Selasa, 17 September 2013

Jalanan Jakarta Tak Mampu Menahan Beban Tank Leopard

Tank Leopard 2A4 Austria (photo: bohringer friedrich)
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin meminta perencanaan tata ruang Jakarta disinkronkan dengan strategi pertahanan militer Indonesia. Dia mengatakan, bukan ingin menjadikan Jakarta sebagai kota pertahanan, tetapi berjaga-jaga bila keadaan darurat. “Mesti ada satu akses yang bisa memfasilitas kebutuhan-kebutuhan pertahanan apabila dalam kondisi darurat,” kata Sjafrie.

Wakil Menteri Pertahanan bergegas melobi Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang tengah getol memelototi tata ruang DKI. Hal ini agar Kementerian Pertahanan bisa mendapat porsi dalam rancangan tata ruang di Jakarta. Permintaan Kemhan ini seiring dengan proses modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI, yang dilakukan saat ini.
Tank Leopard 2 Revolution Indonesia

Mulai September 2013 Indonesia akan kedatangan tank berat atau main battle tank jenis Leopard dari Jerman secara bertahap dari 180 buah yang dipesan. Paket itu terdiri atas 119 unit tank berat (Leopard 2 Revo + Leopard 2A4) , 50 unit infantry fighting vehicle, dan 11 kendaraan pendukung, seperti tank mekanis, jembatan, serta ambulans.

Kehadiran tank kelas berat ini membutuhkan sarana khusus, sehingga harus dikomunikasikan dengan disain tata ruang Jakarta yang baru. Agar penggunaan peralatan militer efektif, jalan di Jakarta harus memiliki daya tahan memadai karena tank Leopard berbobot sampai 62 ton. Kebutuhan akses pendaratan bagi kendaraan berat amfibi Marinir TNI AL juga perlu dipikirkan. “Tank amfibi itu harus mendarat di tempat landai, tidak bisa di pelabuhan,” ujar Wakil Menteri Pertahanan.





 (detik.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *