MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan pemerintah tetap memberikan ijin pelaksanaan ajang Miss Wolrd di Indonesia. Padahal, MUI dan sejumlah Ormas Islam, termasuk Komnas HAM telah menolak pelaksanaan Miss Wolrd di Indonesia. Karena itu, MUI mendesak pemerintah agar menghentikan gelar Miss Wolrd yang sedang berlangsung di Bali dan direncanakan hingga 28 September 2013.
Menurut MUI, gelar Miss Wolrd bukan budaya kita, melainkan budaya barat yang liberal dan kapitalistik yang hanya mengejar keuntungan bisnis dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”
Demikian salah satu rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MUI yang dibacakan Ketua Pengurus MUI Pusat Drs. KH. Amidhan dalam jumpa pers pada akhir Rakernas MUI di Twin Plaza Hotel Jakarta, Sabtu (14/9) malam.
Rekomendasi ini juga menyebut kebebasan berbusana yang terjadi dalam ajang Miss Wolrd merupakan bentuk eksploitasi naluri kewanitaan yang melecehkan dan merendahkan nilai kemanusiaan, khususnya harkat dan martabat kaum perempuan. Seluruh kelompok masyarakat seperti Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Keagamaan dengan tegas menolak ajang Miss Wolrd digelar di Indonesia.Tetapi pemerintah ternyata tetap memberikan ijin pelaksanaan Miss Wolrd yang dilangsungkan di Bali. (qr/Islampos] Oleh PIZARO — 10 Zulkaedah 1434 / 15 September 2013 07:03
***
Sabtu, 14/09/2013 21:45 WIB
MUI Sesalkan Keputusan Pemerintah Beri Izin Penyelenggaraan Miss World
Dhani Irawan - detikNews
Foto: Ilustrasi |
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak penyelenggaraan kontes kecantikan sejagad Miss World di Indonesia yang kini tengah berlangsung. MUI menyesalkan sikap pemerintah yang memberikan izin penyelenggaran kegiatan tersebut yang kini tengah berlangsung di Bali.
“Menyesalkan sikap pemerintah yang memberi izin (penyelenggaran Miss World di Bali),” ujar Ketua MUI KH Amidhan usai melakukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MUI di Twin Plaza Hotel, Jl S. Parman, Jakarta Barat, Sabtu (14/9/2013).
MUI menilai, penyelenggaraan kontes tersebut tidak mencerminkan kebudayaan Indonesia. Bahkan terindikasi hanya untuk kepentingan materi satu kelompok saja.
“Alasannya, ini bukan budaya kita, ini bahkan perwujudan budaya barat yang sekuler, liberal, kapitalistik
dan tentunya soal uang. Kalau tidak menguntungkan mana orang mau?” kata Amidhan.
MUI pun mendesak agar pemerintah Indonesia bisa segera menghentikan acara Miss World yang kini tengah berlangsung di Bali.
“Menyesalkan sikap pemerintah yang memberi izin, mendesak pemerintah untuk menghentikan, ini pendapat di komisi,” katanya.
***
MUI Daerah sebelumnya sudah berjanji mau menyuarakan protes keras tentang Miss World dalam Rakernas MUI di Jakarta.
Inilah beritanya.
***
PROTES KERAS DI RAKERNAS MUI
Selasa, 10 September 2013 – 10:53:01 | Banjarmasin
Protes Keras di Rakernas MUI
BANJARMASIN – Setelah pada Minggu (8/9), mengimbau masyarakat untuk tidak menonton tayangan Miss World 2013, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel HA terus bergerak menyuarakan aksi penolakan. Senin (9/9) siang di Sekretariat MUI Kalsel, Kompleks Masjid Sabilal Muhtadin, Makkie mengumpulkan para wartawan untuk menegaskan kembali sikap penolakannya terhadap ajang tersebut.
“Saya perlu tegaskan lagi karena tadi malam jelas-jelas sudah banyak penolakan tapi tidak juga direspon oleh pemerintah, tetap saja ada tayangan pembukaan Miss World,” tegas Makkie didampingi Sekretaris Umum MUI Kalsel Fadly Mansur.
Makkie menjelaskan, sejak satu bulan yang lalu, pihaknya sebenarnya sudah mengirim surat penolakan yang ditujukan kepada MUI pusat untuk kemudian dilayangkan kembali kepada pemerintah. Namun pada kenyataannya, suara penolakan dari Kalsel tak dihiraukan. Ajang pembukaan Miss World 2013 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali tetap dilaksanakan dan bahkan ditayangkan oleh stasiun televisi nasional secara langsung.
“Tapi bagaimana pun kami tetap menolak, ini akan kami tegaskan kembali saat Rakernas MUI pusat,” ucapnya.
Makkie bersama beberapa pengurus MUI Kalsel akan berangkat ke Jakarta pada 12 September mendatang. Mereka akan mengikuti Rakernas pada 13 September. Pada momen itulah, Makkie akan menyampaikan kembali penolakan Miss World termasuk menyampaikan rasa ketidakpuasan MUI Kalsel terhadap sikap MUI Pusat yang terkesan tidak tegas menolak ajang pemilihan ratu kecantikan tersebut.
“Ya paling tidak, target kita ini tidak akan terulang lagi di Indonesia ke depan,” imbuhnya.
Terkait tayangan perdana Minggu malam, Makkie menilai hal itu baru awal sehingga masyarakat tetap bisa ikut menolak, dengan cara tidak menonton tayangan sampai ajang tersebut selesai.
“Anak-anak juga harus diawasi karena ini kita sangat khawatirkan bisa merusak nilai agama,” cetusnya. (TAS/YN/BIN)RADARBANJARMASIN.CO.ID
(nahimunkar.com)
0 komentar:
Posting Komentar