. Setelah saya baca, saya menemukan Islam yang sebenarnya. "Sebuah persaudaraan sejati," ujar duda empat anak ini.
Bertemulah dia dengan Yulie Setyohadi, kawannya, seniman dan pemilik sebuah galeri seni di bilangan Cilandak. Kepadanya, dia mengatakan ingin mengenal Islam lebih jauh. Akhirnya, wanita ini menganjurkan dia mencoba menjalani dulu kehidupan sebagai seorang Muslim. "Bulan Ramadhan kemarin, saya ikut berpuasa. Sebulan saya hanya batal dua kali," ujar Grillon.
Sampai suatu hari, dia mengunjungi Masjid Dian Al-Mahri atau yang terkenal dengan nama Masjid Kubah Emas di Depok. Saat sedang mengagumi arsitektur masjid yang megah, seorang tukang foto menghampirinya.
Sebagai seorang dari negara Barat, Grillon mengakui tidak terlalu mengenal Islam. Banyak kesalahpahaman masyarakat soal Islam, yang kemudian memicu Islamofobia, kebencian terhadap agama ini.
Dia sendiri mengakui bahwa masih salah memahami Islam saat pertama kali bertugas di Indonesia dua tahun lalu.
Sampai pada suatu saat, putranya, Andrew, 24, memberikannya sebuah buku yang membuka matanya. "'Kau harus membaca ini,' kata anak saya. Setelah saya baca, saya menemukan Islam yang sebenarnya. "Sebuah persaudaraan sejati," ujar duda empat anak ini.
Bertemulah dia dengan Yulie Setyohadi, kawannya, seniman dan pemilik sebuah galeri seni di bilangan Cilandak. Kepadanya, dia mengatakan ingin mengenal Islam lebih jauh. Akhirnya, wanita ini menganjurkan dia mencoba menjalani dulu kehidupan sebagai seorang Muslim. "Bulan Ramadhan kemarin, saya ikut berpuasa. Sebulan saya hanya batal dua kali," ujar Grillon.
Sampai suatu hari, dia mengunjungi Masjid Dian Al-Mahri atau yang terkenal dengan nama Masjid Kubah Emas di Depok. Saat sedang mengagumi arsitektur masjid yang megah, seorang tukang foto menghampirinya.
Dari dialah, Grillon mengaku terpanggil memeluk Islam. "Dia bertanya 'Tuan, apakah anda Muslim?'. Dia bagaikan malaikat yang dikirimkan Allah untuk saya. Dia membimbing saya soal Islam. Disitulah keyakinan saya semakin kuat untuk menjadi seorang Muslim," kata Grillon.
Ikut berbuka puasa di masjid itu, Grillon merasakan kehangatan. Dia mengatakan, orang-orang sangat ramah kepadanya, membuatnya tersentuh. Dia tidak merasa sebagai orang asing, padahal dia bule sendiri saat itu.
Sejak mengucapkan syahadat, dia berkomitmen akan menunjukkan pada negaranya, bahwa Islam tidaklah seperti yang diberitakan selama ini.
"Saya akan melakukan yang terbaik. Menunjukkan cara hidup Islam. Saya harus menjadi contoh," ujarnya. Melalui Islam jugalah kisah cinta Grillon dan Yulie bermula. Rencananya, pasangan ini akan menikah November mendatang.
Ikut berbuka puasa di masjid itu, Grillon merasakan kehangatan. Dia mengatakan, orang-orang sangat ramah kepadanya, membuatnya tersentuh. Dia tidak merasa sebagai orang asing, padahal dia bule sendiri saat itu.
Sejak mengucapkan syahadat, dia berkomitmen akan menunjukkan pada negaranya, bahwa Islam tidaklah seperti yang diberitakan selama ini.
"Saya akan melakukan yang terbaik. Menunjukkan cara hidup Islam. Saya harus menjadi contoh," ujarnya. Melalui Islam jugalah kisah cinta Grillon dan Yulie bermula. Rencananya, pasangan ini akan menikah November mendatang.
VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar