Facebook sudah menjadi keseharian kita, terutama masyarakat Indonesia. Ada banyak keuntungan Facebook, Anda bisa tahu aktivitas sahabat yang tinggal di kota atau negara lain, tahu kabar terbaru keluarga dan jadi media menyatukan silaturahmi yang terpisah oleh jarak. Namun waspadalah, sering menggunakan Facebook bisa mengurangi kebahagiaan Anda.
Dilansir oleh health.com, sebuah penelitian pada orang dewasa menemukan bahwa semakin sering mereka menggunakan Facebook, semakin banyak penurunan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Sebaliknya, bertatap muka langsung dengan seseorang akan meningkatkan kebahagiaan Anda.
Lebih bahagia saat bertatap muka langsung
Fakta lainnya, orang-orang cenderung menggunakan Facebook saat bosan dan merasa kesepian. Sebaliknya, saat mereka sibuk dengan banyak aktivitas menyenangkan di dunia nyata, mereka lebih bahagia, bahkan tidak menyentuh Facebook sama sekali.
"Di permukaan, Facebook menyediakan sumber yang besar untuk saling terkoneksi secara sosial. Namun, Facebook tidak meningkatkan kebahagiaan, kami menemukan bahwa pengguna Facebook menunjukkan hasil berlawanan (tidak bahagia)," ujar Ethan Kross, ilmuwan sekaligus psikolog sosial di University of Michigan.
Apakah Anda setuju dengan hasil penelitian ini?
Dilansir oleh health.com, sebuah penelitian pada orang dewasa menemukan bahwa semakin sering mereka menggunakan Facebook, semakin banyak penurunan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Sebaliknya, bertatap muka langsung dengan seseorang akan meningkatkan kebahagiaan Anda.
Lebih bahagia saat bertatap muka langsung
Fakta lainnya, orang-orang cenderung menggunakan Facebook saat bosan dan merasa kesepian. Sebaliknya, saat mereka sibuk dengan banyak aktivitas menyenangkan di dunia nyata, mereka lebih bahagia, bahkan tidak menyentuh Facebook sama sekali.
"Di permukaan, Facebook menyediakan sumber yang besar untuk saling terkoneksi secara sosial. Namun, Facebook tidak meningkatkan kebahagiaan, kami menemukan bahwa pengguna Facebook menunjukkan hasil berlawanan (tidak bahagia)," ujar Ethan Kross, ilmuwan sekaligus psikolog sosial di University of Michigan.
Apakah Anda setuju dengan hasil penelitian ini?
0 komentar:
Posting Komentar